Ilse Schulz merupakan salah satu dari empat orang suster DRK yang mendapatkan Iron Cross 2nd class ketika bertugas di Afrikakorps (tiga lainnya adalah Grete Fock, Hanny Weber dan Geolinde Münch). Dalam foto di atas yang di-scan dari buku "World War II German Women's Auxiliary Services", kita bisa melihat dengan jelas pita (cufftitle) Afrikakorps yang melingkar di lengan nona Ilse
Gambar ini berasal dari buku "Frauen im Kriegsdienst 1914-1945" karangan Ursula von Gersdorff, yang memperlihatkan acara penganugerahan Iron Cross 2nd class terhadap suster DRK Marga Droste (1942)
Suster DRK Elfriede Wnuk merupakan wanita kedua yang menerima Iron Cross setelah Hanna Reitsch, yang diterimanya pada tanggal 19 September 1942. Selain itu, dia juga dianugerahi Ostfrontmedaille dan Wound's Badge in Silver (semua penghargaan tersebut nongol di foto ini). Sebagai suster, Wnuk nongkrong di front dari sejak hari pertama Perang Dunia II (1 September 1939). Ketika bertugas di Kriegslazarett 509 (Rumah Sakit Lapangan Militer 509) yang berada di sektor tengah Front Timur, Wnuk terluka parah oleh pemboman yang dilancarkan artileri Rusia sehingga harus kehilangan sebelah tangannya. Peristiwa tersebutlah yang membuat dia dianugerahi Iron Cross. Setelah dia, tercatat ada dua orang lagi suster DRK yang mendapat Iron Cross di Front Timur
Dokumen Iron Cross 2nd class yang diberikan kepada suster DRK Greta Grafenkamp
Yang ini Grete Fock, suster DRK juga yang menerima Iron Cross 2nd class bulan April 1943
Melitta Schiller Gräfin Schenk von Stauffenberg, pilot tes wanita yang menerima Iron Cross 2nd class. Kebanyakan dia terbang di atas pesawat Junkers Ju 87 'Stuka', dan tercatat telah melakukan kurang lebih 2500 terbang tukik dengan pesawat ini saja!
Flugkapitän Hanna Reitsch, pilot tes di pangkalan udara Rechlin yang tercatat dalam buku PSPB setelah dengan berani mendaratkan pesawatnya di Berlin di hari-hari terakhir Perang Dunia II. Dia mampu menerbangkan berbagai macam pesawat, termasuk jet dan helikopter, juga versi roket V-1 yang bisa dikendarai! Hanna mendapatkan Iron Cross 1st class setelah berhasil mengujicoba pesawat jet Messerschmitt Me 163 'Komet'. Dalam foto langka ini, Hanna dengan bangga memperlihatkan seluruh medali bergengsi yang telah didapatkannya : Iron Cross kelas pertama dan kedua, plus Golden Pilot and Observer Badge with Diamonds
Gambar ini berasal dari buku "Frauen im Kriegsdienst 1914-1945" karangan Ursula von Gersdorff, yang memperlihatkan acara penganugerahan Iron Cross 2nd class terhadap suster DRK Marga Droste (1942)
Suster DRK Elfriede Wnuk merupakan wanita kedua yang menerima Iron Cross setelah Hanna Reitsch, yang diterimanya pada tanggal 19 September 1942. Selain itu, dia juga dianugerahi Ostfrontmedaille dan Wound's Badge in Silver (semua penghargaan tersebut nongol di foto ini). Sebagai suster, Wnuk nongkrong di front dari sejak hari pertama Perang Dunia II (1 September 1939). Ketika bertugas di Kriegslazarett 509 (Rumah Sakit Lapangan Militer 509) yang berada di sektor tengah Front Timur, Wnuk terluka parah oleh pemboman yang dilancarkan artileri Rusia sehingga harus kehilangan sebelah tangannya. Peristiwa tersebutlah yang membuat dia dianugerahi Iron Cross. Setelah dia, tercatat ada dua orang lagi suster DRK yang mendapat Iron Cross di Front Timur
Dokumen Iron Cross 2nd class yang diberikan kepada suster DRK Greta Grafenkamp
Yang ini Grete Fock, suster DRK juga yang menerima Iron Cross 2nd class bulan April 1943
Melitta Schiller Gräfin Schenk von Stauffenberg, pilot tes wanita yang menerima Iron Cross 2nd class. Kebanyakan dia terbang di atas pesawat Junkers Ju 87 'Stuka', dan tercatat telah melakukan kurang lebih 2500 terbang tukik dengan pesawat ini saja!
Flugkapitän Hanna Reitsch, pilot tes di pangkalan udara Rechlin yang tercatat dalam buku PSPB setelah dengan berani mendaratkan pesawatnya di Berlin di hari-hari terakhir Perang Dunia II. Dia mampu menerbangkan berbagai macam pesawat, termasuk jet dan helikopter, juga versi roket V-1 yang bisa dikendarai! Hanna mendapatkan Iron Cross 1st class setelah berhasil mengujicoba pesawat jet Messerschmitt Me 163 'Komet'. Dalam foto langka ini, Hanna dengan bangga memperlihatkan seluruh medali bergengsi yang telah didapatkannya : Iron Cross kelas pertama dan kedua, plus Golden Pilot and Observer Badge with Diamonds
Oleh : Alif Rafik Khan
Iron Cross adalah medali yang identik dengan bau mesiu dan peperangan, sehingga yang meraihnya pun dikategorikan sebagai prajurit yang bertempur berdarah-darah melawan musuh. Tentunya satu-satunya 'golongan' yang berhak untuk mendapatkannya adalah lelaki, karena memang dalam sistem militer Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, wanita tidak diperkenankan untuk ikut bertempur langsung memanggul senjata dan hanya bertugas sebagai pembantu (staf administrasi atau suster). Kebijakan ini berlangsung sampai menjelang akhir peperangan, ketika persediaan manusia yang menipis (terutama kaum pria) memaksa petinggi militer Jerman untuk menggunakan segala sumber daya yang ada, termasuk para manula, anak-anak dan wanita.
Sekarang yang jadi pertanyaan kemudian: adakah wanita yang mendapatkan Iron Cross? Jawabannya adalah ada Brow! Tercatat 32 orang wanita Jerman pinilih yang berhasil mendapatkan Iron Cross 2nd class, dan dua di antaranya kemudian mendapatkan pula Iron Cross 1st class. Inilah medali tertinggi yang diraih oleh wanita Jerman dalam Perang Dunia II!
Dari ke-32 orang tersebut, 2 di antaranya berkebangsaan asing (satu Wallonia dan satu Norwegia). Medali pertama dianugerahkan pada tahun 1940 kepada Hanna Reitsch, diikuti dengan 7 medali tambahan yang diberikan tahun 1942. Satu dari 7 wanita dianugerahi secara anumerta setelah mereka gugur dalam tugasnya di tahun 1944, dan tak kurang dari 17 orang yang mendapat Iron Cross di bulan pertama tahun 1945. Salah satu penerimanya adalah istri dari perwira Wehrmacht peraih Ritterkreuz.
Kebanyakan wanita penerima Iron Cross adalah para suster DRK (Deutsches Rotes Kreuz, Palang Merah Jerman) yang bertugas di garis depan. Penerimanya yang paling terkenal adalah suster Elfriede Wnuk dan Use Daub, juga pilot Hanna Reitsch dan, (ini yang mengejutkan), wanita bangsawan Melitta Schiller Gräfin Schenk von Stauffenberg yang masih mempunyai darah Yahudi!
Berdasarkan buku "The Iron Time" karangan Stephan T. Previtera, yang mengambil datanya dari "IMM - Magazine for Orders, Militaria and History" terbitan bulan November 1999, maka para wanita peraih Iron Cross adalah sebagai berikut:
1st Class:
- Hanna Reitsch (11/42, Pilot)
- Else Grossmann (1/45, Suster DRK)
2nd Class:
- Hanna Reitsch (3/42, Pilot)
- Elfriede Wnuk (9/42, Suster DRK)
- Marga Droste (9/42, Suster DRK)
- Melitta Gräfin Schenk von Stauffenberg (?/42, Pilot)
- Hanny Weber (?/42, Suster DRK)
- Geolinde Münche (?/42, Suster DRK)
- Magda Darchinger (?/42, Suster DRK)
- Ilse Schulz (4/43, Suster DRK)
- Grete Fock (4/43, Suster DRK)
- Liselotte Hensel (?/43, Suster DRK)
- ? Holzmann (8/43, Hauptführerin dari DRK)
- Elfriede Gunia (4/44, Suster DRK)
- Ilse Daub (4/44, Pembantu DRK)
- Anne Moxnes (4/44, Suster DRK)
- Greta Grafenkamp (2/45, Suster DRK)
- Elisabeth Potuz (2/45, Dokter)
- Ottilie Stephan (2/45, Sukarelawan)
- Ruth Raabe (2/45, Suster DRK)
- Elfriede Muth (3/45, Suster DRK)
- Ursula Kogel (3/45, Suster DRK)
- Lieselotte Schlotterbeck (3/45, Pembantu DRK)
- Rohna von Ceuern (3/45, Pembantu DRK)
- Anna Wohlschütz (3/45, Pembantu DRK)
- Eva Holm (3/45, Petugas Jasa sipil)
- Leni Stalinek (3/45, Sukarelawan)
- Hildegard Wollny (3/45, Pembantu staff)
- Alice Bendig (3/45, Helferin Wehrmacht)
- Hildegard Bollgardt (3/45, Helferin Wehrmacht)
- Dr. ? Lemke (4/45, Petugas buruh)
- Erna/Margarete Hirsekorn (4/45, Petugas komunikasi)
- Erika Stollberg (5/45, Sukarelawan)
- Else Grossmann (?, Suster DRK)
Tambahan data dari beberapa wanita ini plus kisah bagaimana mereka mendapatkan Iron Cross (termasuk foto 13 penerimanya) dapat dilihat di buku "Auszeichnungen des Deutschen Reiches 1936-1945" karangan Dr. Kurt-Gerhard Klietmann.
Note : Kurang lengkap rasanya bila Om Alif tidak menambahkan satu cerita dahsyat dari wanita-wanita perkasa ini. Pada akhir tahun 1944 di timur Jerman, seorang gadis berusia 22 tahun dari Pomerania yang menjadi Flakhelferin sekaligus petugas komunikasi bernama Erna Hirsekorn dianugerahi Iron Cross 2nd class bersama dengan seorang Sersan dan prajurit lainnya. Sebabnya? Mereka bertiga menghancurkan tiga buah tank Rusia dengan panzerfaust! Goebbels langsung menggunakan kesempatan ini dengan mengumumkan bahwa Panzerfaust merupakan senjata yang "paling feminin". Sebagai akibatnya, para wanita Jerman langsung diajari cara menggunakan Panzerfaust, granat tangan, pistol dan senapan. Anak perempuan dari tokoh Nazi berpengaruh Dr. Robert Ley yang bernama Lore Ley telah mencatat nama harum ketika dia berhasil meluluhlantakkan mobil pengintai berlapis baja milik Soviet di dekat Berlin dan merampas dokumen militer dan uang dari komandannya! Diberitakan bahwa karena inilah Lore Ley dianugerahi dengan Iron Cross 2nd class, meskipun kebenarannya tidak pernah terkonfirmasi.
Sumber :
www.commons.wikimedia.org
www.ctie.monash.edu.au
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.forum.thiazi.net
www.ww2incolor.com
No comments:
Post a Comment