Saat 6. Armee Jerman mendekati wilayah terluar kota Stalingrad bulan September 1942, cukup mengejutkan mendapati bahwa seragam yang mereka kenakan secara umum masih sama dengan yang digunakan tiga tahun sebelumnya saat perang bermula. Meskipun feldanzug M40 adalah yang paling sering dipakai, tapi banyak juga dijumpai "penampakan" versi M35 dengan kerah berwarna hijau gelap. Sepatu baris berwarna abu-abu lapangan masih dominan terlihat, meskipun mulai dijumpai sepatu bertali berukuran selutut dengan gaiternya yang digunakan untuk menghemat pemakaian bahan baku karet. Stahlhelm M40 yang mereka kenakan biasanya dicat abu-abu gelap dengan bahan penyerap cahaya. Usaha pengkamuflasean kadang ditambah lagi dengan menyelipkan ban karet sebagai pengikat dedaunan atau bahkan menutupi helm mereka dengan sobekan kanvas Zeltbahn. Perlengkapan yang dibawa oleh para prajurit infanteri ini cukup untuk memampukan mereka luntang-lantung di front selama beberapa hari. Di luar dari sang perwira di kanan, semuanya membawa peralatan standar sesuai dengan fungsi dan tugas mereka. Penembak senapan mesin melengkapi diri dengan kantong onderdil MG-34 dan pistol untuk perlindungan diri dari serangan jarak dekat. Penembak senapan membawa kantong amunisi untuk Kar98k-nya dan laras cadangan untuk MG-34. Bintara kedua dari kiri dan perwira di kanan sama-sama membawa teropong 6x30 dan kantong peta. Si bintara juga telah menambahkan kantong magasin MP-40, sementara si perwira lebih memilih untuk bersenjatakan senapan mesin PPSh-41 hasil rampasan dari Rusia dengan drum magasin cadangan di sabuknya. Cukup menarik untuk memperhatikan bahwa dia, sebagai seorang perwira (dengan cover yang bisa dibuka-tutup di schulterklappen atau tanda pangkat bahunya), telah memilih untuk mengenakan seragam prajurit hasil modifikasi saat beraksi. Satu-satunya penanda pangkatnya adalah manset yang dibalikkan di lengannya. "Parade" selempang pendukung pola kavaleri makin menambah usahanya agar tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan anakbuahnya, sehingga meminimalisasi kemungkinan dia dijadikan target para sniper Soviet
Bahkan di akhir tahun 1942, kebanyakan awak panzer Jerman masih memakai seragam panzer wol hitam mereka. Setelah dua musim panas kampanye militer di Rusia, didapati bahwa seragam jenis ini terlalu bikin gerah apabila dipakai dan kurang menimbulkan efek kamuflase saat awaknya berada di luar tank mereka. Beberapa awak ranpur Wehrmacht telah menerima pakaian panzer berbahan kain (HBT atau denim) dengan warna kehijau-hijauan yang lebih cocok dipakai di musim panas, sementara yang lainnya lebih memilih pakaian kerja yang berwarna lebih terang. Tapi ketika musim gugur telah tiba, pemakaian seragam panzer wol hangat berwarna hitam kembali menjadi pilihan utama. 24. Panzer-Division dibentuk pada tahun 1941 dengan mengupgrade 1. Kavallerie-Division menjadi pasukan lapis baja. Karenanya, Panzer-regiment 24 yang merupakan bagian dari unit ini mendapat keistimewaan diperbolehkan mengenakan waffenfarbe kuning kavaleri yang merupakan "warisan" dari unit lama. Lukisan ini memperlihatkan pemakaian semacam tersebut yang dikenakan oleh seorang Unterwachtmeister - setara dengan Unterfeldwebel - dimana kepangkatannya pun masih mengikuti penamaan unit-unit kavaleri. Pakaian dan peralatannya standar Panzertruppen, hanya saja dia menambahkan sweater di antara jaket dan kemeja dalam abu-abunya. Dia juga memegang sebuah gogel di tangannya. Awak panzer ini sedang mendapat pertolongan pertama dari petugas medis (Sani) berseragam infanteri atas luka ringan yang dideritanya. Perlu diketahui bahwa Sanitätsoldat yang merupakan bagian dari unit yang lebih besar akan mengenakan Waffenfarbe sesuai dengan unit tersebut (putih untuk Infanterie, hitam untuk Pionier, dst.). Personel medis dari unit medis akan memakai piping "jagung biru" mereka sendiri. Mereka diwajibkan untuk memakai armband palang merah saat bertugas, tapi hal ini tidak selalu dianggap mendatangkan keuntungan, terutama kala berada di tengah-tengah medan pertempuran. Tidak heran kalau para petugas medis ini dibekali juga dengan senjata ringan seperti pistol Luger P08 (seperti dalam gambar). Hanya sepasang kantong medis di ikat pinggangnya serta labu air 1 liter yang melintang di seragamnya yang menandakan bahwa dia adalah seorang Sanitäter
6. Armee yang terkepung oleh Tentara Merah di Stalingrad tetap mendapat dukungan suplai dari Luftwaffe, meskipun hal ini tidak pernah mencukupi kebutuhan para prajurit Wehrmacht yang sedang bertarung mati-matian disana. Amunisi dan peralatan adalah prioritas utama, meskipun cukup banyak juga pakaian musim dingin yang berhasil masuk. Perwira di sebelah kiri ini termasuk diantara yang beruntung dalam menerima jaket musim dingin keluaran terbaru, lengkap dengan sepatu bulu yang hangat. Seragam musim dingin biasanya dibuat dalam versi bolak-balik antara putih dan abu-abu, dimana bagian luar dan dalamnya sama-sama bisa digunakan. Versi pertama bagian abu-abunya dibuat dari bahan wol sementara versi selanjutnya berbahan katun (dengan warna yang bermacam-macam dari abu-abu tikus, abu-abu lapangan, dan bahkan abu-abu biru Luftwaffe). Dalam usaha untuk menjaga bagian putihnya tetap bersih tidak tersentuh kotoran, adalah umum melihat parka abu-abu dipadukan dengan celana putih atau sebaliknya. Sebagai tambahan, para perwira juga kadang mengenakan ohrwarmer (pelindung telinga) dari berbagai tipe sehingga tinggal menyisakan satu ciri yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang perwira: topi lapangan yang dikenakan di kepalanya. Bila cuaca bertambah dingin, terkadang dipakai pula kopfschützer (syal) yang dililitkan di leher sampai menutupi telinga dan tudung parkanya ditarik ke atas. Sementara itu, prajurit yang kebagian tugas jaga di sebelah kanan tidak cukup beruntung dalam menerima pembagian pakaian musim dingin sehingga dia dipaksa untuk mengenakan wachmantel (jaket jaga) di bagian luar übermantel-nya (jaket selutut). Bagian terluar terbuat dari bahan selimut tebal yang kadang dilengkapi dengan tudung kain di bagian belakang kerahnya yang lebar. Wachmantel mempunyai kantong saku standar, namun ditambah dengan saku bulu vertikal di atasnya untuk tempat menghangatkan tangan. Semua perlengkapan lapangan biasanya dipakai di bagian dalam jaket terluar ini, yang mengindikasikan bahwa pemakaiannya hanya pada saat kondisi dirasa cukup aman saja. Sarung tangan bulu yang dipakainya biasa digunakan untuk melapisi sarung tangan standar yang berbahan karet/kulit, sementara itu wachstiefel (sepatu jaga) berbahan kulit dan kayu yang berat juga dikenakan di bagian luar sepatu lapangan standar. Tentu saja, semua "pemberat" yang dikenakan oleh si prajurit hanya digunakan untuk keperluan tugas jaga saja, karena itu namanya diembel-embeli dengan awalan "wache" (jaga). Pakaian ini biasanya bukan milik pribadi dan biasanya diserahterimakan pada prajurit yang kebagian tugas jaga selanjutnya
Pada tanggal 23 November 1942, Operasi Uranus (rencana Soviet untuk mengepung 6. Armee di Stalingrad) berhasil terlaksana. Pertempuran yang sebelumnya dengan pede dikatakan oleh Hitler sebagai "sudah dimenangkan", kini menjadi jebakan mematikan bagi ratusan ribu prajurit Jerman yang terperangkap di dalamnya! Tidak hanya itu, musim dingin yang kejam juga mulai menampakkan pengaruhnya. Tapi setidaknya pasukan Jerman yang terkepung di Stalingrad dilengkapi oleh mantel hangat yang memadai. Pakaian jenis ini biasanya dibawa serta oleh bagian perbekalan unit dan hanya dikeluarkan pada saat dibutuhkan. Tentu saja, mantel standar Wehrmacht tidak bisa dibilang maksimal dalam menahan bekunya musim dingin Rusia yang terkenal kejam, tapi setidaknya itulah satu-satunya yang tersedia. Luftwaffe mati-matian berusaha membawa pasokan suplai dari udara dan menyediakan tambahan sarung tangan, syal dan sepatu yang sangat dibutuhkan seperti yang terlihat dipakai oleh para Grenadier dalam lukisan karya Ron Volstad ini. Kopfschützer (syal/scarf) biasanya terbuat dari bahan wol yang bisa dipakai di sekitar leher atau menutupi kepala sebagai usaha sederhana untuk menambah kehangatan. Beberapa syal dapat digunakan bersamaan pada satu waktu. Leutnant dengan MP-40 mengenakan topi bulu domba hasil modifikasi lapangan, sementara penembak senapan mesin dengan MG-34 telah menanggalkan stahlhelm-nya yang kaku dan menggantikannya dengan kopfschützer yang dipadukan dengan feldmütze M38 (topi lapangan). Sulitnya memperoleh pasokan amunisi dan senjata membuat pasukan Wehrmacht yang terperangkap di Stalingrad memanfaatkan segala sarana yang tersedia, termasuk peralatan perang hasil rampasan. Adalah umum untuk melihat Grenadier Jerman menggunakan senapan mesin PPsH-41 buatan Soviet. Untuk pertempuran jarak dekat biasanya digunakan granat tangan dari jenis stielhandgranate M1924, meskipun bila dibutuhkan ledakan yang lebih besar maka yang digunakan adalah menggabungkan enam kepala granat mengelilingi satu buah granat dengan stiknya (Geballte Ladung). Sebagai usaha darurat mengkamuflase diri biasanya digunakan seprai putih atau kain rumahtangga berwarna putih lainnya yang dijahit alakadarnya untuk menutupi übermantel. Beberapa prajurit juga mencat stahlhelm-nya dengan warna putih
Infanterie-Regiment 7, 28.Infanterie-Division, Polandia selatan, 1 September 1939
Panzerjäger-Abteilung 132, 132.Infanterie-Division, Krimea, Uni Soviet, 17 November 1941
Schützen-Regiment 4, 6.Panzer-Division, sungai Lama, Uni Soviet, 28 Desember 1941
Schützen-Regiment 4, 6.Panzer-Division, sungai Lama, Uni Soviet, 28 Desember 1941
1. Perawat dari Deutsches Rotes Kreuz (DRK, Palang Merah Jerman)
2. Supir dari Resimen Transportasi Bermotor ke-4 NSKK
3. TN-Vormann dari Technische Nothilfe (TeNo, Bantuan Teknis)
1. Freiwilliger dari Deutsche-Arabische Lehr-Abteilung
2. Pendeta Protestan Angkatan Darat
3. SS-Untersturmführer dari Einsatzkommando Tunis
1. Oberfeldwebel dari Sonderverband 288
2. Stabsfeldwebel dari Feldgendarmerie (Polisi Militer)
3. Sonderführer (spesialis, umumnya penterjemah)
1. Bootsmann dari Kriegsmarine sedang melaksanakan tugas di daratan
2. Kapitänleutnant dari Kriegsmarine
3. Stabsteuermann dari Kriegsmarine
1. Jäger dari Fallschirmjäger-Brigade Ramcke tahun 1942
2. Oberfeldwebel dari Resimen Panzer "Hermann Göring" tahun 1943
3. Leutnant dari Resimen Jäger "Hermann Göring" tahun 1943
1. Leutnant anggota Flakartillerie Luftwaffe
2. Pilot tempur berpangkat Hauptmann dari Fliegertruppe Luftwaffe
3. Oberstleutnant dari Fliegertruppe Luftwaffe
1. Major dari Auflklärungs-Abteilung 33
2. Oberstleutnant unit infanteri
3. Generalmajor
1. Obergefreiter unit infanteri
2. Unteroffizier dari pasukan panzer
3. Feldwebel dari pasukan panzer
2. Supir dari Resimen Transportasi Bermotor ke-4 NSKK
3. TN-Vormann dari Technische Nothilfe (TeNo, Bantuan Teknis)
1. Freiwilliger dari Deutsche-Arabische Lehr-Abteilung
2. Pendeta Protestan Angkatan Darat
3. SS-Untersturmführer dari Einsatzkommando Tunis
1. Oberfeldwebel dari Sonderverband 288
2. Stabsfeldwebel dari Feldgendarmerie (Polisi Militer)
3. Sonderführer (spesialis, umumnya penterjemah)
1. Bootsmann dari Kriegsmarine sedang melaksanakan tugas di daratan
2. Kapitänleutnant dari Kriegsmarine
3. Stabsteuermann dari Kriegsmarine
1. Jäger dari Fallschirmjäger-Brigade Ramcke tahun 1942
2. Oberfeldwebel dari Resimen Panzer "Hermann Göring" tahun 1943
3. Leutnant dari Resimen Jäger "Hermann Göring" tahun 1943
1. Leutnant anggota Flakartillerie Luftwaffe
2. Pilot tempur berpangkat Hauptmann dari Fliegertruppe Luftwaffe
3. Oberstleutnant dari Fliegertruppe Luftwaffe
1. Major dari Auflklärungs-Abteilung 33
2. Oberstleutnant unit infanteri
3. Generalmajor
1. Obergefreiter unit infanteri
2. Unteroffizier dari pasukan panzer
3. Feldwebel dari pasukan panzer
Sampul buku "Afrikakorps 1941-1943" keluaran Osprey yang memajang karya Ron Volstad. Dari semua karya Volstad, favorit saya adalah yang ini!
Luftwaffe Feld-Division
Panzergrenadier Waffen-SS
Panzerkampfwagen III Ausf.F dari 2. Panzer-Division
Flakpanzer IV Wirbelwind
Sd.Kfz.164 Nashorn
-----------------------------------------------------------
NON-NAZI
Marinir Amerika Serikat di Iwo Jima
Marinir Amerika Serikat di Chosin
Luftwaffe Feld-Division
Panzergrenadier Waffen-SS
Panzerkampfwagen III Ausf.F dari 2. Panzer-Division
Flakpanzer IV Wirbelwind
Sd.Kfz.164 Nashorn
-----------------------------------------------------------
NON-NAZI
Marinir Amerika Serikat di Iwo Jima
Marinir Amerika Serikat di Chosin
Sumber :
Buku "Afrikakorps 1941-1943" karya Gordon Williamson dan Ron Volstad
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Buku "The German Army Blitzkrieg 1939-1941" karya Gordon Rottman dan Ron Volstad
www.ronvolstad.com
No comments:
Post a Comment