Friday, May 28, 2010

Cross of Iron (1977). Film Yang Terinspirasi Dari Kehidupan Nyata Peraih Ritterkreuz dan Eichenlaub Johann Schwerdfeger!

Cover DVD film Cross of Iron


Adegan film Cross of Iron


Poster pertama film Cross of Iron


Poster kedua film Cross of Iron


Poster ketiga film Cross of Iron


Oleh : Alif Rafik Khan

Cross of Iron adalah film perang keluaran tahun 1977 yang disutradarai oleh Sam Peckinpah dan dengan aktor-aktor James Coburn, James Mason, Maximilian Schell, dan David Warner.

Film ini mengambil setting di Front Timur tahun 1943, ketika arah peperangan mulai berbalik tidak menguntungkan pasukan Jerman yang bercokol disana. Cross of Iron adalah kisah tentang konflik kepentingan antara seorang perwira aristokrat perlente pemegang Iron Cross yang baru datang ke markas di front yang terancam terus menerus oleh artileri Rusia, dengan seorang sersan infanteri veteran yang sudah kenyang makan asam garam pertempuran. Background-nya sendiri adalah penarikan mundur pasukan Jerman dari Semenanjung Taman ke pantai Laut Hitam di Uni Soviet.

Cross of Iron dibuat berdasarkan novel berjudul 'The Willing Flesh' karya Willi Heinrich yang dipublikasikan tahun 1956. Novel itu sendiri disebut-sebut merupakan kisah nyata dari kehidupan Johann Schwerdfeger, Oberfeldwebel terkenal peraih Eichenlaub. Seperti kebanyakan film besutan Sam Peckinpah lainnya, kebanyakan aksi dalam film ini direkam menggunakan slow motion.

Cross of Iron menceritakan kisah sebuah peleton infanteri Wehrmacht di jembatan Kuban, Front Timur tahun 1943, yang dipimpin oleh Unteroffizier (Sersan) Steiner, yang dimainkan dengan "dingin" oleh James Coburn. Film dibuka dengan pasukan Wehrmacht yang berbaris mundur seakan berkesesuaian dengan takdir yang telah "digariskan" oleh cuplikan dokumenter dari Adolf Hitler, Hitlerjugend, penyerbuan Jerman ke Uni Soviet, dan penarikan mundurnya. Asyiknya, kita bisa mendengarkan intro volkslied (lagu rakyat) tradisional Hänschen klein dan Horst-Wessel-Lied sebagai soundtrack.

Steiner pulang ke markas dengan membawa seorang bocah Rusia yang ia tawan sehabis melakukan patroli pengintaian yang sukses. Di sana ternyata datang juga komandan batalion baru yang dari pertama sudah memperlihatkan gelagat-gelagat pikasebeleun (menyebalkan), seorang perwira aristokrat keturunan Prusia berpangkat Hauptmann (Kapten) bernama Stransky, yang diperankan oleh Maximilian Schell. Demi melihat Steiner datang membawa bocah "musuh" tersebut. Stransky tanpa tedeng aling-aling memerintahkan agar si bocah segera ditembak mati. Ketika Steiner menolak perintah tersebut, Stransky langsung bersiap untuk menembak si bocah dengan tangannya sendiri. Untungnya, di saat terakhir datang Obergefreiter (Kopral) Schnurrbart (panggilannya, yang berarti kumis!) yang menyelamatkan bocah tersebut dengan berkata bahwa biarlah dia sendiri yang akan menembaknya. Sang kopral dan bocah itu lalu pergi ke semak belukar.

Dalam percakapan dengan komandan resimen, Oberst Brandt (James Mason) dan ajudannya Hauptmann Kiesel (seorang lelaki yang sudah muak akan peperangan dan diperankan oleh David Warner), Stransky menyombongkan diri dan berkata bahwa dia telah secara sukarela mengajukan diri sendiri untuk dipindahkan dari tempat asalnya yang nyaman di daerah pendudukan Prancis ke front depan di Rusia demi bisa mendapatkan Iron Cross (harusnya sih Knight's Cross atau Ritterkreuz)! Pernyataan yang sangat blak-blakan seperti itu tentu saja mengagetkan para perwira lain. Stransky kemudian diperkenalkan dengan Steiner yang baru pulang ke markas. Steiner sendiri adalah seorang prajurit pemberani yang sangat disegani oleh kawan-kawannya meskipun sifatnya yang seenaknya sendiri. Dalam usahanya untuk memperbaiki keadaan, Stransky mempromosikan Steiner menjadi Feldwebel. Bukannya kelihatan bergembira atau berterimakasih, Steiner cuek saja menanggapinya!

Stransky juga menemukan bahwa ajudannya, Leutnant Triebig, adalah pencinta sesama jenis ketika dia menemukan Triebig sedang mengelus pipi seorang prajurit rendahan, Josef Keppler. Saat itu hal seperti ini merupakan kejahatan berat dan pelakunya bisa mendapatkan hukuman mati. Stransky memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya ketika dia memaksa Triebig agar melebih-lebihkan aksinya di front demi mempermulus cita-citanya meraih Iron Cross. Triebig diancam akan diajukan ke pengadilan militer bila tidak menuruti permintaan Stransky.

Ketika sedang menunggu serangan Rusia yang akan tiba, Steiner melepaskan si bocah Rusia (yang kemudian memberi harmonikanya kepada Steiner), hanya untuk melihatnya terbunuh dengan tragis oleh pasukan Soviet yang menyangkanya musuh! Dalam serangan Soviet tersebut, Leutnant Meyer (Igor Galo) tewas ketika memimpin usaha pertahanan dan serangan balik Jerman dari paritnya. Steiner sendiri terluka ketika berusaha menyelamatkan seorang prajurit Jerman lain, dan terpaksa dikirimkan ke rumah sakit militer untuk menjalani penyembuhan. Ketika disana, Steiner yang sedang koma dibayang-bayangi oleh mimpi buruk wajah orang-orang yang telah meninggal, termasuk bocah Rusia yang dilepaskannya. Setelah siuman, tak lama dia sudah menjalin hubungan romantis dengan suster yang merawatnya (diperankan oleh Senta Berger).

Selama proses penyembuhannya, Steiner tersadar bahwa perang sesungguhnya hanyalah kesia-siaan belaka. Meskipun begitu, ketika datang kesempatan untuk kembali bertempur ke peleton lamanya, tanpa pikir panjang dia menyanggupinya. Steiner meninggalkan rumah sakit dan juga suster tercintanyanya yang menangis, seorang calon istri di opsi lain yang tak pernah ada untuk memulai kehidupan baru sebagai sipil yang jauh dari mesiu.

Ketika kembali, dia terkaget-kaget begitu mendapati bahwa Stransky telah dinominasikan untuk menerima Iron Cross setelah diberitakan memimpin serangan balik yang sukses dalam pertempuran yang tidak pernah ada! Stransky mengajukan Triebig dan Steiner sendiri sebagai saksi dari klaimnya. Dengan cara ini, Stransky berharap kalau Steiner mau membantunya dengan imbalan bantuan balik setelah perang usai.

Brandt menanyai Steiner tentang pernyataan Stransky, dengan harapan kalau Steiner akan mengungkapkan kebohongan atasannya tersebut. Tapi Steiner dengan cueknya menolak untuk bekerjasama. Dia mengatakan bahwa dia membenci semua perwira, bahkan mereka-mereka yang "tercerahkan" seperti Brandt dan Kiesel, dan meminta waktu beberapa hari untuk memberikan jawaban.

Ketika batalionnya diperintahkan untuk mundur, Stransky dengan sengaja tidak meneruskan perintah tersebut kepada peleton Steiner, sehingga Steiner kini berada di garis belakang Soviet! Tentu saja para anak buah Steiner yang sudah berpengalaman tidak tinggal diam menunggu digelepok oleh pasukan Soviet, dan mereka berjuang keras untuk mencari jalan ke daerah kawan dengan menembus kepungan Rusia. Dalam usahanya, Steiner dkk berpapasan dengan sebuah detasemen musuh yang anggotanya semuanya wanita. Menghadapi dilema moral yang kemudian datang, Steiner memutuskan untuk meninggalkan musuhnya tersebut dan meneruskan perjalanan, dengan tidak lupa sebelumnya menyingkirkan seorang anggota peleton berwatak sadis yang dibenci kawan-kawannya, yang merupakan anggota fanatik partai Nazi.

Peleton Steiner, yang kini menggunakan seragam Rusia sebagai penyamaran, pada akhirnya tiba di posisi pasukan Jerman.Dia lalu mengirimkan kata sandi melalui radio agar mereka diizinkan melintasi daerah tak bertuan yang menjadi perbatasan antara dua wilayah yang bermusuhan.

Demi mendengar kedatangan Steiner dan kawan-kawannya, Stransky yang paranoid memerintahkan kepada Triebig agar membunuh mereka. Triebig kemudian meneruskan perintah tersebut kepada anak buahnya agar unit berseragam Rusia yang baru datang itu ditembaki sampai mampus semua. Akibatnya, hampir semua anggota peleton Steiner terbunuh, dengan hanya menyisakan sang komandan dan beberapa orang lagi. Steiner yang begitu murka lalu membunuh Triebig dan meneruskan mencari sang biang kerok licik, Stransky. Pada saat inilah pasukan Soviet melancarkan ofensif besar-besaran terhadap posisi Jerman.

Akhirnya kedua antagonis ini bertemu muka juga. Steiner langsung bersiap untuk menembak Stransky, tapi kemudian berubah pikiran ketika Stransky bertanya, "kemana sisa peletonmu?" Steiner menjawab bahwa "Kamulah sisa peletonku satu-satunya" dan menantang atasannya tersebut untuk membuktikan klaim Iron Cross-nya dan bertempur bersama dia melawan pasukan Rusia. Stransky juga sempat berniat untuk menembak Steiner ketika ada kesempatan, tapi kemudian memutuskan untuk menerima tantangan Steiner. Ketika mereka berdua bersiap untuk bertempur, Stransky (yang berseragam lengkap layaknya telah berpengalaman perang) tiba-tiba memperlihatkan watak aslinya yang pengecut dan hampir menangis ketakutan ketika tembakan musuh sudah datang menghambur!

Sementara itu, Komandan Steiner yaitu Oberst Brandt telah berhasil menghentikan tentara Jerman yang lari mundur dan memimpin sendiri serangan balik dengan ketenangan yang mengagumkan. Gambar terakhir dari dirinya kemudian membeku, begitu juga adegan terakhir dari Stransky dan Steiner, yang seakan-akan menyimpulkan perkembangan karakter masing-masing tokoh.

Film ditutup dengan senandung lagu Hänschen klein ketika Stransky memperlihatkan ketidakbecusannya sebagai seorang perwira militer, jauh berbeda bila dibandingkan dengan Steiner sang veteran yang tetap tenang memimpin pertempuran. Walaupun musuh belum lagi tiba, Stransky telah mengosongkan magasin peluru dari senapan mesin MP-40-nya! Dalam kepanikannya, Stransky bahkan tidak tahu caranya bagaimana untuk mengisi kembali peluru dan malahan memohon-mohon kepada Steiner untuk menolongnya melakukan hal tersebut. Pada awalnya Steiner memandang sinis pada perbuatan Stransky yang tidak tahu malu tersebut, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak hampir histeris demi melihat Stransky berusaha dengan susah payah memasangkan helmnya yang terbalik saking ketakutannya melihat bayangan hantu anak kecil Rusia yang mendekatinya!

Kredit penutup memperlihatkan slide show dari orang sipil yang menjadi korban perang, dan quote penghabisan oleh Berthold Brecht dari karyanya The Resistible Rise of Arturo Ui :

"Hai manusia, janganlah engkau bergembira atas kekalahannya. Karena meskipun sang durjana itu telah dihentikan dan dunia telah berdiri lagi, tapi anak jadah yang melahirkannya kini membara kembali."

Tawa Steiner tidak henti-hentinya menggema sampai closing title : SEKIAN DAN TERIMA KASIH. MERDEKA!

Para pemain :
* James Coburn sebagai Unteroffizier Rolf Steiner
* Maximilian Schell sebagai Hauptmann Stransky
* James Mason sebagai Oberst Brandt
* David Warner sebagai Hauptmann Kiesel
* Roger Fritz sebagai Leutnant Triebig
* Igor Galo sebagai Leutnant Meyer
* Klaus Löwitsch sebagai Krüger
* Vadim Glowna sebagai Kern
* Fred Stillkrauth sebagai Schnurrbart
* Dieter Schidor sebagai Anselm
* Burkhard Driest sebagai Maag
* Michael Nowka sebagai Dietz
* Arthur Brauss sebagai Zoll
* Senta Berger sebagai Eva
* Slavko Štimac sebagai bocah Rusia

BTW, kalau berminat ingin menonton film ini, dapat membeli DVD-nya di saya dengan mengklik INI!



Sumber :
www.en.wikipedia.org


No comments: