Sunday, October 22, 2017

Foto 24. Waffen-Gebirgs-(Karstjäger-) Division der SS


Para anggota SS-Karstwehr-Bataillon sedang berlatih mendaki di pegunungan berbatu karst, 1942. Batalyon ini ternyata tidak dipersiapkan dengan baik sebelum penempatan mereka. "Ein spezialisierter Verband für den Gebirgskampf im Karst" (Unit Spesialis Pertempuran di Pegunungan Karst) adalah hanya sekedar slogan belaka yang jauh dari kenyataan, yang digembar-gemborkan oleh komandan mereka pada saat pembentukannya, SS-Standartenführer Dr. Hans Brand


11 Juni 1944: SS-Oberscharführer Walter Weber (Zugführer 3.Zug / 1.Kompanie / SS-Karstwehr-Bataillon) membelah salah satu dari dua anggota Partisan yang tertangkap dengan sebuah kapak, sementara seorang prajurit berpangkat SS-Rottenführer tampak memegangi lengan si terhukum. Eksekusi super brutal yang dilakukan di desa bernama Idrijske Krnice (sebelah barat Idrija, Slovenia) ini dilakukan sebagai pembalasan atas hilangnya 15 orang anggota peleton pimpinan SS-Unterscharführer Albert Horeth saat melakukan patroli di sebuah desa kecil di utara Cividale del Friuli, saat berlangsungnya operasi anti-Partisan (Unternehmen Annemarie) di wilayah Schebrelje dan Cerkno yang berlangsung di bulan yang sama. Karena setelah lebih dari dua hari tidak ada kabar dari patroli tersebut, markas batalyon yang berada di Cividale segera mengirimkan kompi susulan untuk melakukan investigasi. Akhirnya Horeth dkk ditemukan telah menjadi mayat - dengan kondisi badan telanjang dan dimutilasi (kepala beberapa dari mereka bahkan dipancang "auf die Bajonette gesteckt"!). Akibatnya, teman-teman mendiang Horeth yang murka bersumpah untuk membalas perlakuan keji ini, dan yang ketiban sial menjadi sasaran kemarahan mereka adalah dua orang tawanan Partisan komunis. Foto-foto lain dari peristiwa ini bisa dilihat dibawah: 


 Dua orang gerilyawan ini telah disiksa sebelum kepala mereka dipenggal. Mereka dihajar menggunakan balok kayu, ditendang, dan diseret dengan menjambak rambut mereka. Dilaporkan bahwa seorang prajurit SS bahkan mencungkil mata salah seorang diantaranya dengan menggunakan pisau, lalu mencemooh: "Apakah sekarang kamu bisa melihat Sekutu?" diikuti dengan gelak tawa dari prajurit lainnya. Mereka lalu dibawa ke tempat pemotongan kayu, dengan disaksikan oleh para anggota batalyon. Dua orang prajurit bertugas memegang lengan sang terhukum, sementara petugas eksekusi - dengan lengan seragam tergulung - lalu memenggal kepala mereka dengan menggunakan sebilah kampak. Beberapa orang anggota SS yang menonton terlihat santai sambil merokok, dengan beberapa lagi memakai seragam tropis sementara sisanya menutup badan mereka dengan jaket kamuflase SS


Pasukan yang melakukan eksekusi ini adalah para anggota dari SS-Karstwehr-Bataillon, yang sebagian besar terdiri dari Volksdeutsche (etnis Jerman) yang berasal dari wilayah Tirol Selatan (Italia) serta Balkan (Yugoslavia). Unit yang dibentuk pada tanggal 15 November 1942 ini terlibat dalam beberapa operasi anti-gerilyawan seperti Zypresse, Märzveilchen, Maulwurf, Hellblau, Osterglocke, Liane, dan Annemarie. Pada tanggal 1 Agustus 1944, SS-Karstwehr-Bataillon diupgrade menjadi 24. Waffen-Gebirgs-(Karstjäger-) Division der SS, hanya untuk didowngrade kembali menjadi Waffen-Gebirgs-(Karstjäger) Brigade der SS pada tanggal 5 Desember 1944. Ketika situasi peperangan makin memburuk, brigade ini mundur ke arah Austria, dan menyerahkan diri pada pasukan Inggris dari 6th Armored Division di wilayah antara Villach dan Klagenfurt pada tanggal 9 Mei 1945


Tidak diketahui siapa nama dua orang korban eksekusi yang malang tersebut (yang diperkirakan berusia sekitar 20 tahunan). Yang jelas, mereka merupakan anggota Partisan komunis Slovenia yang berperang secara gerilya melawan pasukan pendudukan Jerman dan Italia. Kedua belah pihak (Partisan dan Jerman) sama-sama melakukan kebrutalan yang tak terperikan terhadap musuh mereka, sehingga aksi-aksi semacam ini bukanlah menjadi sesuatu yang langka terjadi di medan tempur wilayah Balkan. Bedanya, yang satu ini dipublikasikan secara luas karena ada fotografer yang mengabadikannya!


Yang jadi pertanyaan adalah: apakah eksekusi semacam ini bisa digolongkan sebagai kejahatan perang, karena membunuh tawanan yang tak bersenjata? Sebagai anggota gerilyawan, bisa diperdebatkan bahwa mereka tidak masuk ke dalam kategori "legal combatant", melainkan hanya sekedar “free shooter” yang hak-haknya tidak masuk dalam Konferensi Jenewa tentang perlakuan terhadap tawanan perang. Masalahnya kemudian berputar di sekitar apakah mereka adalah warga sipil ataukah milisi bersenjata, dan apakah mereka ditembak begitu saja ataukah sebelumnya telah membahayakan nyawa pasukan pendudukan Jerman. Dalam foto-foto ini kita bisa melihat bahwa dua orang gerilyawan ini mengenakan pakaian sipil (dengan salah seorangnya memakai kaos putih). Tak terlihat adanya "penampakan" seragam atau kelengkapan militer dalam segala bentuknya yang menempel di tubuh mereka


Pasukan Jerman memajang kepala dua orang terhukum tersebut di sebuah meja, dengan catatan di sebelahnya yang bertuliskan: "Salam hangat dari SS KWB - orang-orang dengan jaket hijau". SS-KWB sendiri merupakan singkatan dari SS-Karst-Wehr-Bataillon (Batalyon Pertahanan Karst SS). Tujuan dari tindakan serupa ini adalah sebagai teror untuk masyarakat sekitar dan ancaman bagi mereka yang coba-coba menentang terhadap tentara pendudukan Jerman. Perhatikan bahwa kepala di sebelah kanan telah ditutupi oleh merahnya darah serta penuh oleh luka-luka hasil siksaan


Sumber :
Majalah "Militärgeschichte", Heft 1/2017
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.axishistory.com
www.commons.wikimedia.org
www.searchlight-germany.blogspot.com
www.serbianna.com

No comments: