Monday, November 24, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 623 - 12 Agustus 1942


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 623 - 12 Agustus 1942 :

00:52 - Albert Kesselring menginspeksi unit Luftwaffe di Italia Selatan yang akan menyerbu Malta.
04:06 - Kondisi Benteng Atlantik Wall di sepanjang pantai Eropa Utara dan Prancis.
06:49 - Kereta api pribadi Reichsmarschall Hermann Göring dalam perjalanan ke Timur.
07:32 - Upacara medali di Führerhauptquartier untuk jagoan udara Viktor Bauer dan Erwin Clausen.
08:09 - Perjalanan inspeksi Jenderal Hiroshi Oshima, Duta Besar Jepang untuk Jerman, ke Front Timur.
08:54 - Situasi pertempuran terkini di Volkhov, sektor utara Front Timur.
08:54 - Georg von Küchler bertemu dengan Walter Graf von Brockdorff-Ahlefeldt di Volkhov.
16:51 - Situasi pertempuran terkini di sektor tengah Front Timur.
19:57 - Pemberian medali kepada awak anti-tank yang menghancurkan 11 tank Soviet.
20:26 - Situasi pertempuran terkini di sektor selatan Front Timur selama berlangsungnya Fall Blau.
23:03 - Aksi Divisi Grossdeutschland dalam gerak maju antara Don dan Kuban.
27:48 - Gerak maju menuju Manyish, perbatasan antara Eropa dan Asia.



Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Sunday, November 23, 2025

Ernst Tiburzy, Peraih Ritterkreuz Pertama dari Volkssturm (1945)


Ernst Tiburzy (1911-2004) adalah seorang Volkssturmführer Jerman yang dikenal karena keberaniannya dalam Pertempuran Königsberg pada bulan Januari 1945, ketika pasukan Soviet mendekati Prusia Timur. Meski hanya memimpin satuan Volkssturm yang sebagian besar terdiri dari warga sipil dan pria berusia lanjut, Tiburzy menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan memanfaatkan taktik bertahan kota yang agresif, termasuk penggunaan Panzerfaust dalam jarak dekat untuk menahan serangan kendaraan lapis baja. Dalam salah satu aksi paling terkenal, ia berhasil menghancurkan tiga tank Soviet dengan tangannya sendiri, sebuah pencapaian langka bagi pasukan Volkssturm yang minim pelatihan. Atas tindakannya yang dianggap luar biasa tersebut, Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 10 Februari 1945 sebagai Major dan Bataillonsführer Volkssturm-Bataillon 25/82 / Festung Königsberg, menjadikannya salah satu dari hanya empat orang anggota Volkssturm yang menerima penghargaan bergengsi tersebut.

Berikut ini adalah cuplikan koran lokal (tertanggal 3 Maret 1945) yang menjelaskan mengapa Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz:

“Peraih Ritterkreuz pertama dari Volkssturm:

Setelah pihak Bolsewik menembus pertahanan Jerman di wilayah Königsberg, komandan Batalyon Volkssturm, SA-Hauptsturmführer Tiburzy (yang sebelumnya terluka parah selama kampanye militer di Front Timur), kemudian memimpin serangan balasan dengan pasukan penyerbu berjumlah kecil. Prajurit-prajurit Volkssturm berhasil merebut parit pertahanan musuh dengan bermodalkan Panzerfaust dan granat tangan. Dalam prosesnya, Tiburzy menghancurkan dua tank Soviet T-34 menggunakan Panzerfaust. Dua hari kemudian, saat pihak Soviet melancarkan serangan baru terhadap posisi pertahanan Volkssturm dengan menggunakan gabungan tank dan infanteri, Tiburzy memimpin batalyonnya untuk melancarkan serangan balasan atas inisiatif sendiri. Dalam pertempuran yang terjadi, ia secara pribadi menghancurkan tiga tank T-34 tambahan dalam pertempuran jarak dekat, sementara situasi berhasil dipulihkan kembali. Karena alasan inilah, Hauptsturmführer Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh sang Führer.”


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945
www.tracesofwar.com

Baukommando Becker / Sturmgeschütz-Abteilung 200 (1944)


Alfred Becker (1899-1981) adalah seorang insinyur dan perwira artileri Wehrmacht. Selama Perang Dunia II, ia dikirim ke Prancis dan membentuk sebuah unit terkenal “Baukommando Becker”, yang mengubah tank dan traktor Prancis bekas menjadi penghancur tank dan artileri swagerak.

Karena hampir seluruh produksi tank Jerman selama Perang Dunia II dikirim ke Front Timur, pasukan pendudukan Jerman di Barat hampir tidak memiliki tank berkualitas yang tersedia. Becker dan unitnya, Sturmgeschütz-Abteilung 200 (Detasemen Senjata Serbu 200), sebagian besar menggunakan sasis tank ringan Prancis seperti Hotchkiss H39 dan Somua FCM 36, yang dilengkapi dengan meriam buatan Jerman seperti 7,5cm PaK 40, 10,5cm leFH 18, dan senjata lainnya, untuk memberikan pasukan pendudukan yang ditempatkan di Prancis setidaknya beberapa bentuk perlindungan tambahan. Semua mesin perang hasil modifikasi ini ditempatkan di 21. Panzer-Division, terutama StuG-Abt.200.

Secara keseluruhan, unit Becker memproduksi sekitar 1.800 kendaraan perang yang telah dimodifikasi, meskipun ini juga termasuk banyak truk dan kendaraan setengah roda yang tidak dipersenjatai. Sebagian besar mesin perang hasil modifikasi ini nantinya menjadi korban dalam pertempuran di Normandia pada musim panas 1944. Becker sendiri ditangkap oleh Sekutu di Belgia pada bulan November 1944.

Meskipun laporan pertempuran mengenai unit-unit bersenjatakan mesin perang hasil modifikasi ini terbilang langka dan sulit ditemukan - sehingga efektivitas tempurnya sulit dinilai - tapi mereka relatif terkenal di kalangan sejarawan Perang Dunia II, karena penampilan uniknya yang tidak dijumpai di unit-unit lainnya.

Ini adalah video yang dibuat oleh anggota Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang menampilkan proses konversi, tank-tank yang sudah selesai, serta latihan perang menggunakannya.


Sumber :
German WWII Archive

Kunjungan Rommel ke Markas 21. Panzer-Division di Prancis (1944)


Pada hari Selasa tanggal 30 Mei 1944, setelah menyaksikan demonstrasi proyektor asap dan peluncur roket multi-peluru kaliber 80mm di pantai Riva-Bella, Caen (Prancis), pada sore harinya Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) melanjutkan kunjungannya dengan memeriksa mesin-mesin perang milik 21. Panzer-Division di hutan Bois de Lébisey, Hérouville-Saint-Clair (6 km sebelah utara Caen), dan merupakan kunjungan kedua Rommel ke divisi tersebut setelah kunjungan pertamanya di Rouen pada tanggal 18 Mei 1944. Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat pertahanan Pasukan Jerman di Prancis, menjelang invasi Sekutu yang ia yakini sudah sangat dekat waktunya

Dalam kunjungan ini, Rommel memfokuskan inspeksinya ke deretan artileri swagerak milik Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang merupakan bagian dari 21. Panzer-Division. Komandan detasemen ini, Major Alfred Becker (1899-1981), adalah seorang insinyur jenius yang ahli memodifikasi mesin-mesin perang peninggalan Prancis dan memadukannya dengan senjata buatan Jerman, sehingga menciptakan mesin perang baru yang tak dimiliki oleh divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht dan Waffen-SS.

Selain itu, Rommel juga meninjau langsung posisi artileri tersembunyi, jaringan parit yang digali untuk memperkuat pertahanan statis, serta penempatan tank-tank dari jenis Panzer IV yang disamarkan dengan dedaunan. Ia juga berdiskusi dengan komandan Divisi Panzer ke-21, Generalmajor Edgar Feuchtinger, dan para komandan resimen/batalyon mengenai kesiapan tempur mereka, khususnya soal respons cepat terhadap pendaratan Sekutu di pesisir Normandia. Rommel menekankan pentingnya menghancurkan pasukan musuh di pantai, sebelum mereka mampu membentuk jembatan pasukan, sembari mengkritik kekurangan amunisi, mobilitas yang terbatas, serta ketergantungan pada unit-unit statis yang tidak cukup berkualitas. Kunjungan tersebut memperlihatkan keprihatinan Rommel atas lemahnya koordinasi antara Luftwaffe, Wehrmacht, dan benteng-benteng pantai, sekaligus menegaskan bahwa 21. Panzer Division—satu-satunya divisi panzer yang ditempatkan dekat pantai Normandia—akan memegang peranan besar dalam menahan serbuan Sekutu yang akhirnya benar-benar datang hanya berselang seminggu kemudian, pada tanggal 6 Juni 1944.


Sumber :
German WWII Archive

Upacara Medali terakhir Hitler, dalam Film Downfall dan Aslinya

Upacara penganugerahan terakhir Hitler ini diselenggarakan di taman Reichskanzlei (Kekanseliran) yang terletak di Voßstraße di Berlin, dan para penerimanya adalah anggota unit tempur Hitlerjugend-SS yang menerima Eisernes Kreuzes dari tangan Panglima Hitlerjugend, Reichsjugendführer Artur Axmann, dan kemudian mendapat ucapan selamat dari Sang Führer. Selain film, terdapat juga enam buah foto dari upacara yang tercatat sebagai PENAMPILAN RESMI TERAKHIR HITLER UNTUK KAMERA. Sebagai fotografernya adalah asisten dari fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann, dan kini foto-fotonya berada di arsip koleksi Dr. Gustav Wrangel.

Dikabarkan bahwa para anak muda tersebut berdiri selama kurang lebih sejam demi menunggu Sang Führer untuk menginspeksi mereka. Tak ada data jelas apakah para bocah-bocah pemberani ini kemudian selamat dari peperangan yang brutal. Yang jelas, salah seorang di antaranya, Armin Lehmann, berhasil selamat dan kemudian menuliskan pengalamannya di masa perang dalam sebuah buku. Lehmann tetap tinggal di Berlin sebagai staff dari Artur Axmann dengan tugas sebagai pengantar berita antara markas Axmann dengan Führerbunker. Dia juga tinggal di ruang radio Kriegsmarine untuk mengantarkan pesan-pesan radio. Setelah perang dia tinggal di Amerika Serikat. Satu yang perlu diketahui dari keterangan yang diberikan oleh Armin Lehmann: TIDAK ADA satupun foto yang diketahui - yang memperlihatkan acara tatap-muka Hitler dengan HJ - yang bertanggal 20 April 1945 (ulang tahun Hitler), seperti salah kaprah yang beredar luas. Semua foto dan video yang tersisa memperlihatkan acara pada tanggal 19 Maret di Ehrenhof, Reichskanzlei. Memang ada keterangan bahwa Hitler mengadakan pula acara tatap muka yang sama pada tanggal 20 April 1945 - dimana kedua upacara ini sering tertukar tempat dan membuat orang bingung - tapi satu yang pasti: upacara tanggal 20 April 1945 tidak melibatkan satu orang fotografer atau kameraman pun!

Yang menarik adalah, Lehmann mengenang bahwa dia terkejut melihat penampilan Hitler dalam upacara ini. Sang Führer tampak terlihat ringkih, lemah dan bungkuk. Tangan kirinya bergetar hebat sehingga dia menutupinya dengan selalu menyilangkannya di belakang. Dia gemetaran bukan karena takut akan pasukan Rusia yang sudah mengelilinginya, melainkan karena akibat dari gejala Parkinson yang dideritanya, yang semakin menghebat setelah peristiwa 20 Juli 1944 (Pemberontakan Stauffenberg dkk). Ini juga yang tampaknya menjadi penyebab mengapa Hitler memutuskan untuk tetap tinggal di Berlin dan tidak melarikan diri. Kesehatannya begitu buruk sehingga diragukan dia bisa bertahan apabila harus berjalan jauh atau bersembunyi di tempat sempit demi menghindari kejaran pasukan musuh.

Cuplikan Terbaik Film 'The Brest Fortress' (2010)

The Brest Fortress / Fortress of War (2010) adalah film perang Rusia-Belarus yang merekonstruksi secara dramatis dan emosional pertempuran heroik di Benteng Brest pada Juni 1941, saat pasukan Soviet yang terkejut oleh serangan awal Operasi Barbarossa mempertahankan posisi mereka melawan serbuan Wehrmacht yang jauh lebih kuat. Disutradarai Alexander Kott, film ini menonjol berkat penggambaran detail atmosfer pertempuran jarak dekat, kehancuran yang realistis, serta fokus pada tiga titik pertahanan utama—Benteng Kobrin, Barak Timur, dan Gerbang Terowongan—yang dipertahankan para serdadu, termasuk tokoh nyata seperti Mayor Gavrilov, Letnan Fomin, dan Sersan Kizhevatov. Dengan sudut pandang narasi seorang anak musik resimen yang menyaksikan langsung kegigihan para pembela, film ini menekankan keberanian tragis para prajurit yang bertahan hingga detik terakhir, sekaligus menghadirkan kisah kepahlawanan yang tetap dikenang dalam sejarah Front Timur.


PASUKAN BRANDENBURGER MENYUSUP KE STASIUN KERETA API BREST


PASUKAN INFANTERI JERMAN BERGERAK MEMASUKI BENTENG BREST


SANDERA


TANK JERMAN VS INFANTERI RUSIA


UPAYA MENEROBOS KEPUNGAN JERMAN


DIBOM DAN DIBAKAR


PERLAWANAN RUSIA BERAKHIR

Sunday, November 16, 2025

Pelatihan Panzerfaust untuk Warga Sipil Jerman (1945)


Pada tahun 1945, ketika situasi Perang Dunia II semakin memburuk bagi Jerman, rezim Nazi mulai menggelar program darurat pelatihan Panzerfaust bagi warga sipil—termasuk anggota Volkssturm, remaja Hitlerjugend, hingga pria lansia yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman militer—untuk menghadapi maju­nya pasukan Sekutu dan Soviet di semua front. Pelatihan ini berlangsung secara tergesa-gesa di kota-kota yang terancam, biasanya dilakukan di lapangan terbuka atau halaman sekolah, dengan instruktur dari Wehrmacht yang memberikan penjelasan singkat tentang cara menggunakan Panzerfaust—senjata anti-tank sekali pakai yang sederhana namun berdaya hancur tinggi. Para peserta diajarkan teknik membidik, jarak tembak efektif sekitar 30–60 meter, prosedur keselamatan agar tidak terkena semburan balik roket, serta taktik penyergapan tank musuh dari sudut bangunan atau reruntuhan kota. Meskipun pelatihan ini digambarkan propaganda sebagai “pertahanan rakyat terakhir,” kenyataannya banyak peserta yang nyaris tidak siap menghadapi pertempuran nyata, sehingga program ini mencerminkan putus asa­nya Jerman pada bulan-bulan terakhir perang dan tragisnya upaya memobilisasi penduduk sipil dalam kancah peperangan yang hampir pasti akan berakhir dalam waktu dekat dengan kekalahan.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945

Egon Aghta, Master Penjinak Bom (1945)

Hauptmann Egon Aghta (1918-1945) dikenal sebagai seorang master penjinak bom Jerman yang bekerja pada masa Perang Dunia II, menjalankan tugas yang menuntut keberanian luar biasa di tengah meningkatnya intensitas pengeboman Sekutu. Sebagai anggota tim penjinak bahan peledak, ia kerap beroperasi di kawasan industri dan pemukiman yang hancur, di mana bom-bom tak meledak—termasuk model berpenunda waktu dan pemicu sensitif—menjadi ancaman mematikan bagi warga sipil maupun pasukan. Dalam tugasnya, Agtha harus mengandalkan ketelitian teknis, pemahaman mendalam terhadap mekanisme sekering musuh, serta ketenangan mutlak saat bekerja hanya beberapa sentimeter dari potensi ledakan besar. Sosoknya kemudian dikenal sebagai representasi pekerja teknis yang berhadapan langsung dengan risiko ekstrem setiap hari, mencerminkan bahwa garis depan perang tidak hanya berada di parit, tetapi juga di antara puing-puing kota yang masih menyimpan bahaya tersembunyi.


Biografinya bisa dilihat DISINI.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945

Friday, November 14, 2025

"Straßen machen Freude" (Jalan Membawa Bahagia), Film Propaganda Jerman tentang Autobahn (1939)

Film pendek propaganda Jerman “Straßen machen Freude” (Jalan Membawa Bahagia) diproduksi pada tahun 1939 dan disutradarai oleh Richard Scheinpflug atas arahan dari Kementerian Propaganda yang dipimpin oleh Joseph Goebbels. Film ini menyoroti proyek pembangunan Reichsautobahn, jaringan jalan raya monumental yang menjadi simbol kemajuan ekonomi dan kebanggaan nasional Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Berlawanan dengan anggapan umum, Nazi tidak membangun sistem jalan tol pertama di Eropa atau bahkan di Jerman. Fasis Italia sudah memiliki sistem jalan tol modern pada awal tahun 1930-an, dan jalan tol pertama di Jerman adalah yang saat ini menjadi Federal Autobahn 555, yang menghubungkan kota Köln dan Bonn dan diresmikan pada bulan Agustus 1932.

Meskipun demikian, pihak Nazi secara besar-besaran memprioritaskan pembangunan jalan tol di seluruh Jerman, dan hingga pecahnya Perang Dunia II, 3.300 kilometer panjang jalan tol telah dibangun. Banyak dari jalan-jalan ini masih digunakan (meskipun telah direnovasi) dalam jaringan jalan tol modern negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Austria, Ceko, dan Polandia.  

Alasan utama Hitler dalam membangun jalan-jalan ini adalah untuk mengurangi pengangguran massal di Jerman, dengan mempekerjakan ratusan ribu orang dalam proses pembangunannya (ada juga argumen lain yang mengklaim bahwa pembangunan Autobahn memiliki alasan militer; meskipun sebagian besar sejarawan tidak sependapat dengan hal tersebut).

Propaganda Nazi, seperti yang terlihat dalam film ini, secara intensif menampilkan jaringan jalan Autobahn, dengan menggambarkannya sebagai sarana untuk menjelajahi keindahan Jerman dan merayakannya sebagai salah satu puncak pencapaian pemerintahan Nazi Jerman.


Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive

Thursday, November 13, 2025

Video Tawanan Perang Jerman di Berlin (Mei 1945)


Pada bulan Mei 1945, setelah pertempuran sengit yang menghancurkan ibu kota Reich Ketiga, ribuan tentara Jerman menyerah kepada pasukan Soviet di Berlin dalam salah satu adegan paling dramatis di akhir Perang Dunia II. Diperkirakan lebih dari 134.000 hingga 150.000 prajurit Jerman, termasuk anggota Wehrmacht, SS, Polizei dan Volkssturm, menyerah di dalam dan di sekitar kota, dengan banyak di antaranya yang berada dalam kondisi kelaparan, kelelahan, serta kekurangan amunisi.

Tentara Soviet menahan mereka di berbagai titik pengumpulan tawanan di Tiergarten, Tempelhof, dan kawasan sekitar Reichstag sebelum dikirim ke kamp tawanan di Uni Soviet. Fakta menariknya, sebagian besar tawanan ini tidak segera dipulangkan—banyak yang tetap ditahan selama bertahun-tahun di kamp kerja paksa (gulag), dengan ribuan di antaranya nantinya tewas akibat penyakit dan kelaparan.