Sunday, June 14, 2020

Para "Pengkhianat" Third Reich dan Penentang Hitler

MILITER

 
Wolfgang Abendroth (2 Mei 1906 - 15 September 1985)
Wolfgang Abendroth dilahirkan di Elberfeld pada tahun 1906, dan dibesarkan oleh keluarga yang beraliran Sosial-Demokrat. Ayahnya berprofesi sebagai seorang guru. Dia lalu bergabung dengan organisasi Kommunistische Jugend Deutschland (Komunis Muda Jerman) pada usia 14 tahun. Sebagai akibat dari kegigihannya yang ingin menyatukan kaum Sosial-Demokrat dan Komunis, Abendroth dikeluarkan dari KPD pada tahun 1928. Pada tahun 1933 dia kehilangan pekerjaannya sebagai seorang pengacara junior karena masalah politis, dan kemudian mendarmabaktikan hidupnya untuk menyediakan nasihat hukum kepada pihak oposisi rezim Nazi. Setelah merasakan ditangkap oleh pemerintah yang berkuasa, Abendroth berimigrasi ke Swiss, dimana dia mendapatkan gelar Doktor. Setelah bertugas sebagai kurir selama beberapa waktu, dia memutuskan untuk kembali ke Berlin pada tahun 1935. Disana, dia menjadi anggota aktif gerakan perlawanan terhadap Nazi, sampai kemudian dia kembali dipenjarakan pada tahun 1937 dan harus menghabiskan beberapa tahun di balik jeruji. Pada bulan Februari 1943, Abendroth dipaksa masuk ke 999. leichte Afrika-Division, sebuah unit hukuman bagi orang-orang yang dianggap "bermasalah". Dia hanya merasakan sebentar saja di unit ini, karena tak lama kemudian desersi dan bergabung dengan organisasi gerilyawan komunis Yunani yang dinamakan 'ELAS'. Abendroth kemudian kembali diciduk, hanya saja kali ini oleh pihak Inggris. Dia menghabiskan sisa perang sebagai pengajar edukasi politik bagi para tawanan Jerman yang membenci rezim Nazi di kamp-kamp tawanan perang Inggris di Mesir


 Otto Armster (11 Juli 1891 - 21 September 1957)
Oberst Otto Armster diserahi tanggungjawab sebagai komandan sekolah kontraintelijen di Wina (Austria) pada bulan April 1944. Sejak dari tahun 1939 dia telah menjalin kontak dengan kelompok perlawanan di grup kontraintelijen yang dikepalai oleh temannya, Laksamana Wilhelm Canaris. Di Wina, Armster bekerja bersama dengan Georg Alexander Hansen, Hans Oster, dan Ludwig Gehre. Dalam beberapa kesempatan mereka bertemu dengan Hermann Kaiser, orang kepercayaan General der Infanterie Friedrich Olbricht. Para konspirator ini berencana untuk mempekerjakan Otto Armster sebagai perwira penghubung di Wehrkreis (Distrik Militer) XVIII di Salzburg. Setelah ditangkap di Wina pada tanggal 23 Juli 1944, dia dibawa ke Berlin dan dikurung di penjara Lehrter Straße, sampai akhirnya dilepaskan pada tanggal 25 April 1945. Armster kembali dipenjarakan - kali ini oleh NKVD Soviet - pada tanggal 15 Mei 1945. Dia dideportasi ke Rusia, dimana dia dipaksa untuk tinggal dalam tahanan sampai dengan tahun 1955


 Ludwig August Theodor Beck (29 Juni 1880 - 21 Juli 1944)
 Generaloberst Ludwig Beck bergabung dengan Angkatan Darat Prusia sebagai kadet pada bulan Maret 1898, dan melanjutkan karir militernya di Reichswehr seusai Perang Dunia Pertama. Pada bulan Oktober 1933 dia diangkat menjadi Chef des Truppenamt (Kepala Kantor Pasukan) di Kementerian Pertahanan, dan pada tahun 1935 naik jabatan menjadi Generalstabschef des Heeres (Kepala Staff Jenderal Angkatan Darat). Sampai dengan tahun 1938, Beck berusaha mempengaruhi kebijakan luar negeri Hitler melalui serangkaian surat, memorandum dan presentasi. Dia mempunyai kesamaan pandangan dengan Carl Goerdeler - politisi Jerman penentang Nazi - mengenai penolakan tanpa kompromi terhadap resiko perang bila kebijakan agresif Hitler terus berlanjut. Pada musim panas tahun 1938 Beck gagal dalam usahanya membujuk seluruh jenderal senior Angkatan darat untuk mengundurkan diri bersama-sama demi untuk mencegah kemungkinan perang di Eropa. Mengikuti hati nuraninya, dia menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya, dan tak lama kemudian menjadi titik berkumpul pihak oposisi, baik dari kalangan militer maupun sipil. Beck ikut berpartisipasi aktif dalam usaha pembunuhan terhadap Hitler yang dilancarkan pada tanggal 20 Juli 1944. Seandainya upaya kudeta komplotannya berhasil, rencananya dia akan diangkat menjadi Kepala Negara Jerman yang baru pengganti sang Führer. Ketika usaha pembunuhan dengan bom tersebut gagal, Generaloberst Friedrich Fromm menuntut dia untuk membunuh dirinya sendiri di sore hari tanggal 21 Juli 1944. Ketika usahanya gagal - dengan Beck terluka parah sebagai akibatnya - seorang sersan Wehrmacht ditugaskan untuk menghabisinya melalui tembakan di belakang leher


Robert Bernardis (7 Agustus 1908 - 8 Agustus 1944)
Oberstleutnant Robert Bernardis menikah dengan Hermine Feuchtinger dan dikaruniai dua orang anak. Bernardis adalah seorang Nasional-Sosialis fanatik saat menjalani masa pelatihan perwira militer di Angkatan darat Austria maupun di Akademi Perang Berlin. Setelah melihat kondisi peperangan di Polandia, Prancis dan Uni Soviet, pandangannya mulai berubah menjadi membenci rezim Nazi. Dia dipromosikan menjadi Major pada tahun 1942, dan dipindahkan ke Allgemeines Heeresamt (Kantor Umum Angkatan darat) di Komando Tinggi Angkatan Darat Berlin, dimana dia diserahi tanggungjawab untuk mengepalai sebuah departemen cabang. Sebagai seorang Oberstleutnant di Staff Jenderal AD, pada musim dingin tahun 1943 tugasnya membawa dia berkenalan dengan Oberst Claus Graf von Stauffenberg, dan tak lama kemudian Bernardis sepenuhnya berada di bawah pengaruh sang Oberst. Pada musim semi tahun 1944 dia diikutkan dalam rencana kudeta militer menggulingkan Hitler. Bernardis mempersiapkan kudeta tersebut di Wehrkreis XVII di Wina. Pada tanggal 20 Juli 1944 dia bersama dengan Stauffenberg sebagai anggota staff Kantor Umum Angkatan Darat, dimana dia bertanggungjawab untuk meneruskan perintah rahasia "Walkure" (Valkyrie) melalui radio. Setelah usaha kudeta tersebut gagal, Bernardis ditangkap di hari yang sama di sore harinya. Pada tanggal 8 Agustus 1944, satu hari setelah ulangtahunnya yang ke-36, Pengadilan Rakyat di bawah pimpinan Hakim Roland Freisler menjatuhkan hukuman mati terhadapnya, dan dia dieksekusi di hari yang sama di Penjara Berlin-Plötzensee


 Hasso von Boehmer (9 Agustus 1904 - 5 Maret 1945)
Oberstleutnant im Generalstab Hasso von Boehmer memulai karir militernya sebagai seorang kadet perwira di Potsdamer Infanterie-Regiment 9. Dia berkali-kali terluka dalam pertempuran di Polandia (1939) dan Prancis (1940). Sebagai seorang perwira staff, dia menikah dengan Käthe Torhorst dan dikaruniai satu putri serta dua putra. Temannya Henning von Tresckow merekrutnya ke dalam kelompok rahasia untuk menggulingkan Hitler yang dipimpin oleh Ludwig Beck dan Carl Goerdeler. Boehmer mengajukan diri untuk ikut serta dalam rencana kudeta 20 Juli 1944 saat dia telah menjadi seorang perwira penghubung di Wehrkreis XX (Danzig). Sialnya, pas hari H dia malah mendapat penugasan luar dan baru bisa kembali sore harinya. Atasannya, Komandan Wehrkreis XX General der Infanterie Bodewin Keitel - yang juga merupakan adik dari Kepala Staff Wehrmacht Wilhelm Keitel - juga sedang keluar di hari itu. Setelah mendengar upaya pembunuhan terhadap Hitler yang gagal melalui radio, Bodewin Keitel buru-buru pulang ke Danzig. Di sepanjang siang itu - saat Boehmer absen - rangkaian teleks tiba untuknya yang dikirimkan dari kantor para konspirator di Berlin. Ketika Boehmer tiba kembali di markasnya, dia langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara Danzig. Beberapa hari kemudian dia dipindahkan ke sel penjara di Lehrter Straße 3, Berlin. Dia dan para pesakitan lainnya kemudian dipindahkan ke Institusi Hukuman Tegel pada akhir bulan September 1944, tapi kemudian dikirim kembali ke Lehrter Straße 3 setelah adanya serangan udara besar-besaran pada tanggal 7 Oktober 1944. Pada bulan Januari 1945 Boehmer dipindahkan ke Rumah Sakit Kamp Konsentrasi Sachsenhausen setelah menderita sakit keras di dalam penjara. Dia dijatuhi hukuman mati dalam persidangan Volksgerichtshof (Pengadilan Rakyat) tanggal 5 Maret 1945, dan langsung dieksekusi pada hari yang sama


Fritz Erich Fellgiebel (4 Oktober 1886 - 4 September 1944)
General der Nachrichtentruppe Erich Fellgiebel memulai karir militernya pada bulan September 1905 sebagai seorang kadet di sebuah batalyon sandi Kaiserliche Armee (Angkatan Darat Kekaisaran Jerman). Setelah Perang Dunia Pertama usai, dia dipindahkan ke Berlin sebagai perwira staff umum. Pada tahun 1938 dia menjadi Kepala Korps Sandi Angkatan Darat Jerman sekaligus Kepala Komunikasi di Komando Tinggi Angkatan Bersenjata. Mantan atasannya Generaloberst Ludwig Beck - dan juga penggantinya Generaloberst Franz Halder - adalah orang pertama yang memperkenalkan Fellgiebel kepada jaringan rahasia penentang Hitler dalam tubuh Wehrmacht. Sang pakar komunikasi militer kemudian menjadi salah satu figur kunci dalam persiapan untuk Unternehmen Walküre (Operation Valkyrie), sebuah rencana penggulingan Hitler. Sang Führer sendiri sebenarnya dari pertama tidak terlalu mempercayai Fellgiebel, tapi dia membutuhkan pengalaman sang jenderal karena dialah yang paling pertama mengerti mengenai peran penting mesin enkripsi Enigma. Sebagai Kepala Pelayanan Sandi dan Komunikasi, Fellgiebel mengetahui pula semua rahasia militer Jerman, termasuk pengerjaan roket V-1 dan V-2 yang dikerjakan oleh Werner von Braun dkk di Peenemünde. Ketika terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler pada tanggal 20 Juli 1944 di Wolfsschanze (Führerhauptquartier di Prusia Timur), Fellgiebel juga berada disana. Dia berusaha memutus semua komunikasi yang menuju pusat kekuasaan, sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tapi ketika telah jelas bahwa sang Führer berhasil selamat dari upaya pembunuhan terhadap dirinya, Fellgiebel dipaksa untuk menganulir semua perintah terdahulu dan memulihkan kembali komunikasi. Aksi Fellgiebel paling terkenal dalam peristiwa ini adalah saat dia menelepon rekan sesama konspirator lainnya yang sedang berada di Berlin, Generalleutnant Fritz Thiele, untuk memberitahu berita mengejutkan kepadanya bahwa target mereka masih hidup: "Etwas Furchtbares ist passiert! Der Führer lebt!" (Sesuatu yang buruk telah terjadi! Führer masih hidup!). Seperti sudah bisa diduga, tak lama kemudian Fellgiebel ditangkap saat dia masih berada di Wolfsschanze. Sang jenderal disiksa habis-habisan selama tiga minggu, tapi tak mengungkapkan satu nama pun dari konspirator lainnya. Dia didakwa dalam Volksgerichtshof (Pengadilan Rakyat) pimpinan Hakim Roland Freisler yang terkenal bengis. Pada tanggal 10 Agustus 1944, Erich Fellgiebel dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Dia dieksekusi hampir satu bulan kemudian di Penjara Plötzensee di Berlin

 
"Hans" Günther Adolf Ferdinand von Kluge (30 Oktober 1882 - 19 Agustus 1944)
Generalfeldmarschall Günther von Kluge adalah marsekal Jerman yang pernah menjadi panglima tertinggi pasukan Wehrmacht di Front Timur dan Barat. Dia menjadi Panglima 4. Armee dalam invasi ke Polandia tahun 1939 dan Pertempuran Prancis tahun 1940. Setelah mendapat kenaikan pangkat luar biasa menjadi Generalfeldmarschall, von Kluge ikut berpartisipasi dalam penyerbuan ke Uni Soviet dan Pertempuran Moskow tahun 1941. Saat pihak Jerman mengalami krisis kepemimpinan setelah serangan balik Rusia di akhir tahun 1941, von Kluge ditunjuk oleh Hitler untuk menjadi Panglima Heeresgruppe Mitte menggantikan Marsekal Fedor von Bock. Beberapa anggota utama komplotan penentang Hitler bertugas sebagai staff pribadinya, termasuk Henning von Tresckow. Von Kluge sendiri mengetahui akan adanya aktivitas "terlarang" yang dilakukan oleh sebagian staffnya, tapi memilih untuk tidak melaporkan mereka. Masa tugasnya di Front Timur berlangsung sampai bulan Oktober 1943 saat dia terluka parah dalam kecelakaan mobil dan harus dirawat intensif di rumah sakit. Setelah sembuh, dia langsung dipercaya untuk menjadi Oberbefehlshaber West (Panglima tertinggi pasukan Jerman di Front Barat) menggantikan Marsekal Gerd von Rundstedt yang dianggap gagal menahan laju tentara Sekutu di Normandia. Penempatan baru von Kluge tidak banyak membawa perubahan berarti, karena pasukan musuh kini semakin menyebar ke bagian Prancis lainnya. Disinilah dia menyadari bahwa perang di Barat sesungguhnya sia-sia belaka untuk terus dipertahankan. Meskipun dia bukan anggota aktif komplotan yang melakukan kudeta terhadap Hitler pada tanggal 20 Juli 1944, tapi di akhir kegagalan kudeta tersebut, sang marsekal menyadari bahwa ujung-ujungnya dia akan diseret juga ke dalamnya. Putus asa, Günther von Kluge memutuskan untuk bunuh diri pada tanggal 19 Agustus 1944 setelah mendapat panggilan ke Berlin oleh Hitler. Perannya sebagai Oberbefehlshaber West digantikan oleh Marsekal Walter Model. Biografi singkat Günther von Kluge bisa dilihat DISINI


Wilhelm Georg Joachim Kuhn (2 Agustus 1913 - 6 Maret 1994)
Major im Generalstab Joachim Kuhn (2 Agustus 1913 - 6 Maret 1994) bergabung dengan Infanterie-Regiment 14 pada bulan Oktober 1932. Dia ikut serta dalam penyerbuan pasukan Jerman ke Polandia (1939), Prancis (1940), dan Uni Soviet (1941). Kuhn dipromosikan menjadi Hauptmann pada bulan Agustus 1940, Major di bulan Januari 1943, dan Major i.G. tanggal 20 April 1943. Dia menghabiskan sebagian masa tugas militernya sebagai perwira staff, termasuk sebagai bawahan Oberstleutnant Claus Graf von Stauffenberg di Generalstab des Heeres. Perkenalannya dengan sang perwira penentang Hitler membuat Kuhn ikut "terseret" ke dalam gerakannya, apalagi setelah dia bertunangan dengan salah seorang sepupu Stauffenberg. Pada tanggal 20 Juli 1944, Kuhn mendapatkan tugas untuk menyediakan salah satu bahan peledak yang nantinya digunakan untuk membom Führerbunker oleh Stauffenberg. Saat usaha percobaan untuk membunuh Hitler tersebut gagal, Kuhn pun ikut disasar. Pada waktu itu dia telah menjadi Kepala Operasi 28. Jäger-Division di Front Timur. Komandan Divisi Generalleutnant Gustav Heistermann von Ziehlberg mendapat perintah dari Berlin untuk segera mengirim Kuhn ke Jerman untuk diadili. Sang Divisionskommandeur kemudian memberitahu Kuhn tentang perintah tersebut. Karena mengetahui bahwa perwiranya cepat atau lambat akan dieksekusi, Heistermann von Ziehlberg memberi Kuhn kesempatan untuk pergi seorang diri ke hutan dan menembak dirinya sendiri sebagai sebuah penebusan atas apa yang telah dilakukannya. Tak dinyana, Kuhn malah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kabur dan kemudian membelot ke pihak Rusia! Heistermann von Ziehlberg lah yang kemudian kena getahnya, karena dia dituduh telah mengabaikan perintah dan membantu pelarian Kuhn, sehingga kemudian ganti diadili lalu dieksekusi! Kuhn sendiri selamat sampai dengan akhir perang, dan kemudian tinggal di kampung halamannya, Berlin, yang pada saat itu telah menjadi bagian dari Jerman Timur, negara satelitnya Uni Soviet. Medali dan penghargaan yang telah diperolehnya: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse (4 Juli 1940); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse und I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Schwarz; serta Allgemeines-Sturmabzeichen



 Hans-Ulrich von Oertzen (6 Maret 1915 - 21 Juli 1944)
 Major im Generalstab Hans-Ulrich von Oertzen lahir di Berlin dari keluarga aristokrat Prusia. Dia mengikuti jejak ayahnya dengan masuk di ketentaraan lalu kemudian dilatih untuk menjadi seorang perwira staff. Selama berlangsungnya Perang Dunia II dia dipromosikan menjadi Major, dan pada tahun 1943 telah bertugas di Heeresgruppe Mitte di bawah pimpinan Generalmajor Henning von Tresckow (yang merupakan salah seorang anggota utama gerakan bawah tanah penentang Hitler dalam tubuh Wehrmacht). Oertzen kemudian terlibat aktif dalam gerakan tersebut dengan membantu Claus von Stauffenberg dalam perencanaan upaya kudeta. Pada tanggal 26 Maret 1944 dia menikah dengan Ingrid von Langenn-Steinkeller, dan sekitar 240 surat yang dia tulis untuk istrinya dari tahun 1942 s/d 1944 kemudian dibukukan pada tahun 2005. Pada saat terjadinya Peristiwa Bom 20 Juli 1944, Oertzen bertugas sebagai perwira penghubung di Wehrkreis III Berlin. Dialah yang meneruskan perintah pertama yang dikirimkan oleh Stauffenberg. Setelah kegagalan usaha kudeta tersebut, di hari yang sama Oertzen ditangkap dan diinterogasi oleh General der Infanterie Joachim von Kortzfleisch serta Generalleutnant Karl Freiherr von Thüngen (yang terakhir sebenarnya adalah anggota gerakan perlawanan juga!). Tak ada satupun bukti yang ditemukan yang mengaitkan keterlibatan Oertzen dalam plot tersebut, sampai akhirnya keesokan harinya seorang sekretaris melaporkan bahwa dia pernah melihat sang perwira staff bersama dengan Stauffenberg. Ketika mengetahui bahwa tak lama lagi Gestapo akan datang untuk menangkapnya, Major i.G. Hans-Ulrich von Oertzen kemudian memutuskan untuk bunuh diri dengan meledakkan dua granat tangan yang dibawanya...



Sumber :
Buku "Stauffenbergs Freund. Die tragische Geschichte des Widerstandskämpfers Joachim Kuhn" karya Peter Hoffmann
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.deutschesheer.de
www.en.wikipedia.org
www.gdw-berlin.de

No comments: