Setelah kesuksesan yang tidak terduga dari tahun-tahun pertama peperangan serta liputan propaganda secara meluas oleh media radio dan cetak, minat masyarakat Jerman terhadap satuan U-boat dan orang-orangnya menjadi bertambah besar dari waktu ke waktu. Pemerintahan Nasional-Sosialis (Nazi) lalu memanfaatkan minat semacam ini - dan juga entusiasme kaum mudanya - untuk menarik sukarelawan yang diperlukan. Bilamana memungkinkan, U-Bootwaffe mempersilakan warga sipil untuk mengakses kapal-kapal selamnya, sehingga remaja Jerman khususnya dapat melihat langsung apa yang sebelumnya hanya mereka ketahui melalui media. Selain itu, awak kapal yang sukses dalam patrolinya seringkali ditugaskan untuk mengunjungi kota sponsor mereka; dan kapten U-boat berkeliling negeri untuk berpidato di sekolah di hadapan para anggota belia Jungvolk serta Hitlerjugend. Pihak Kriegsmarine memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk dapat memajang kapal-kapal selamnya di hadapan khalayak ramai. Salah satu kesempatan semacam itu adalah acara Zoppoter Woche (Minggu Zoppot) yang diselenggarakan pada musim panas tahun 1941. Zoppot adalah sebuah kota pantai di Teluk Danzig yang terkenal dengan fasilitas spa dan wisatanya. Zoppoter Woche sendiri digelar setiap tahun, dari pertengahan sampai akhir bulan Juli, dan merupakan perayaan olahraga besar dengan kompetisi kapal layar, balap kuda dan berenang. Selama seminggu penuh pusat-pusat keramaian kota spa tersebut disesaki oleh pengunjung. Salah satu lokasi yang tersedia adalah dermaganya, yang membentang sepanjang 500 meter sampai ke Teluk Danzig dan menawarkan pemandangan indah wilayah pantai serta Grand Hotel Zoppot pada para pengunjungnya. Grand Hotel sendiri pernah menjadi kediaman Adolf Hitler selama satu minggu saat berlangsungnya fase pembuka invasi Jerman atas Polandia beberapa bulan sebelumnya. Disanalah tepatnya, selama berlangsungnya perhelatan Zoppoter Woche di bulan Juli 1941, U-403 bersandar untuk menarik perhatian para pengunjung yang datang
Foto berwarna ini memperlihatkan Kriegsberichter Oberleutnant Gerhard Garms (kanan) sedang ngobrol dengan seorang awak U-boat di atas menara pengawas U-404, bulan Agustus 1942. Dari musim semi sampai musim gugur tahun 1942, Oberleutnant Garms bertugas sebagai koresponden foto dan film di flotila-flotila U-boat yang berpangkalan di pantai Atlantik Prancis. Disana dia mengambil banyak foto dan gambar bergerak yang memperlihatkan saat kapal-kapal selam Jerman berangkat dan kembali ke pangkalannya, yang kemudian muncul kembali di banyak buku yang terbit pasca perang. Garms juga menyempatkan diri untuk ikut serta dalam setidaknya dua patroli U-boat. Operasi pertamanya adalah patroli kedelapan dari U-552 di bawah Kapitänleutnant Erich Topp, during which the submarine operated off the American coast. It was on this patrol that Garms filmed the brightly-lit skyline of an American city. Footage shot during this operation, which lasted from 7 March until 27 April 1942, appear in "Der Deutsche Wochenschau" Nr.599, which was shown in theaters in Germany and occupied Europe. In August 1942 Garms boarded Kapitänleutnant Otto von Bülow's U-404 for his second patrol. Garms' father had established Nordmark-Film in Kiel in 1920 and had taught him the film trade from the ground up. For this assignment Garms came up with something special. A mount for his Askania Z camera was built to his specifications in the workshops in St. Nazaire and mounted on the port side of the U-404's conning tower. Tests showed that the camera was capable of functioning to depths of 60 meters in the pressure capsule. Garms wanted to film the submarine diving and carrying out underwater maneuvers, and he succeeded. The Askania Z was a sophisticated 35-mm camera which the Askania AG had been producing in Berlin since 1929. This type of camera was used, for example, to shoot the UFA film "Blauer Engel" (Blue Angel) with Marlene Dietrich in 1929-30. The weight of the camera without lens was 25 kilograms. Garms films are familiar with all U-boat enthusiasts, the newsreel images showing the conning tower of a U-boat nearing the surface, finally emerging and then plowing through the Atlantic. Other impressive footage shows waves breaking the conning tower in heavy seas.
Sekumpulan U-boat ini berasal dari kapal selam Tipe II. Cat kuning di bagian menara menunjukkan bahwa kapal-kapal ini berasal dari unit pelatihan dan bukan unit tempur, sebuah hal yang dibenci oleh para awaknya karena menunjukkan bahwa mereka masih hijau dan belum mencicipi aksi pertempuran. Setelah pelatihan selesai, pita kuning ini biasanya dihapus dan digantikan dengan tulisan kecil "Frontrief" (Siap ditugaskan ke front) serta simbol "V" di bawahnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa para awaknya telah menyelesaikan program pelatihan "Agru-Front", yang merupakan singkatan dari "Ausbildungsgruppe für Frontunterseeboote" (Grup Pelatihan Operasional untuk Kapal Selam yang akan Berangkat ke Front)
U-403 (kapal selam Tipe VIIC) mendapat penugasan pertamanya beberapa waktu sebelumnya, tanggal 25 Juni 1941. Menjadi bagian dari 5. U-Flottille dan dikomandani oleh Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, kapal selam tersebut baru saja menyelesaikan UAK-Abnahme (Ujicoba Penerimaan UAK) pada tanggal 8 Juli 1941. U-403 langsung dikirim ke galangan kapal di Danzig untuk kelengkapan selanjutnya, termasuk pemasangan penahan angin di menara pengawas. Foto berwarna yang ditampilkan disini memperlihatkan dengan jelas emblem U-boat tersebut, yang merupakan Wappen (lambang) dari kota sponsor U-403, Halle an der Saale, dan menampilkan gambar matahari-bulan-bintang yang mirip-mirip simbol Islam. Emblem tersebut dipasang di kiri-kanan menara pengawas. Wappen ini telah dipasang dari sejak penugasan pertama di Danzig-Neufahrwasser.Gambarnya dicat di perisai metal yang kemudian dipasangkan di menara pengawas. Awak U-403 juga memakai emblem ini di topi mereka. Pada bulan Oktober 1941 U-403 menambahkan emblemnya sendiri, lalu pada musim semi tahun 1942 Wappen Halle dicopot dari kedua belah sisi menara pengawas sehingga hanya menyisakan emblem kapal. Di akhir bulan Oktober, U-403 telah menyelesaikan fase pelatihannya di AGRU-Front (juga pelatihan taktis dan persenjataan). Bukannya langsung bertugas ke front, kapal selam tersebut ditugaskan untuk menjadi kapal latihan bersama dengan 27. U-Flottille di Baltik, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan awak dan kaptennya. U-403 digunakan untuk melatih para calon komandan U-boat di Pillau dan Memel. Hari yang ditunggu-tunggu itu tiba ketika pada tanggal 23 Februari 1942 U-403 dipindahkan dari Kiel ke Helgoland, dimana dari sana dia melakukan sorti operasional pertamanya pada tanggal 1 Maret 1942. Kapitänleutnant Clausen menambatkan kapalnya di Narvik 19 hari kemudian. Di musim semi tahun 1943 U-403 telah menyelesaikan lima patroli tambahan dari pangkalannya di Norwegia. Pada tanggal 1 Juli 1942 dia berada di bawah komando 11. U-Flottille di Bergen yang baru dibentuk. Pada tanggal 1 Maret 1943 penugasannya dialihkan ke 9. U-Flottille di Brest. Satu hari kemudian U-403 tiba di pangkalan Angkatan Laut Jerman yang terletak di pantai Samudera Atlantik tersebut dari Trondheim. Di bawah Kapitänleutnant Clausen, U-403 melakukan patroli lainnya pada bulan April-Mei 1943. Meskipun pada bulan Mei 1943 jumlah kehilangan U-boat yang menjadi korban dalam pertempuran begitu besarnya, tapi Clausen berhasil membawa kapalnya kembali ke Brest. Tak lama kemudian terjadi perubahan komando kapal, kemungkinan karena Clausen dianggap tidak terlalu berhasil dalam masa penugasannya, dengan hanya mampu menenggelamkan dua buah kapal dengan total tonase 12.946 ton dalam tujuh patroli. Di bawah komandannya yang baru, Kapitänleutnant Karl-Franz Heine, U-403 berlayar dari Brest untuk melakukan patroli kedelapannya pada tanggal 13 Juli 1943. Pesan terakhir dari kapal tersebut diterima 10 hari kemudian, ketika dia melaporkan telah mendapat serangan udara di posisi 46 N 10 W. Tak ada pesan lagi yang diterima, sehingga kemudian Befehlshaber der Unterseeboote (BdU) menyimpulkan bahwa U-403 telah tenggelam oleh serangan udara pada tanggal 23 Juli. Karenanya, pada tanggal 27 Agustus 1943 kapal tersebut dinyatakan sebagai "x" (kemungkinan tenggelam), dan pada tanggal 18 Mei 1944 sebagai "xx" (hilang). Pada kenyataannya, U-403 telah selamat dari serangan tersebut. Ketiadaan pesan radio lanjutan kemungkinan besar dikarenakan peralatan radionya rusak dalam serangan tersebut. U-403 pada akhirnya tenggelam, tapi tidak sampai empat minggu kemudian pada tanggal 18 Agustus 1943 di dekat pantai Afrika Barat, setelah mendapat serangan pesawat Wellington dari Nr. 344 Squadron yang dipiloti oleh orang Prancis. Dari 50 orang awaknya, tak ada satu orangpun yang selamat. Ternyata, komandan baru U-403 tidak membawa keberuntungan bagi para awaknya...
Komandan U-403, Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, difoto di dermaga Teluk Danzig selama berlangsungnya Zoppoter Woche (Minggu Zoppot) di bulan Juli 1941. Kapal selamnya berada di kanan latar belakang. Di hari yang sama Clausen menggunakan kameranya untuk mengabadikan dua buah foto berwarna U-403 yang ikut ditampilkan disini. Kapitänleutnant Clausen (lahir tanggal 12 Juli 1909) selamat sampai dengan akhir perang dan meninggal pada tanggal 24 Maret 1987. Patroli perangnya hanya dijalani bersama dengan U-403 (7 patroli dan 191 hari di lautan), dengan dua kapal ditenggelamkan (total tonase 12.946 ton). Medali dan penghargaan yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Mei 1940) und I.Klasse (4 Oktober 1942); Kriegsabzeichen für Minensuch-, U-Boot-Jagd- und Sicherungsverbände (23 Oktober 1941); U-Boots-Kriegsabzeichen (26 Februari 1942); serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern (1 September 1944)
Meskipun foto yang ditampilkan disini bukanlah dari jenis yang mempunyai kualitas mumpuni, tapi dia tetap merupakan salah satu dari foto berwarna asli super langka yang memperlihatkan penampakan pasukan kapal selam Jerman dalam Perang Dunia II. Foto ini kemungkinan besar diambil pada saat pengujian crash dive (selam cepat) di Laut Baltik pada bulan November 1941. Diambil dari dek U-595, terlihat kapal selam lain yang memakai emblem putih UAK (Unterseebootsabnahmekommando) di atas menara pengawasnya, sedang berlayar menuju fjord Kiel. Emblem putih UAK sendiri hanya disematkan di kedua belah sisi menara pengawas selama berlangsungnya ujicoba ketahanan U-boat. Setelah lolos ujicoba UAK pada tanggal 11 Desember 1941, U-595 berangkat menuju Agru-Front (Hela) di perairan dalam Teluk Danzig untuk menjalani pelatihan lanjutan yang berlangsung dari tanggal 12 s/d 22 Desember 1941. Lalu, tanggal 23 Desember-nya, kapal selam tersebut bergabung dengan 8. Unterseebootsflottille (8th Submarine Flotilla) di Königsberg. Bersama Flotila ini, yang pada bulan Februari 1942 pindah ke pangkalan baru di Danzig, U-595 menjalani serangkaian ujicoba selam kedalaman, pengukuran kecepatan, antisipasi bom barel, perbaikan kerusakan, penembakan torpedo siang dan malam hari, serta pelatihan penggunaan senjata dek. Tes-tes tersebut, yang berlanjut sampai dengan tanggal 31 Juli 1942, mencakup juga beberapa pelatihan taktis di darat. Tes terakhir adalah sesi monitor suara yang dilangsungkan di Rönne/Bornholm. U-595 sendiri dibuat oleh Blohm & Voss di Hamburg. U-boat dari Tipe VIIC ini kemudian mulai bertugas pada tanggal 6 November 1941 dengan komandan pertamanya adalah Oberleutnant zur See Jürgen Quat-Faslem. Dari Hamburg, U-595 berlayar menyusuri sungai Elbe dan Kanal Kaiser-Wilhelm sampai ke Laut Baltik. Perjalanan pertama ini bukannya tanpa kendala, dan kapal selam tersebut beberapa kali membawa serta pilot Luftwaffe untuk membantu dalam masalah navigasi. Setelah tiba di Kiel, U-595 menjalani 14 hari ujicoba UAK, yang diantaranya adalah tes selam kedalaman, penggunaan kompas gyro, dan pengawasan suara kapal oleh UAG-Schall di Sonderburg, Denmark. Mikrofon bawah-air menangkap suara yang dikeluarkan oleh kapal selam tersebut, yang berlayar dalam kecepatan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk membuat U-595 lebih sulit untuk dideteksi manakala dia sudah mulai bertugas
Foto berwarna ini memperlihatkan Kriegsberichter Oberleutnant Gerhard Garms (kanan) sedang ngobrol dengan seorang awak U-boat di atas menara pengawas U-404, bulan Agustus 1942. Dari musim semi sampai musim gugur tahun 1942, Oberleutnant Garms bertugas sebagai koresponden foto dan film di flotila-flotila U-boat yang berpangkalan di pantai Atlantik Prancis. Disana dia mengambil banyak foto dan gambar bergerak yang memperlihatkan saat kapal-kapal selam Jerman berangkat dan kembali ke pangkalannya, yang kemudian muncul kembali di banyak buku yang terbit pasca perang. Garms juga menyempatkan diri untuk ikut serta dalam setidaknya dua patroli U-boat. Operasi pertamanya adalah patroli kedelapan dari U-552 di bawah Kapitänleutnant Erich Topp, during which the submarine operated off the American coast. It was on this patrol that Garms filmed the brightly-lit skyline of an American city. Footage shot during this operation, which lasted from 7 March until 27 April 1942, appear in "Der Deutsche Wochenschau" Nr.599, which was shown in theaters in Germany and occupied Europe. In August 1942 Garms boarded Kapitänleutnant Otto von Bülow's U-404 for his second patrol. Garms' father had established Nordmark-Film in Kiel in 1920 and had taught him the film trade from the ground up. For this assignment Garms came up with something special. A mount for his Askania Z camera was built to his specifications in the workshops in St. Nazaire and mounted on the port side of the U-404's conning tower. Tests showed that the camera was capable of functioning to depths of 60 meters in the pressure capsule. Garms wanted to film the submarine diving and carrying out underwater maneuvers, and he succeeded. The Askania Z was a sophisticated 35-mm camera which the Askania AG had been producing in Berlin since 1929. This type of camera was used, for example, to shoot the UFA film "Blauer Engel" (Blue Angel) with Marlene Dietrich in 1929-30. The weight of the camera without lens was 25 kilograms. Garms films are familiar with all U-boat enthusiasts, the newsreel images showing the conning tower of a U-boat nearing the surface, finally emerging and then plowing through the Atlantic. Other impressive footage shows waves breaking the conning tower in heavy seas.
Sekumpulan U-boat ini berasal dari kapal selam Tipe II. Cat kuning di bagian menara menunjukkan bahwa kapal-kapal ini berasal dari unit pelatihan dan bukan unit tempur, sebuah hal yang dibenci oleh para awaknya karena menunjukkan bahwa mereka masih hijau dan belum mencicipi aksi pertempuran. Setelah pelatihan selesai, pita kuning ini biasanya dihapus dan digantikan dengan tulisan kecil "Frontrief" (Siap ditugaskan ke front) serta simbol "V" di bawahnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa para awaknya telah menyelesaikan program pelatihan "Agru-Front", yang merupakan singkatan dari "Ausbildungsgruppe für Frontunterseeboote" (Grup Pelatihan Operasional untuk Kapal Selam yang akan Berangkat ke Front)
U-403 (kapal selam Tipe VIIC) mendapat penugasan pertamanya beberapa waktu sebelumnya, tanggal 25 Juni 1941. Menjadi bagian dari 5. U-Flottille dan dikomandani oleh Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, kapal selam tersebut baru saja menyelesaikan UAK-Abnahme (Ujicoba Penerimaan UAK) pada tanggal 8 Juli 1941. U-403 langsung dikirim ke galangan kapal di Danzig untuk kelengkapan selanjutnya, termasuk pemasangan penahan angin di menara pengawas. Foto berwarna yang ditampilkan disini memperlihatkan dengan jelas emblem U-boat tersebut, yang merupakan Wappen (lambang) dari kota sponsor U-403, Halle an der Saale, dan menampilkan gambar matahari-bulan-bintang yang mirip-mirip simbol Islam. Emblem tersebut dipasang di kiri-kanan menara pengawas. Wappen ini telah dipasang dari sejak penugasan pertama di Danzig-Neufahrwasser.Gambarnya dicat di perisai metal yang kemudian dipasangkan di menara pengawas. Awak U-403 juga memakai emblem ini di topi mereka. Pada bulan Oktober 1941 U-403 menambahkan emblemnya sendiri, lalu pada musim semi tahun 1942 Wappen Halle dicopot dari kedua belah sisi menara pengawas sehingga hanya menyisakan emblem kapal. Di akhir bulan Oktober, U-403 telah menyelesaikan fase pelatihannya di AGRU-Front (juga pelatihan taktis dan persenjataan). Bukannya langsung bertugas ke front, kapal selam tersebut ditugaskan untuk menjadi kapal latihan bersama dengan 27. U-Flottille di Baltik, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan awak dan kaptennya. U-403 digunakan untuk melatih para calon komandan U-boat di Pillau dan Memel. Hari yang ditunggu-tunggu itu tiba ketika pada tanggal 23 Februari 1942 U-403 dipindahkan dari Kiel ke Helgoland, dimana dari sana dia melakukan sorti operasional pertamanya pada tanggal 1 Maret 1942. Kapitänleutnant Clausen menambatkan kapalnya di Narvik 19 hari kemudian. Di musim semi tahun 1943 U-403 telah menyelesaikan lima patroli tambahan dari pangkalannya di Norwegia. Pada tanggal 1 Juli 1942 dia berada di bawah komando 11. U-Flottille di Bergen yang baru dibentuk. Pada tanggal 1 Maret 1943 penugasannya dialihkan ke 9. U-Flottille di Brest. Satu hari kemudian U-403 tiba di pangkalan Angkatan Laut Jerman yang terletak di pantai Samudera Atlantik tersebut dari Trondheim. Di bawah Kapitänleutnant Clausen, U-403 melakukan patroli lainnya pada bulan April-Mei 1943. Meskipun pada bulan Mei 1943 jumlah kehilangan U-boat yang menjadi korban dalam pertempuran begitu besarnya, tapi Clausen berhasil membawa kapalnya kembali ke Brest. Tak lama kemudian terjadi perubahan komando kapal, kemungkinan karena Clausen dianggap tidak terlalu berhasil dalam masa penugasannya, dengan hanya mampu menenggelamkan dua buah kapal dengan total tonase 12.946 ton dalam tujuh patroli. Di bawah komandannya yang baru, Kapitänleutnant Karl-Franz Heine, U-403 berlayar dari Brest untuk melakukan patroli kedelapannya pada tanggal 13 Juli 1943. Pesan terakhir dari kapal tersebut diterima 10 hari kemudian, ketika dia melaporkan telah mendapat serangan udara di posisi 46 N 10 W. Tak ada pesan lagi yang diterima, sehingga kemudian Befehlshaber der Unterseeboote (BdU) menyimpulkan bahwa U-403 telah tenggelam oleh serangan udara pada tanggal 23 Juli. Karenanya, pada tanggal 27 Agustus 1943 kapal tersebut dinyatakan sebagai "x" (kemungkinan tenggelam), dan pada tanggal 18 Mei 1944 sebagai "xx" (hilang). Pada kenyataannya, U-403 telah selamat dari serangan tersebut. Ketiadaan pesan radio lanjutan kemungkinan besar dikarenakan peralatan radionya rusak dalam serangan tersebut. U-403 pada akhirnya tenggelam, tapi tidak sampai empat minggu kemudian pada tanggal 18 Agustus 1943 di dekat pantai Afrika Barat, setelah mendapat serangan pesawat Wellington dari Nr. 344 Squadron yang dipiloti oleh orang Prancis. Dari 50 orang awaknya, tak ada satu orangpun yang selamat. Ternyata, komandan baru U-403 tidak membawa keberuntungan bagi para awaknya...
Komandan U-403, Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, difoto di dermaga Teluk Danzig selama berlangsungnya Zoppoter Woche (Minggu Zoppot) di bulan Juli 1941. Kapal selamnya berada di kanan latar belakang. Di hari yang sama Clausen menggunakan kameranya untuk mengabadikan dua buah foto berwarna U-403 yang ikut ditampilkan disini. Kapitänleutnant Clausen (lahir tanggal 12 Juli 1909) selamat sampai dengan akhir perang dan meninggal pada tanggal 24 Maret 1987. Patroli perangnya hanya dijalani bersama dengan U-403 (7 patroli dan 191 hari di lautan), dengan dua kapal ditenggelamkan (total tonase 12.946 ton). Medali dan penghargaan yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Mei 1940) und I.Klasse (4 Oktober 1942); Kriegsabzeichen für Minensuch-, U-Boot-Jagd- und Sicherungsverbände (23 Oktober 1941); U-Boots-Kriegsabzeichen (26 Februari 1942); serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern (1 September 1944)
Meskipun foto yang ditampilkan disini bukanlah dari jenis yang mempunyai kualitas mumpuni, tapi dia tetap merupakan salah satu dari foto berwarna asli super langka yang memperlihatkan penampakan pasukan kapal selam Jerman dalam Perang Dunia II. Foto ini kemungkinan besar diambil pada saat pengujian crash dive (selam cepat) di Laut Baltik pada bulan November 1941. Diambil dari dek U-595, terlihat kapal selam lain yang memakai emblem putih UAK (Unterseebootsabnahmekommando) di atas menara pengawasnya, sedang berlayar menuju fjord Kiel. Emblem putih UAK sendiri hanya disematkan di kedua belah sisi menara pengawas selama berlangsungnya ujicoba ketahanan U-boat. Setelah lolos ujicoba UAK pada tanggal 11 Desember 1941, U-595 berangkat menuju Agru-Front (Hela) di perairan dalam Teluk Danzig untuk menjalani pelatihan lanjutan yang berlangsung dari tanggal 12 s/d 22 Desember 1941. Lalu, tanggal 23 Desember-nya, kapal selam tersebut bergabung dengan 8. Unterseebootsflottille (8th Submarine Flotilla) di Königsberg. Bersama Flotila ini, yang pada bulan Februari 1942 pindah ke pangkalan baru di Danzig, U-595 menjalani serangkaian ujicoba selam kedalaman, pengukuran kecepatan, antisipasi bom barel, perbaikan kerusakan, penembakan torpedo siang dan malam hari, serta pelatihan penggunaan senjata dek. Tes-tes tersebut, yang berlanjut sampai dengan tanggal 31 Juli 1942, mencakup juga beberapa pelatihan taktis di darat. Tes terakhir adalah sesi monitor suara yang dilangsungkan di Rönne/Bornholm. U-595 sendiri dibuat oleh Blohm & Voss di Hamburg. U-boat dari Tipe VIIC ini kemudian mulai bertugas pada tanggal 6 November 1941 dengan komandan pertamanya adalah Oberleutnant zur See Jürgen Quat-Faslem. Dari Hamburg, U-595 berlayar menyusuri sungai Elbe dan Kanal Kaiser-Wilhelm sampai ke Laut Baltik. Perjalanan pertama ini bukannya tanpa kendala, dan kapal selam tersebut beberapa kali membawa serta pilot Luftwaffe untuk membantu dalam masalah navigasi. Setelah tiba di Kiel, U-595 menjalani 14 hari ujicoba UAK, yang diantaranya adalah tes selam kedalaman, penggunaan kompas gyro, dan pengawasan suara kapal oleh UAG-Schall di Sonderburg, Denmark. Mikrofon bawah-air menangkap suara yang dikeluarkan oleh kapal selam tersebut, yang berlayar dalam kecepatan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk membuat U-595 lebih sulit untuk dideteksi manakala dia sudah mulai bertugas
Foto ini diambil pada bulan Januari/Februari 1942 di salah satu pangkalan pelatihan U-boat di Teluk Danzig, dan memperlihatkan Obersteuermann Georg Schwarz sedang bertugas di depan menara pengawas U-595. Kita bisa melihat dengan jelas emblem "Frosch" (Kodok) dari U-595 yang didesain dan dicat oleh 1. Wachtoffizier (Perwira Pengawas Pertama) Leutnant zur See Friedrich Kaiser saat kapal selam tersebut masih menjalani serangkaian ujicoba di Agru-Front. Pada tanggal 14 November 1942, U-595 rusak berat setelah mendapat serangan bom Sekutu di lepas pantai Oran di Mediterania, sehingga pada akhirnya terpaksa ditenggelamkan oleh awaknya sendiri demi menghindari jatuh ke tangan musuh. Dua awaknya gugur, sementara sisanya menjadi tawanan perang
Meskipun pelabuhan-pelabuhan di Prusia Timur dan Barat biasanya tetap aktif beroperasi di musim dingin yang membekukan karena cuaca mereka yang lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Jerman lainnya, tapi musim dingin tahun 1941-42 memecahkan semua rekor terdingin yang pernah ada. Pada pertengahan bulan Januari 1942, udara beku Siberia mengalir melewati wilayah-wilayah bertekanan tinggi diatas Rusia dan Eropa Utara. Hanya dalam waktu semalam, temperatur di pelabuhan-pelabuhan Baltik Prusia Timur dan Barat langsung anjlok sampai 20 derajat celcius di bawah nol! Tanpa ampun, perairan pun langsung membeku dalam waktu singkat, dan menjebak semua kapal yang berlabuh disana, termasuk sekumpulan U-boat yang berada di pangkalan pelatihannya. Flotilla-flotilla U-boat di Danzig, Pillau dan Gotenhafen dipaksa untuk menghentikan pelatihan praktis di dalam kapal selam. Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen, mengabadikan keadaan sulit yang menimpa 22. U-Flottille di Gotenhafen-Oxhöft dengan menggunakan rol film berwarna Agfa. Foto-foto yang kemudian tercetak memperlihatkan kapal-kapal selam Kriegsmarine yang membeku di perairan es. Pada saat itu 22. U-Flottille memiliki 18 buah kapal latih: U-8, U-14, U-19, U-56, U-57, U-58, U-59, U-78, U-137, U-138, U-139, U-140, U-142, U-143, U-145, U-146, U-149, dan U-150 (semuanya berasal dari U-boat Tipe II, kecuali U-178 yang merupakan Tipe VIIC). ULD Kedua sendiri dibentuk pada bulan Juni 1940 dan memulai operasional pelatihannya di pangkalan Gotenhafen pada tanggal 1 November 1940. Komandan pertamanya adalah Fregattenkapitän Werner Hartmann yang berusia 39 tahun dan telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Mei 1940 setelah dengan sukses menjadi Kapten U-37. Hartman berasal dari Kru 21 dan usia serta kesuksesan yang telah diraihnya membuat dia menjadi seorang komandan unit pelatihan yang ideal. Tapi ternyata peranan barunya hanya berumur pendek, dan pada bulan November 1941 dia menyerahkan tongkat komando kepada Fregattenkapitän der Reserve Ernst Hashagen. Komandan kedua ini bukanlah berasal dari generasi baru para kapten U-boat berpengalaman, melainkan veteran Perang Dunia Pertama yang pernah menjadi Kapten UB-21 dan U-62 dalam perang tersebut. Unit lain yang berada di bawah komando 2. ULD adalah 22. U-Flottille dibawah pimpinan Korvettenkapitän Wilhelm Ambrosius. Flotilla ini, yang bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan praktis, dibentuk pada bulan Januari 1940. 2. ULD bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan dasar bagi awak U-boat serta kursus kepelatihan bagi para perwiranya. Para murid diajari mengenai masalah mesin, senjata dan torpedo di bangunan-bangunan khusus milik 2. ULD. Peraturan mensyaratkan bahwa pelatihan berlangsung selama 3-4 bulan, tapi bisa juga lebih singkat tergantung kondisi. Pada saat itu kebanyakan partisipannya tinggal di kapal-kapal penumpang milik 2. ULD yang mulai dipakai dari bulan November 1940. Kapal-kapal ini merupakan bekas kapal pesiar “Kraft durch Freude” (Kekuatan Lewat Kegembiraan) Wilhelm Gustloff, juga Hansa dan Oceana. Wilhelm Gustloff, yang sebelumnya dipakai untuk kepentingan militer sebagai kapal rumah sakit, kini menemukan tempat berlabuh permanen di Gotenhafen-Oxhöft. Setidaknya 1.000 orang anggota 2. ULD tinggal di kapal tersebut. Mayoritasnya merupakan peserta kursus, meskipun sebagian instruktur - golongan apa yang dinamakan sebagai "personil inti" - juga tinggal di kapal. Orang-orang U-boat ini makan sehari-hari di kapal, dan beberapa kegiatan penyegaran serta permainan diadakan demi menjaga agar kejenuhan tidak melanda (sebagai contoh, film dipertontonkan dua kali dalam sehari). Pada awalnya kapal-kapal ini menyediakan sendiri kebutuhan mereka akan tenaga, uap dan air, tapi dari sejak tahun 1943 sebuah pembangkit listrik tenaga uap disediakan di lepas pantai untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan dimaksud bagi ketiga kapal tersebut. Sebagian besar "personil inti" yang sudah menikah memilih untuk tinggal bersama keluarga mereka di beberapa buah apartemen yang berada di Gotenhafen
Suasana pangkalan 22. Unterseeboots-Flottille (22. U-Flottille) di teluk pelabuhan Gotenhafen-Oxhöft yang membeku akibat cuaca ekstrim di musim dingin tahun 1941-42. Yang memakai skema kamuflase lima-warna di sebelah kiri adalah kapal pengawal U-boat "Erwin Wassner", sementara di sebelah kanannya adalah tiga buah U-boat latih Tipe II milik 22. U-Flottille yang terjebak di perairan beku tanpa sempat untuk menyelamatkan diri. Pengawal kapal selam tersebut mengawali karirnya di lautan sebagai "Gran Canaria" pada tanggal 21 Januari 1938, sebelum diambil alih hak kepemilikannya oleh Kriegsmarine di tahun yang sama. Setelah mendapat modifikasi yang diperlukan, pada tanggal 29 Maret 1939 dia operasional kembali dengan nama baru, "Erwin Wassner". Namanya sendiri diambil dari jagoan U-boat dalam Perang Dunia I yang juga adalah peraih Pour le Mérite, Erwin Wassner. Pada tahun 1930-an Wassner bertugas sebagai atase militer Jerman di London, dengan pangkat Konteradmiral, sebelum meninggal pada tahun 1937. Setelah Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, F.d.U. (Führer der Unterseeboote) Karl Dönitz dan staff-nya memutuskan untuk menggunakan nama Erwin Wassner sebagai nama salah satu kapal komando Kriegsmarine, sampai dengan bulan November 1939 ketika staff operasi, yang telah direorganisasi ulang menjadi B.d.U. (Befehlshaber der Unterseeboote) di bulan Oktober sebelumnya, pindah markas ke Sengwarden yang terletak di dekat Wilhelmshaven. Kapitän zur See Hans-Georg von Friedeburg, Kepala Departemen B.d.U. yang bertanggungjawab terhadap masalah pasokan suplai bagi seluruh organisasi, menjadikan "Erwin Wassner" sebagai markas bergeraknya, termasuk saat kapal tersebut berlabuh di Gotenhafen-Oxhöft pada awal tahun 1942. Di malam tanggal 23-24 Juli 1944, "Erwin Wassner" ditenggelamkan oleh bom-bom pesawat Sekutu saat serangan udara malam yang dilancarkan oleh RAF Bomber Command di pelabuhan Kiel. Foto ini diambil oleh Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen
Suasana pangkalan 22. Unterseeboots-Flottille (22. U-Flottille) di teluk pelabuhan Gotenhafen-Oxhöft yang membeku akibat cuaca ekstrim di musim dingin tahun 1941-42. Kedua U-boat dari Tipe VIIC ini terjebak dalam perairan yang kini menjadi es. Karena pada saat foto ini diambil (awal tahun 1942), 22. U-Flottille hanya mempunyai satu buah kapal selam Tipe VIIC (U-178), maka kemungkinan besar kapal-kapal dalam foto ini adalah kapal baru yang sedang menjalani proses pengujian sebelum dinyatakan layak untuk operasional. Ketebalan pecahan es yang mengambang menunjukkan bahwa pada awalnya kapal-kapal yang terjebak dapat menembus melaluinya, hanya saja kemudian cuaca yang semakin membeku dalam waktu yang singkat membuat es-es tersebut berubah menjadi kumpulan solid yang tak terurai lagi
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan siluet para personil U-boat saat bertugas di “Brückenwache” (Pengawas Jembatan) ketika lautan sedang bergelora. Kondisi samudera semacam ini dapat memberikan ancaman tersendiri bagi para Pengawas Jembatan bila dia tidak memperhitungkan tinggi ombak yang datang. Pengawasan keadaan sekitar di ruang terbuka seperti ini adalah salah satu tugas awak U-boat yang paling penting. Memperhatikan empat penjuru mata angin bagaikan sebuah "tugas suci", dimana nasib dan kesuksesan kapal selam tergantung padanya. Kecerobohan dalam hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Pengawas Jembatan biasanya terdiri dari empat orang: satu perwira dan seorang lagi berdiri menghadap ke depan di menara pengawas, sementara satu bintara dan seorang lagi di belakang mereka. Dengan menggunakan teropong, setiap petugas jaga harus mengamati sektor bagian mereka yang telah ditentukan tanpa terhenti. Tiap lima menit sekali, masing-masing petugas harus memberikan laporan bahwa “Sektor ist frei melden” (sektor clear), bila memang begitu keadaannya. Peraturan melarang keras adanya percakapan antar petugas jaga. Laporan pengawasan harus dibuat dalam bahasa yang jelas dan tepat guna sambil menunjukkan jari ke arah yang dimaksud. Petugas jaga juga dilarang untuk merokok saat bertugas. Di wilayah dimana diperkirakan tak ada ancaman dari udara, awak U-boat lain diperbolehkan untuk ikut nongol di menara pengawas, sekedar untuk merokok, tapi tidak boleh lebih dari dua orang dalam sekaligus (di luar dari empat orang lain yang bertugas jaga). Di malam hari, merokok di menara pengawas sama sekali terlarang. Brückenwache diharapkan untuk lebih waspada lagi di wilayah-wilayah dimana potensi ancamannya sangat besar (Bay of Biscay dan Laut Utara), serta dalam situasi-situasi khusus. Termasuk diantara yang terakhir adalah saat kapal berhenti, senjata dek digunakan, berpapasan dengan kapal selam lain, serta dilamgsungkannya interogasi awak kapal musuh yang selamat. Pada saat-saat semacam ini, perhatian Brückenwache dengan mudah dapat teralihkan, sehingga berakibat pada terpecahnya konsentrasi. Bahaya serangan dadakan muncul terutama pada situasi tersebut. Karena efek cahaya matahari yang menyilaukan, para Petugas Jaga juga diwajibkan untuk mengenakan kacamata hitam ketika sang surya berada di kuadran mereka. Para petugas ini diganti setiap dua atau empat jam sekali, dengan interval masa pergantian tiap lima menit selama satu jam penuh. Hal ini untuk mencegah agar tidak terlalu banyak orang berada di menara pengawas saat tiba-tiba harus menyelam (crash dive), dan juga untuk memberi waktu bagi Petugas Jaga yang baru untuk beradaptasi dengan kegelapan atau cahaya. Khusus untuk malam hari, 15 menit sebelum waktu pergantian, Petugas Jaga baru terlebih dahulu memakai kacamata infra merah di bawah dek. Petugas Jaga lama hanya boleh pergi manakala yang menggantikannya sudah beradaptasi selama beberapa menit dengan lingkungan sekitarnya. Peraturan mensyaratkan bahwa Perwira Pengawas dan Petugas Jaga terbaik bekerja di waktu-waktu yang dianggap paling berbahaya. Penugasan Petugas Jaga sendiri merupakan kewenangan penuh dari kapten kapal. Saat laut bergelora dengan ombak tinggi mencapai menara pengawas, pekerjaan pengawasan semacam ini menjadi sebuah tugas yang menuntut kemampuan maksimal dari para awak U-boat. Bila angin, udara dingin, hujan atau kabut ikut hadir, maka orang-orang ini kadangkala sudah dalam keadaan lelah luar biasa saat tiba waktunya untuk diganti. Dalam kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut, sang kapten biasanya memerintahkan para Petugas Jaga untuk memakai sabuk pengaman, yang dapat mencegah mereka terbawa ombak besar. Sabuk ini hanya bisa dilepas juga atas perintah kapten. Pintu keluar di menara pengawas selalu dalam keadaan tertutup apabila ombak sedang tinggi agar air tidak masuk ke dalam. Tanpa Brückenwache yang efisien, maka sebuah U-boat mempunyai kemungkinan yang kecil untuk selamat atau sukses dalam misinya
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap
Pekerjaan pemeliharaan dan perawatan pada pada senjata 37mm anti pesawat udara yang terpasang di dek U-boat, yang dilakukan ditengah ganasnya ombak lautan, dengan jaket pelampung serta tambang keselamatan sebagai satu-satunya alat pengaman. U-boat Kriegsmarine dari Tipe I, VII, IX dan X memiliki senjata tambahan yang sangat kuat yang ditempatkan di dek atas. Setiap kapal memiliki satu buah senjata ini yang terpasang di depan menara komando dan, apabila ditangani oleh awak yang handal, mereka bisa memuntahkan 15-18 tembakan dalam satu menit. Senjata dek sering digunakan untuk menghabisi kapal yang rusak atau menenggelamkan kapal berukuran kecil. Awaknya rata-rata terdiri dari 3 s/d 5 orang, dan biasanya dikomandani oleh Perwira Pengawas Kedua (IIWO). Untuk dapat menggunakan senjata ini, maka U-boat harus muncul di permukaan, sehingga karenanya secara umum dia tidak difungsikan manakala terdeteksi adanya pesawat musuh di sekitar.Untuk mengangkut amunisinya, diperlukan rantai manusia (dengan tiga orang berada di dek) untuk membawa peluru dari ruang penyimpanan utama di bawah ruang kontrol sampai ke senjata di luar. Selongsong yang telah digunakan biasanya lalu dibawa kembali ke dalam. Sebagian U-boat dilengkapi dengan ruang penyimpanan amunisi kecil yang tahan air di dek agar dapat mulai menembak dengan segera manakala perintah telah diberikan. U-boat Tipe II untuk patroli pesisir pantai tidak dilengkapi dengan senjata dek. Pada tahun 1937 dibuat rancangan untuk U-boat penjelajah Tipe XI yang rencananya dipersenjatai dengan empat buah senjata dek kaliber 127mm di dua menara yang terpisah. Rancangan ini tidak pernah masuk dalam tahap produksi
Foto hasil karya Walter Frentz ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bulan Februari 1943 untuk menyambut pengangkatan Panglima Kriegsmarine yang baru, Karl Dönitz (menggantikan Erich Raeder yang dianggap gagal memaksimalkan kemampuan Angkatan Laut Jerman dalam Perang Dunia II). Dari kiri ke kanan: Kapitänleutnant Adalbert Schnee (Geleitzugs-Asto, Admiralstabsoffizier beim Befehlshaber der Unterseeboote), Generaladmiral Karl Dönitz (Befehlshaber der Unterseeboote), dan Kapitän zur See Eberhard Godt (Chef der Operationsabteilung beim Befehlshaber der U-Boote). Mereka sedang mempelajari peta samudera yang terhampar di meja. Foto ini sendiri diambil di ruangan operasi U-boat di markas besar Kriegsmarine di Berlin (Marinehauptquartier Koralle)
Foto yang pertama kali dipublikasikan oleh majalah SIGNAL edisi bulan Mei 1943 dan kemungkinan besar diambil pada saat pelatihan ini memperlihatkan seorang awak U-boat sedang menyelam di dekat pintu keluar dengan menggunakan tauchretter Tauchretter (alat penyelamat penyelam) adalah satu set peralatan bernafas yang memungkinkan pemakainya untuk dapat selamat untuk sementara waktu di lingkungan tanpa udara, terutama di bawah air. Alat ini pada awalnya dirancang supaya si pemakai dapat bernafas selama mungkin sampai dia mencapai tempat dimana udara telah tersedia. Kita dapat melihat contoh penggunaannya dalam film "Das Boot", "Haie und kleine Fische", dan "In Enemy Hands"
Meskipun pelabuhan-pelabuhan di Prusia Timur dan Barat biasanya tetap aktif beroperasi di musim dingin yang membekukan karena cuaca mereka yang lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Jerman lainnya, tapi musim dingin tahun 1941-42 memecahkan semua rekor terdingin yang pernah ada. Pada pertengahan bulan Januari 1942, udara beku Siberia mengalir melewati wilayah-wilayah bertekanan tinggi diatas Rusia dan Eropa Utara. Hanya dalam waktu semalam, temperatur di pelabuhan-pelabuhan Baltik Prusia Timur dan Barat langsung anjlok sampai 20 derajat celcius di bawah nol! Tanpa ampun, perairan pun langsung membeku dalam waktu singkat, dan menjebak semua kapal yang berlabuh disana, termasuk sekumpulan U-boat yang berada di pangkalan pelatihannya. Flotilla-flotilla U-boat di Danzig, Pillau dan Gotenhafen dipaksa untuk menghentikan pelatihan praktis di dalam kapal selam. Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen, mengabadikan keadaan sulit yang menimpa 22. U-Flottille di Gotenhafen-Oxhöft dengan menggunakan rol film berwarna Agfa. Foto-foto yang kemudian tercetak memperlihatkan kapal-kapal selam Kriegsmarine yang membeku di perairan es. Pada saat itu 22. U-Flottille memiliki 18 buah kapal latih: U-8, U-14, U-19, U-56, U-57, U-58, U-59, U-78, U-137, U-138, U-139, U-140, U-142, U-143, U-145, U-146, U-149, dan U-150 (semuanya berasal dari U-boat Tipe II, kecuali U-178 yang merupakan Tipe VIIC). ULD Kedua sendiri dibentuk pada bulan Juni 1940 dan memulai operasional pelatihannya di pangkalan Gotenhafen pada tanggal 1 November 1940. Komandan pertamanya adalah Fregattenkapitän Werner Hartmann yang berusia 39 tahun dan telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Mei 1940 setelah dengan sukses menjadi Kapten U-37. Hartman berasal dari Kru 21 dan usia serta kesuksesan yang telah diraihnya membuat dia menjadi seorang komandan unit pelatihan yang ideal. Tapi ternyata peranan barunya hanya berumur pendek, dan pada bulan November 1941 dia menyerahkan tongkat komando kepada Fregattenkapitän der Reserve Ernst Hashagen. Komandan kedua ini bukanlah berasal dari generasi baru para kapten U-boat berpengalaman, melainkan veteran Perang Dunia Pertama yang pernah menjadi Kapten UB-21 dan U-62 dalam perang tersebut. Unit lain yang berada di bawah komando 2. ULD adalah 22. U-Flottille dibawah pimpinan Korvettenkapitän Wilhelm Ambrosius. Flotilla ini, yang bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan praktis, dibentuk pada bulan Januari 1940. 2. ULD bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan dasar bagi awak U-boat serta kursus kepelatihan bagi para perwiranya. Para murid diajari mengenai masalah mesin, senjata dan torpedo di bangunan-bangunan khusus milik 2. ULD. Peraturan mensyaratkan bahwa pelatihan berlangsung selama 3-4 bulan, tapi bisa juga lebih singkat tergantung kondisi. Pada saat itu kebanyakan partisipannya tinggal di kapal-kapal penumpang milik 2. ULD yang mulai dipakai dari bulan November 1940. Kapal-kapal ini merupakan bekas kapal pesiar “Kraft durch Freude” (Kekuatan Lewat Kegembiraan) Wilhelm Gustloff, juga Hansa dan Oceana. Wilhelm Gustloff, yang sebelumnya dipakai untuk kepentingan militer sebagai kapal rumah sakit, kini menemukan tempat berlabuh permanen di Gotenhafen-Oxhöft. Setidaknya 1.000 orang anggota 2. ULD tinggal di kapal tersebut. Mayoritasnya merupakan peserta kursus, meskipun sebagian instruktur - golongan apa yang dinamakan sebagai "personil inti" - juga tinggal di kapal. Orang-orang U-boat ini makan sehari-hari di kapal, dan beberapa kegiatan penyegaran serta permainan diadakan demi menjaga agar kejenuhan tidak melanda (sebagai contoh, film dipertontonkan dua kali dalam sehari). Pada awalnya kapal-kapal ini menyediakan sendiri kebutuhan mereka akan tenaga, uap dan air, tapi dari sejak tahun 1943 sebuah pembangkit listrik tenaga uap disediakan di lepas pantai untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan dimaksud bagi ketiga kapal tersebut. Sebagian besar "personil inti" yang sudah menikah memilih untuk tinggal bersama keluarga mereka di beberapa buah apartemen yang berada di Gotenhafen
Suasana pangkalan 22. Unterseeboots-Flottille (22. U-Flottille) di teluk pelabuhan Gotenhafen-Oxhöft yang membeku akibat cuaca ekstrim di musim dingin tahun 1941-42. Yang memakai skema kamuflase lima-warna di sebelah kiri adalah kapal pengawal U-boat "Erwin Wassner", sementara di sebelah kanannya adalah tiga buah U-boat latih Tipe II milik 22. U-Flottille yang terjebak di perairan beku tanpa sempat untuk menyelamatkan diri. Pengawal kapal selam tersebut mengawali karirnya di lautan sebagai "Gran Canaria" pada tanggal 21 Januari 1938, sebelum diambil alih hak kepemilikannya oleh Kriegsmarine di tahun yang sama. Setelah mendapat modifikasi yang diperlukan, pada tanggal 29 Maret 1939 dia operasional kembali dengan nama baru, "Erwin Wassner". Namanya sendiri diambil dari jagoan U-boat dalam Perang Dunia I yang juga adalah peraih Pour le Mérite, Erwin Wassner. Pada tahun 1930-an Wassner bertugas sebagai atase militer Jerman di London, dengan pangkat Konteradmiral, sebelum meninggal pada tahun 1937. Setelah Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, F.d.U. (Führer der Unterseeboote) Karl Dönitz dan staff-nya memutuskan untuk menggunakan nama Erwin Wassner sebagai nama salah satu kapal komando Kriegsmarine, sampai dengan bulan November 1939 ketika staff operasi, yang telah direorganisasi ulang menjadi B.d.U. (Befehlshaber der Unterseeboote) di bulan Oktober sebelumnya, pindah markas ke Sengwarden yang terletak di dekat Wilhelmshaven. Kapitän zur See Hans-Georg von Friedeburg, Kepala Departemen B.d.U. yang bertanggungjawab terhadap masalah pasokan suplai bagi seluruh organisasi, menjadikan "Erwin Wassner" sebagai markas bergeraknya, termasuk saat kapal tersebut berlabuh di Gotenhafen-Oxhöft pada awal tahun 1942. Di malam tanggal 23-24 Juli 1944, "Erwin Wassner" ditenggelamkan oleh bom-bom pesawat Sekutu saat serangan udara malam yang dilancarkan oleh RAF Bomber Command di pelabuhan Kiel. Foto ini diambil oleh Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen
Suasana pangkalan 22. Unterseeboots-Flottille (22. U-Flottille) di teluk pelabuhan Gotenhafen-Oxhöft yang membeku akibat cuaca ekstrim di musim dingin tahun 1941-42. Kedua U-boat dari Tipe VIIC ini terjebak dalam perairan yang kini menjadi es. Karena pada saat foto ini diambil (awal tahun 1942), 22. U-Flottille hanya mempunyai satu buah kapal selam Tipe VIIC (U-178), maka kemungkinan besar kapal-kapal dalam foto ini adalah kapal baru yang sedang menjalani proses pengujian sebelum dinyatakan layak untuk operasional. Ketebalan pecahan es yang mengambang menunjukkan bahwa pada awalnya kapal-kapal yang terjebak dapat menembus melaluinya, hanya saja kemudian cuaca yang semakin membeku dalam waktu yang singkat membuat es-es tersebut berubah menjadi kumpulan solid yang tak terurai lagi
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan siluet para personil U-boat saat bertugas di “Brückenwache” (Pengawas Jembatan) ketika lautan sedang bergelora. Kondisi samudera semacam ini dapat memberikan ancaman tersendiri bagi para Pengawas Jembatan bila dia tidak memperhitungkan tinggi ombak yang datang. Pengawasan keadaan sekitar di ruang terbuka seperti ini adalah salah satu tugas awak U-boat yang paling penting. Memperhatikan empat penjuru mata angin bagaikan sebuah "tugas suci", dimana nasib dan kesuksesan kapal selam tergantung padanya. Kecerobohan dalam hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Pengawas Jembatan biasanya terdiri dari empat orang: satu perwira dan seorang lagi berdiri menghadap ke depan di menara pengawas, sementara satu bintara dan seorang lagi di belakang mereka. Dengan menggunakan teropong, setiap petugas jaga harus mengamati sektor bagian mereka yang telah ditentukan tanpa terhenti. Tiap lima menit sekali, masing-masing petugas harus memberikan laporan bahwa “Sektor ist frei melden” (sektor clear), bila memang begitu keadaannya. Peraturan melarang keras adanya percakapan antar petugas jaga. Laporan pengawasan harus dibuat dalam bahasa yang jelas dan tepat guna sambil menunjukkan jari ke arah yang dimaksud. Petugas jaga juga dilarang untuk merokok saat bertugas. Di wilayah dimana diperkirakan tak ada ancaman dari udara, awak U-boat lain diperbolehkan untuk ikut nongol di menara pengawas, sekedar untuk merokok, tapi tidak boleh lebih dari dua orang dalam sekaligus (di luar dari empat orang lain yang bertugas jaga). Di malam hari, merokok di menara pengawas sama sekali terlarang. Brückenwache diharapkan untuk lebih waspada lagi di wilayah-wilayah dimana potensi ancamannya sangat besar (Bay of Biscay dan Laut Utara), serta dalam situasi-situasi khusus. Termasuk diantara yang terakhir adalah saat kapal berhenti, senjata dek digunakan, berpapasan dengan kapal selam lain, serta dilamgsungkannya interogasi awak kapal musuh yang selamat. Pada saat-saat semacam ini, perhatian Brückenwache dengan mudah dapat teralihkan, sehingga berakibat pada terpecahnya konsentrasi. Bahaya serangan dadakan muncul terutama pada situasi tersebut. Karena efek cahaya matahari yang menyilaukan, para Petugas Jaga juga diwajibkan untuk mengenakan kacamata hitam ketika sang surya berada di kuadran mereka. Para petugas ini diganti setiap dua atau empat jam sekali, dengan interval masa pergantian tiap lima menit selama satu jam penuh. Hal ini untuk mencegah agar tidak terlalu banyak orang berada di menara pengawas saat tiba-tiba harus menyelam (crash dive), dan juga untuk memberi waktu bagi Petugas Jaga yang baru untuk beradaptasi dengan kegelapan atau cahaya. Khusus untuk malam hari, 15 menit sebelum waktu pergantian, Petugas Jaga baru terlebih dahulu memakai kacamata infra merah di bawah dek. Petugas Jaga lama hanya boleh pergi manakala yang menggantikannya sudah beradaptasi selama beberapa menit dengan lingkungan sekitarnya. Peraturan mensyaratkan bahwa Perwira Pengawas dan Petugas Jaga terbaik bekerja di waktu-waktu yang dianggap paling berbahaya. Penugasan Petugas Jaga sendiri merupakan kewenangan penuh dari kapten kapal. Saat laut bergelora dengan ombak tinggi mencapai menara pengawas, pekerjaan pengawasan semacam ini menjadi sebuah tugas yang menuntut kemampuan maksimal dari para awak U-boat. Bila angin, udara dingin, hujan atau kabut ikut hadir, maka orang-orang ini kadangkala sudah dalam keadaan lelah luar biasa saat tiba waktunya untuk diganti. Dalam kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut, sang kapten biasanya memerintahkan para Petugas Jaga untuk memakai sabuk pengaman, yang dapat mencegah mereka terbawa ombak besar. Sabuk ini hanya bisa dilepas juga atas perintah kapten. Pintu keluar di menara pengawas selalu dalam keadaan tertutup apabila ombak sedang tinggi agar air tidak masuk ke dalam. Tanpa Brückenwache yang efisien, maka sebuah U-boat mempunyai kemungkinan yang kecil untuk selamat atau sukses dalam misinya
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap
Pekerjaan pemeliharaan dan perawatan pada pada senjata 37mm anti pesawat udara yang terpasang di dek U-boat, yang dilakukan ditengah ganasnya ombak lautan, dengan jaket pelampung serta tambang keselamatan sebagai satu-satunya alat pengaman. U-boat Kriegsmarine dari Tipe I, VII, IX dan X memiliki senjata tambahan yang sangat kuat yang ditempatkan di dek atas. Setiap kapal memiliki satu buah senjata ini yang terpasang di depan menara komando dan, apabila ditangani oleh awak yang handal, mereka bisa memuntahkan 15-18 tembakan dalam satu menit. Senjata dek sering digunakan untuk menghabisi kapal yang rusak atau menenggelamkan kapal berukuran kecil. Awaknya rata-rata terdiri dari 3 s/d 5 orang, dan biasanya dikomandani oleh Perwira Pengawas Kedua (IIWO). Untuk dapat menggunakan senjata ini, maka U-boat harus muncul di permukaan, sehingga karenanya secara umum dia tidak difungsikan manakala terdeteksi adanya pesawat musuh di sekitar.Untuk mengangkut amunisinya, diperlukan rantai manusia (dengan tiga orang berada di dek) untuk membawa peluru dari ruang penyimpanan utama di bawah ruang kontrol sampai ke senjata di luar. Selongsong yang telah digunakan biasanya lalu dibawa kembali ke dalam. Sebagian U-boat dilengkapi dengan ruang penyimpanan amunisi kecil yang tahan air di dek agar dapat mulai menembak dengan segera manakala perintah telah diberikan. U-boat Tipe II untuk patroli pesisir pantai tidak dilengkapi dengan senjata dek. Pada tahun 1937 dibuat rancangan untuk U-boat penjelajah Tipe XI yang rencananya dipersenjatai dengan empat buah senjata dek kaliber 127mm di dua menara yang terpisah. Rancangan ini tidak pernah masuk dalam tahap produksi
Foto hasil karya Walter Frentz ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bulan Februari 1943 untuk menyambut pengangkatan Panglima Kriegsmarine yang baru, Karl Dönitz (menggantikan Erich Raeder yang dianggap gagal memaksimalkan kemampuan Angkatan Laut Jerman dalam Perang Dunia II). Dari kiri ke kanan: Kapitänleutnant Adalbert Schnee (Geleitzugs-Asto, Admiralstabsoffizier beim Befehlshaber der Unterseeboote), Generaladmiral Karl Dönitz (Befehlshaber der Unterseeboote), dan Kapitän zur See Eberhard Godt (Chef der Operationsabteilung beim Befehlshaber der U-Boote). Mereka sedang mempelajari peta samudera yang terhampar di meja. Foto ini sendiri diambil di ruangan operasi U-boat di markas besar Kriegsmarine di Berlin (Marinehauptquartier Koralle)
Foto yang pertama kali dipublikasikan oleh majalah SIGNAL edisi bulan Mei 1943 dan kemungkinan besar diambil pada saat pelatihan ini memperlihatkan seorang awak U-boat sedang menyelam di dekat pintu keluar dengan menggunakan tauchretter Tauchretter (alat penyelamat penyelam) adalah satu set peralatan bernafas yang memungkinkan pemakainya untuk dapat selamat untuk sementara waktu di lingkungan tanpa udara, terutama di bawah air. Alat ini pada awalnya dirancang supaya si pemakai dapat bernafas selama mungkin sampai dia mencapai tempat dimana udara telah tersedia. Kita dapat melihat contoh penggunaannya dalam film "Das Boot", "Haie und kleine Fische", dan "In Enemy Hands"
Sumber :
Buku "Kriegsmarine U-Boat Colours & Markings" karya Dougie Martindale
Buku "Wolfpacks At War: The U-Boat Experience In WWII" karya Jak Mallmann Showell
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.2 - 2007
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.3 - 2008
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.4 - 2008
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.5 - 2009
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.6 - 2010
www.uboat.net
www.ullsteinbild.de
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
No comments:
Post a Comment