Sunday, July 21, 2013

Foto Pertempuran Kurland

 Generaladmiral Oskar Kummetz bercakap-cakap singkat dengan para pelaut dan awak artileri laut Kriegsmarine yang dipaksa oleh keadaan untuk bertempur di darat sebagai infanteri dalam pertempuran di Kantong Kurland. Orang di kanan memakai medali Kriegsabzeichen für Minensuch-, U-Boot-Jagd- und Sicherungsverbände dan Infanterie-Sturmabzeichen, sementara ketiga dari kanan mengenakan 1939 Eisernes Kreuz I. Klasse dan Kriegsabzeichen für Hilfskreuzer



Baris depan dari Schützenpanzerwagen Sd.Kfz. 251/3 mittlerer Funkpanzerwagen, dari kiri ke kanan: Oberst Hans Christern (Kommandeur Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division) dan Oberstleutnant im Generalstab Peter Sauerbruch (Ia [Erster Generalstabsoffizier] 4. Panzer-Division). Foto ini diambil di Kantong Kurland pada tahun 1944. 4PzD bertempur di Latvia dan Kurland dari musim panas tahun 1944 s/d Januari 1945, ketika mereka dipindahkan ke Prusia Timur. Di wilayah inilah divisi Heer tersukses tersebut (bila patokannya adalah jumlah peraih Ritterkreuz) menyerah pada Tentara Merah pada bulan April 1945

----------------------------------------------------------------------------------

RITTERKREUZTRÄGER DALAM PERTEMPURAN KURLAND

Waffen-Hauptsturmführer der SS Miervaldis Ādamsons (29 Juni 1910 - 23 Agustus 1946) adalah mantan pelaut yang bertemperamen keras tapi pemberani. Pada periode 1930-1936 dia bergabung dengan Legiun Asing Prancis dan ditempatkan di Maroko. Disini keberaniannya sangat menonjol sehingga dia dijuluki sebagai "The Moroccan Teror"! Setelah balik ke Latvia, tahun 1937 Ādamsons menjadi anggota militer negaranya, tapi hanya sebentar saja karena pada tahun 1940 Uni Soviet menganeksasi Latvia sehingga memaksa dia menjadi gerilyawan. Kedatangan Jerman tahun 1941 disambut dengan suka cita, dan Ādamsons beserta rekan-rekan seperjuangannya dengan sukarela bergabung dengan Wehrmacht sebagai sukarelawan dengan tugas... membasmi gerilyawan (bayangkan, mantan gerilyawan melawan gerilyawan)! Setelah bergabung dengan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2), dia terlibat dalam apa yang disebut sebagai "Weihnachts-Schlachten" (Pertempuran Natal) dari tanggal 28 Desember s/d 31 Desember 1944 di jembatan Kurland dan, lagi-lagi, terluka (tanggal 25 Januari 1945)! Disinilah bintangnya bersinar terang. Bayangkan saja, dalam waktu hanya 24 jam dia dan pasukannya berhasil menggagalkan tujuh kali serangan Rusia, dan setelah pertempuran usai 400 mayat tentara musuh dapat dihitung di depan posisi pertahanan Latvia yang dipimpin Miervaldis! Sang musuh, Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia, menyerang dengan dukungan tank lagi dan lagi. Dalam waktu hanya 3 hari Jembatan Vanagi berganti "tuan" 17 kali! Pada akhirnya jembatan yang berharga tersebut diduduki oleh pasukan pimpinan Miervaldis Ādamsons, yang memperlihatkan contoh mengagumkan bagi pasukannya dengan selalu bertempur paling depan. Begitu habis-habisannya pertempuran ini sehingga Korps Angkatan Darat ke-100 Rusia pun binasa total! Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Chef 6.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment 44 (lettische Nr.6) der SS / VI.SS-Freiwilligen-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord. Medali lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Maret 1943) dan I.Klasse (21 September 1943); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Nahkampfspange in Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Ärmelband Kurland. Ādamsons ditangkap Rusia saat menjalani perawatan atas luka-lukanya di rumah sakit bulan Mei 1945, dan setahun kemudian dia dieksekusi atas tuduhan "pengkhianatan terhadap tanah air"!


Oberstleutnant Heinz Allersmeier (24 Maret 1917 - 23 Maret 2001) masuk dinas militer tanggal 15 Oktober 1936 sebelum berhenti tanggal 7 November 1938. Dia masuk lagi tanggal 4 September 1939 dan bertugas di Infanterie-Regiment 161 / 81.Infanterie-Division. Setelah bertempur di Prancis, Unternehmen Barbarossa, dan Pengepungan Leningrad, di akhir perang Allersmeier mendapati dirinya berjibaku melawan kekuatan raksasa Rusia di Kurland yang terkepung. Dalam pertempuran yang bisa dibilang tanpa harapan ini sang perwira jempolan tetap berjuang dengan gigih dan memperlihatkan keberanian secara pribadi dalam menghadapi musuh di hadapan anakbuahnya. Saat itu secara resmi dia merupakan Führer Feldersatz-Bataillon 181, tapi di lapangan menjadi juga Kommandeur Grenadier-Regiment 189 yang kehilangan pemimpinnya. Atas jasa-jasanya Allersmeier dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Desember 1944 sebagai Major der Reserve dan Führer Feldersatz-Bataillon 181 / 81.Infanterie-Division / XVI.Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord. Tak lama sebelum upacara penganugerahan dia terluka serius sehingga tempatnya diwakili oleh Major i.G. Goebel! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (3 Juli 1940) dan I.Klasse (2 November 1942); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Silber; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (21 Juli 1942); Nahkampfspange in Bronze (1944); Deutsches Kreuz in Gold (27 Maret 1944); Ärmelband "Kurland" (1945); serta Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshabers des Heeres (13 April 1945). Heinz Allersmeier meninggal dunia di Miesbach (Bavaria) tanggal 23 Maret 2001, satu hari sebelum ulangtahunnya yang ke-84!




Oberst im Generalstab Joachim von Amsberg (28 Desember 1903 – 27 Mei 1981) bergabung dengan Infanterie-Regiment 6 tanggal 1 April 1924 dan dilatih untuk menjadi seorang perwira staff. Dia kemudian dipindahkan ke berbagai unit Heer: Infanterie-Regiment 46, Festungskommandantur Königsberg, 311. Infanterie-Division, dan 161. Infanterie-Division. Yang terakhir adalah unit yang ditempatinya saat penyerbuan ke Prancis tahun 1940. Setelahnya Amsberg menjadi perwira yang membawahi urusan transportasi (Transport-Offizier) dan ditugaskan di wilayah Kaukasus. Bosan dengan tugas administrasi, pada akhir tahun 1944 Amsberg mengikuti kursus perwira lanjutan, dimana setelah lulus tanggal 1 Februari 1945 dia langsung didapuk sebagai komandan Grenadier-Regiment 502. Resimennya ini turut bertempur di Kurland dimana pasukan raksasa Soviet mengepung 200 ribu tentara dari 26 divisi Wehrmacht dalam apa yang digadang-gadang sebagai "Stalingrad Kedua". Kali ini musuh menemui batu cadas karena pasukan jerman yang terkepung tidak sudi untuk menyerah dan berkali-kali menggagalkan serangan tank dan infanteri Tentara Merah, termasuk dalam salah satu pertempuran tank terakhir yang dimenangkan oleh Panzertruppen, dimana Amsberg turut ambil bagian di dalamnya. Dia direkomendasikan untuk menerima Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Mei 1945 sebagai Oberst i.G. dan Kommandeur Grenadier-Regiment 502 / 290.Infanterie-Division / II.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Kurland, tapi kemudian rekomendasi ini ditolak oleh Oberst Goecke, kepala Außenstelle dari Heerespersonalamt (HPA), dengan alasan bahwa tidak ada dokumen pendukung dari atasan Amsberg. Komisi Ordensgemeinschaft der Ritterkreuzträger (Organisasi Peraih Ritterkreuz) kemudian membuka kasus ini pada tahun 1981 dan memutuskan bahwa Amsberg berhak untuk mendapatkan Ritterkruz-nya tertanggal 6 Mei 1945. Walther-Peer Fellgiebel (pengarang "Die Träger des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939–1945") memajukan tanggalnya menjadi 9 Mei 1945. Setelah akhirnya pasukan Jerman di Kurland menyerah tanggal 10 Mei 1945 (dua hari setelah Jerman secara resmi menyerah!), Amsberg menjadi tawanan Soviet dan baru dilepaskan tahun 1955. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Wehrmacht-Dienstauszeichnung, Eisernes Kreuz II.Klasse (17 September 1939) dan I.Klasse (25 Juni 1940); Deutsches Kreuz in Silber (13 April 1943); serta Ärmelband “Kurland”


Waffen-Obersturmführer der SS Roberts Ancāns (11 November 1919 - 1 Januari 1982) adalah mantan anggota militer Latvia yang kemudian bergabung dengan Waffen-SS bulan Februari 1942, kurang dari satu tahun setelah invasi Jerman atas Uni Soviet. Dia adalah salah satu dari kelompok sukarelawan Latvia yang terkepung di Cholm. Disana dia terluka dan setelah sembuh melanjutkan tugasnya di dekat Leningrad, rawa-rawa Volkhov, dan sungai Velikaya. Setelah pembentukan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2) bulan Januari 1944, Ancāns ikut ambil bagian dalam pertempuran habis-habisan di Kurland yang terkepung. Dalam konfrontasi tanggal 24 Desember 1944, bersama dengan 180 orang anggota kompinya Ancāns menghancurkan serangan Soviet yang berusaha menerobos pertahanan yang digalang 19. Waffen-Grenadier-Division der SS dan 21. Luftwaffen-Feld-Division. Tidak kurang dari 12 tank musuh yang berhasil dihancurkan, dengan salah satunya secara pribadi dimusnahkan oleh Ancāns menggunakan senjata genggam-tangan! Setelah pasukan Jerman ditarik mundur, kompi Ancāns hanya tersisa 38 orang, dan itu pun kebanyakan dari mereka terluka serius! Atas prestasinya ini sang perwira Latvia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 25 Januari 1945 sebagai Waffen-Untersturmführer der SS dan Führer Nahkampfschule Waffen-Feldersatz-Bataillon der SS Nr.19 / 19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettischer No. 2) / 6.SS-Freiwillige-Armeekorps / Heeresgruppe Nord. Pada bulan Mei 1945 dia terluka parah dan ditarik keluar dari kantung Kurland menggunakan kapal laut hanya beberapa hari sebelum Jerman secara resmi menyerah. Seusai perang Ancāns tinggal di Jerman Barat tapi kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat. Dia meninggal dunia di New York pada Tahun Baru 1982 di usia 62 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (2 Oktober 1942); Eisernes Kreuz II.Klasse (1 April 1943) dan I.Klasse (27 Desember 1944); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (12 Oktober 1942); Nahkampfspange in Bronze; Verwundetenabzeichen in Gold (27 Desember 1944); serta Panzervernichtungsabzeichen in Silber


 Waffen-Hauptscharführer der SS Žanis Ansons (4 Desember 1911 – 24 November 1968) adalah petani Latvia yang bergabung dengan lettischen Schutzmannschaft-Bataillon 24 tahun 1942 sebelum dipindahkan ke resimen sukarelawan SS Latvia bulan Maret 1943. Pada bulan April 1944 Ansons sudah berpangkat Waffen-Hauptscharführer der SS di 6.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 (lettische Nr. 6) "Imanta". Dia ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Leningrad dan juga Kurland. Dalam pergulatan yang terakhir ini Ansons mendapat nama harum dengan selalu berada paling depan di medan perang sehingga dia direkomendasikan oleh atasannya untuk mendapatkan Ritterkreuz. Ketika rekomendasinya sedang diproses, sekali lagi sang bintara menunjukkan kemampuannya yang istimewa: di malam tanggal 27 Desember 1943 Tentara Merah telah menembus pertahanan pasukan Jerman dan maju sampai sejauh dua kilometer. Ansons, yang dikirim hanya untuk melakukan pengintaian di Point 73, menyadari bahwa kekuatan musuh yang masuk wilayah Jerman masih belum cukup kuat sehingga dia memutuskan untuk melakukan tindakan sebelum datang bala bantuan lebih banyak lagi. Dengan hanya ditemani oleh delapan orang prajurit dan bermodalkan senapan mesin dan granat dia menyerbu Point 73 yang ditempati oleh pasukan cadangan serta pengamat artileri Soviet. Serbuan tersebut begitu mendadak sehingga tak lama kemudian musuh dipaksa untuk pontang-panting mundur ke garis awal mereka melakukan serangan! Beberapa minggu kemudian datanglah berita gembira bahwa dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 Januari 1945 sebagai Zugführer di 3.Kompanie / Waffen-Grenadier-Regiment der SS 44 / 19.SS-Freiwillige-Grenadier-Division (Lettische No. 2) / VI.SS-Freiwillige-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord, dan menjadi sukarelawan Latvia pertama berpangkat selain perwira yang mendapatkannya! Manusia satu ini benar-benar bermental baja: ketika sekutu Jermannya menyerah di Kurland bulan Mei 1945, Ansons dan beberapa rekannya memilih untuk melarikan diri ke hutan dan melanjutkan gerilya melawan Soviet dari sana! Dia baru tertangkap tanggal 18 Desember 1946 dan langsung dideportasi ke Vorkuta. Pada tahun 1955 Ansons kembali ke Latvia setelah dibebaskan dan meninggal dunia dengan tenang disana pada tahun 1968 dalam usia 56 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Tapferkeits- und Verdienstauszeichnung für Angehörige der Ostvölker I. Klasse, 2. Stufe (24 April 1943); Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Agustus 1943) dan I.KLasse (16 Oktober 1944); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (14 November 1944); Verwundetenabzeichen in Schwarz (23 Desember 1944); serta Nahkampfspange in Bronze (23 Desember 1944)


 
Hauptmann Heinz Baader (25 Maret 1916 - 18 Februari 1966) adalah pilot aufklärer (pengintai) yang lahir dan dibesarkan di Münich (nanti dia juga meninggal disana). Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 26 April 1945 sebagai Hauptmann di Nahaufklärungsgruppe 5 (pimpinan Major Hermann Schmidt) atas usaha luar biasa yang dipertontonkannya di Cirava (Kurland), meskipun saya tidak mendapat keterangan seperti apa usahanya tersebut. Salah satu jenis pesawat yang pernah dipilotinya adalah Messerschmitt Bf 109G-6/U3. Baader dipromosikan menjadi Oberfeldwebel tanggal 25 Januari 1943, Leutnant tanggal 16 April 1944, dan Hauptmann tanggal 26 April 1945 (berbarengan dengan pemberian Ritterkreuz-nya). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Dienstauszeichnung der Wehrmacht III.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (25 Januari 1943); Frontflugspange für Aufklärer in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 April 1944)


Gefreiter Alfred Badzong (6 Februari 1924 - 9 April 1996) bergabung dengan Wehrmacht pada tanggal 15 Oktober 1942 setelah sebelumnya bekerja sebagai tukang. Pada tanggal 1 November 1942 dia tercatat berada di Infanterie-Ersatz-Bataillon 188, berlanjut dengan Reserve-Infanterie-Bataillon 188 (5 November 1942), Grenadier-Regiment 270 (20 April 1943), dan Grenadier-Regiment 273 (24 Oktober 1944). Pada bulan Desember, resimennya bertempur bahu-membahu melawan pasukan Soviet di wilayah Dzukste (Latvia) bersama dengan 19. Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr. 2). Pada pertempuran ini Badzong memperlihatkan keberanian yang luar biasa sebagai seorang penembak senapan mesin saat dia mengelabui lawannya dengan secara konstan berganti-ganti posisi pertahanan sehingga menimbulkan korban besar pada mereka. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 5 Februari 1945 sebagai Gefreiter dan M.G.-Schütze di 1.Kompanie / I.Bataillon / Grenadier-Regiment 273 / 93.Infanterie-Division / VI.SS-Freiwilligen-Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Kurland, dan tercatat sebagai satu-satunya prajurit (bukan bintara apalagi perwira) di divisinya yang mendapat kehormatan setinggi itu! Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Infanterie-Sturmabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (1 November 1944) dan I.Klasse (7 Desember 1944); serta Ärmelband Kurland (1945)


 
Hauptmann Artur Bahr (14 November 1920 - 27 November 1944) bergabung dengan Infanterie-Ersatz-Bataillon 44 pada tahun 1940. Sebagai seorang perwira, Bahr berkali-kali mempertontonkan keberanian di depan musuh dalam memimpin pasukannya menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka, terutama dalam Pertempuran Jembatan Kirishi pada musim panas 1944 dan pertempuran defensif di Kurland. Pada tanggal 25 November 1944 Bahr terluka parah setelah pecahan artileri Soviet menghantam lengan dan abdomennya. Dua hari kemudian dia meninggal akibat luka-lukanya di Hauptverbandplatz Eglieni, Latvia. Sebagai penghargaan atas keberaniannya, Bahr dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta tanggal 3 Desember 1944 sebagai Oberleutnant dan Chef 7.Kompanie / II.Bataillon / Grenadier-Regiment 44 / 11.Infanterie-Division / I.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pangkatnya juga dinaikkan secara anumerta menjadi Hauptmann pada tahun 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (5 September 1941); Eisernes Kreuz I.Klasse (25 Juli 1943); Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshaber des Heeres (30 Juli 1941); Infanterie-Sturmabzeichen (1 Agustus 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (12 Agustus 1942); Verwundetenabzeichen in Silber (28 Maret 1944); Nahkampfspange in Bronze (27 Juli 1944); serta Ehrenblattspange des Heeres (25 November 1944)


Hauptmann Ernst Grunau (28 September 1919 - 8 Juli 1989) adalah perwira Wehrmacht yang menapaki karir di bidang transportasi dan suplai, tapi kemudian prestasinya di medan pertempuran membawanya menjadi anggota korps transport Heer yang dianugerahi medali paling tinggi sekaligus paling mentereng di seantero Wehrmacht! Dari sejak pertempuran di Polandia tahun 1939 sampai dengan Rusia tahun 1941-1944, Grunau telah biasa membawa suplai barang, makanan serta amunisi yang sangat dibutuhkan para prajurit di front terdepan. Pekerjaannya bukannya tanpa resiko, karena tidak jarang dia harus menghadapi gangguan cuaca, serangan udara, medan tempuh yang panjang dan rusak, serta serangan gerilyawan. Semuanya berhasil dilaluinya dengan determinasi serta tekad pantang menyerah yang patut diacungi jempol. Tak heran ketika divisinya (14. Panzer-Division) terkepung oleh Tentara Merah di Kurland di akhir musim gugur tahun 1944, Grunau dipercaya untuk menjadi komandan kompi cadangan yang bertanggungjawab untuk mengawal staff divisi dan bertanggungjawab langsung pada komandan. Berkali-kali unitnya, yang dipersenjatai lebih berat dibandingkan dengan kompi biasa, dipanggil untuk menyelesaikan situasi darurat yang dihadapi divisinya, dan berkali--kali pula Grunau menjawab kepercayaan tersebut dengan gemilang. Secara pribadi dia mempunyai keberanian yang mengerikan, dimana sang mantan perwira transport ini tidak segan-segan terjun langsung ke medan laga dan membaur bersama dengan para prajuritnya. Kecemerlangannya tidak dibiarkan terbuang sia-sia, dan Grunau dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Oktober 1944 sebagai Oberleutnant dan Führer Divisions-Begleitkompanie 14 / 14. Panzer-Division / X.Armeekorps / 19.Armee / Heeresgruppe Nord. Selain itu, dia juga mendapatkan dua buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber setelah menghancurkan dua tank T-34 Soviet menggunakan Panzerfaust. Tak lama setelah menghancurkan tank kedua dalam pertempuran tanggal 24 januari 1945, Grunau terluka parah dan koma setelah terkena hantaman meriam. Meskipun diragukan bisa hidup kembali setelah melihat luka-lukanya yang mengerikan (kehilangan mata kiri, lengan kanan, dan trauma di kepala), dia ternyata mampu bertahan melewati masa krisis. Tidak hanya itu, dengan disabilitas 100% yang harus dideritanya di sepanjang sisa umurnya, tidak menjadikan Grunau menyerah pada keadaan, karena seusai perang dia kemudian menjadi pebisnis resort, hotel dan spa yang sukses di Jerman! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Oktober 1941) und I.Klasse (26 Desember 1941); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; Verwundetenabzeichen in Schwarz (10 Februari 1944); Panzerkampfabzeichen in Bronze (20 April 1944); Nahkampfspange in Bronze (1 Desember 1944, untuk 15 hari pertempuran jarak dekat); Verwundetenabzeichen in Gold (25 Januari 1945); Nahkampfspange in Gold (9 Februari 1945, untuk 40 hari pertempuran jarak dekat); serta Deutsches Kreuz in Gold (24 Maret 1945)


 Oberfeldwebel Herbert Tulodetzki (21 Oktober 1920 - 15 April 1986) adalah seorang keturunan Polandia asal Prusia Timur yang bergabung dengan Wehrmacht pada pertengahan tahun 1939, dan ditempatkan di Infanterie-Regiment 3. Dengan unitnya tersebut dia ikut berpartisipasi dalam penyerbuan ke Polandia, Luxemburg, Belgia dan Prancis. Pada bulan Oktober 1940 Tulodetzki dipindahkan ke Infanterie-Regiment 407. Dalam peperangan di Front Timur, dia dan unitnya beroperasi di utara Rusia sampai dengan bulan Oktober 1944, sebelum kemudian terjebak di Kantong Kurland. Sebagai penghargaan atas keberaniannya yang luar biasa dalam Pertempuran Kurland Pertama dan Kedua, Tulodetzki dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 5 November 1944 sebagai Oberfeldwebel dan Führer 2.Kompanie / I.Bataillon / Grenadier-Regiment 407 / 121.Infanterie-Division / XXXVIII.Armeekorps / Armeeabteilung Grasser / Heeresgruppe Nord. Sayangnya, dia ditangkap oleh pasukan Rusia pada tanggal 8 Mei 1945, dan baru dibebaskan pada bulan Desember 1949, saat dia datang menggunakan kereta api di Friedland, di sektor kekuasaan Inggris, untuk mendapatkan cek kesehatan sebelum dilepaskan sepenuhnya pada tanggal 10 bulan yang sama dan dikirim menggunakan kereta ke Hesedorf-Bremervörde. Herbert Tulodetzki menikah dengan Anneliese Heymuth tapi tidak dikaruniai keturunan. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse (20 Juli 1940); Infanterie-Sturmabzeichen; Verwundetenabzeichen in Schwarz (18 November 1941, untuk luka yang diderita pada tanggal 8 September 1941); Eisernes Kreuz I.Klasse (4 Agustus 1943); Nahkampfspange in Bronze (1 Mei 1944, untuk 15 hari pertempuran jarak dekat); serta Nahkampfspange in Silber (16 November 1944, untuk 30 hari pertempuran jarak dekat)



Sumber :
Buku "The Face of Courage: The 98 Men Who Received the Knight's Cross and the Close-Combat Clasp in Gold" karya Florian Berger 
Foto koleksi pribadi Joe Slavick
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.ritterkreuztraeger.blogspot.com
www.ritterkreuztraeger.info
www.stabswache-de-euros.blogspot.com
www.wehrmacht-awards.com

No comments: