Monday, February 17, 2014

Foto Operasi Barbarossa, Invasi Jerman atas Uni Soviet (22 Juni - 5 Desember 1941)

Para anggota Regimentstab dari Gebirgsjäger-Regiment 91 / 4.Gebirgs-Division mendengarkan berita dari radio tentang pengumuman perang Jerman terhadap Uni Soviet sekaligus dimulainya invasi Wehrmacht atas negara tersebut yang dikenal dengan nama "Unternehmen Barbarossa", pagi tanggal 22 Juni 1941. Saat itu 4. Gebirgs-Division masih belum terlibat langsung dalam penyerbuan dan masih bermarkas di Yugoslavia. Baru satu bulan kemudian mereka mendapat perintah untuk ikut berpartisipasi


Pagi tanggal 22 Juni 1941, hari pertama penyerbuan ke Uni Soviet yang dikenal dengan nama "Unternehmen Barbarossa". Konvoy kendaraan perang sebuah divisi Wehrmacht sedang menunggu insyarat untuk bergerak. Kendaraan yang ada di dalamnya termasuk mobil cross-country Horch serta truk-truk Henschel dan Büssing yang menarik trailer pembawa peralatan jembatan ponton tipe "T" 1. Mereka merupakan bagian dari Panzergruppe Guderian (yang nantinya dinamai ulang menjadi 2. Panzerarmee di bulan Oktober 1941) yang berada di bawah pimpinan Generaloberst Heinz Guderian. Komandonya berkekuatan 996 tank yang tersebar di lima divisi panzer, tiga divisi infanteri bermotor, satu divisi kavaleri dan enam divisi infanteri. Mereka berada di bawah kontrol XXIV, XLVI, dan XLVII. Panzerkorps


Unternehmen Barbarossa baru saja dimulai dan konvoy panjang kendaraan perang dari 18. Panzer-Division mulai bergerak maju. Perhatikan lambang divisi di bagian belakang mobil di sebelah kanan, begitu juga marking genjang taktis Panzer di dekatnya. Gruppe kendaraan ini bisa dikenali melalui huruf "G" berwarna putih yang dicat di belakang (dan kadangkala di bagian lainnya), dan menunjukkan bahwa mereka merupakan bagian dari Panzergruppe Guderian (Panzergruppe von Kleist menggunakan huruf "K" putih). Pada periode ini kendaraan-kendaraan perang Wehrmacht dicat dengan pola warna Dunkelgrau RAL 7021. Asap hitam yang membumbung tinggi di horison menunjukkan betapa efektifnya Luftwaffe dalam menghancurkan dan menceraiberaikan pasukan Soviet yang terkejut


 Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!



Prajurit-prajurit infanteri Wehrmacht memperhatikan pergerakan tentara Rusia dari lubang pertahanan mereka tak lama sebelum dilakukannya sebuah serangan. Foto ini diambil pada tanggal 10 Juli 1941 sewaktu berlangsungnya Unternehmen Barbarossa, invasi Jerman atas Uni Soviet, dan pertama kali dipublikasikan pada bulan Oktober 1941. Seorang perwira berpangkat Leutnant tampak mengintip melalui "teropong gunting" Scherenfernrohr S.F.14.Z.Gi. Alat optik ini dikembangkan oleh perusahaan Leitz yang juga adalah produsen kamera Leica. Bentuknya sendiri merupakan hibrida antara teropong genggam standar dengan periskop, yang memungkinkan sang pengamat yang menggunakannya untuk tetap terlindungi, dengan hanya bagian "mata" teropongnya yang terlihat oleh musuh. Pihak Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) sendiri menggunakannya secara luas, dari mulai sebagai sarana observasi umum (di darat dan di kendaraan) sampai dengan alat pengarah tembakan artileri. BTW, tali pengikat di schulterklappen (tanda pangkat bahu) Letnan dalam foto ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya telah berpangkat satu tingkat lebih tinggi (Oberleutnant), hanya saja baru secara "de facto" (di lapangan) dan belum secara "de jure" (melalui surat keputusan resmi alias RDA, Rangdienstalter). Satu lagi: lencana bergambar petir yang digunakan prajurit berpangkat Obergefreiter di belakang sang perwira menunjukkan bahwa dia adalah anggota Nachrichtentruppe (Pasukan Sandi/Komunikasi)



Pasukan infanteri Jerman yang sedang bergerak maju menuju Rusia (Operasi Barbarossa) mendapat tumpangan dadakan dengan nebeng di atas panel samping sebuah Sd.Kfz.10/4 bersenjatakan FlaK 2cm 30/38 yang telah dilipat ke dalam. Bagi Wehrmacht, motorisasi unit-unit perang bukan hanya masalah melengkapi infanteri dengan truk supaya mereka bisa bergerak lebih cepat, tapi juga memanfaatkan mobilitas, fleksibilitas dan konsentrasi tinggi kekuatan senjata untuk mencapai hasil yang menentukan. Resimen-resimen infanteri bermotor merupakan bagian integral dari gabungan rumit dan sangat terlatih berbagai cabang Wehrmacht yang berbeda. Kerjasama yang saling menentukan inilah yang menjadi penyokong utama suksesnya Blitzkrieg dalam hal taktis dan operasional


Seorang pengamat depan dari sebuah baterai artileri Wehrmacht mengawasi pergerakan musuh menggunakan Scherenfernrohr Sf.14Z 6x30 (teropong gunting) dari paritnya. Pengamat depan ditempatkan pada setiap baterai artileri untuk menjalankan pos pengintaian di antara unit-unit infanteri di front depan. Komunikasi antara pos-pos observasi dan baterai artileri biasanya digunakan melalui telepon lapangan, meskipun kadang digunakan juga peralatan radio. Biasanya target dibombardir oleh sebuah batalyon artileri, dengan pengamat depan mengkoreksi ketepatan penembakan mereka. Foto diambil pada saat berlangsungnya invasi Jerman ke Rusia musim panas 1941


Pionier (pasukan zeni) Wehrmacht sedang bersiap mendirikan sebuah jembatan ponton menggunakan Schlauchboot. Perahu karet berukuran 2,8 x 1,2 meter semacam ini bisa menampung antara tiga sampai empat prajurit bersenjata penuh atau peralatan seberat 300kg. Biasanya dia digunakan oleh Pioniertruppen untuk tugas-tugas pengintaian atau menyeberangi sungai. Schlauchboot juga dapat membantu menyeberangkan pasukan infanteri melalui medan berair dan kadang-kadang digunakan pula untuk membuat sebuah jembatan ponton kecil (Schlauchboot-Brücke) yang dapat dilalui oleh pasukan pejalan kaki


  Sebelum Unternehmen Barbarossa (invasi Jerman atas Uni Soviet), para perencana militer Jerman telah salah dalam memprediksi keunggulan jumlah serta kualitas tank dari pasukan lapis baja Tentara Merah. Fremde Heere Ost (FHO, Kantor Pasukan Luar Negeri) mendasarkan penilaian mereka atas hasil-hasil pengintaian dari udara, tapi telah melewatkan beberapa wilayah vital yang menyimpan banyak cadangan tank musuh. Pada saat Barbarossa dimulai pada tanggal 22 Juni 1941, jumlah tank pasukan Soviet mencapai 22.743 buah, yang mencakup 3.110 T-27, 9.686 T-26, 7.502 BT-5/BT-7, 61 T-35, 503 T-28, 1.244 T-34, 424 KV-1, dan 213 KV-2. Sementara itu kekuatan tank Panzerwaffe sendiri hanya mencakup 3.216 buah, yang terdiri atas 152 Panzer I, 743 Panzer II, 155 Panzer 35(t), 394 Panzer 38(t), 966 Panzer III, 439 Panzer IV, 167 Panzerbefehlswagen, dan 200 Sturmgeschütz. Foto ini memperlihatkan saat prajurit-prajurit infanteri Jerman memeriksa tank T-36 Soviet yang rusak dan ditinggalkan oleh awaknya.


 Meriam Howitzer standar Heer leFH 18 (leichte Feldhaubitze, atau "howitzer lapangan ringan 18") 10,5cm sedang ditarik dengan susah payah melewati rasputitsa (lumpur Rusia) yang tak kenal ampun (1941). Balok-balok kayu ikut digunakan untuk membantu menggerakkan mesin perang tersebut sedikit demi sedikit melintasi medan yang menanjak. Untuk formasi-formasi Infanteri Bermotor, tugas menarik alat berat seperti tersebut digantikan oleh penggerak berantai khusus seperti Sd.Kfz.251/4 atau Sd.Kfz.7



Polizei-Division dalam Unternehmen Barbarossa tahun 1941. Divisi ini menjadi bagian dari Heeresgruppe Nord dan diterjunkan dalam gerak maju ke Leningrad. Karena masih belum full bermotor, maka mereka membutuhkan beberapa minggu untuk melakukannya. Setelahnya Polizei-Division ikut berpartisipasi dalam pertempuran memperebutkan Garis Luga di awal bulan Agustus 1941 dengan menjadi penyokong 3. Infanterie-Division (motorisiert). Sampai dengan tahun 1942 para personilnya memakai seragam polisi (bukannya Waffen-SS) dan juga mempunyai lambang kepolisian di stahlhelm-nya



Sumber :
Buku "Enzian und Edelweiß: Die 4. Gebirgsdivision 1940-45" karya Julius Braun
Foto koleksi pribadi Nik Cornish
Buku "Barbarossa 1941: German Infantryman vs Soviet Rifleman" karya David Campbell
Buku "Panther" karya Thomas Anderson
Buku "Soldat (1) The German Soldier on the Eastern Front 1941-43" karya Gordon Rottman dan Stephen Andrews
www.5sswiking.tumblr.com
www.theatlantic.com

No comments: