Wednesday, September 25, 2019

Foto Monumen Feldherrnhalle

 Generalleutnant Walther von Reichenau (Kommandierender General VII. Armeekorps) memberikan hormat militer di depan Feldherrnhalle, Münich, dalam rangkaian upacara sumpah setia para anggota baru NSDAP yang diselenggarakan pada tanggal 7 November 1935. Feldherrnhalle (Aula Marsekal Lapangan) sendiri adalah loggia (bangunan berpilar lengkung) yang terletak di Odeonsplatz, yang dibangun pada tahun 1841 di masa kekuasaan Raja Bavaria Ludwig I. Bangunan ini kemudian menjadi monumen suci kaum Nazi setelah menjadi tempat utama kudeta yang gagal pada tanggal 9 November 1923, dimana 16 orang anggota NSDAP (dan dua petugas polisi) terbunuh. Di masa kekuasaan Adolf Hitler, pada tanggal 9 November setiap tahunnya selalu diselenggarakan napak-tilas untuk mengenang peristiwa kudeta tersebut - yang dinamakan sebagai "Beer Hall Putsch" - dengan puncak acaranya selalu diadakan di Feldherrnhalle


Rangkaian rangkaian upacara sumpah setia para anggota baru NSDAP yang diselenggarakan pada tanggal 7 November 1935 di Feldherrnhalle, Münich. Para petinggi Nazi dan Wehrmacht ikut hadir dalam acara ini. Yang terakhir ikut hadir meskipun notabene acara yang diselenggarakan adalah khusus untuk kepentingan NSDAP. Fenomena dimana Angkatan Bersenjata Jerman yang sedikit demi sedikit mulai tunduk pada kekuasaan Nazi ini biasa disebut sebagai "Das Hakenkreuz über der Wehrmacht" (Swastika diatas Wehrmacht). Baris depan, dari kiri ke kanan: Oberst Hellmuth Felmy (Höherer Fliegerkommandeur V), kemungkinan General der Artillerie Wilhelm Ritter von Leeb (Oberbefehlshaber Heeresgruppenkommando 2), jenderal Heer tak dikenal, Generalleutnant Walther von Reichenau (Kommandierender General VII. Armeekorps), SS-Standartenführer Hans Dauser (Leitender Staatssekretär und Leiter der Abteilung "Arbeit und Fürsorge" im Bayerischen Staatsministerium für Wirtschaft), dan SA-Gruppenführer Ludwig Siebert (Bayerischer Ministerpräsident und Vorsitzender der bayerischen Staatsregierung)


Sumber :
www.beeldbankwo2.nl

Tuesday, September 24, 2019

Foto Rongsokan Mesin Perang Sekutu

 Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) menginspeksi sebuah tank Prancis dari jenis Renault Char B1 bis milik Peleton ke-1 / Kompi ke-3 / 8e BCC (Bataillon de Chars de Combat) yang hancur dalam pertempuran melawan pasukan Jerman di Moy, tanggal 20 Mei 1940 (unit Wehrmacht yang berhadapan dengan tank ini kemungkinan adalah Gefechtsgruppe Nedtwig pimpinan Oberstleutnant Johannes Nedtwig dari Panzer-Regiment 1). Foto oleh Kriegsberichter Somme


Foto-foto ini diambil oleh SS-Kriegsberichter Hermann Grönert pada tanggal 29 Juli 1944, saat sebuah Kampfgruppe (Grup Tempur) - yang terdiri dari SS-Panzergrenadier-Regiment 6 "Theodor Eicke" dan I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 3 "Totenkopf" - bertempur melawan pasukan Rusia di sekitar kota Siedlce, Polandia. Selama lima hari penuh (27-31 Juli), Kampfgruppe milik 3. SS-Panzer-Division "Totenkopf" tersebut mempertahankan Siedlce, kota yang dijuluki sebagai "Eckpfeiler" (batu landasan) oleh Panglima Heeresgruppe Mitte, dari berkali-kali serangan Korps Tank ke-11 Soviet. Aksi heroik mereka memampukan sebagian besar 2. Armee (termasuk Divisi Wiking) untuk dapat mundur ke garis pertahanan baru dan bersiap-siap di posisi mereka dalam menghadapi Pertempuran Praga yang akan mulai berkobar pada tanggal 1 Agustus 1944. Foto ini memperlihatkan sebuah regu dari SS-Panzergrenadier-Regiment 6 "Theodor Eicke" memperhatikan dengan terkagum-kagum sebuah tank berat JS-II (Josef Stalin II) milik Resimen Tank Jaga Terpisah Soviet ke-50 yang baru saja dihancurkan oleh Panther-Panther pimpinan SS-Sturmbannführer Erwin Meierdress di barat-laut Siedlce (Polandia) pada pukul 13:40 tanggal 29 Juli 1944. Tank berat Soviet satu ini baru saja diterjunkan untuk pertama kalinya dalam peperangan pada awal tahun 1944, dan pada awalnya hanya dijatahkan untuk unit-unit tank berat seperti Resimen Tank Jaga Terpisah ke-50. Model awal JS-II mempunyai berat 51 ton, mempunyai awak empat orang, dan dilengkapi dengan meriam kaliber 122mm. Setiap resimen tank berat Soviet berkekuatan 21 buah tank jenis ini, yang dibagi kedalam empat kompi (lima tank masing-masing), sementara satu lagi jatah tersisa adalah khusus untuk komandan batalyon. Kemunculannya membawa masalah besar pada pasukan Jerman yang sebelumnya sudah kewalahan dalam menghadapi serbuan massal tank-tank dari jenis T-34


 Setelah puas melihat-lihat raksasa yang terluka tersebut, para prajurit dari SS-Panzergrenadier-Regiment 6 "Theodor Eicke" berlari menuju ke arah kamera untuk bersiap-siap menyerang sasaran selanjutnya. Di latar belakang kita bisa melihat sebuah tank T-34/85 dari Brigade Tank ke-20 Soviet yang terbakar setelah dihantam oleh peluru penembus baja dari satuan Panther pimpinan SS-Sturmbannführer Erwin Meierdress (I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 3 "Totenkopf"). Di sebelah kiri, petugas senapan mesin regu tersebut melihat dengan tenang ke arah sang fotografer, SS-Kriegsberichter Hermann Grönert, sambil merebahkan senjata andalannya (MG-34). Rasa lelah dan frustasi pastilah dirasakan oleh prajurit-prajurit Jerman ini, karena selama lima hari penuh (27-31 Juli 1944) mereka harus menghadapi serangan terus-menerus dari Korps Tank ke-11 Soviet di tengah panas yang menyengat. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 29 Juli 1944 di barat-laut Siedlce, Polandia


Lanjutan dari dua foto sebelumnya: Kini kita bisa melihat bahwa bintara pimpinan regu dari SS-Panzergrenadier-Regiment 6 "Theodor Eicke" tersebut sedang memberikan perintah pada anakbuahnya untuk segera bergerak, termasuk pada petugas senapan mesin yang membawa MG-34 di sebelah kiri. Sang Gruppenführer (Komandan Regu) sendiri membekali diri dengan senapan mesin ringan MP-40. Uniknya, sebagian besar orang-orang yang berada dalam foto ini mengenakan syal putih di leher tapi tanpa tambahan jaket kamuflase yang biasanya menutupi badan. Di sebelah kiri kita bisa melihat tank T-34/85 lainnya yang terbakar hebat setelah dihantam oleh peluru penembus baja dari satuan Panther pimpinan SS-Sturmbannführer Erwin Meierdress (I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 3 "Totenkopf")


Sumber :
Buku "From the Realm of a Dying Sun. Volume 1: IV. SS-Panzerkorps and the Battles for Warsaw, July–November 1944" karya Douglas E. Nash, Sr.
www.audiovis.nac.gov.pl

Monday, September 23, 2019

Foto Mobil Steyr Era Third Reich

STEYR 640

Generalmajor Hermann Recknagel (Kommandeur 111. Infanterie-Division) bersama dengan para staff-nya di atas mobil Steyr 640 Kfz21 Kommandeurwagen, yang diabadikan dalam sebuah foto yang kemungkinan besar diambil di medan perang Front Timur pada tahun 1942. Simbol belah ketupat berwarna kuning di spakbor sebelah kiri adalah lambang 111. Infanterie-Division, sementara panji segitiga yang terpancang di spakbor kanannya menunjukkan bahwa pemilik mobil langka beroda enam tersebut adalah seorang Divisionskommandeur (Komandan Divisi). Medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang tercantol di leher sang Jenderal - yang mengenakan monokel di mata kanannya ini - didapatkannya pada tanggal 5 Agustus 1940 sewaktu masih menjadi Oberst dan Komandan Infanterie-Regiment 54 / 18.Infanterie-Division. Ketiadaan medali Deutsches Kreuz di seragamnya menunjukkan bahwa foto ini diambil sebelum tanggal 11 Februari 1943 (tanggal penganugerahan DKiG untuk Recknagel)


Generalmajor Hermann Recknagel (Kommandeur 111. Infanterie-Division) menatap mobil Steyr 640 Kfz21 Kommandeurwagen yang merupakan tunggangan utamanya saat bertugas di medan perang Rusia. Recknagel menjadi Komandan 111ID dari tanggal 1 Januari 1942 s/d 1 November 1943. Dia terbilang cukup berhasil dalam memimpin divisinya, yang terbukti dari penghargaan medali Eichenlaub untuk Ritterkreuz-nya, yang didapatkannya pada tanggal 6 November 1943 sewaktu sudah berpangkat Generalleutnant. Foto ini sendiri kemungkinan besar diambil pada tahun 1942


 13 Agustus 1944: Kunjungan ketiga Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) ke rumahsakit Karlshof di dekat Rastenburg, untuk melongok para korban Bom 20 Juli yang meledak beberapa minggu sebelumnya. Foto ini memperlihatkan saat sang Führer menaiki mobil Mercedes-Benz 770 W150 setelah menyelesaikan kunjungannya, sementara di kiri dan kanan jalan para perawat serta penduduk sekitar mengelu-elukannya sambil memberi salam Nazi. Mobil lain di belakang Mercedes Hitler adalah milik unit penjaganya dan berasal dari jenis Steyr 1500A Kammandeurwagen


Sumber :
Buku "Fotos aus dem Führerhauptquartier" terbitan Hermann Historica München
Foto koleksi pribadi Kerryboo
www.wehrmacht-awards.com

Sunday, September 22, 2019

Penandatanganan Menyerahnya Belgia dalam Perang Dunia II (1940)


Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), adalah markas sementara 6. Armee Jerman pimpinan Generaloberst Walther von Reichenau selama berlangsungnya Blitzkrieg ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia dan Luxemburg) di bulan Mei 1940. Kastil yang telah berdiri dari sejak tahun 1127 ini mencatatkan namanya dalam sejarah setelah dijadikan sebagai lokasi penandatanganan menyerahnya Belgia pada tanggal 28 Mei 1940, di akhir Pertempuran Lys


Pada pukul 09:35 pagi tanggal 28 Mei 1940, mobil sedan Touring Plymouth P6 Deluxe 1938 empat pintu yang membawa delegasi militer Belgia tiba di halaman Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia) - yang merupakan markas dari 6. Armee Jerman - untuk menegosiasikan penyerahan Belgia dalam Perang Dunia II. Delegasi Belgia terdiri dari Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), Kapten Liagre (perwira pasukan cadangan yang ditunjuk sebagai penterjemah), Jacques Pelgrims (anggota pasukan cadangan yang ditugasi membawa bendera putih), serta Léon Vermeulen (prajurit korps transportasi yang ditunjuk sebagai supir)


Pada pukul 09:37 pagi tanggal 28 Mei 1940, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (tengah, Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) dan pengiringnya, Kapten Liagre, disambut oleh Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6.Armee) di anak tangga Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia)


 Dengan diantar oleh seorang perwira Wehrmacht, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) memasuki bagian dalam Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Kentara sekali ekpsresi murung serta stress sang jenderal, karena di hari itu - 28 Mei 1940 - dia ditugasi oleh Raja Belgia Leopold untuk mendiskusikan gencatan senjata dengan pihak Jerman. Situasi pasukan Belgia sendiri sudah dalam tahap kritis, dengan hanya menguasai wilayah seluas 1.700 m2!


Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) menerima delegasi Belgia yang datang untuk merundingkan gencatan senjata serta penyerahan pasukannya. Foto diambil pada pukul 09:40 tanggal 28 Mei 1940 di ruang perpustakaan Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Joachim von Kortzfleisch (Kommandierender General XI. Armeekorps), Oberst Günther Lohmann (Kommandeur Luftwaffe bei der 6. Armee), Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (membelakangi kamera, Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), Generaloberst Reichenau, Kapten Liagre (membelakangi kamera, pengiring Jenderal Derousseaux), dan Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6. Armee)


Perundingan gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee), yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1940 di Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke kanan: Kapten Liagre (Perwira Belgia), Jenderal Derousseaux, Hauptmann Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee), Generaloberst Reichenau (Oberbefehlshaber 6.Armee), Oberst Anton-Reichard Freiherr von Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster Generalstabsoffizier 6.Armee), dan Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6.Armee). Foto ini memperlihatkan saat Oberst Mauchenheim membacakan butir-butir perjanjian


Perundingan gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee), yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1940 di Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke kanan: Jenderal Derousseaux, Hauptmann Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee), Oberleutnant Hans-Leo von Luttitz (IIb Personalverwaltung – 2. Adjutant 6. Armee), Generaloberst Reichenau (Oberbefehlshaber 6.Armee), Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6.Armee), Oberst Anton-Reichard Freiherr von Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster Generalstabsoffizier 6.Armee), Generalmajor Erich Marcks (Chef des Generalstabes 18. Armee), dan Oberst Günther Lohmann (Kommandeur Luftwaffe bei der 6. Armee). Yang duduk di ujung kanan adalah Generalleutnant Joachim von Kortzfleisch (Kommandierender General XI. Armeekorps)


 Perundingan gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee). Hanya 20 menit waktu yang dibutuhkan untuk membaca semua ketentuan serta memutuskan jawaban, dan pada pukul 10:00 masing-masing pihak membubuhkan tandatangannya di kertas perjanjian. Dari kiri ke kanan: Kapten Liagre (hanya sedikit terlihat, perwira pasukan cadangan Belgia yang ditunjuk sebagai penterjemah), Hauptmann Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee), Jenderal Derousseaux, Oberleutnant Hans-Leo von Luttitz (penterjemah pihak Jerman), perwira tidak dikenal, Generaloberst Reichenau, Oberst Anton-Reichard Freiherr von Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster Generalstabsoffizier 6.Armee), dan Generalmajor Erich Marcks (Chef des Generalstabes 18. Armee). Foto diambil pada tanggal 28 Mei 1940 di Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg)


 Saat beberapa kelengkapan terakhir perjanjian gencatan senjata dibereskan, pada pukul 10:10 Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) dengan gembira memberitahu sang Führer di Berlin sono bahwa pasukan Jerman telah secara resmi mengalahkan pihak bertahan Belgia. Sebuah kemenangan besar! Foto diambil pada tanggal 28 Mei 1940 di ruang perpustakaan Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Para staff 6. Armee ikut mendengarkan dengan bangga saat sambungan telepon dari Feldfernsprecher (Telepon Lapangan) terhubung ke Berlin, sementara seorang staff lain memberi tanda garis-garis demarkasi di atas selembar peta besar


Pada pukul 10:30 tanggal 28 Mei 1940 Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) mengantar ketua delegasi Belgia, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), ke mobilnya yang telah menunggu di halaman Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Seperempat jam kemudian radio-radio Jerman memberitakan dengan gegap gempita berita penyerahan pasukan Belgia. Perwira dengan adjutantschnurr (tambang ajudan) di belakang Reichenau adalah Oberst Rüdiger von Schuler (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant 6. Armee)


Setelah "pembukaan" oleh pihak Belgia pada tanggal 28 Mei 1940, kini giliran pihak Jerman yang mendatangi markas besar pasukan Belgia di Château Saint-André lez-Bruges (Flanders) - di hari yang sama - untuk mensosialisasikan isi-isi perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Delegasi Jerman datang dengan membawa sebuah bendera putih besar. Foto diambil oleh Kriegsberichter Pfitzner


Sumber :
Buku "Leopold III: de koning, het land, de oorlog" karya Jan Velaers dan Herman Van Goethem
Identifikasi oleh Gregg "Graveland"
www.ebay.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.kids.kiddle.co
www.maisondusouvenir.be

Saturday, September 21, 2019

Foto Schwerer Panzerjäger Tiger (P) Ferdinand-Elefant (Sd.Kfz.184)

FERDINAND 

 Pada tanggal 18-19 Maret 1943 Hitler mengadakan kunjungan ke kota Rügenwalde/Pomerania (Jerman) untuk melihat demonstrasi mesin-mesin perang terbaru Nazi, utamanya adalah meriam terbesar di dunia pada saat itu yaitu Eisenbahngeschütz "Dora" - yang mempunyai kaliber 800mm - yang sebelumnya dipakai dalam pemboman Pangkalan Angkatan Laut Soviet di Sebastopol. Foto hasil karya Walter Frentz ini memperlihatkan saat sang Führer memeriksa Panzerjäger Tiger (P) "Ferdinand", sebuah pemburu tank berat yang sasisnya diambil dari Panzerkampfwagen VI Tiger. Namanya sendiri diambil dari nama sang perancang, yaitu Dr. Ferdinand Porsche. Dari kiri ke kanan: Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), SS-Oberführer Prof. Dr.-Ing. e.h. mult. Ferdinand Porsche (Vorsitzender der Panzerkommission), General der Artillerie Emil Leeb (Chef Heereswaffenamt im Oberkommando des Heeres), Generalleutnant Walter Buhle (Chef vom Heeresstab im Oberkommando der Wehrmacht), Generalmajor Hugo Beißwänger (General beim Chef der Heeresrüstung), Prof.Dr.-Ing.Albert Speer (membelakangi kamera, Reichsminister für Rüstung und Kriegsproduktion), serta General der Artillerie Alfred Jodl (Chef Wehrmacht-Führungsamt)


 Pada tanggal 18-19 Maret 1943 Hitler mengadakan kunjungan ke kota Rügenwalde/Pomerania (Jerman) untuk melihat demonstrasi mesin-mesin perang terbaru Nazi, utamanya adalah meriam terbesar di dunia pada saat itu yaitu Eisenbahngeschütz "Dora" - yang mempunyai kaliber 800mm - yang sebelumnya dipakai dalam pemboman Pangkalan Angkatan Laut Soviet di Sebastopol. Foto hasil karya Walter Frentz ini memperlihatkan saat sang Führer memeriksa Panzerjäger Tiger (P) "Ferdinand", sebuah pemburu tank berat yang sasisnya diambil dari Panzerkampfwagen VI Tiger. Namanya sendiri diambil dari nama sang perancang, yaitu Dr. Ferdinand Porsche. Dari kiri ke kanan: Instruktur panzer tak dikenal, Hauptdienstleiter Dipl.-Ing. Karl-Otto Saur (Staatssekretär im Reichsministerium für Rüstung und Kriegsproduktion), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), SS-Oberführer Prof. Dr.-Ing. e.h. mult. Ferdinand Porsche (Vorsitzender der Panzerkommission), General der Artillerie Emil Leeb (Chef Heereswaffenamt im Oberkommando des Heeres), Generalleutnant Walter Buhle (tertutup oleh Speer, Chef vom Heeresstab im Oberkommando der Wehrmacht), Prof.Dr.-Ing.Albert Speer (Reichsminister für Rüstung und Kriegsproduktion), serta Generaloberst Heinz Guderian (tertutup oleh Speer, Generalinspekteur der Panzertruppen)


 Pada tanggal 18-19 Maret 1943 Hitler mengadakan kunjungan ke kota Rügenwalde/Pomerania (Jerman) untuk melihat demonstrasi mesin-mesin perang terbaru Nazi, utamanya adalah meriam terbesar di dunia pada saat itu yaitu Eisenbahngeschütz "Dora" - yang mempunyai kaliber 800mm - yang sebelumnya dipakai dalam pemboman Pangkalan Angkatan Laut Soviet di Sebastopol. Foto hasil karya Walter Frentz ini memperlihatkan saat sang Führer memeriksa Panzerjäger Tiger (P) "Ferdinand", sebuah pemburu tank berat yang sasisnya diambil dari Panzerkampfwagen VI Tiger. Namanya sendiri diambil dari nama sang perancang, yaitu Dr. Ferdinand Porsche. Dari kiri ke kanan: Instruktur panzer tak dikenal, Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), Generalleutnant Walter Buhle (Chef vom Heeresstab im Oberkommando der Wehrmacht), SS-Oberführer Prof. Dr.-Ing. e.h. mult. Ferdinand Porsche (Vorsitzender der Panzerkommission), Prof.Dr.-Ing.Albert Speer (Reichsminister für Rüstung und Kriegsproduktion), serta Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen)


Sumber :
www.spiegel.de

Sunday, September 8, 2019

Foto Pesawat Latih Bücker Bü 181 "Bestmann"

 Foto terbang perdana Fähnrich Friedrich Jirmann - yang diambil pada tanggal 31 Oktober 1941 di lapangan udara Werder/Havel - dengan menggunakan pesawat latih Bücker Bü 181 "Bestmann" milik Luftkriegsschule 3. Jirmann nantinya bergabung dengan 13.Staffel / V.Gruppe / Kampfgeschwader 2 (KG 2) "Holzhammer" pada bulan Oktober 1943, dan menerbangkan pesawat Messerschmitt Me 410 (unit ini nantinya berganti nama menjadi 5.Staffel / Kampfgeschwader 51). Jirmann terluka pada tanggal 25 Juni 1944 ketika pesawatnya ditembak jatuh, kemungkinan oleh Mosquito dari 488 Squadron RAF. Dia masih bersama dengan KG 51 sampai dengan akhir perang, dan sempat mendapatkan pelatihan untuk menerbangkan pesawat jet Messerschmitt Me 262



Sumber :
Buku "Luftwaffe Training Aircraft; The Training of Germany's Pilots and Aircrew through Rare Archive Photographs" karya Chris Goss

Foto Pesawat Latih Bücker Bü 131 "Jungmann"

Sebuah pesawat latih Bücker Bü 131 "Jungmann" (werknummer 4560) yang terlihat di lapangan udara Fürstenfeldbruck yang menjadi pangkalan Luftkriegsschule 4. Di atas kokpit adalah Fähnrich Ulrich Laubis, yang nantinya akan ditembak jatuh dan menjadi tawanan perang saat bertugas di 3.Staffel / I.Gruppe / Kampfgeschwader 77 pada tanggal 23 Juni 1944


Sumber :
Buku "Luftwaffe Training Aircraft; The Training of Germany's Pilots and Aircrew through Rare Archive Photographs" karya Chris Goss

Foto Tokoh Third Reich Peraih Sachsen-Ernestinischer Hausorden

Herzoglich Sachsen-Ernestinischer Hausorden adalah medali prestasi yang pertama kali dikeluarkan pada tanggal 25 Desember 1833 oleh tiga orang Herzog (bangsawan tinggi) dari Sachsen: Friedrich von Sachsen-Altenburg, Ernst I. von Sachsen-Coburg und Gotha serta Bernhard II. Erich Freund von Sachsen-Meiningen und Hildburghausen. Medali ini sendiri - yang khusus diberikan untuk pangkat perwira ke atas - terdiri dari empat tingkatan, dimulai dari yang tertinggi: Großkreuz, Komtur I. Klasse, Komtur II. Klasse, dan Ritter. Tokoh-tokoh terkenal yang pernah mendapatkan Herzoglich Sachsen-Ernestinischer Hausorden: Raja Swedia Carl XVI Gustaf, Raja Belgia Leopold I, Pangeran Ligne ke-8 Eugène, Raja Belgia Leopold II, Raja Norwegia Olav V, Kaisar Brazil Pedro II, Perdana Menteri Belgia Henri de Brouckère, Diplomat Belgia Baron Auguste Goffinet, Perdana Menteri Belgia Sylvain Van de Weyer, Jenderal Prusia Curt von Morgen, Bangsawan Belgia Count d'Arschot Schoonhoven, Perdana Menteri Belgia Albert Joseph, Perdana Menteri Belgia Count Felix de Muelenaere, Perdana Menteri Belgia Baron Jean-Baptiste Nothomb, Politisi Belgia Baron Edouard d'Huart, Politisi Belgia Charles Liedts, serta Perdana Menteri Belgia Charles Rogier



SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl von Oberkamp (30 Oktober 1893 - 4 Mei 1947) saat masih menjadi perwira Heer berpangkat Hauptmann. Dia bergabung dengan SS pada tanggal 1 November 1938 dan langsung diberi pangkat SS-Sturmbannführer (setingkat dengan Mayor)


Charakter als Generalmajor z.V. Karl Sauter (16 Mei 1870 - 11 Maret 1959)


 General der Luftwaffe Walther Wecke (30 September 1885 - 16 Desember 1943) adalah veteran Perang Dunia Pertama yang kemudian melanjutkan karir di kepolisian. Pada bulan Februari 1933 - saat masih berpangkat Major der Schutzpolizei - dia dipercaya oleh Hermann Göring (Menteri Dalam Negeri Prusia pada saat itu) untuk menjadi komandan dari Polizeiabteilung z.b.V. Wecke - cikal-bakal Divisi "Hermann Göring" - yang baru didirikan, sebuah unit khusus setingkat batalyon yang diisi oleh polisi-polisi yang fanatik terhadap Nasional-Sosialisme yang mempunyai tugas utama untuk menyingkirkan musuh-musuh Nazi. Wecke memimpin unit ini sampai bulan Juni 1934, saat pangkatnya telah menjadi Generalmajor der Polizei. Pada bulan Oktober 1935 dia ditransfer ke Heer (Angkatan Darat), hanya untuk dipindahkan kembali ke Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) dua tahun kemudian. Penugasan pertama Wecke di satuan barunya adalah sebagai Komandan Reichsluftschutz-Schule. Pada tahun 1939 dia pindah ke Slovakia untuk menempati jabatan baru sebagai Komandan Luftwaffenübungsplatzes Malacki. Wecke tidak merasakan kekalahan Jerman di akhir Perang Dunia II, karena dia keburu meninggal - akibat dari sakit yang dideritanya - di Rumah Sakit Luftwaffe Gotha di bulan Desember 1943. Medali dan penghargaan yang telah diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Deutsches Reiterabzeichen; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht Dienstauszeichenung IV.Klasse bis I.Klasse; Kriegsverdienstkreuz II.Klasse und I.Klasse mit Schwertern; War Victory Cross Order (Slovakia) serta Grand Cross to the Order of the Slovakian Cross (Slovakia). Dalam foto ini Wecke mengenakan medali Komturkreuz 2. Klasse mit Schwertern des Herzoglich Sachsen-Ernestinischen Hausordens (2. Modell) di lehernya


Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com