Tuesday, February 11, 2014

U-178


 Kompartemen diesel dari U-178 di bawah pimpinan Korvettenkapitän Wilhelm Dommes memperlihatkan dengan jelas betapa sempitnya ruang yang tersedia bagi para awak u-boat untuk menjalankan tugasnya, yaitu membuat mesin "kendaraan" mereka tetap berfungsi. Bergerak di dalam kapal selam, terutama saat laut sedang bergejolak, membutuhkan skill yang menyerupai pemain akrobat! Karenanya tidak heran jika banyak orang yang lecet-lecet dan beberapa bahkan ada yang terluka serius karena berbenturan dengan bodi kapal yang hampir seluruhnya terbuat dari besi keras!


Tugas jaga pengawasan di atas kapal selam jarak jauh U-178 (Korvettenkapitän Wilhelm Dommes) tak lama setelah meninggalkan Gironde Estuary di Prancis untuk membuntuti sebuah konvoy kecil yang sedang melintasi ladang ranjau pantai. Lensa kepala di periskop serang bisa kita lihat di bagian kanan, sementara di kirinya adalah batang antena pengintai. Di tahun-tahun kemudian kedua tiang ini dapat dioperasikan secara elektrik dari bagian dalam U-boat, tapi pada awalnya mereka masih dioperasikan secara manual dengan cara mengkerek menggunakan tangan dari bagian atas menara pengawas dan tak akan turun dengan sendirinya tanpa berpotensi merusak bagian gigi jenteranya. Akibatnya, kapal-kapal selam tipe awal dianggap ‘tidak layak selam’ selama antenanya masih ngaceng! Kisi-kisi yang berada di bagian dasar antena pengintai merupakan bagian atas dari lubang ventilasi yang mengarah ke ruang mesin. Biasanya terdapat empat pengawas ditambah satu perwira yang bertugas dalam satu waktu di menara pengawas


Sumber :
Buku "Wolfpacks At War: The U-Boat Experience In WWII" karya Jak Mallmann Showell

No comments: