Salah satu senjata raksasa Benteng Atlantik
Artileri Jerman di pantai Normandia (1944)
Salah satu dari tiga buah artileri kaliber 406 mm dari baterai "Lindemann" yang merupakan senjata lintas-selat Jerman. Foto ini diambil ketika upacara peresmiannya pada tahun 1942
Sebuah benteng beton di Prancis Utara
Bunker Jerman di Longues-sur-Mer, Normandia. Jalinan baterai artileri ini menampung meriam kaliber 150 mm
Peta Benteng Atlantik di bulan Mei 1944, satu bulan sebelum invasi Sekutu ke Normandia
Artileri Jerman di pantai Normandia (1944)
Salah satu dari tiga buah artileri kaliber 406 mm dari baterai "Lindemann" yang merupakan senjata lintas-selat Jerman. Foto ini diambil ketika upacara peresmiannya pada tahun 1942
Sebuah benteng beton di Prancis Utara
Bunker Jerman di Longues-sur-Mer, Normandia. Jalinan baterai artileri ini menampung meriam kaliber 150 mm
Peta Benteng Atlantik di bulan Mei 1944, satu bulan sebelum invasi Sekutu ke Normandia
Oleh: Alif Rafik Khan
Benteng Atlantik (Jerman: Atlantikwall) adalah sistem perbentengan pantai yang masif dan luar biasa yang dibangun oleh Third Reich dari tahun 1942 sampai dengan 1944 di sepanjang pantai barat Eropa yang bertujuan untuk mempertahankan diri dari kemungkinan invasi pasukan Sekutu ke Eropa Daratan yang dilancarkan dari Pulau Inggris.
Pada tanggal 23 Maret 1942 Führer mengeluarkan Perintah Nomor 40 untuk pembentukan resmi Benteng Atlantik. Setelah serangan Inggris dan Kanada ke St. Nazaire yang berlangsung tanggal 13 April 1942, Hitler langsung memerintahkan agar setiap pangkalan Kriegsmarine dan U-boat Jerman dilengkapi dengan sistem pertahanan mumpuni. Perbentengan tetap dikonsentrasikan di sekeliling pelabuhan sampai dengan tahun 1943 ketika wilayah lain pun ikut mendapat pertahanan yang memadai.
Organisasi Todt, yang sebelumnya di masa pra-perang telah dengan sukses merancang Siegfried Line (Westwall) sepanjang perbatasan Prancis dan Jerman, menjadi kepala grup insinyur yang bertanggungjawab taerhadap rancangan dan konstruksi dari benteng-benteng utama Atlantikwall. Ribuan pekerja paksa dari negara jajahan dikerahkan untuk membangun jalinan benteng raksasa yang membentang di sepanjang pantai Belanda, Belgia dan Prancis yang menghadap ke Selat Inggris.
Awal tahun 1944, Generalfeldmarschall Erwin Rommel ditugaskan untuk mengawasi pertahanan Benteng Atlantik. Setelah ngalor-ngidul menginspeksi pertahanan Jerman di sepanjang pantai Eropa Barat, ia datang pada satu kesimpulan bahwa benteng tersebut masih jauh dari sempurna, begitu banyak kelemahan dan bolong disana-sini sehingga mutlak harus diperkuat secepat mungkin. Di bawah perintah langsungnya, jalinan bunker beton tambahan dibangun di sepanjang pantai dan kadang-kadang sedikit ke dalam. Jumlahnya mencapai puluhan dan difungsikan sebagai kubu pertahanan senapan mesin, senjata anti-tank plus artileri ringan. Tidak lupa pula ditanamkan ranjau dan penghalang tank di pasir pantai itu sendiri, sementara penghalang bawah air dan ranjau laut disebarkan di perairannya. Tujuannya apalagi kalau bukan merontokkan sang penyerang bahkan sebelum mereka menginjak daratan!
Ketika invasi yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga, pihak Jerman tercatat telah menanamkan tidak kurang dari enam juta ranjau di Prancis Utara! Lebih banyak lagi pertahanan artileri/senapan mesin dan ranjau darat ketika menjorok lebih dalam ke daratan, di sepanjang jalanan yang menuju ke arah pantai. Di tempat-tempat yang diperkirakan akan menjadi lokasi pendaratan pasukan parasut dan pesawat glider, Jerman menempatkan tiang-tiang miring dengan ujung runcing, yang kemudian dinamakan para prajurit Wehrmacht sebagai Rommelspargel (Asparagus Rommel). Dataran rendah dan daerah muara sungai dipenuhi oleh air sehingga tidak bisa didarati.
Rommel mempunyai keyakinan tak terbantahkan bahwa pantailah yang akan menjadi kunci dari pertempuran mendatang. Bila Sekutu berhasil mengatasi pertahanan yang dibangun Jerman disana dan berhasil menerobos masuk ke daratan, maka hasil akhir dari perang sudah bisa dipastikan: kekalahan Jerman.
Meskipun Benteng Atlantik tak pernah benar-benar terselesaikan dengan sempurna, tapi keberadaannya telah membuat Amerika dan Inggris semakin berhati-hati untuk melaksanakan rencana invasinya, terbukti dari protes Uni Soviet yang menanyakan kenapa Sekutu Barat mereka belum juga membuka front kedua yang dinanti-nanti (barulah Sekutu membuka front baru tanggal 6 Juni 1944, yang bisa dikatakan hanya kurang setahun dari berakhirnya perang!). Benteng Atlantik terutama terdiri dari baterai artileri, bunker dan ranjau, yang dari tahun 1942-1944 membentang dari perbatasan Prancis-Spanyol sampai ke Norwegia (Festung Norwegen). Banyak dari bunker-bunker tersebut yang masih ada sampai saat ini. Sebagai contohnya adalah bunker yang berada di dekat Scheveningen, Den Haag, Katwijk dan di Normandia. Di wilayah Oostende (Belgia), masyarakat umum bisa mengunjungi bagian dari pertahanan tersebut yang masih utuh dan terawat, yang terdiri dari penempatan "Saltzwedel neu battery" dan "Stützpunkt Bensberg", lengkap dengan mess prajurit penjaga dan fasilitas-fasilitas lainnya. Konstruksi ini digunakanm oleh unit dari staff pasukan zeni Jerman (Pionierstab) yang bertanggungjawab terhadap pembangunan bunker.
Kepulauan Channel tidak lupa dipertahankan dengan maksimal, terutama Pulau Alderney yang terletak paling dekat dengan Prancis daratan. Hitler telah mendeklarasikan bahwa 10% dari baja dan beton yang digunakan untuk Benteng Atlantik haruslah diperuntukkan untuk Kepulauan Channel, semata karena pentingnya propaganda bahwa masih ada wilayah Inggris yang dikontrol Jerman. Nyatanya, Sekutu malah melewatkan pulau tersebut dan bahkan tidak mencoba sedikitpun untuk membebaskannya ketika mereka menyerbu Normandia! Garnisun-garnisun Jerman yang menjaga kepulauan disana tidak menyerah sampai dengan tanggal 9 Mei 1945 - satu hari setelah menyerahnya secara resmi Angkatan Perang Jerman. Bahkan garnisun Jerman di Alderney tidak menyerah-nyerah juga sampai dengan tanggal 16 Mei!
Faktanya, Pulau Walcheren dikategorikan sebagai "konsentrasi pertahanan Nazi terkuat yang pernah dibangun."
Benteng Atlantik sendiri bukanlah merupakan sebuah organisasi yang tunggal (kecuali peng-administrasian bangunannya). Secara militer, ia dibagi menjadi delapan komando:
- Komando Tentara Norwegia
- Komandan Pasukan di Denmark
- Komando Penempatan Jerman
- Komando Wehrmacht Belanda
- Armee Oberkommando 15 (Zona Tentara Ke-15)
- Armee Oberkommando 7 (Zona Tentara Ke-7)
- Armee Oberkommando 1 (Zona Tentara Ke-1)
- Armee Oberkommando 19 (Zona Tentara Ke-19)
Hitler memerintahkan kepada pelabuhan-pelabuhan juga posisi penting yang merupakan bagian dari Benteng Atlantik dan dipertahankan dengan kuat untuk bertempur sampai akhir. Perintah ini ditaati, dan beberapa dari mereka tetap di tangan Jerman sampai tibanya penyerahan tanpa syarat tanggal 8 Mei 1945! Terus bagaimana mereka bisa bertahan selama itu? Beberapa dari benteng pertahanan tersebut disuplai melalui jalan laut oleh U-boat setelah di daratan mereka terkepung dengan hebatnya. Para prajurit yang menjaga pertahanan-pertahanan Jerman yang super-ngotot ini termasuk juga sukarelawan dari Rusia dan pasukan SS fanatik.
Benteng-Benteng Atlantikwall:
- Cherbourg. Komandannya adalah Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben. Pasukan penjaga terdiri dari 47.000 orang, dan menyerah tanggal 27 Juni 1944.
- Saint-Malo/Dinard. Komandannya adalah Oberst Andrea von Aulock. Pasukan penjaga terdiri dari 12.000 orang, dan menyerah tanggal 17 Agustus 1944.
- Alderney. Menyerah tanggal 16 Mei 1945 (paling akhir menyerah).
- Brest. Komandannya adalah General der Fallschirmtruppe Hermann-Bernhard Ramcke. Pasukan penjaga terdiri dari 38.000 orang, dan menyerah tanggal 2 September 1944.
- Lorient. Komandannya adalah Generalleutnant Hans Junck. Pasukan penjaga terdiri dari 15.000 orang, dan menyerah tanggal 8 Mei 1945.
- Teluk Quiberon dan Belle Île. Komandannya adalah General der Artillerie Wilhelm Fahrmbacher. Pasukan penjaga terdiri dari 25.000 orang.
- St. Nazaire. Komandannya adalah Generalleutnant Hans Junck. Pasukan penjaga terdiri dari 35.000 orang, dan menyerah tanggal 8 Mei 1945.
- La Rochelle/La Pallice. Komandannya adalah Vizeadmiral Ernst Schirlitz. Menyerah tanggal 8 Mei 1945.
- Le Havre. Komandannya adalah Oberst Eberhard Wildermuth. Pasukan penjaga terdiri dari 14.000 orang, dan menyerah tanggal 14 September 1944.
- Boulogne. Komandannya adalah Generalleutnant Ferdinand Heim. Pasukan penjaga terdiri dari 10.000 orang, dan menyerah tanggal 22 September 1944.
- Calais/Cap Gris-Nez. Komandannya adalah Oberstleutnant Ludwig Schroeder. Pasukan penjaga terdiri dari 9.000 orang, dan menyerah tanggal 30 September 1944.
- Dunkirk. Komandannya adalah Admiral Friedrich Frisus. Pasukan penjaga terdiri dari 12.000 orang, dan menyerah bulan Mei 1945.
- Ostend. Tak ada keterangan tentang benteng yang satu ini.
- Zeebrugge. Komandannya adalah Generalmajor Knut Eberding. Pasukan penjaga terdiri dari 14.000 orang, dan menyerah tanggal 1 November 1944.
- Scheldt. Komandannya adalah Generalleutnant Wilhelm Daser. Pasukan penjaga terdiri dari 8.000 orang, dan menyerah tanggal 6 November 1944.
No comments:
Post a Comment