Mantan perwira kolonial Jerman dalam balutan seragam Reichskolonialbund di tahun 1934
Sebuah upacara yang diadakan oleh Reichskolonialbund di tahun 1939. Berdiri, dari kiri ke kanan: SA-Obergruppenführer Heinrich Knickmann, perwira Kriegsmarine yang tak diketahui identitasnya, Reichsleiter/SA-Obergruppenführer Franz Ritter von Epp, Duke Adolf Friedrich Albrecht Heinrich of Mecklenburg-Schwerin (mantan Gubernur Togoland 1907-1911), SS-Oberführer Karl Peucer. HJ-Bannführer Karl Schafer berdiri di bawah podium
Para veteran Reichskolonialbund dalam kunjungan ke Koblenz. Di latar belakang adalah sungai Rhine dengan kapal penumpang uap dan benteng pertahanan "Ehrenbreitstein"
Sebuah upacara yang diadakan oleh Reichskolonialbund di tahun 1939. Berdiri, dari kiri ke kanan: SA-Obergruppenführer Heinrich Knickmann, perwira Kriegsmarine yang tak diketahui identitasnya, Reichsleiter/SA-Obergruppenführer Franz Ritter von Epp, Duke Adolf Friedrich Albrecht Heinrich of Mecklenburg-Schwerin (mantan Gubernur Togoland 1907-1911), SS-Oberführer Karl Peucer. HJ-Bannführer Karl Schafer berdiri di bawah podium
Para veteran Reichskolonialbund dalam kunjungan ke Koblenz. Di latar belakang adalah sungai Rhine dengan kapal penumpang uap dan benteng pertahanan "Ehrenbreitstein"
Veteran Reichskolonialbund ini mengenakan pin "Reichskolonialtagung des RKB in Wien 1939", NSDAP Badge, serta baris medali berisi lima penghargaan (dari kiri ke kanan): Third Reich Honour Cross for combatants, Ludwig Cross Bavaria, Jubilee Medal for the Army Bavaria, Colonial Service Medal. ---???---, dan Military Service Medal. ---???--- Bavaria
Kalau anggota RKB satu ini mengenakan Elefantenorden dan lambang elang National-Sozialistische-Reichskriegerbund. Teks di balik fotonya berbunyi: "Zur Erinnerung 27.X.40. Karl"
Pinggiran topi yang dipakai oleh anggota RKB menunjukkan wilayah koloni tempat dulu si anggota ditugaskan: putih (atas) untuk Afrika Timur, biru (bawah) untuk Afrika Barat Daya, dan merah untuk Kamerun
Foto-foto lain yang memperlihatkan anggota Reichskolonialbund dengan seragam dan topinya yang khas. Seragamnya sendiri merupakan perpaduan antara seragam Schutztruppen tua dengan insignia baru Third Reich
Foto yang kemungkinan merupakan reuni Reichskolonialbund di tahun 1930-an yang mengikutsertakan pula mantan prajurit Askari kulit hitam. Perhatikan bahwa si prajurit Afrika ini mengenakan armband Nazi!
Pinggiran topi yang dipakai oleh anggota RKB menunjukkan wilayah koloni tempat dulu si anggota ditugaskan: putih (atas) untuk Afrika Timur, biru (bawah) untuk Afrika Barat Daya, dan merah untuk Kamerun
Foto-foto lain yang memperlihatkan anggota Reichskolonialbund dengan seragam dan topinya yang khas. Seragamnya sendiri merupakan perpaduan antara seragam Schutztruppen tua dengan insignia baru Third Reich
Foto yang kemungkinan merupakan reuni Reichskolonialbund di tahun 1930-an yang mengikutsertakan pula mantan prajurit Askari kulit hitam. Perhatikan bahwa si prajurit Afrika ini mengenakan armband Nazi!
Oleh : Alif Rafik Khan
Reichskolonialbund (RKB) didirikan pada tanggal 13 Juni 1936 oleh Dr. Heinrich Schnee, yang kemudian dipimpin oleh Franz Ritter von Epp. Tujuannya adalah untuk tetap menjalin "silaturahmi" antara Reich Jerman dengan mantan koloninya zaman kekaisaran yang lepas setelah berakhirnya Perang Dunia I dan sekaligus mempersiapkan kondisi yang memungkinkan untuk didirikannya koloni baru di Afrika. RKB sekaligus menggantikan organisasi serupa bernama Deutsche Kolonialgesellschaft yang dibentuk tahun 1887.
Dari tahun 1940, rencana kolonisasi Afrika Barat dan Timur mulai digodok secara matang. "Unternehmen Banane" untuk Afrika Barat dikepalai oleh SS-Brigadeführer Bernhard Ruberg (Kepala Staff Organisasi Ausland), sementara "Unternehmen Sisal" untuk Afrika Timur dikepalai oleh Reichsleiter SS-Obergruppenführer Philipp Bouhler. Dari tahun 1940 pula mulai diadakan pelatihan untuk para calon polisi Jerman di Afrika yang diorganisasi oleh Sekolah Polisi Italia di Tivoli.
Berdasarkan dekrit tertanggal 10 Maret 1941 maka Kolonial Polizei Schule didirikan di Oranienburg, dan berada di bawah komando OrPo (Ordnungspolizei) Hauptamt. Pada tanggal 15 Februari 1943 organisasi ini dibubarkan setelah melihat kondisi perang yang sudah tidak kondusif lagi sehingga tidak memungkinkan pasukan Jerman tetap bercokol di bumi Afrika.
Tapi hubungan antara Jerman dengan bekas koloninya di Afrika tidak berhenti sampai disini. Seusai Perang Dunia II, pemerintah Jerman Barat mencoba menghubungi kembali para prajurit pribuminya di Afrika sampai ke Tanzania demi untuk memberi mereka uang 'kadeudeuh' sebagai pensiun. Para mantan prajurit pribumi ini datang dengan membawa seragam militer tua mereka demi membuktikan bahwa mereka adalah mantan tentara Jerman. Beberapa veteran tua di antaranya mengikuti perintah baris-berbaris dan kemiliteran lainnya dalam bahasa Jerman dengan tepat, dan ini pun sudah dianggap cukup sebagai pembuktiannya!
Sumber :
Foto koleksi Andrew Harris
www.forum.axishistory.com
www.forum.valka.cz
www.gmic.co.uk
www.wehrmacht-awards.com
Dari tahun 1940, rencana kolonisasi Afrika Barat dan Timur mulai digodok secara matang. "Unternehmen Banane" untuk Afrika Barat dikepalai oleh SS-Brigadeführer Bernhard Ruberg (Kepala Staff Organisasi Ausland), sementara "Unternehmen Sisal" untuk Afrika Timur dikepalai oleh Reichsleiter SS-Obergruppenführer Philipp Bouhler. Dari tahun 1940 pula mulai diadakan pelatihan untuk para calon polisi Jerman di Afrika yang diorganisasi oleh Sekolah Polisi Italia di Tivoli.
Berdasarkan dekrit tertanggal 10 Maret 1941 maka Kolonial Polizei Schule didirikan di Oranienburg, dan berada di bawah komando OrPo (Ordnungspolizei) Hauptamt. Pada tanggal 15 Februari 1943 organisasi ini dibubarkan setelah melihat kondisi perang yang sudah tidak kondusif lagi sehingga tidak memungkinkan pasukan Jerman tetap bercokol di bumi Afrika.
Tapi hubungan antara Jerman dengan bekas koloninya di Afrika tidak berhenti sampai disini. Seusai Perang Dunia II, pemerintah Jerman Barat mencoba menghubungi kembali para prajurit pribuminya di Afrika sampai ke Tanzania demi untuk memberi mereka uang 'kadeudeuh' sebagai pensiun. Para mantan prajurit pribumi ini datang dengan membawa seragam militer tua mereka demi membuktikan bahwa mereka adalah mantan tentara Jerman. Beberapa veteran tua di antaranya mengikuti perintah baris-berbaris dan kemiliteran lainnya dalam bahasa Jerman dengan tepat, dan ini pun sudah dianggap cukup sebagai pembuktiannya!
Sumber :
Foto koleksi Andrew Harris
www.forum.axishistory.com
www.forum.valka.cz
www.gmic.co.uk
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment