Traggestell (atau juga Tragegestell) adalah frame yang biasa dibawa di punggung dan fungsinya untuk menyimpan kit tambahan selain dari yang biasa dibawa di ransel, utamanya adalah boks amunisi mortir, stielhandgranaten, tabung masker, dan bahkan roti! Terdapat dua versi Traggestell: M39 dan M43, dengan dua angka menunjukkan tahun pertama kali dikeluarkannya. Dalam foto ini diperlihatkan Traggestell M43.
Awak mortir ringan dari peleton senapan mendapat pembagian jatah empat buah kekang pembawa M1939 (Traggestell 39) agar bisa mengangkut laras meriam IGW36 5cm, pelat dudukan, dan boks amunisi yang mampu menampung 10 buah peluru mortir. Kekang ini terbuat dari rangka pipa besi hitam yang dilengkapi dengan rak pendukung yang bisa dilipat dan direkatkan dengan “jaring” khusus ke bahu dan selempang pinggang. Kantong kanvas yang berfungsi sebagai pembawa peralatan tempur menjadi sebuah komponen dari frame yang sudah ada. Sejumlah kecil frame ini dibagikan kepada unit-unit infanteri pada tahun 1939 sebagai pengganti jaring kekang tempur karena kurangnya pasokan benda yang disebutkan terakhir. Peralatan ini kemudian dimodifikasi dengan dicopotnya selempang bahu yang digantikan dengan ring pengait ‘D’ sehingga frame tersebut bisa ditempelkan ke selempang pendukung ikat pinggang. Item lainnya yang termasuk ke dalam peralatan buat awak mortir adalah ikat pinggang dan kepalanya, sarung pistol P08, sekop kecil buat infanteri dan pembawanya (Spaten für Infanterie und Tasche), kantong roti M1931, botol air 1 liter untuk pasukan gunung (Flasche Für Gebirgstruppen), dan skala pengukur jarak dan isi (Stabschußtafel). Sekop untuk infanteri sudah biasa dipakai oleh unit-unit Jerman yang berasal dari Austria di awal-awal perang. Produksi botol air untuk pasukan gunung sendiri dihentikan pada tahun 1943.
-------------------------------------------------------------------
TRAGGESTELL M39
Tim Leichte Granatwerfer (mortir ringan) Wehrmacht sedang beraksi. Dua orang ini mengenakan Traggestell M39 di punggung mereka, yang dipasangi kaleng pembungkus masker gas M1930 (Tragbüsche für Gasmaske 30), Kotak peralatan M1934 (Werkzeugtasche 34), dan kain Zeltbahn (untuk mantel atau tenda). Ruang kosong di bagian tengah biasanya digunakan untuk menyimpan boks peluru mortir persegi empat dari bahan kaleng
Beberapa
kilometer pertama setelah melintasi sungai Don (musim panas 1942),
unit-unit panzer dan infanteri Jerman hanya menemukan perlawanan yang
tidak berarti. Disini para Landser mengikuti sebuah kendaraan
artileri-gerak Sturmgeschütz III
yang dipersenjatai dengan meriam 75mm. Pasukan Jerman biasa menamainya
sebagai "Stug" yang diambil dari singkatan resmi kendaraan tersebut,
StuG alias Sturmgeschütz. Landser yang paling dekat dengan kamera
membawa kotak alumunium (Patronenkasten 41) yang berisi peluru untuk
senapan mesin (cukup untuk menyimpan enam sabuk peluru isi 50 biji atau
satu sabuk peluru isi 300 biji, semuanya kaliber 7,92mm). Landser di
depannya membawa sebuah Traggestell (frame kit) M39 yang bisa menyimpan
sampai 10 biji peluru mortir IeGrW.36 5cm
Stalingrad
1942: Dua foto yang diambil secara berurutan pada waktu yang sama ini
memperlihatkan Gruppe mortir berat sGrW.34 8cm (tepatnya 81mm)
mengendap-endap di belakang kompi senapan yang gerak majunya mereka
berikan perlindungan. Seorang diantaranya membawa sebuah mortir ringan
IeGrW.36 50mm di bahunya. Sebuah kompi senapan mesin dari batalyon
infanteri Wehrmacht biasanya dilengkapi dengan satu peleton pendukung
khusus bersenjatakan delapan buah mortir sGrW.34. Peleton mortir semacam
ini akan "memepet" pergerakan pasukan utama di belakang dan dengan
cepat akan membombardir pertahanan musuh yang dipertahankan dengan kuat
atau menahan serangan balik mereka manakala dibutuhkan. Orang-orang ini
juga dilengkapi dengan granat tangan yang akan digunakan untuk
membersihkan lubang-lubang pertahanan yang dilewati oleh pasukan utama
-------------------------------------------------------------------
TRAGGESTELL M43
Anggota Polizei ini berpatroli sambil membawa frame Traggestell M43 yang diisi dengan peralatan mortir Granatwerfer, sementara di tangannya tergenggam sebuah senapan mesin dari tipe
EMP (Erma Maschinenpistole). Foto diambil di Kroasia bulan April 1944.
Senjata ini diproduksi periode 1931-1938 oleh Firma Erma berdasarkan
desain dari Heinrich Vollmer. Total sekitar 10.000 buah yang berhasil
dibuat (dalam tiga varian) dan diekspor ke Spanyol, Meksiko, Cina dan
Yugoslavia. Untuk penggunaan secara lokal sendiri hanya terbatas oleh
unit-unit SS dan Polizei
Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
www.histomil.com
www.panzergrenadier.net
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment