Oleh : Alif Rafik Khan
A: Peralatan lapangan prajurit infanteri (Feldausrüstung des Mannes) dimulai dari ikat pinggang kulit dan kepalanya (Koppel und Koppelschloss), kantong peluru M1911 (Patronentasche 11), sekop kecil dan bungkusnya (kleines Schanzzeug und Tasche), senjata-tangan S84/98 (Seitengewehr – orang Jerman menyebutnya sebagai “senjata-tangan” daripada bayonet - Bajonett), dan pembungkus senjata-tangan untuk prajurit non-penunggang kuda (Seitengewehrtasche für Unberittene). Selain itu ada pula kaleng pembungkus masker gas M1930 (Tragbüsche für Gasmaske 30) dengan kantong kain gas (Gasplane) di selempang bahu, kantong roti M1931 (Brotbeutel 31) dan botol minum M1931 beserta cangkirnya (Feldflasche 31 und Trinkbecker). Benda-benda yang disebutkan ini merupakan peralatan dasar, tidak hanya bagi prajurit infanterie tapi juga bagi prajurit-prajurit dari unit lainnya. Meskipun beberapa unit tertentu telah mendapat jatah pengait ikat pinggang dan pengikat bahu 1939 tambahan, tapi benda ini tidak digunakan secara luas. Semua peralatan ini ditempelkan ke badan dengan ditopang oleh empat buah kaitan kawat samping yang bisa dicopot dan disematkan di pinggang. Ini lalu menjadi cantolan bagi “jaringan” pengikat yang integral.
B: Peralatan lapangan tropis prajurit infanteri (Tropisch Ausrüstung) di Afrika Utara hampir seluruhnya terbuat dari bahan kanvas dan anyaman dengan hanya sedikit penggunaan bahan kulit. Bahan metal dicat dengan warna hijau alang-alang, kuning pasir, atau coklat muda, dan kadang-kadang bercampur dengan peralatan kulit masa kolonial. Peralatan ini di antaranya adalah set pengikat ikat pinggang tropis, ikat pinggang tropis dan kepalanya, magasin senapan mesin MP38/MP40 tropis (Maschinenpistole Magazintaschen), sekop kecil dan bungkus tropisnya, bayonet S84/98 dan pembungkus tropisnya, kaleng pembungkus masker gas M1938 dan kantong gas tropis di pengikat bahu, kantong roti tropis, dan dua botol air lapangan tropis (perhatikan dua jenis cangkir yang berbeda!). Salah satu dari ini diikatkan dengan menggunakan simpal balik tambahan (Aufschiebeschlaufen) yang pada awalnya ditujukan sebagai titik pengikat utama bagi selempang depan bilamana kantong peluru tidak dkenakan.
C: Peralatan awak senapan mesin di antaranya adalah pendukung ikat pinggang dengan selempang tambahan (Koppeltraggestell mit Helfstageriemen), ikat pinggang dan kepalanya, kantong spare-part M1934 (Ersatztücketasche 34), sarung pistol P08 (Pistolentaschen P08) dengan pistol Luger 9mm, sekop lipat dan bungkusnya (Klappspaten und Tasche), kaleng pembungkus masker gas M1938 dengan kain gas yang dibalik (untuk meminimilasir benturan) di selempang bahu, kantong roti M1931 dan botol minum M1931. Di pinggir adalah bungkus peralatan bengkel untuk perbaikan senapan mesin M1934 (Werkzeugtasche 34), sementara benda yang disematkan ke pendukung ikat pinggang adalah satu pak peralatan tempur untuk kompi senapan infanteri (Gefechtsgepäck für Infanterie Schützenkompanien) yang terdiri dari kerangka pak jaringan semi-rigid berbentuk trapesium (Gurtbandtragegerüst) dan sebuah tas kecil untuk pak tempur (Beutel zum Gefechtsgepäck). Yang juga diikatkan kesana adalah kain tenda M1931 (Zeltbahn 31) dan periuk masak M1931 (Kochgeschirr 31). Kadang-kadang, kantong aksesoris tenda (Zeltzubehörstache), yang digambarkan di pinggir, ikut ditambahkan ke ikatan.
D: Peralatan prajurit Zeni Serang (Pioniersturmgepäck) direkatkan ke ikat pinggang dan pendukungnya (Koppeltraggestell für Infanterie). Ini adalah pendukung model lama yang ditambahkan selempang tambahan dan mulai diperkenalkan bulan April 1940. Peralatan yang ada di dalamnya termasuk kantong granat tangan samping, bayonet S84/98 dan pembungkusnya untuk prajurit penunggang kuda (Seitengewehrtasche für Berittene), kantong zeni yang berisi (dari atas ke bawah): periuk masak, periuk asap NbK39, dan kompartemen peledak. Selain itu, ada pula botol minum M1931 yang ditambahkan ke kaitan tambahan, juga bahan peledak bergaris karet dan kantong masker gas samping. Gergaji tangan, yang dibawa menggunakan kantong kulit buatan sendiri, biasanya ikut disertakan pula di samping bayonet.
Selain dari barang-barang pasukan tempur yang disebutkan di atas, beberapa variasi item tambahan juga kadang disertakan. Kantong roti dapat memuat ransum baja (Eiserne Portion) setengah atau penuh, juga perkakas makan, kontainer daging (Fleischbüchse), kotak lemak (Fettdose), kompor lapangan kecil yang dapat dilipat (Esbit Kocker), tablet bahan-bakar (Esbit Brennstoff), peralatan pembersih karabin M1934 (Reinigungsgerät 34), peralatan mencuci (Waschzeug), peralatan cukur (Rasierzeug), peralatan jahit (Nähzeug), dan topi lapangan ketika sedang tidak dipakai. Peralatan untuk kepentingan pribadi biasanya dikumpulkan dalam sebuah kantong kain kecil yang diikat dengan menggunakan tali kolor, persis emak-emak zaman baheula kalo nyimpen uang.
Dengan diperkenalkannya set perangkat tempur, beberapa item yang tadinya dijejalkan ke kantong roti kemudian dimasukkan ke kantong kecil yang diperuntukan khusus untuk itu. Sebagai contoh: kaos dalam, peralatan pembersih karabin, perkakas makan, kotak lemak, kompor kecil, satu kaleng ransum daging darurat, dan tali untuk mengikat tenda.
Pakaian tambahan dan barang-barang sekunder lain dimasukkan ke tas M1934 atau M1939 (Tornister 34 Oder 39). Pakaian tambahan di luar itu, yang tidak dibutuhkan di lapangan dalam waktu normal, dibawa dengan menggunakan tas pakaian M1931 (Bekleidungssack 31) yang berukuran kecil dan dibuat dari bahan kanvas. Tas ini (dan tas pakaian) biasanya tidak ikut dibawa-bawa saat bertempur dan diangkut dengan menggunakan kereta kompi bersama dengan kebutuhan unit dan suplai lainnya. Prajurit yang tidak kebagian tas atau ransel mendapat tas pakaian sebagai gantinya.
Sumber : Buku "The German Army Blitzkrieg 1939-41" karya Gordon Rottman dan Ron Volstad