Oleh : Alif Rafik Khan
Tak lama setelah pembentukan Luftwaffe pada tanggal 1 Maret 1935, kini pelatihan terbang militer tidak hanya berlangsung secara terang-terangan melainkan juga diselenggarakan secara masif oleh banyak sekolah terbang dengan menggunakan beragam jenis pesawat.
Alur seorang kadet udara yang mendaftar di Luftwaffe biasanya begini: setelah direkrut oleh militer - dan mendapatkan pelatihan dasar seorang prajurit Wehrmacht - dia kemudian ditempatkan di Fliegerersätzabteilung (yang nantinya menjadi Fliegerausbildungsregiment) untuk mengikuti pelatihan navigasi dasar. Setelah lulus, si kadet calon awak udara selanjutnya dipindahkan ke Fluganwärterkompanie (untuk calon prajurit dan bintara) atau Luftkriegsschule (untuk calon perwira). Tempat-tempatr ini pada dasarnya adalah sekolah darat dimana para pilot diperkenalkan untuk pertama kalinya dengan pesawat terbang. Sebagai contoh, Soldbuch seorang kadet perwira Luftwaffe memperlihatkan bahwa dia tiba di Luftkriegsschule Dresden Klotzsche pada tanggal 4 Desember 1936, sebelum kemudian ditempatkan di Luftkriegsschule Berlin Gatow. Disini dia merasakan untuk pertama kalinya terbang dengan pesawat udara pada tanggal 21 Mei 1937, dilanjutkan dengan terbang solo menggunakan pesawat latih Heinkel He 72 pada tanggal 9 Juni 1937. Setelah itu, pelatihan terbang tahap awal diselenggarakan di Flugzeugführerschule (A/B), yang diikuti oleh Flugzeugführerschule (C) untuk pelatihan lanjutan. Khusus untuk pilot tempur, dia harus mengikuti pelatihan lebih jauh lagi yang diselenggarakan di Jagdfliegervorschule atau Jagdfliegerschule (pada tahun 1942, delapan Jagdfliegerschule dirubah namanya menjadi Jagdgeschwader 101 sampai Jagdgeschwader 108, dan masih ditambah lagi dengan Jagdgeschwader 109 sampai Jagdgeschwader 112). Dalam kasus kadet perwira kita yang menjadi contoh di atas, setelah mendapatkan Flugzeugführerabzeichen (Wing Udara) pertamanya, pada bulan Juli 1938 dia ditempatkan di Jagdfliegerschule Werneuchen untuk mendapatkan pelatihan sebagai pilot tempur, dan pada bulan berikutnya dipindahkan ke 9.Staffel / Jagdgeschwader 132 di Jüterbog-Damm. Dia pertama kali terbang dengan Fliegerausbildungsregiment 42 di Salzwedel pada bulan Maret 1939 dan - setelah mendapatkan pelatihan terbang buta di Prenzlau (masih bersama dengan Fliegerausbildungsregiment 42) - dia kemudian ditempatkan di Jagdfliegerschule 1 pada bulan November 1939 sebelum bergabung dengan 2.Staffel / Jagdgeschwader 53 di bulan berikutnya.
Untuk pilot-pilot yang terpilih ke unit-unit udara lainnya, dia akan mendapatkan pelatihan final di sekolah-sekolah khusus yang berbeda: calon pilot pembom ditempatkan di Grosse Kampffliegerschule, pilot pembom tukik di Sturzkampffliegervorschule, dan pilot pengintai di Aufklärungsfliegerschule. Pada bulan Oktober 1942 lima Kampffliegerschule yang tersedia kemudian dipecah lagi menjadi Kampfbeobachterschule atau Kampfschulegeschwader, dengan yang terakhir berganti nama menjadi Kampfgeschwader 101 di tahun selanjutnya.
Ketika Perang Dunia II pecah, maka dibutuhkan pula lebih banyak pelatihan lanjutan. Karenanya, kini setiap Geschwader (Skuadron Udara) pemburu atau pembom mempunyai pula unit-unit pelatihan sendiri (biasanya dinamakan sebagai Ergänzungsstaffel, Ausbildungsstaffel atau Ergänzungsgruppe), yang - dalam kasus unit pembom - maka kemudian dirubah namanya menjadi IV. Gruppe. Untuk para pilot pemburu, pada tahun 1942 elemen-elemen Erganzungs mereka dilebur menjadi bagian dari Ergänzungsjagdgruppe Ost, Süd atau West.
Setiap peran pesawat mempunyai sekolahnya masing-masing, begitu pula dengan pesawat yang mempunyai peran-peran khusus seperti Waffenschule, pembom torpedo serta penyebar ranjau, dan juga sekolah-sekolah awak udara lainnya seperti Beobacher, Bordfunker, Bordmechaniker dan Bordschützen. Terdapat pula sekolah terbang buta (instrumen). Kembali kepada kadet perwira kita (yang kini telah berpangkat Leutnant): Dia juga mengikuti kursus di sekolah semacam itu di Nordhausen antara tanggal 18 Januari s/d 24 Februari 1940 demi untuk mendapatkan lisensi instruktur terbang buta. Setelahnya dia kembali ke unitnya, 1.Staffel / Zerstörergeschwader 76, dan kini telah siap lahir batin menjadi pilot tempur Luftwaffe!
----------------------------------------------------------------------------------
Para calon pilot (perhatikan ketiadaan Flugzeugführerabzeichen di seragam mereka) dari Fliegerausbildungsregiment 42 berfoto bersama dengan instruktur mereka, Unteroffizier Lauerer (berlutut dengan Flugzeugführerabzeichen di dada), di tempat latihan mereka di Wünsdorf, bulan Juni 1939. Para kadet ini mempunyai pangkat yang tak jauh berbeda dengan sang instruktur. Mereka yang sukses menyelesaikan pelatihan sebagai pilot nantinya mulai operasional dari awal tahun 1940, dan banyak di antara mereka - seperti yang menimpa Unteroffizier Willi Ghesla yang berlutut di sebelah kanan - akan tertangkap atau terbunuh dalam Pertempuran Britania sebelum tahun tersebut berakhir!
----------------------------------------------------------------------------------
ARADO
Sebuah pesawat Arado Ar 66 difoto oleh Fähnrich Leopold Wenger di Schule / Fliegerausbildungsregiment 13, bulan April-Mei 1940. Fliegerausbildungsregiment 13 bermarkas di Pilsen, Cekoslowakia, meskipun mempunyai pangkalan tersendiri pula di Klattau. Wenger nantinya menyelesaikan pelatihannya dan kemudian ditempatkan di I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 di akhir tahun 1941. Pada akhirnya dia menjadi seorang pilot Jabo (fighter-bomber) kawakan bersama dengan 10.Staffel / Jagdgeschwader 2. Wenger dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 14 Januari 1945, tapi kemudian terbunuh tiga bulan kemudian - tepatnya pada tanggal 10 April 1945 - hanya berselang beberapa minggu sebelum Perang Dunia II berakhir di Eropa!
Oberfeldwebel Weber menerbangkan pesawat Arado Ar 96 milik 3.Staffel / Jagdfliegerschule 4 di atas Fürth. Sekolah terbang pilot pemburu ini nantinya berganti nama menjadi Jagdgeschwader 104 pada tahun 1943. Lambang Jagdfliegerschule 4 adalah sebuah panah hitam bersayap di atas segitiga putih yang terletak di dalam perisai merah, dengan tulisan "Jagdfl-Schule 4" dengan tinta hitam di dalam kotak biru. Rekan sesama pilot yang mengambil foto ini adalah Gefreiter Hans Derksen, yang nantinya ditugaskan di 7.Staffel / Jagdgeschwader 302 dan terbunuh dalam sebuah kecelakaan di malam tanggal 25 November 1943, ketika pesawat Messerschmitt Bf 109 G-6 (werknummer 410142) yang dipilotinya jatuh di wilayah Wehnen, tidak jauh dari pangkalannya di Oldenburg
----------------------------------------------------------------------------------
BÜCKER
Sebuah
pesawat latih Bücker Bü 131 "Jungmann" (werknummer 4560) yang terlihat
di lapangan udara Fürstenfeldbruck yang menjadi pangkalan
Luftkriegsschule 4. Di atas kokpit adalah Fähnrich Ulrich Laubis, yang
nantinya akan ditembak jatuh dan menjadi tawanan perang saat bertugas di
3.Staffel / I.Gruppe / Kampfgeschwader 77 pada tanggal 23 Juni 1944
Foto terbang perdana Fähnrich Friedrich Jirmann - yang diambil pada tanggal 31 Oktober 1941 di lapangan udara Werder/Havel - dengan menggunakan pesawat latih Bücker Bü 181 "Bestmann" milik Luftkriegsschule 3. Jirmann nantinya bergabung dengan 13.Staffel / V.Gruppe / Kampfgeschwader 2 (KG 2) "Holzhammer" pada bulan Oktober 1943, dan menerbangkan pesawat Messerschmitt Me 410 (unit ini nantinya berganti nama menjadi 5.Staffel / Kampfgeschwader 51). Jirmann terluka pada tanggal 25 Juni 1944 ketika pesawatnya ditembak jatuh, kemungkinan oleh Mosquito dari 488 Squadron RAF. Dia masih bersama dengan KG 51 sampai dengan akhir perang, dan sempat mendapatkan pelatihan untuk menerbangkan pesawat jet Messerschmitt Me 262
Sumber :
Buku "Luftwaffe Training Aircraft; The Training of Germany's Pilots and Aircrew through Rare Archive Photographs" karya Chris Goss