GERÄTE
Wurzburg
, FuMG 62. Ini adalah salah satu geräte (alat) radar dengan daya
jangkau terbatas untuk pengontrol tembakan artileri di darat.
Jangkauannya maksimal berkisar 170 km, frekwensinya 560 MHz, presisi
jaraknya 100 m, sementara presisi sudutnya adalah 0,2 derajat
----------------------------------------------------------------------------
KAPSCH NAHFELDPEILER
Foto asli dari zaman perang yang memperlihatkan alat komunikasi Kapsch Nahfeldpeiler R30 (Fu. N.P. Ger. a/c). Receiver-nya adalah sebuah Kapsch R30 dengan jangkauan frekuensi 0.192 - 25.0 Mhz di mode DF dan 0.081 - 25.0 Mhz.sebagai Comint Rx. Alat ini biasa digunakan oleh Orpo (Ordnungspolizei) dalam instalasi keliling atau lintas udara yang berguna untuk melacak frekuensi DF Sekutu terdekat atau pemancar yang dikeluarkan oleh agen Sekutu. Pasukan Heer juga menggunakan alat yang sama di lapangan
----------------------------------------------------------------------------
TELEFUNKEN
Seorang Funkmann (petugas radio) dari Heer sedang mengoperasikan peralatannya. Kotak radio di sebelah kanan kelihatannya seperti Telefunken model awal, dengan beberapa tambahan modifikasi di tombol-tombolnya. Dia tampaknya mempunyai pemancar yang terpisah, sementara modul penerimanya terpasang di kotak besar. Di sebelah kiri set radio utama adalah sebuah Telefunken E445Bs "Tornisterempfänger", sementara di sebelah kanannya kemungkinan adalah power supply untuk unit pemancar/penerima yang tidak diketahui jenisnya tersebut. Foto diambil tahun 1943 oleh SS-Kriegsberichter August Ahrens
----------------------------------------------------------------------------
TELEFUNKEN
Seorang Funkmann (petugas radio) dari Heer sedang mengoperasikan peralatannya. Kotak radio di sebelah kanan kelihatannya seperti Telefunken model awal, dengan beberapa tambahan modifikasi di tombol-tombolnya. Dia tampaknya mempunyai pemancar yang terpisah, sementara modul penerimanya terpasang di kotak besar. Di sebelah kiri set radio utama adalah sebuah Telefunken E445Bs "Tornisterempfänger", sementara di sebelah kanannya kemungkinan adalah power supply untuk unit pemancar/penerima yang tidak diketahui jenisnya tersebut. Foto diambil tahun 1943 oleh SS-Kriegsberichter August Ahrens
----------------------------------------------------------------------------
TORN.FU
Satu leichter Maschinengewehrtrupp (pasukan senapan mesin ringan) bergerak maju dengan penuh kewaspadaan sementara tim senapan mesin dan penembak senapan kedua melindungi mereka dari belakang (pada saat ini banyak grup senapan dipersenjatai dengan dua senapan mesin untuk menambah kekuatan pendobrak). Seorang Funker (operator radio) mengoperasikan sebuah radio panggul Torn.Fu Bl di ujung parit, lengkap dengan kotak baterainya yang berada di sebelah kiri. Set radio ini tidak dapat dioperasikan pada saat pasukan sedang bergerak, karenanya ini kemungkinan adalah pos komando kompi. Foto diambil di Stalingrad akhir musim panas 1942
Radio yang tampak dalam foto-foto di atas adalah Torn.Fu.d2 juga. Jenis radio ini adalah alat komunikasi VHF portabel 2 arah yang dilengkapi dengan perangkat "Telegrafie tonlos" A1 dan "Telefonie" A3 yang biasa dioperasikan di jalur frekwensi 33,8 sampai 38 MHz. Jangkauan wilayah komunikasinya mencapai 3km di model A3 dan 10km di model A1. Torn.Fu.d2 dapat dioperasikan melalui feldfernsprecher (telepon lapangan) melalui kabel sepanjang 1-2km. Transmiternya dilengkapi dengan tiga tabung dan power output 1 watt, sementara receivernya mempunyai enam tabung dengan sebuah IF di jalur 2.1 MHz.
----------------------------------------------------------------------------
FUNK
FUNK
"Neraka" di lapangan: petugas radio dengan jaring khusus kepala untuk berlindung dari serangan nyamuk, lalat dan serangga iseng lainnya!
Ini adalah menara antena yang difungsikan untuk membantu pengoperasian sistem link radio UHF untuk komunikasi telepon dan telex. Sistemnya sendiri dinamakan dengan MICHAEL (kayak nama tukang batagor!). Btw, perhatikan bahwa konstruksi menara ini SELURUHNYA terbuat dari kayu!
Radio penerima EP2a pencari arah dengan antena. "Stasiun" ini terletak dalam sebuah kendaraan sehingga memudahkan tugas di kala pasukan selalu bergerak (mobil) dari satu front ke front yang lain. Unit pelaporan data hasil pencarian arah radio juga terletak di kendaraan yang sama. Btw, jangan dikira pekerjaan seperti operator radio di atas jauh dari yang namanya bahaya. Musuh bisa sewaktu-waktu menerobos front dan nongkrong di ambang pintu. Karenanya, pistol selalu siap tersedia di dekat radio manakala keadaan membutuhkannya!
Radio penerima EP2a yang dilengkapi dengan antena... Naah, ini adalah posisi pasukan musuh yang terdeteksi! Di masa kini sistem radio semacam itu digunakan untuk melacak siaran radio ilegal
Di bagian kiri adalah antena pencari gelombang radio untuk receiver EP2a, sementara antena yang terpasang di bagian kanannya adalah untuk transmiter 100WS
Stasiun pencari arah radio milik Luftwaffe. Stasiun ini terutama berfungsi untuk melacak keberadaan pesawat-pesawat tak dikenal yang masuk daerah kekuasaan Jerman
Radio WR1/T broadcast receiver. Radio ini adalah jenis "penerima siaran hiburan" untuk pasukan Jerman di lapangan yang sangat membutuhkan pelepas ketegangan setelah bertempur hampir sepanjang waktu. Seperti semua radio Jerman lainnya, ia dapat difungsikan dengan menggunakan kabel listrik atau baterai
Para prajurit Heer dengan muka-muka lelah ini sedang mendengarkan berita dari radio penerima siaran WR1/T
Torn.Fu.b1 yang digunakan oleh Fallschirmjäger (pasukan parasut) selama berlangsungnya invasi ke pulau Kreta tanggal 20 Mei 1941. Foto ini tertera dalam sebuah kartu pos
Torn.Fu.b1 di lapangan. Petugas Nachrichten (sandi) ini memakai "Drillich-anzug" putih yang biasanya digunakan sebagai pakaian pelapis demi mencegah seragam lapangan mereka rusak terkena lumpur atau kotoran
Torn.Fu.b1 dalam sebuah bunker. Prajurit Luftwaffe ini tampaknya sedang bebas tugas dan memanfaatkan waktu luang dengan bermain kartu. Perhatikan bahwa cowok di sebelah kanan mempunyai lambang "Nachrichtenblitz" terpasang di bagian lengan bawahnya, suatu hal yang tidak umum terjadi karena biasanya lambang tersebut dipasang di bagian atas dari chevron!
Petugas radio Heer di tengah tempat kerja mereka yang "aduhai" mewahnya. Tampaknya tempat ini baru saja digali, terlihat dari sekop yang masih nongkrong di tengah gundukan tanah!
Petugas harus selalu stand-by di depan perangkat radio mereka demi mengantisipasi kalau-kalau ada berita penting datang. Maka tugas jaga pun di buat aplusan, yang satu boleh molor dulu di tengah udara yang dingin dan lembab, sementara rekannya manteng terus dengan radio Torn.Fu
Petugas radio dari Waffen-SS ini sedang men-tes radio Torn.Fu mereka sementara rekan-rekannya bekerja membuat bunker sederhana dari tanah
"B-stelle mit Funkgerät, Angriff!" Pasukan Gunung Jerman (Gebirgsjäger) di pos observasi mereka yang dilengkapi dengan radio Torn.Fu, sedang mengawasi serangan pasukannya yang terjadi di bawah lembah
Apakah ini foto propaganda? Petugas dengan radio Torn.Fu sedang "bekerja" di tengah-tengah alam nan asri
Prajurit SS dengan Lichtsprechgerät 80
Salah satu setting radio luar-ruangan Wehrmacht yang menempatkan empat posisi radio operasi mengelilingi satu unit kontrol pusat. Perhatikan Gogniometer yang berada di atas receiver-nya! Kabel yang menghubungkan kontrol pusat dengan radio operasi tidak terlihat disini, yang mungkin mengindikasikan bahwa foto ini diambil pada saat pelatihan. Richtkreis di atas tripod dengan pancang kecil di bawahnya sebagai gandulan terlihat di latar belakang, juga Nahfeldpeiler yang diletakkan di meja
Para anggota Regimentstab dari Gebirgsjäger-Regiment 91 / 4.Gebirgs-Division mendengarkan berita dari radio tentang pengumuman perang Jerman terhadap Uni Soviet sekaligus dimulainya invasi Wehrmacht atas negara tersebut yang dikenal dengan nama "Unternehmen Barbarossa", pagi tanggal 22 Juni 1941. Saat itu 4. Gebirgs-Division masih belum terlibat langsung dalam penyerbuan dan masih bermarkas di Yugoslavia. Baru satu bulan kemudian mereka mendapat perintah untuk ikut berpartisipasi
"Hallo Kameraden in Afrika!" Para Matrosen (pelaut) Jerman di atas kapal patroli mendengarkan siaran radio di tengah samudera luas, 26 Juni 1942. Meskipun jauh dari kampung halaman, tapi mereka hampir tidak pernah ketinggalan berita terbaru dari tanah air yang didapatkan melalui radio berdaya pemancar tinggi. Dari tropenuniform serta tropenhelm yang mereka kenakan, bisa diketahui bahwa foto ini diambil di perairan Mediterania. Matrosen di sebelah kiri mengenakan Sporthemd Trikot Reichsadler (Kaos Dalam Wehrmacht). Foto oleh Kriegsberichter Kratochwill
Salah satu setting radio luar-ruangan Wehrmacht yang menempatkan empat posisi radio operasi mengelilingi satu unit kontrol pusat. Perhatikan Gogniometer yang berada di atas receiver-nya! Kabel yang menghubungkan kontrol pusat dengan radio operasi tidak terlihat disini, yang mungkin mengindikasikan bahwa foto ini diambil pada saat pelatihan. Richtkreis di atas tripod dengan pancang kecil di bawahnya sebagai gandulan terlihat di latar belakang, juga Nahfeldpeiler yang diletakkan di meja
Para anggota Regimentstab dari Gebirgsjäger-Regiment 91 / 4.Gebirgs-Division mendengarkan berita dari radio tentang pengumuman perang Jerman terhadap Uni Soviet sekaligus dimulainya invasi Wehrmacht atas negara tersebut yang dikenal dengan nama "Unternehmen Barbarossa", pagi tanggal 22 Juni 1941. Saat itu 4. Gebirgs-Division masih belum terlibat langsung dalam penyerbuan dan masih bermarkas di Yugoslavia. Baru satu bulan kemudian mereka mendapat perintah untuk ikut berpartisipasi
"Hallo Kameraden in Afrika!" Para Matrosen (pelaut) Jerman di atas kapal patroli mendengarkan siaran radio di tengah samudera luas, 26 Juni 1942. Meskipun jauh dari kampung halaman, tapi mereka hampir tidak pernah ketinggalan berita terbaru dari tanah air yang didapatkan melalui radio berdaya pemancar tinggi. Dari tropenuniform serta tropenhelm yang mereka kenakan, bisa diketahui bahwa foto ini diambil di perairan Mediterania. Matrosen di sebelah kiri mengenakan Sporthemd Trikot Reichsadler (Kaos Dalam Wehrmacht). Foto oleh Kriegsberichter Kratochwill
Sumber :
Buku "Enzian und Edelweiß: Die 4. Gebirgsdivision 1940-45" karya Julius Braun
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.commons.wikimedia.org
www.kriegsberichter-archive.com
www.laud.no
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment