Tuesday, August 30, 2016

Koleksi Film Terbaru September 2016

Untuk cara pemesanan silakan lihat DISINI


MY HONOR WAS LOYALTY: LEIBSTANDARTE (2015)
Ini adalah 'Band of Brothers versi Jerman', sebuah kisah nyata yang menceritakan tentang kesetiaan, keberanian, pengorbanan dan kebenaran dari sudut pandang bintara SS Ludwig Herckel dari Divisi Leibstandarte SS Adolf Hitler (LSSAH) yang merupakan unit elit Waffen-SS. Mengambil setting tempur dari Front Timur ke Front Barat, film ini dibintangi oleh para reenactor sehingga keotentikan peralatan perang serta seragamnya benar-benar terjaga! 1 DVD teks Indonesia


THE OLD GUN (1975)
Montauban (Prancis) tahun 1944. Julien Dandieu adalah seorang ahli bedah di rumah sakit setempat yang membalas dendam terhadap tentara pendudukan Jerman - yang telah membunuh istri dan anaknya - dengan cara mengurung musuhnya tersebut di sebuah kastil tua dan kemudian membunuhnya satu persatu dengan senjata tuanya! 1 DVD teks Indonesia


ALLIES (2014)
Terinspirasi oleh peristiwa nyata yang terjadi dalam Perang Dunia II. Pada bulan Agustus 1944, sebuah tim tentara Inggris yang dipimpin oleh Kapten Amerika diterjunkan di belakang garis musuh di Perancis untuk sebuah misi yang diharapkan bisa memperpendek perang. Mereka harus menyisihkan perselisihan pribadi diantara masing-masing anggota jika ingin misi mereka berhasil. 1 DVD teks Indonesia


 D-DAY SURVIVOR / THE WAR I KNEW (2014)
Film ini menceritakan tentang sebuah skuad penerjun payung Inggris yang diterjukan pada saat D-Day. Sebagian besar dari mereka hilang atau tewas. Private Johnny Barrows adalah satu-satunya yang selamat, dan meskipun kurang berpengalaman, penuh rasa takut dan pernah hilang di belakang garis musuh, dia tetap harus bisa bertahan hidup di wilayah yang dikuasai oleh pasukan Jerman. 1 DVD teks Indonesia


 I DEAL IN DANGER (1966)
Selama Perang Dunia II, David Maret (Robert Goulet) adalah agen ganda yang telah diberikan akses yang luas oleh Jerman untuk melakukan perjalanan kemanapun sesuai keinginannya. Tanpa diketahui oleh tuannya, Maret sebenarnya adalah mata-mata Amerika yang bertugas untuk mengumpulkan informasi-informasi berharga untuk kepentingan Sekutu. Bagaimanakah akhir hidupnya? 1 DVD teks Indonesia


 THE BOAT IS FULL (1981)
Selama berlangsungnya Perang Dunia II, Swiss sangat ketat memberi akses untuk pengungsi dengan slogannya: "Perahu kami sudah penuh". Film ini menceritakan tentang enam orang pengungsi dengan latar belakang berbeda yang mencari perlindungan di negara netral tersebut: empat orang Yahudi, seorang anak Perancis, dan seorang tentara Jerman. 1 DVD teks Indonesia


 COUNTERPOINT (1967)
Sebuah kelompok orkestra terkenal mengadakan tur di Eropa selama Perang Dunia II, tapi kemudian mereka ditangkap oleh pasukan Nazi dan dipaksa bermain untuk komandan Jerman yang menyenangi musik-musik klasik. Dibintangi oleh Charlton Heston, aktor yang terkenal lewat film Ben-Hur dan The Ten Commandments! 1 DVD teks Indonesia


 BELLE AND SEBASTIAN (2013)
Film ini menceritakan tentang seorang anak Prancis berusia enam tahun yang bersahabat dengan anjing liar di wilayah pegunungan Alpen. Dia dan anjingnya berusaha sekuat tenaga untuk membantu pelarian pengungsi Yahudi ke Swiss sekaligus menggagalkan upaya Nazi yang bermaksud untuk menangkap gerilyawan Perancis. 1 DVD teks Indonesia


 IS PARIS BURNING? (1966)
Perjuangan berbagai faksi perlawanan Perancis untuk mendapatkan kembali kontrol dari Paris pada bulan Agustus 1944. Dietrich von Choltitz, jenderal Jerman yang  bertanggung jawab atas Paris, berada di bawah perintah dari Hitler untuk membakar kota tersebut jika pasukan Sekutu terlalu kuat. Berhasilkah usahanya? 1 DVD teks Indonesia


 RHINELAND (2007)
Bulan Maret 1945 di hari-hari terakhir Perang Dunia II. Sekelompok kecil tentara Amerika yang masih hijau menemukan diri mereka bertugas di garis depan dan terjebak dalam medan tempur yang dijuluki sebagai "The last great killing ground in the West": Rhineland. 1 DVD audio Inggris tanpa teks

Sunday, August 28, 2016

Nasib para Perwira dan Prajurit 6. Armee yang Terkepung di Stalingrad


PERTEMPURAN STALINGRAD, TITIK BALIK PERANG DI FRONT TIMUR
FOTO PERTEMPURAN STALINGRAD
DAFTAR PERAIH RITTERKREUZ DALAM PERTEMPURAN STALINGRAD
NASIB PERWIRA DAN PRAJURIT JERMAN DI STALINGRAD
SURAT-SURAT TERAKHIR DARI STALINGRAD
FILM STALINGRAD (1993)
MINIATUR PERTEMPURAN STALINGRAD
PATUNG BADAN TENTARA JERMAN DARI STALINGRAD


Staff 6. Armee :
1. Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber) : menyerah 31 Januari 1943
2. Generalleutnant Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes) : menyerah 31 Januari 1943
3. Generalstabsarzt Prof.Dr.-med. Otto Renoldi (Armeearzt) : menyerah 24 Januari 1943
4. Oberst Hans-Günther van Hooven (Nachrichtenführer) : menyerah 31 Januari 1943

Komandan Armeekorps :
1. General der Pioniere Erwin Jaenecke (IV. Armeekorps) : terbang keluar 21 Januari 1943 
2. General der Artillerie Max Pfeffer (IV. Armeekorps) : menyerah 31 Januari 1943
3. Generaloberst Walter Heitz (VIII. Armeekorps) : menyerah 31 Januari 1943
4. General der Infanterie Karl Strecker (XI. Armeekorps) : menyerah 2 Februari 1943
5. General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach (LI.Armeekorps) : menyerah 31 Januari 1943
6. General der Panzertruppe Hans Hube (XIV. Panzerkorps) : terbang keluar 19 Januari 1943
7. Generalleutnant Helmuth Schlömer (XIV. Panzerkorps) : menyerah 29 Januari 1943

Komandan Divisi :
1. Oberst i.G. Jobst Freiherr von Hanstein (3. Infanterie-Division) : menyerah 28 Januari 1943
2. Generalmajor Hans-Georg Leyser (29. Infanterie-Division) : menyerah 31 Januari 1943
3. Generalleutnant Heinrich Deboi (44. Infanterie-Division) : menyerah 31 Januari 1943
4. Generalmajor Hans-Adolf von Arenstorff (60. Infanterie-Division) : menyerah 2 Februari 1943
5. General der Infanterie Alexander von Hartmann (71. Infanterie-Division) : gugur 26 Januari 1943
6. Generalmajor Fritz Roske (71. Infanterie-Division) : menyerah 31 Januari 1943
7. Generalleutnant Carl Rodenburg (76. Infanterie-Division) : menyerah 31 Januari 1943
8. Generalleutnant Richard von Schwerin (79. Infanterie-Division) : terbang keluar 9 Januari 1943
9. Generalleutnant Georg Pfeiffer (94. Infanterie-Division) : terbang keluar 11 Desember 1942
10. Generalleutnant Hans-Heinrich Sixt von Armin (113. Infanterie-Division) : menyerah 2 Februari 1943
11. Generalmajor Otto Korfes (295. Infanterie-Division) : menyerah 31 Januari 1943
12. Generalmajor Moritz von Drebber (297. Infanterie-Division) : menyerah 25 Januari 1943
13. Generalmajor Bernhard Steinmetz (305. Infanterie-Division) : terbang keluar 8 Januari 1943
14. Oberst Dr. Ing. Albrecht Czimatis (305. Infanterie-Division) : menyerah 2 Februari 1943
15. Generalleutnant Richard Stempel (371. Infanterie-Division) : bunuh diri 26 januari 1943
16. Generalleutnant Alexander Edler von Daniels (376. Infanterie-Division) : menyerah 29 januari 1943
17. Generalleutnant Eccard von Gablenz (384.Infanterie-Division) : terbang keluar 4 Desember 1942
18. Generalmajor Erich Magnus (389. Infanterie-Division) : menyerah 2 Februari 1943
19. Generalmajor Martin Lattmann (389. Infanterie-Division) : menyerah 2 Februari 1943
20. Generalleutnant Walter Sanne (100. Jäger-Division) : menyerah 31 Januari 1943
21. Oberst Günther Ludwig (14. Panzer-Division) : menyerah 31 Januari 1943
22. Generalleutnant Günther Angern (16. Panzer-Division) : bunuh diri 2 Februari 1943
23. Generalleutnant Arno von Lenski (24. Panzer-Division) : menyerah 2 Februari 1943
24. Generalleutnant Wolfgang Pickert (9. Flak-Division) : terbang keluar 12 Januari 1943
25. Oberst Wilhelm Wolff (9. Flak-Division) : menyerah 31 Januari 1943
26. Oberstleutnant i.G. Richard Haizmann (9. Flak-Division) : menyerah 2 Februari 1943

Komandan Resimen :
1. Generalmajor Erich Grosse (Grenadier-Regiment 276) : gugur 1 Desember 1942
2. Generalmajor Bruno Chrobeck (Grenadier-Regiment 672) : gugur 10 Desember 1942

Komandan Artileri :
1. Generalmajor Ulrich Vassoll (Arko 144 / IV.Armeekorps) : menyerah 31 Januari 1943
2. Generalmajor Hans Wulz (Arko 153 / LI.Armeekorps) : menyerah 31 Januari 1943
3. Generalmajor Richard Lepper (Arko 6 / XI.Armeekorps) : menyerah 2 Februari 1943

Komandan Rumania :      
1. General de divizie Nicolae Mazarini (Diviziei 5 Infanterie) : menyerah 22 Desember 1942
2. General de divizie Mihail Lascăr (Diviziei 6 Infanterie) : menyerah 22 Desember 1942
3. General de divizie Traian Stănescu (Diviziei 6 Infanterie) : menyerah 24 Desember 1942
4. General de brigadă Savu Nedelea (Diviziei 11 Infanterie) : menyerah 21 Desember 1942
5. General de divizie Ioan Sion (Diviziei 15 Infanterie) : gugur 24 November 1942
6. General de divizie Nicolae Tătăranu (Diviziei 20 Infanterie) : terbang keluar 19 Januari 1943
7. General de brigadă Romulus Dimitrescu (Diviziei 20 Infanterie) : menyerah 2 Februari 1943
8. General de brigadă Constantin Brătescu (Diviziei 1 Kavallerie) : menyerah 31 Januari 1943

* * * * * * *

Statistik :
1. 30 jenderal menyerahkan diri - 24 Jerman dan 6 Rumania
2. 8 jenderal berhasil terbang keluar - 7 Jerman dan 1 Rumania
3. 4 jenderal gugur dalam pertempuran - 3 Jerman dan 1 Rumania
4. 2 jenderal Jerman bunuh diri

Jenderal Jerman yang menyerahkan diri :
Generalfeldmarschall 1
Generaloberst 1
General der 3
Generalleutnant 9
Generalmajor 11

Jenderal Jerman yang berhasil terbang keluar :
General der 2
Generalleutnant 4
Generalmajor 1

Jenderal Jerman yang gugur dalam pertempuran :
General der 1
Generalmajor 2

Jenderal Jerman yang bunuh diri :
Generalleutnant 2

----------------------------------------------------------------------


 Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (23 September 1890 – 1 Februari 1957) mengawali karir militernya bulan Februari 1910 sebagai kadet perwira di Infanterie-Regiment 111 setelah sebelumnya mencoba masuk Kaiserliche Marine tapi gagal. Dia menghabiskan sebagian besar Perang Dunia Pertama sebagai perwira staff di berbagai posisi. Setelahnya Paulus menjadi salah satu dari hanya 4.000 perwira yang bergabung dengan Reichswehr. Disini pun dia tetap menjabat sebagai perwira staff, bahkan setelah menjadi jenderal dan ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Dia diangkat sebagai Oberbefehlshaber 6. Armee tanggal 1 Januari 1942 dan tak lama telah memimpin pasukannya menuju Stalingrad. Pada awalnya 6. Armee mengepung pasukan Soviet yang bertahan, tapi kemudian mereka balik dikepung oleh pasukan Soviet lain yang menyerbu dari luar. Meskipun kepungan musuh semakin menyempit dan para jenderalnya memohon untuk membebaskan diri, tapi paulus keukeuh tinggal di Stalingrad karena takut menyalahi perintah Hitler yang memerintahkannya untuk bertahan sembari menjanjikan bantuan dari darat dan udara. Pada akhirnya semuanya hanya janji belaka, dan pada tanggal 31 Januari dia dan sebagian besar dari 91.000 orang pasukannya menyerahkan diri ke tangan Rusia. Di hari yang sama Hitler memberinya pangkat Generalfeldmarschall sebagai isyarat kepada sang jenderal untuk bunuh diri karena tidak pernah ada dalam sejarahnya marsekal Jerman yang tertangkap hidup-hidup oleh musuh! Di dalam penjara Paulus malah menjadi tokoh vokal penentang Hitler dan bergabung dengan Nationalkomitee Freies Deutschland yang disponsori oleh Soviet, dan seusai perang dia tinggal di Jerman Timur sampai akhir hayatnya. Medali dan penghargaan yang diraihnya di antaranya adalah: 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (21 September 1939) dan I.Klasse (27 September 1939); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Agustus 1942) mit Eichenlaub #178 (15 Januari 1943). BTW, foto di atas diambil tanggal 31 Januari 1943 saat dia menyerahkan diri di Stalingrad


General der Artillerie Walter von Seydlitz-Kurzbach (22 Agustus 1888 – 28 April 1976) bertempur di dua front (Barat dan Timur) dalam Perang Dunia Pertama. Dia tetap menjadi perwira profesional selama masa Reichswehr. Dari tahun 1940-1942 Seydlitz-Kurzbach menjadi komandan 12. Infanterie-Division dan berperan besar dalam terobosan keluar Wehrmacht dari pengepungan Soviet di Demjansk. Dalam Pertempuran Stalingrad dia menjadi Kommandierender General LI. Armeekorps. Dia merupakan salah satu perwira tinggi Jerman yang ngotot untuk menerobos kepungan musuh meskipun secara terang-terangan melanggar perintah Hitler. Ketika Oberbefehlshaber 6. Armee Generalfeldmarschall Friedrich Paulus memecatnya, Seydlitz-Kurzbach melarikan diri bersama dengan beberapa orang perwira Jerman di tengah berondongan peluru dari pihaknya sendiri! Dia ditangkap Rusia, dan tak lama kemudian telah menjadi kolaboratornya yang paling setia dengan menjadi anggota Nationalkomitee Freies Deutschland, organisasi anti-Nazi yang anggota-anggotanya diambil dari tawanan Jerman di kamp Soviet. Akibatnya, Seydlitz-Kurzbach seakan menjadi Vlasov-nya Nazi, dan keberadaannya dimanfaatkan oleh propaganda Rusia semaksimal mungkin. Ironisnya, sesuai perang dia didakwa oleh tuan barunya Soviet atas tuduhan kejahatan perang terhadap tawanan Rusia sewaktu menjadi jenderal Wehrmacht! Medali dan penghargaan yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (19 September 1914) dan I.Klasse (21 Oktober 1915); 1914 Verwundetenabzeichen in Silber; Ritterkreuz mit Schwertern des Königlichen Hausordens von Hohenzollern (16 Oktober 1918); Hamburgisches Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung I.Klasse 25-jährige; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (17 Mei 1940) dan I.Klasse (22 Mei 1940); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (15 Agustus 1940) mit Eichenlaub #54 (31 Desember 1941). Foto di atas diambil tak lama setelah Seydlitz-Kurzbach menyerahkan diri, dimana dia mengenakan topi bulu ushanka tebal khas Rusia, dan tak ada satu pun medali era Perang Dunia II yang dia kenakan!


General der Infanterie Karl Strecker (20 September 1884 - 10 April 1973) dalam sebuah foto yang dipublikasikan pada bulan Februari 1943, bulan dimana dia - bersama dengan pasukan Jerman lainnya dari 6. Armee - menyerah pada pihak Soviet di reruntuhan Stalingrad (Strecker adalah Komandan-Jenderal XI. Armeekorps selama berlangsungnya pertempuran di kota tersebut). Setelah sisa-sisa 6. Armee secara berangsur-angsur menyerahkan diri dari tanggal 8 Januari s/d 1 Februari 1943, Jenderal Strecker mengorganisasi pertahanan Jerman terakhir di pabrik traktor Dhzreshinsky bersama dengan korpsnya - yang tinggal tersisa beberapa ribu orang - dalam menahan serbuan terus-menerus pasukan komunis selama dua hari penuh. Pihak Jerman benar-benar kalah segalanya, apalagi dengan kondisi banyak prajurit yang kelaparan serta keterbatasan amunisi dan air yang akut (kecuali salju yang mencair yang bisa dijadikan sebagai air minum dadakan). Dengan hanya mengandalkan senjata genggam, granat atau bayonet - dan di beberapa kasus dengan menggunakan potongan metal dari pabrik sebagai pengganti bayonet - mereka masih dapat membendung beberapa kali serangan Tentara Merah, dan menyebabkan musuh menderita jumlah korban yang tidak sedikit pula. Tapi kenyataan yang tak bisa dihindari adalah: garnisun Jerman terkepung dari segala penjuru, sementara kondisi semakin memburuk seiring dengan bertambahnya waktu. Tentara yang mati tetap berada di tempat mereka gugur, sementara yang terluka kemudian ikut mati pula karena kelaparan serta udara dingin. Pertempuran kemudian berlanjut menjadi duel satu lawan satu, dengan pihak Jerman kini hanya mengandalkan potongan metal serta batu sebagai alat pertahanan terakhir mereka! Strecker tinggal mempunyai satu buah radio sebagai jalur komunikasi ke dunia luar. Dari situ pula dia mengetahui tentang promosinya menjadi Generaloberst serta pidato Hitler yang berapi-api agar setiap prajurit Jerman melaksanakan tugas historis mereka dengan penuh kesungguhan - sesuatu yang persis sedang mereka lakukan saat itu! Sementara itu, pihak Rusia terus menyerang dengan artileri, tank dan mortir. Pada tanggal 2 Februari 1943 pukul 08:40 pihak yang bertahan mengeluarkan pesan terakhir mereka, dan pada pukul 09:00 semua perlawanan terhenti. Hanya beberapa orang dari wilayah pabrik Dhzreshinsky yang digelandang sebagai tawanan, sementara sisanya telah musnah. Strecker kemudian ditahan di Uni Soviet dengan status sebagai penjahat perang sampai dengan tahun 1955. Klaim Strecker setelahnya bahwa dia pernah dipromosikan menjadi Generaloberst berdasarkan pengumuman dari radio (Funkspruch) masih diperdebatkan kebenarannya, karena tidak ada bukti tertulis yang valid sebagai bahan pendukung



 Generalstabsarzt Prof.Dr.-med. Otto Renoldi (9 Oktober 1886 - 1 April 1967) adalah anak dari pasangan Dr.med. Wilhelm Renoldi dan Elisabeth Piekenbrock yang kemudian meniti karir sebagai perwira medis di militer Jerman. Dia memulai karirnyza dari sejak tanggal 1 Oktober 1908 dan ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia I sebagai Unterarzt. Pada tanggal 1 Oktober 1936 dia dipromosikan menjadi Oberstarzt sekaligus Divisionsarzt di 36. Infanterie-Division. Dalam Perang Dunia II Renoldi sudah menjabat sebagai Korpsarzt XXII. Armeekorps (27 Januari 1939 - 16 November 1940), dilanjutkan dengan Panzergruppenarzt Panzergruppe 1 (16 November 1940 - 15 Februari 1941), Armeearzt 1. Panzerarmee (6 Maret 1942 - 10 Februari 1942), dan Armeearzt 6. Armee (20 September 1942 - 24 Januari 1943). Dia dipromosikan menjadi Generalarzt (setingkat Generalmajor) pada tanggal 1 November 1940 dan Generalstabsarzt (setingkat Generalleutnant) tanggal 1 November 1942. Renoldi menyerahkan diri pada pasukan Rusia di dekat lapangan udara Stalingradski pada tanggal 24 januari 1943 (tampaknya dia tersesat saat berusaha melarikan diri dari gerak maju Tentara Merah), dan tercatat sebagai jenderal Jerman pertama yang menyerah di Stalingrad! Medali dan penghargaan yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1939 Eisernes Kreuz I.Klasse; serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse und I.Klasse mit Schwertern. Dalam kehidupan pribadinya, Renoldi menikah dengan Franziska Margarete Steber pada tanggal 10 Agustus 1939 saat usianya sudah menginjak 42 tahun! Pasangan ini tidak dikaruniai keturunan


Generalleutnant Heinrich-Anton Deboi (6 April 1893 - 20 Januari 1955) masuk ketentaraan sebagai Fähnrich di 2. Infanterie-Regiment "Kronprinz" tanggal 6 Juli 1912. Dia ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia Pertama di Front Barat dan mendapatkan beberapa medali sebagai penghargaan atas kontribusinya. Di masa Reichswehr dia menjabat sebagai komandan kompi di Infanterie-Regiment 19, sementara ketika perang pecah kembali tahun 1939, Deboi sudah menjadi komandan resimen di 57. Infanterie-Division. Jabatan ini terus dipegangnya sampai tanggal 30 Januari 1942 ketika dia diangkat sebagai komandan sementara 44. Infanterie-Division. Pada tanggal 1 Mei 1942 Deboi ditunjuk sebagai komandan 295. Infanterie-Division, tapi hanya berselang sehari kemudian dia dibalikkan lagi sebagai komandan tetap 44. Infanterie-Division! Divisinya merupakan bagian dari 6. Armee dan karenanya ikut serta dalam Pertempuran Stalingrad. Di pertempuran yang super brutal ini divisinya hancur lebur (begitu juga sebagian besar divisi 6. Armee lainnya), tapi kepahlawanan Deboi membuatnya dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 September 1942 sebagai Generalmajor dan Kommandeur 44.Infanterie-Division / LI.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe B. Deboi dan banyak perwira tinggi Wehrmacht lainnya ditangkap oleh pasukan Soviet di neraka Stalingrad tanggal 28 Januari 1943. Dia meninggal dalam tahanan bulan Januari 1955 (versi lain 5 Juli 1955) di rumah sakit kamp #48 Černcy akibat dari Uremia. Jenazahnya kemudian dikuburkan di Ležnevo (Černcy). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Bayerische Militär-Verdienst-Orden IV. Klasse mit Schwertern; 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918 in Silber; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnungen 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Deutsches Kreuz in Gold (21 Februari 1942). BTW. foto ini diambil saat menyerahnya Deboi ke tangan Rusia tanggal 28 Januari 1943, tapi anehnya dia tidak mengenakan medali Ritterkreuz di lehernya!


 Generalmajor Dr.rer.pol. Otto Korfes (23 November 1889 - 24 Agustus 1964) adalah anak pastor yang memilih jalur militer sebagai pilihan karirnya dengan menjadi Fahnenjunker di 3. Magdeburgische Infanterie-Regiment Nr. 66 tanggal 17 Maret 1909. Dia bertempur secara khusus di Front Barat dalam perang Dunia I dan kemudian meneruskan karir di Reichswehr pada tahun 1920. Korfes meneruskan studi doktoratnya di bidang Sosial-Politik dan lulus pada tahun 1923. Setelah sempat bekerja di Reichsarchiv Potsdam (dan menikahi putri pimpinannya!), Korfes masuk kembali ke Wehrmacht yang baru diaktifkan pada tanggal 1 Juni 1935 sebagai Major der Reserve. Jenjang karirnya semakin meningkat, dan begitu juga pangkatnya: Komandan Batalyon tahun 1937, Komandan Resimen tahun 1938, dan Komandan Divisi tahun 1942. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dalam Pertempuran Stalingrad pada tanggal 22 Januari 1943 sebagai Generalmajor dan Kommandeur 295.Infanterie-Division / LI.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe Don. Hanya beberapa hari kemudian (31 Januari 1943), Korfes menyerahkan diri pada pasukan Rusia yang mengepung kota tersebut. Dalam tahanan dia berbalik berkhianat terhadap tanah airnya dengan menjadi anggota organisasi anti-Nazi berhaluan komunis, Nationalkomitee Freies Deutschland (NKFD). Setelah Perang Dunia II usai dia bertugas di Kasernierte Volkspolizei (KVP) Jerman Timur - yang merupakan cikal-bakal Nationale Volksarmee (NVA) - dari tanggal 1 Oktober 1952 s/d 31 Maret 1956. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1916) und I.Klasse (1916); Ritterkreuz des Königlicher Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern; Braunschweig Kriegsverdienstkreuz mit Bewarungsabzeichen; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung; Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938; Cruces del Mérito Militar (Spanyol); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (11 Januari 1942). Korfes juga mendapatkan medali khusus selama masa baktinya di Jerman Timur: Vaterländischer Verdienstorden der DDR in Silber 1959 anlässlich seines 70. Geburtstages; Ernst-Moritz-Arndt-Medaille 1957; dan Medaille für Kämpfer gegen den Faschismus 1933 bis 1945


Generalmajor Erich Magnus (31 Juli 1892 - 6 Agustus 1979) pertama kali bergabung dengan Angkatan Darat Kekaisaran Jerman pada tanggal 1 April 1911. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama dan kemudian meneruskan karirnya di Reichswehr dan Wehrmacht. Pada saat Perang Dunia II pecah pada bulan September 1939, Magnus sudah berpangkat Oberstleutnant dan Kommandeur III.Bataillon / Infanterie-Regiment 12, yang dilanjutkan jabatan sebagai Kommandeur Infanterie-Regiment 131 (28 Oktober 1939 - 9 Juli 1940), Kommandeur Lehr-Abteilung II in der Infanterieschule (9 Agustus 1940 - 15 Juni 1942), dan Kommandeur Schule V für Offizieranwärter in der Infanterieschule Döberitz (15 Juni 1942 - 1 Agustus 1942). Pada tanggal 1 Oktober 1942 dia dipromosikan menjadi Generalmajor dan kemudian pada tanggal 1 November 1942 diangkat sebagai Kommandeur 389. Infanterie-Division yang sedang bertempur melawan Tentara Merah di Stalingrad. Ternyata kondisi pertempuran yang berat tidak cocok untuk Magnus, dan tak lama kemudian dia menderita keruntuhan mental (nervous breakdown) pada awal bulan Januari 1943 sehingga posisinya sebagai Divisionskommandeur digantikan oleh Generalmajor Martin Lattmann (yang juga rangkap jabatan sebagai Komandan 14. Panzer-Division). Beberapa sumber menyebutkan bahwa Magnus bahkan pura-pura sakit agar bisa diterbangkan keluar dari Stalingrad yang terkepung! Pada akhirnya dia tetap tinggal di kota tersebut, dan kemudian ditangkap oleh tentara Soviet bersama dengan sebagian besar pasukan Wehrmacht lainnya dari 6. Armee setelah kejatuhan kantong utara Stalingrad pada tanggal 2 Februari 1943. Dalam kamp tawanan, Magnus ditawari untuk bergabung dengan Nationalkomitee Freies Deutschland (NKFD), sebuah organisasi anti-Nazi yang dibentuk oleh Soviet untuk para tawanan Jerman berpangkat tinggi, tapi dia menolak dengan keras sehingga baru dilepaskan dari kamp tawanan pada tanggal 6 Oktober 1955 setelah menjadi tawanan selama 12,5 tahun! Istri tercintanya meninggal saat dia berada dalam penjara, dan dia menikah lagi pada tahun 1957 serta tinggal bersama dengan istri barunya di Hamburg. Mereka berdua terkenal sebagai penyuka musik dan merupakan pengunjung setia Hamburger Staatsopera. Medali dan penghargaan yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (12 Juni 1917) und I.Klasse (3 Juli 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (20 Agustus 1918); Hamburg Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse bis I.Klasse - 25 Jahre (Juli 1938); serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse


Oberst Hans-Günther van Hooven (27 Oktober 1896 - 7 September 1964) berasal dari keluarga pegawai negeri yang kemudian bergabung dengan militer Jerman sebagai sukarelawan pada awal Perang Dunia I. Di akhir perang (1918), Oberleutnant Hooven memutuskan untuk berkarir di bidang ekspedisi barang dan melanjutkan pendidikannya di universitas. Pada tahun 1935 dia bergabung kembali dengan Wehrmacht sebagai Hauptmann. Pada tanggal 28 Desember 1942 Oberst Hooven diangkat sebagai Nachrichtenführer 6. Armee yang saat itu sedang bertempur mati-matian melawan Tentara Merah di Stalingrad. Untuk menghargai jasa-jasanya sebagai Kepala Sandi dan Intelijen, Hooven dianugerahi Deutsches Kreuz in Silber pada tanggal 25 Januari 1943. Bersama dengan puluhan ribu prajurit Jerman lainnya yang terperangkap di Stalingrad, Hooven menyerahkan diri pada pasukan Rusia pada tanggal 31 Januari 1943. Kemarahannya pada strategi Hitler dalam masalah Stalingrad yang dianggapnya sebagai blunder membuat dia, dan beberapa perwira tinggi Wehrmacht lainnya, membentuk "Bundes deutscher Offiziere" (Persatuan Perwira Jerman) pada bulan September 1943 yang merupakan organisasi anti-Nazi yang anggota-anggotanya diambil dari tawanan Jerman di kamp Soviet. Seusai perang Hooven tinggal di Jerman Timur sampai dengan akhir hayatnya. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Verwundetenabzeichen; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse und I.Klasse mit Schwertern


  Unteroffizier Heimo Nussbaumer dari 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 76 (KG 76) menceritakan tentang kisahnya di Stalingrad: "Staffel kami bermarkas di aerodrome lapangan di Tazinskaya. Dengan menggunakan pesawat-pesawat Junkers Ju 88, kebanyakan kami dikirim untuk melakukan misi pengeboman dengan target-target besar seperti pabrik traktor, elevator gandum raksasa, "unit anti pesawat udara wanita" di deretan pulau di sungai Volga, dan ferry-ferry penyeberangan di malam hari. Di waktu kemudian kami mengetahui bahwa pihak Rusia telah membangun sebuah jembatan penyeberangan bawah air melintasi Volga (aku sendiri tak pernah melihatnya, karena itu adalah sesuatu yang mustahil di perairan yang coklat berlumpur dan sangat deras seperti sungai tersebut!). Sebagai seorang gunner, aku tidak hanya bertanggungjawab atas penanganan senapan mesin, tapi juga sebagai mekanik udara dan fotografer target. Untuk tugas terakhir, aku dilengkapi dengan kamera khusus berlensa tele 75mm yang dapat mengambil 13 foto perdetik, meskipun bukan sebuah kamera film. Seringkali terjadi bahwa tak ada yang bisa diambil gambar di Stalingrad yang terkepung karena begitu pekatnya asap hasil pengeboman serta bekas pertempuran yang terus menerus terjadi. Kami hanya pernah menyerang target spesifik secara terbatas sebanyak satu kali, yang nyaris dibayar dengan jiwa kami. Pada saat itu kami tak dapat melepaskan bom karena target yang tersedia tak sepenuhnya tercakup dalam visor penjejak, sehingga "sang pelatih" (pilot) harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk menukik tajam demi mendapatkan hasil pengeboman seakurat mungkin, yang berarti bahwa dibutuhkan lebih dari dua kali radius yang biasa dilakukan dalam waktu normal. Kalau saja pada waktu itu ketinggian air di Volga tidak berada 30 meter di bawah dataran kota, kami sudah pasti melayang menabrak daratan (kecepatan tukik sekitar 700km perjam)."


 Unteroffizier Heinrich Schlapp adalah bintara dari Artillerie-Regiment 389 / 389.Infanterie-Division yang ikut serta dalam penyerbuan ke pabrik traktor Dzershinzky di Stalingrad pada tanggal 14 Oktober 1942. Dia, yang selamat sampai akhir perang, mengenang: "Serangan besar-besaran pada tanggal 14 Oktober akhirnya membuat kami bisa menguasai pabrik traktor. Tidak kurang dari 60 pesawat Stuka menukik di depan kami. Sirinenya, yang menimbulkan suara memekakkan telinga dan bisa meruntuhkan mental, bisa terdengar sampai berjam-jam lamanya. Kami hampir-hampir tak dapat bernafas karena tebalnya asap mesiu. Kami akhirnya meraih target yang dibebankan sebelumnya: mencapai pinggiran sungai Volga. Di depan gerbang masuk ke pabrik traktor terdapat patung peringatan untuk pendirinya, Dzershinzky, dan bunga-bunga bertebaran di kakinya. Setelah pertempuran mereda, aku mengambil beberapa bunga tersebut dan lalu menyelipkannya kedalam surat yang kukirim ke kampung halaman."

----------------------------------------------------------------------


Para mantan perwira Armeeoberkommando 6 (AOK 6) dalam acara reuni yang diselenggarakan pada bulan Juni 1969 di Wiesbaden, Jerman. Semuanya pernah merasakan berada di neraka Stalingrad: beberapa dari mereka terbang meloloskan diri dari pengepungan Tentara Merah, sementara yang lainnya berhasil selamat dari bertahun-tahun tinggal di kamp tawanan Soviet. Dua orang dari mereka (Ullrich dan Hahn) bernasib lebih beruntung karena berhasil keluar dari Stalingrad sebelum kepungan dimulai di bulan November 1942. Dari kiri ke kanan:  1.Hans Leo Walter von Luttitz (IIb - 2. Adjutant 6. Armee), 2.Karl Schmid-Lossberg (Ia - 1. Generalstabsoffizier Höherer Artillerie-Kommandeur 310), 3.August Ullrich (Kommandant Hauptquartier-Kompanie 6. Armee), 4.Ina Selle (istri Herbert Selle), 5.Artur Neuman (III - Armeerichter 6. Armee), 6.Rolf Galler (Ic - Dolmetscher 6. Armee), 7.Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6. Armee), 8.Fritz Hahn (Deputi Ib - 2. Generalstabsoffizier 6. Armee), 9.Josef Linden (Offizier in Oberquartiermeister 6. Armee), 10.Dietrich Sewing (Luftwaffe verbindungsoffizier in der 6. Armee), 11.Otto Erich Purper (Adjudant Versorgungspersonal Stab 6. Armee), dan 12.Siegfried Blumke (Geheimdienstoffizier Nähkampfgruppe 7 / 6.Armee)


 Para mantan perwira Armeeoberkommando 6 (AOK 6) dalam acara reuni yang diselenggarakan pada bulan Juni 1969 di Wiesbaden, Jerman. Semuanya pernah merasakan berada di neraka Stalingrad: beberapa dari mereka terbang meloloskan diri dari pengepungan Tentara Merah, sementara yang lainnya berhasil selamat dari bertahun-tahun tinggal di kamp tawanan Soviet. Dua orang dari mereka (Ullrich dan Hahn) bernasib lebih beruntung karena berhasil keluar dari Stalingrad sebelum kepungan dimulai di bulan November 1942. Dari kiri ke kanan: 1.Fritz Hahn (Deputi Ib - 2. Generalstabsoffizier 6. Armee), 2.Dietrich Sewing (Luftwaffe verbindungsoffizier in der 6. Armee), 3.Hans Leo Walter von Luttitz (IIb - 2. Adjutant 6. Armee), 4.Rolf Galler (Ic - Dolmetscher 6. Armee), 5.Karl Schmid-Lossberg (Ia - 1. Generalstabsoffizier Höherer Artillerie-Kommandeur 310), dan 6.August Ullrich (Kommandant Hauptquartier-Kompanie 6. Armee)



Para mantan perwira Armeeoberkommando 6 (AOK 6) dalam acara reuni yang diselenggarakan pada bulan Juni 1969 di Wiesbaden, Jerman. Semuanya pernah merasakan berada di neraka Stalingrad: beberapa dari mereka terbang meloloskan diri dari pengepungan Tentara Merah, sementara yang lainnya berhasil selamat dari bertahun-tahun tinggal di kamp tawanan Soviet. Dua orang dari mereka bernasib lebih beruntung karena berhasil keluar dari Stalingrad sebelum kepungan dimulai di bulan November 1942. Dari kiri ke kanan: 1.Josef Linden (Offizier in Oberquartiermeister 6. Armee), 2.Tamu tak dikenal (tidak ada dalam susunan perwira 6. Armee), 3.Artur Neuman (III - Armeerichter 6. Armee), 4.Tamu tak dikenal / Palter? (tidak ada dalam susunan perwira 6. Armee), 5.Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6. Armee), dan 6.Wilhelm Arnold (Armee-Nachrichtenführer 6. Armee)


Sumber :
Buku "Winter Storm: The Battle for Stalingrad and the Operation to Rescue 6th Army" karya Hans Wijers
www.flickr.com
www.forum.axishistory.com

Foto 295. Infanterie-Division

DIVISIONSKOMMANDEUR

Otto Korfes (16 November 1942 - 31 Januari 1943)
Generalmajor Dr.rer.pol. Otto Korfes (23 November 1889 - 24 Agustus 1964) adalah anak pastor yang memilih jalur militer sebagai pilihan karirnya dengan menjadi Fahnenjunker di 3. Magdeburgische Infanterie-Regiment Nr. 66 tanggal 17 Maret 1909. Dia bertempur secara khusus di Front Barat dalam perang Dunia I dan kemudian meneruskan karir di Reichswehr pada tahun 1920. Korfes meneruskan studi doktoratnya di bidang Sosial-Politik dan lulus pada tahun 1923. Setelah sempat bekerja di Reichsarchiv Potsdam (dan menikahi putri pimpinannya!), Korfes masuk kembali ke Wehrmacht yang baru diaktifkan pada tanggal 1 Juni 1935 sebagai Major der Reserve. Jenjang karirnya semakin meningkat, dan begitu juga pangkatnya: Komandan Batalyon tahun 1937, Komandan Resimen tahun 1938, dan Komandan Divisi tahun 1942. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dalam Pertempuran Stalingrad pada tanggal 22 Januari 1943 sebagai Generalmajor dan Kommandeur 295.Infanterie-Division / LI.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe Don. Hanya beberapa hari kemudian (31 Januari 1943), Korfes menyerahkan diri pada pasukan Rusia yang mengepung kota tersebut. Dalam tahanan dia berbalik berkhianat terhadap tanah airnya dengan menjadi anggota organisasi anti-Nazi berhaluan komunis, Nationalkomitee Freies Deutschland (NKFD). Setelah Perang Dunia II usai dia bertugas di Kasernierte Volkspolizei (KVP) Jerman Timur - yang merupakan cikal-bakal Nationale Volksarmee (NVA) - dari tanggal 1 Oktober 1952 s/d 31 Maret 1956. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1916) und I.Klasse (1916); Ritterkreuz des Königlicher Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern; Braunschweig Kriegsverdienstkreuz mit Bewarungsabzeichen; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung; Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938; Cruces del Mérito Militar (Spanyol); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (11 Januari 1942). Korfes juga mendapatkan medali khusus selama masa baktinya di Jerman Timur: Vaterländischer Verdienstorden der DDR in Silber 1959 anlässlich seines 70. Geburtstages; Ernst-Moritz-Arndt-Medaille 1957; dan Medaille für Kämpfer gegen den Faschismus 1933 bis 1945

-----------------------------------------------------------------------------------

Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Gerhard Dissel (Ia Erster Generalstabsoffizier 295. Infanterie-Division), General der Panzertruppe Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6. Armee), dan Generalmajor Rolf Wuthmann (Kommandeur 295. Infanterie-Division). Dari bulan Agustus 1942 s/d Januari 1943, 295. Infanterie-Division berada di bawah komando 6. Armee yang bertempur di Stalingrad (sampai akhirnya menemui kehancuran di kota tersebut). Foto ini sendiri kemungkinan besar diambil saat Paulus mengadakan kunjungan ke markas divisi tersebut. Sebagai fotografernya adalah supir dari Divisionskommandeur Wuthmann yang tidak diketahui namanya


Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Rudolf Dinter (Kommandeur 295. Infanterie-Divsion) dan Oberst Alexander Möckel (Kommandeur Grenadier-Regiment 517). Foto ini sendiri diambil di wilayah Åndalsnes, Norwegia. Tidak ada keterangan kapan diambilnya, tapi setidaknya dalam rentang waktu antara tanggal 1 April 1944 (promosi pangkat Generalleutnant untuk Divisionskommandeur Dinter) sampai dengan tanggal 27 Juli 1944 (pengambil-alihan komando 295. Infanterie-Division oleh Generalleutnant Karl-Ludwig Rhein). Pada saat itu, divisi tersebut - yang merupakan hasil pembentukan kembali setelah musnah di Stalingrad - beroperasi di Norwegia sampai dengan akhir Perang Dunia II


Sumber :
www.forum.axishistory.com
www.geocities.ws
www.wehrmacht-awards.com

Saturday, August 27, 2016

Peraih Königlicher Hausorden von Hohenzollern (House Order of Hohenzollern)

Hausorden von Hohenzollern atau Hohenzollernscher Hausorden (House Order of Hohenzollern) adalah medali yang berasal dari keluarga Hohenzollern, dinasti yang menjadi penguasa Prusia (dan selanjutnya Jerman) secara turun-temurun dari tahun 1525 s/d 1918. Medali ini pertama kali dikeluarkan pada tanggal 5 Desember 1841 oleh surat keputusan bersama dari Prinz Konstantin von Hohenzollern-Hechingen dan Prinz Karl Anton von Hohenzollern-Sigmaringen yang berasal dari dua Kepangeranan Katolik di selatan Jerman dan merupakan sepupu dari penguasa Prusia yang Protestan. Setelah dua kerajaan kecil tersebut dianeksasi oleh Prusia pada tanggal 23 Agustus 1851, Hausorden von Hohenzollern diadopsi sebagai medali resmi oleh keluarga kerajaan Prusia. Versi Prusia ini kemudian dikenal dengan nama "Königlicher Hausorden von Hohenzollern" (Royal House Order of Hohenzollern) untuk membedakannya dari "Fürstlicher Hausorden von Hohenzollern" (Princely House Order of Hohenzollern). Meskipun Kaiser Wilhelm II mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kaisar Jerman dan Raja Prusia pada tahun 1918, tapi dia tidak melepaskan jabatannya sebagai pemimpin keluarga kerajaan Hohenzollern, sehingga masih tetap menganugerahkan medali Hausorden von Hohenzollern kepada orang-orang terpilih (meskipun secara tidak resmi)


---------------------------------------------------------------------
 
MEDALI HAUSORDEN VON HOHENZOLLERN




Generalmajor z.V. Oskar Prinz von Preußen (27 Juli 1888 - 27 Januari 1958)



Charakter als Generalleutnant Victor von Aigner (28 Maret 1872 - 18 Januari 1949)


  Generalleutnant Friedrich Bergmann (10 Mei 1883 - 21 Desember 1941) adalah jenderal sepuh Wehrmacht yang sudah berusia 56 tahun saat Perang Dunia II pecah di tahun 1939. Pengalamannya sebagai seorang perwira artileri kawakan membuat jasanya masih diperlukan oleh OKH (Oberkommando des Heeres), dan Bergmann kemudian didapuk sebagai Komandan 27. Infanterie-Division (1 Januari 1937 - 8 Oktober 1940) dan 137. Infanterie-Division (8 Oktober 1940 - 21 Desember 1940), walaupun dia seharusnya sudah memasuki masa pensiun. Dia sendiri ikut berpartisipasi dalam penyerbuan Jerman atas Polandia (1939), Prancis (1940) dan Uni Soviet (1941). Kepemimpinan Bergmann di medan tempur membuatnya dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold (German Cross in Gold) pada tanggal 19 Desember 1941, hanya dua bulan setelah medali tersebut untuk pertama kalinya diperkenalkan sebagai "jembatan" dari Eisernes Kreuzes (Iron Cross) ke Ritterkreuz (Knight's Cross). Tragisnya, sang jenderal tua hanya sempat dua hari saja menikmati statusnya sebagai DKiGträger (peraih Deutsches Kreuz in Gold), karena pada tanggal 21 Desember dia terbunuh dalam pertempuran saat pasukan Rusia melakukan serangan balik di wilayah Syavki, dekat Kaluga, yang terletak di perbatasan Moskow. Foto ini sendiri diambil di masa sebelum Perang Dunia II sewaktu Bergmann masih berpangkat Generalmajor (1 Maret 1936 - 28 Februari 1938). Dia terlihat mengenakan achselschnur (Aiguillette) sebagai pelengkap dari seragam peninggalan Reichswehr berkancing delapan yang dikenakannya. Di bagian bawah seragam tersemat medali 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse (Iron Cross 1st Class) peninggalan Perang Dunia Pertama, sementara untuk identifikasi baris medali di atasnya adalah, dari kiri ke kanan: 1.1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (Iron Cross 2nd Class); 2.Königlicher Hausorden von Hohenzollern, Kreuz der Ritter mit Schwertern (Royal House Order of Hohenzollern, Knights' Cross with Swords); 3.Bayerischer Militärverdienstorden IV.Klasse mit der Krone und den Schwertern (Bavarian Order of Military Merit 4th Class with Crown and Swords); 4.Ehrenkreuz für Frontkämpfer (Honor Cross for Combatants); 5.Prinzregent-Luitpold-Medaille (Prince Regent Luitpold Medal); 6.Dienstauszeichnung der Wehrmacht 1.Klasse (Armed Forces Service Award 1st Class 25 years); 7.Dienstauszeichnung der Wehrmacht 3.Klasse (Armed Forces Service Award 3rd Class 12 years); 8.Österreichisches Militärverdienstkreuz III.Klasse mit der Kriegsdekoration (Austrian Military Merit Cross 3rd Class with War Decoration); serta 9.Magyar Háborús Emlékérem, dikenal di Jerman dengan nama Ungarische Weltkriegs-Erinnerungsmedaille (Hungarian War Commemorative Medal)



Oberst z.V. dan SS-Oberführer Eduard Bornhausen (24 November 1876 - ??? )


 
Oberst z.V. Paul Buhle (5 Februari 1880 - 19 November 1965). Dianugerahi Ritterkreuz des Königlich Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern pada tanggal 7 April 1917



Generalmajor z.V. Karl Hausser (11 Februari 1875 - 30 November 1943)



Charakter als Generalmajor Wolf von Klewitz (23 Desember 1873 - 5 Februari 1961)



Rittmeister Helwig Luz (28 Juni 1892 - 28 April 1980) dalam sebuah foto yang diambil pada tahun 1928. Dalam Perang Dunia II dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, dan mengakhiri perang dengan pangkat Generalleutnant



Generalmajor z.V. Georg von Niebecker (5 November 1877 - 25 Agustus 1947)


 
 
Major Reichsheer (pangkat terakhir Generalmajor) Siegfried Mummenthey (1886-1976). Identifikasi baris medalinya, dari kiri ke kanan: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse, Ritterkreuz des Königlicher Preußischer Hausorden von Hohenzollern mit Schwertern, Fürstlich Lippischer Kriegsverdienstkreuz, Fürstlich Lippischer Hausorden Ehrenkreuz IV.Klasse 2.Abteilung mit Schwertern, Ritterkreuz I.Klasse des Königlich Württembergischen Friedrichs-Ordens mit Schwertern, dan Ritterkreuz II.Klasse des Königlich Sächsischen Albrechts-Ordens. Sementara itu, medali yang tersemat di bawah 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse adalah Fürstlich Lippischer Kriegsehrenkreuz für heldenmütige Tat 1914



Generalleutnant der Luftwaffe Erich Homburg (2 Oktober 1886 - 4 Juli 1954) dalam sebuah foto yang diambil pada tahun 1933 atau 1934. Disini dia mengenakan seragam DLV (Deutscher Luftsportverband) - yang merupakan cikal-bakal Luftwaffe - dengan pangkat DLV-Schwarmführer. Di dada sebelah kiri tersemat Österreichisches Feldpilotenabzeichen, sementara medali dengan lambang swastika di dada sebelah kanan adalah penghargaan penerbang Finlandia dengan nama resmi Suomen lentomerkki (Finnish Pilot's Badge). Dalam kancah Perang Dunia Pertama, Homburg dianugerahi Ritterkreuz des Königlich Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern pada tanggal 20 Oktober 1916 sebagai Leutnant dan Observer di Feldflieger-Abteilung Nr. 25. Setelahnya, dia mendapatkan Pour le Mérite pada tanggal 13 Oktober 1918 sebagai Oberleutnant dan Führer Flieger-Abteilung 260 Lb (Lichtbild Artillerie)



Oberstleutnant (Luftwaffe) Ernst Mersmann



Generaladmiral Conrad Albrecht (7 Oktober 1880 - 18 Agustus 1969)


 
SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Hans Schwedler (17 Oktober 1878 - 2 Mei 1945). Identifikasi baris medalinya, dari kiri ke kanan: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse, Preussische Ritterkreuz des Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern, Hamburgisches Hanseatenkreuz, Ehrenkreuz des Weltkrieges 1914-1918 mit Schwertern, Preussische Dienstauszeichnungkreuz I.Klasse Südwestafrika Denkmünze für Kämpfer, Preussische Kaiser Wilhelm Erinnerungsmedaille 1897, serta Bulgarisches Militärverdienstorden für Tapferkeit IV.Klasse. Sementara di bawahnya adalah 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse dan Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz

---------------------------------------------------------------------

PITA HAUSORDEN VON HOHENZOLLERN





Generaladmiral Conrad Albrecht (7 Oktober 1880 - 18 Agustus 1969)



Generalleutnant Moritz Andreas (16 April 1884 - 13 Oktober 1964). Di lehernya dia mengenakan medali Ordinul Steaua României (Romanian Order of Star), Grand Officer Class with swords, sementara di bawahnya adalah pita Ritterkreuz des Königlich Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern yang dia dapatkan dalam kancah Perang Dunia Pertama pada tanggal 29 Agustus 1918



Generalleutnant John Ansat (23 Februari 1890 - 28 Agustus 1970). Dianugerahi medali Ritterkreuz des Königlich Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern pada tanggal 21 Mei 1918


  Generalleutnant Wilhelm Behrens


 Generalleutnant Helmuth Beukemann (9 Mei 1894 - 13 Juli 1981) mengawali karir militernya sebagai Fahnenjunker di Kaiserliche Armee pada tahun 1914, sebelum ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia Pertama. Setelah perang usai dia melanjutkan karirnya di Reichswehr (1919-1935) dan Wehrmacht (1935-1945). Dia dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 14 Mei 1941 sebagai Oberst dan Kommandeur Infanterie-Regiment 382 / 164.Infanterie-Division, sebagai penghargaan atas prestasinya memimpin resimennya dalam penyerbuan ke Yunani. Unitnya selalu menjadi ujung tombak dari divisinya, dan meraih kesuksesan dalam mengatasi benteng Yunani di dekat Meg Palas. Beukemann melanjutkan gerak maju pasukannya, dan berhasil merebut kota Xanthi dari tangan musuh pada tanggal 8 April 1941. Atas usahanya tersebut, XXX. Armeekorps dan 50. Infanterie-Division leluasa menyeberangi sungai Nestos. Tidak cukup sampai disana, Beukemann bahkan memandu langsung tembakan flak, artileri dan senjata anti-tank dalam usahanya menguasai Bukit 785 (Benteng Chinos) yang merupakan bagian dari Garis Metaxas. Serbuan Infanterie-Regiment 382 yang dipimpin langsung oleh komandan resimennya berperan besar dalam membuat Satuan Darat Yunani di Masedonia Timur menyerah kepada pasukan Jerman pada tanggal 10 April 1941.  Beukemann dipromosikan menjadi Generalmajor pada tanggal 1 November 1942 dan Generalleutnant pada tanggal 1 Mei 1943. Dia tercatat menjadi Komandan 75. Infanterie-Division (15 September 1942 - 10 Juli 1944) dan Division z.b.V. 539 (4 September 1944 - 9 Mei 1945). Dalam foto ini Beukemann mengenakan pita Ritterkreuz des Königlicher Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwerter di kancing seragamnya. Sementara itu untuk identifikasi baris medalinya adalah, dari kiri ke kanan: 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; Ritterkreuz des Königlicher Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwerter; Hamburgisches Hanseatenkreuz; Braunschweigisches Kriegsverdienstkreuz II.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer; Dienstauszeichnung I. Klasse; Dienstauszeichnung III. Klasse; Königlich Ungarische Weltkriegserinnerungsmedaille mit Schwertern; Königlich Bulgarische Weltkriegserinnerungsmedaille mit Schwertern; serta Italienisches Silberne Tapferkeitsmedaille



General der Infanterie Günther Blumentritt (10 Februari 1892 - 12 Oktober 1967)



General der Panzertruppe Hermann Breith (7 Mei 1892 – 3 September 1964)


General der Kavallerie Hans Feige (10 November 1880 - 17 September 1953)



Oberst Gerhard Giesen (29 Januari 1890 - 5 Februari 1945). Dalam foto ini, Giesen mengenakan perpaduan pita medali Königlicher Hausorden von Hohenzollern serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse di kancingnya!



General der Infanterie Gerhard Glokke (26 November 1884 - 5 Juni 1944)


 
Generaloberst Walter Heitz (8 Desember 1878 - 9 Februari 1944)


General der Infanterie Erich Jaschke (11 Mei 1890 - 14 Oktober 1961)



General der Infanterie Kurt Liese (6 Mei 1882 - 15 Desember 1945)



Oberst Enno-Erich von Limburg-Hetlingen (5 November 1893 - 26 Agustus 1977)



Generalleutnant z.V. Fritz von der Lippe (13 Mei 1879 - 6 Desember 1956)


Generalleutnant Hartwig von Ludwiger (29 Juni 1895 - 3 Mei 1947)


Generalmajor Erich Magnus (31 Juli 1892 - 6 Agustus 1979) pertama kali bergabung dengan Angkatan Darat Kekaisaran Jerman pada tanggal 1 April 1911. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama dan kemudian meneruskan karirnya di Reichswehr dan Wehrmacht. Pada saat Perang Dunia II pecah pada bulan September 1939, Magnus sudah berpangkat Oberstleutnant dan Kommandeur III.Bataillon / Infanterie-Regiment 12, yang dilanjutkan jabatan sebagai Kommandeur Infanterie-Regiment 131 (28 Oktober 1939 - 9 Juli 1940), Kommandeur Lehr-Abteilung II in der Infanterieschule (9 Agustus 1940 - 15 Juni 1942), dan Kommandeur Schule V für Offizieranwärter in der Infanterieschule Döberitz (15 Juni 1942 - 1 Agustus 1942). Pada tanggal 1 Oktober 1942 dia dipromosikan menjadi Generalmajor dan kemudian pada tanggal 1 November 1942 diangkat sebagai Kommandeur 389. Infanterie-Division yang sedang bertempur melawan Tentara Merah di Stalingrad. Ternyata kondisi pertempuran yang berat tidak cocok untuk Magnus, dan tak lama kemudian dia menderita keruntuhan mental (nervous breakdown) pada awal bulan Januari 1943 sehingga posisinya sebagai Divisionskommandeur digantikan oleh Generalmajor Martin Lattmann (yang juga rangkap jabatan sebagai Komandan 14. Panzer-Division). Beberapa sumber menyebutkan bahwa Magnus bahkan pura-pura sakit agar bisa diterbangkan keluar dari Stalingrad yang terkepung! Pada akhirnya dia tetap tinggal di kota tersebut, dan kemudian ditangkap oleh tentara Soviet bersama dengan sebagian besar pasukan Wehrmacht lainnya dari 6. Armee setelah kejatuhan kantong utara Stalingrad pada tanggal 2 Februari 1943. Dalam kamp tawanan, Magnus ditawari untuk bergabung dengan Nationalkomitee Freies Deutschland (NKFD), sebuah organisasi anti-Nazi yang dibentuk oleh Soviet untuk para tawanan Jerman berpangkat tinggi, tapi dia menolak dengan keras sehingga baru dilepaskan dari kamp tawanan pada tanggal 6 Oktober 1955 setelah menjadi tawanan selama 12,5 tahun! Istri tercintanya meninggal saat dia berada dalam penjara, dan dia menikah lagi pada tahun 1957 serta tinggal bersama dengan istri barunya di Hamburg. Mereka berdua terkenal sebagai penyuka musik dan merupakan pengunjung setia Hamburger Staatsopera. Medali dan penghargaan yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (12 Juni 1917) und I.Klasse (3 Juli 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (20 Agustus 1918); Hamburg Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse bis I.Klasse - 25 Jahre (Juli 1938); serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse


 Generalfeldmarschall Erich von Manstein (24 November 1887 - 9 Juni 1973) adalah salah satu jenderal dengan otak paling cemerlang yang dimiliki oleh Nazi Jerman. Bila Erwin Rommel disebut-sebut sebagai komandan lapangan paling jempolan, maka Manstein layak disebut sebagai ahli strategi paling mumpuni. Dia lah yang menjadi otak dari taktik "Sichelschnitt" (tebasan arit) yang membuat Wehrmacht mampu menguasai Prancis serta Negara-Negara Bawah dalam waktu singkat pada tahun 1940. Dia juga yang berada di belakang penguasaan Sebastopol pada tahun 1942, pengepungan Leningrad (1942), usaha pembebasan Stalingrad (1942-1943), Pertempuran Kharkov (1943), dan Pertempuran Kursk (1943). Perbedaan pandangannya dengan Hitler mengenai keberlangsungan strategi perang Jerman membuatnya dipecat dari jabatannya sebagai Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd pada tanggal 31 Maret 1944. Setelah itu Manstein tak pernah diberikan komando apa-apa lagi sampai dengan akhir perang. Dia menyerahkan diri pada pihak Inggris pada bulan Agustus 1945, beberapa bulan setelah perang usai di Eropa. Dalam Pengadilan Nürnberg tahun 1946 dia lolos dari hukuman, tapi kemudian ketika diseret kembali ke depan pengadilan penjahat perang di Hamburg tahun 1949, Manstein dipaksa untuk mendekam dalam penjara selama empat tahun. Setelahnya dia menjadi penasihat militer Jerman Barat di pertengahan tahun 1950-an. Buku otobiografinya, "Verlorene Siege", laris di pasaran, dan saat dia meninggal dunia pada tahun 1973, dia dimakamkan dengan penuh kehormatan dengan dihadiri oleh ratusan prajurit dari berbagai pangkat dan negara. Medali dan penghargaan yang diterima oleh Manstein selama karir militernya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (5 Oktober 1914) und I.Klasse (13 November 1915); Ritterkreuz des Königlicher Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (April 1918); Ritterkreuz I.Klasse des Königlich Württembergische Friedrichs-Orden mit Schwertern; Schaumburg-Lippe Kreuz für treue Dienste; kaiserlich und königlich Österreichische Militär-Verdienstkreuz III.Klasse mit der Kriegsdekoration und Schwertern; Ḥarb Madalyası (Turki); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer (1934); Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse; Orden "Sveti Aleksandŭr" (Bulgaria); 1939 Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II. Klasse (16 September 1939) und I.Klasse (21 September 1939); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Krimschild in Gold (1943); Ordinul Mihai Viteazul Rumania Clasa a III-a (25 November 1941) dan Clasa a II-a (16 Juli 1942); Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen in Gold mit Brillanten; serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (19 Juli 1940) mit Eichenlaub (14 Maret 1943) und Schwerter (30 Maret 1944). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht (11 Oktober 1941, 12 Oktober 1941, 31 Oktober 1941, 19 Mei 1942, 20 Mei 1942, 2 Juli 1942, 20 Maret 1943, dan 4 Agustus 1943)



General der Infanterie Friedrich-Wilhelm Müller (29 Agustus 1897 - 20 Mei 1947) memulai karir militernya sebagai sukarelawan prajurit infanteri di 1. Pommersches Grenadier-Regiment "König Friedrich Wilhelm IV" Nr. 2 pada tahun 1914. Dalam Perang Dunia Pertama dia sudah menunjukkan kualitas keberanian serta kepemimpinan sehingga dianugerahi medali Eisernes Kreuzes II. und I.Klasse serta Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern. Setelah perang usai, Müller melanjutkan karirnya sebagai petugas kepolisian sebelum kemudian bergabung kembali dengan Wehrmacht pada tahun 1936. Sebagai seorang Komandan Infanterie-Regiment 105 dalam Perang Dunia II, dia menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam pertempuran melawan Tentara Merah di Front Timur sehingga dianugerahi Ritterkreuz (22 September 1941) serta Eichenlaub (8 April 1942). Pada bulan Agustus 1942 Müller dipindahtugaskan ke Pulau Kreta (Yunani) sebagai Komandan 22.(Luftlande) Infanterie-Division. Dalam peran barunya tersebut, dia banyak melakukan kekejaman terhadap penduduk lokal, termasuk diantaranya adalah peristiwa pembantaian di Viannos, Anogia, Amari dan Damasta, begitu juga eksekusi 100 orang tawanan perang Italia di Pulau Kos. Pada bulan Juli 1944 dia dijadikan sebagai pimpinan seluruh pasukan pendudukan Jerman di Kreta. Pada tanggal 27 Januari 1945 dia mendapatkan medali Schwerter untuk Ritterkreuz-nya. Pada tahun 1945 dia kembali ke Front Timur sebagai Panglima 4. Armee, dan memimpin perlawanan terhadap tentara penyerbu Soviet di Prusia Timur. Pada akhir perang Müller ditangkap oleh musuhnya, lalu diekstradisi ke Yunani pada tahun 1946 untuk menghadapi dakwaan sebagai penjahat perang. Sang "Penjagal Kreta" kemudian dinyatakan bersalah, dan dieksekusi oleh pasukan tembak pada tanggal 20 Mei 1947, yang bertepatan dengan peringatan enam tahun penyerbuan Jerman ke Pulau Kreta! Biografi singkat tentang Friedrich-Wilhelm Müller bisa dilihat DISINI



Generalmajor Paul Riedel (25 November 1893 - 3 Juni 1972)



Generalleutnant Erwin Sander (5 Maret 1892 – 7 Desember 1962)



Generalmajor Wilhelm Steiglehner (30 Juni 1880 - 3 April 1959)


Charakter als Generalleutnant Otto Stobbe (20 November 1870 - 6 Januari 1941)



Generalleutnant Wolf-Günther Trierenberg (18 Juli 1891 - 25 Juli 1981)



Generalmajor Ulrich Vassoll (14 Februari 1886 - 23 November 1966)



Oberst Paul-Hermann Werner (19 Maret 1893 - 30 Juni 1940) memulai karir militernya pada tahun 1912 di Angkatan Darat Kekaisaran Jerman. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama dan mendapatkan banyak penghargaan militer karena keberaniannya. Setelah perang usai, Werner melanjutkan karirnya di Reichswehr. Atas saran dari "Bapak Panzer" Heinz Guderian, dia ditarik dari satuan infanteri menjadi perwira satuan tank. Pada saat Perang Dunia II pecah, Werner sudah berpangkat Oberstleutnant dan menjadi Regimentskommandeur (Komandan Resimen). Dalam penyerbuan ke Barat pada musim panas tahun 1940, Werner menunjukkan puncak prestasinya dengan memimpin satuannya dalam merebut Benteng Maubeuge yang dipertahankan dengan kuat oleh pasukan Prancis. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 3 Juni 1940 sebagai Oberst dan Kommandeur Panzer-Regiment 31 / 5.Panzer-Division. Tragisnya, hanya berselang beberapa hari setelah dia mendapatkan medali militer paling bergengsi era Nazi Jerman tersebut, Paul-Hermann Werner meninggal dunia akibat serangan jantung saat dia sedang berenang di laut Atlantik! Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (27 Desember 1915); Königlich Bayerischer Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (1916); Hamburger Hanseatenkreuz; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (6 Mei 1918) und Silber (29 November 1918); Ritterkreuz des Königlicher Hausorden von Hohenzollern mit Schwertern (20 Juni 1918); Grenzschutzabzeichen (18 Agustus 1919); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (1934); Herzoglich Sachsen-Ernestinischer Hausorden, Komturkreuz mit Schwertern am Ring (1 Desember 1935); Wehrmacht-Dienstauszeichnung, IV. bis II.Klasse (2 Oktober 1936) und I.Klasse (26 Maret 1938); Haborus Emlékérem kardokkal és sisakkal, Hungaria (4 Februari 1937); Kungliga Vasaorden Kommendör, Swedia (30 April 1937); Österreichische Kriegserinnerungsmedaille mit Schwertern (20 Desember 1937); Königlich Bulgarische Kriegserinnerungsmedaille (10 Januari 1938); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1939) und I.Klasse (1940); serta Panzerkampfabzeichen (anumerta, 1941)



Generalleutnant Erwin von Witzleben dalam sebuah foto yang diambil pada bulan Juni 1935. Di lehernya tercantol medali Rechtsritter des Preussische Johanniter-Orden, sementara di saku seragamnya terpasang 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse (atas), bersama dengan Ehrenritter des Preussische Johanniter-Orden serta Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz di bawahnya. Selain itu, pita medali berwarna hitam dan putih di kancing bajunya adalah Ritterkreuz des königlichen Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern



Admiral Max Bastian (28 Agustus 1883 - 11 Maret 1958)



Generaladmiral Alfred Saalwächter (10 Januari 1883 – 6 Desember 1945)



Generalmajor Hermann Voigt-Ruscheweyh (30 Mei 1880 - 26 Agustus 1969). Dalam foto ini, Voigt-Ruscheweyh mengenakan perpaduan medali Königlicher Hausorden von Hohenzollern serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse di pita kancingnya!

---------------------------------------------------------------------

BARIS HAUSORDEN VON HOHENZOLLERN




Generalleutnant Paul Gerhardt (20 April 1881 - 12 Oktober 1953)


Generalleutnant (Luftwaffe) Ernst Krüger (3 Januari 1891 - 25 Maret 1953)



Generalleutnant Helwig Luz (28 Juni 1892 - 28 April 1980)


 
Großadmiral Dr.phil. h.c. Erich Raeder (24 April 1876 - 6 November 1960)


Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.alexautographs.com
www.bpk-bildagentur.de
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.flickr.com