Saturday, January 16, 2010

Reichsstatthalter Franz Ritter von Epp (1868-1946), Jenderal Reichswehr Yang Pensiun Dini Gara-Gara Bersimpati Pada Nazi!

Franz Ritter von Epp sebagai Oberst, dengan bangga memperlihatkan Pour le Mérite di lehernya yang didapatkan dalam kancah Perang Dunia I


Franz Ritter von Epp menginspeksi Kraftfahrabteilung tahun 1919. Tahu kan yang mana Von Epp? Noh yang kedua dari kanan!


Generaloberst (pangkat kehormatan) Franz Ritter von Epp dalam kunjungan ke Sudetenland tahun 1938, tak lama setelah bersatunya kembali wilayah tersebut dengan Third Reich


Franz Ritter von Epp bersama dengan Oberbürgermeister Passau mengadakan kunjungan ke kastil terbesar disana ketika Sudetenland bergabung dengan Jerman tahun 1938. Setelah saya ubek-ubek primbon buat mencari identitas sang Oberbürgermeister, saya dapati namanya adalah Max Moosbauer yang menjabat dari tahun 1933 sampai dengan 1945, persis sama dengan masa kekuasaan Nazi Jerman!


Franz Ritter von Epp berfoto bersama Martin Bormann (kiri) dan Heinrich Himmler (kanan) dalam acara Volkstrauertag (terjemahan kasarnya hari nasional untuk bergabung, tapi biasa disebut sebagai Reichs Veteran Day atau Hari Veteran Reich), 4 Juni 1939


Franz Ritter von Epp bersama dengan Generalmajor Hans Georg Hofmann dalam acara pemakaman Generaloberst Eugen Ritter von Schobert tanggal 18 Maret 1942, yang tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Banyak orang menyangka bahwa aki-aki di sebelah kanan adalah Generaloberst Franz Halder (emang mukanya mirip BANGET!) tapi sesungguhnyalah bukan dia. Pembeda paling gampang adalah Halder peraih Ritterkreuz, sedangkan orang ini tidak memakainya sama sekali


Oleh : Alif Rafik Khan


Franz Ritter von Epp adalah seorang perwira di Kekaisaran Jerman di awal abad ke-20, yang menanjak karirnya di zaman Nazi menjadi Reichsstatthalter dari Bavaria, sebuah posisi pemimpin daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi khusus, semacam diktator lokal.


Dia dilahirkan di Münich tanggal 16 Oktober 1868 dengan nama asli Franz Epp, dan merupakan anak dari Rudolph Epp dan Katharina Streibel. Setelah menghabiskan masa sekolahnya di Augsburg, Epp masuk akademi militer di kotanya dan bertugas sebagai sukarelawan di Asia Timur selama Pemberontakan Boker eh Boxer tahun 1900-1901. setelah itu Epp menjadi komandan kompi di koloni Jerman yang bernama Deutsch-Südwestafrika (sekarang bernama Namibia), dimana dia ikut ambil bagian dalam operasi pemadaman pemberontakan Herero yang berdarah-darah dan brutal. Dalam Perang Dunia I, dia bertugas sebagai perwira komandan dari Resimen Bavaria (Infanterie-Leibregiment) di Prancis, Serbia, Rumania dan front Isonzo.


Untuk jasa-jasanya bagi Jerman selama bertahun-tahun tersebut, Epp menerima banyak medali, dengan yang paling semriwing di antaranya adalah Pour le Mérite (29 Mei 1918). Selain itu, Epp juga diangkat statusnya menjadi bangsawan Bavaria tanggal 25 Februari 1918 setelah sebelumnya menerima medali Bavaria paling bergengsi, Militär-Max Joseph Orden tanggal 23 Juni 1916. Setelah menjadi bangsawan, otomatis namanya pun berubah dari Franz Epp menjadi Franz Ritter von Epp. Ritter sendiri berarti ‘Ksatria’, bukan nama tengah atau nama pertama. Ini hanya khusus untuk lelaki dan tidak ada persamaannya untuk perempuan.


Setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama dia membentuk Freikorps Epp, sebuah grup milisi semi-militer yang beraliran kanan dan kebanyakan berisi mantan veteran perang, termasuk di antaranya adalah Ernst Röhm (yang di kemudian hari menjadi panglima Sturmabteilung, SA). Freikorps Epp ikut ambil bagian dalam penghancuran Republik Soviet Bavaria di Münich yang berhaluan komunis, dan dianggap menjadi otak utama dalam banyak pembantaian sesudahnya. Epp sendiri kemudian masuk kembali dalam ketentaraan di Reichswehr dan dipromosikan menjadi Generalmajor tahun 1922. tapi kemudian dia terpaksa pensiun dini karena ketahuan terlibat dalam organisasi sayap kanan yang dilarang setahun kemudian (1923).


Ceritanya, ketika NSDAP menganggap perlu untuk mempunyai corong di media massa demi mempromosikan program-program serta ideologinya, Epp yang merupakan simpatisan utama dalam tubuh militer mengambil 60.000 Reichsmarks dari dana Angkatan Darat rahasia dan digunakannya untuk membeli koran Völkische Beobachter, yang kemudian menjadi media utama Partai Nazi. Tentu saja hal ini membuat dia berada dalam bahaya dipenjarakan. Hanya karena jasa-jasanya di masa lalu dan pengaruhnya sajalah yang membuat Epp terpaksa pensiun dini tapi tidak diajukan ke mahkamah militer.


Setelah organisasi SA semakin berkembang dan jumlah anggotanya mencapai ratusan ribu orang, Ernst Röhm mulai jumawa dan merasa bahwa fungsi SA haruslah lebih meluas pula dan tidak hanya sekedar menjadi pasukan ‘bodyguard’ dalam acara-acara partai Nazi atau mengobok-obok partai saingan lainnya. Dia ingin agar SA menjadi penyedia utama bagi prajurit angkatan bersenjata Jerman bila Hitler naik ke puncak kekuasaan. Untuk keperluan hal ini maka Röhm menunjuk Epp (mantan atasannya di Freikorps Epp) sebagai ketua departemen Wehrpolitisches Amt (Kantor Politik Angkatan Darat). Usaha Röhm tidak keburu terlaksana karena menurunnya secara dramatis pengaruh SA setelah Peristiwa Malam Pisau Panjang (Night of the Long Knives).


Epp kemudian menjadi anggota parlemen Jerman, Reichstag, sebagai wakil NSDAP setelah dia meninggalkan BSV tahun 1928. posisi ini dipegangnya sampai dengan tahun 1945. Epp juga menjadi kepala Kantor Politik Militer NSDAP dari tahun 1928 sampai dengan 1945, dan kemudian menjadi ketua Perhimpunan Kolonial Jerman, sebuah organisasi yang bertujuan mengambil kembali koloni-koloni Jerman yang hilang setelah berakhirnya Perang Dunia I.


Aksi terakhir Epp yang berpengaruh terjadi tanggal 9 Maret 1933, dua minggu sebelum Reichstag meloloskan peraturan yang mentahbiskan Adolf Hitler sebagai diktator dengan kekuasaan tak terbatas. Setelah mendapat perintah dari Hitler melalui Wilhelm Frick, dia menghapuskan pemerintahan Bavaria lama dan menggantinya dengan orang-orang Nazi. Epp sendiri kemudian diangkat menjadi Reichskomissar, dan kemudian Reichsstatthalter untuk Bavaria tahun 1933. Posisi ini jelas-jelas bersimpangan dengan Menteri Utama Bavaria yang saat itu dijabat oleh Ludwig Siebert. Otomatis terjadi persaingan terselubung, dengan Siebert keluar sebagai pemenangnya. Epp berusaha untuk membatasi pengaruh pemerintahan pusat terhadap politik dalam negeri Bavaria, tapi usaha ini gagal. Meskipun begitu, dia tetap memegang jabatannya sebagai Reichsstatthalter sampai dengan akhir perang, sebuah jabatan yang secara politis tidaklah penting dan hanya berfungsi seremonial atau simbolis saja.


Seperti antar pejabat tinggi lainnya, hubungan Epp dengan rekan-rekan sejawatnya pun tidaklah terlalu baik dan selalu dalam persaingan saling menjatuhkan (suatu politik yang diciptakan Hitler demi mencegah jangan sampai ada orang ‘kuat’ selain dia). Dia sengaja menjauhkan diri dari yang lainnya, apalagi beberapa pejabat tinggi Nazi memang tidak menyukai Epp yang dianggap masih kepanjangan tangan dari Röhm yang telah nyungseb ke akhirat. Secara umum, Epp tidak pernah mempertanyakan atau menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap setiap keputusan politik yang dikeluarkan oleh Hitler maupun pemerintahan Nazi Jerman.


Tahun 1945 dia dipenjarakan atas perintah dari Paul Giesler karena dianggap mempunyai hubungan dengan Freiheitsaktion Bayern, sebuah grup bawah tanah penentang Nazi yang diketuai oleh Rupprecht Gerngroß. Sebenarnya Epp tidak mau terlalu terlibat dalam grup ini karena menganggap tujuan utama mereka yang ingin menyerahkan diri secepatnya ke tangan Sekutu merupakan suatu tusukan dari belakang bagi Angkatan Bersenjata dan rakyat Jerman secara keseluruhan.


Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dia dipenjarakan oleh Amerika dan kemudian meninggal dunia dalam kamp tahanan tanggal 31 Desember 1946.


Sumber :
www.hermes-one.com
www.en.wikipedia.org
www.images.google.co.id


No comments: