Sunday, December 14, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 549 - 12 Maret 1941


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 549 - 12 Maret 1941 :

00:34 - Cuplikan peperangan antara pasukan Jepang dengan pihak Kuomintang Cina di Tiongkok.
01:16 - Kebakaran besar yang melanda kota Santander di Spanyol.
02:06 - Pasukan Jerman menghancurkan es di sungai Vistula dan Danube menggunakan bom.
03:51 - Upacara medali Kriegsverdienstkreuz untuk para anggota NSKK Transportstandarte Speer.
04:34 - Pembukaan Kejuaraan Musim Dingin Hitlerjugend di Garmisch-Partenkirchen.
05:26 - Jagoan udara Adolf Galland memberi tandatangan.
07:11 - Himmler memimpin upacara pemberian kewarganegaraan kepada "5.000 Jerman Bukovina".
08:27 - Goebbels membuka Pameran Perdagangan Leipzig yang diikuti 22 negara.
10:36 - Pertemuan antara Hermann Göring dan Marsekal Rumania Ion Antonescu di Wina.
12:26 - Inspeksi Hitler ke Jembatan Nibelungen di Linz, Austria.
14:16 - Sekolah pelatihan awak kapal selam Kriegsmarine.
16:55 - Relokasi unit Luftwaffe dan Heer ke Bulgaria.
19:06 - Panzeraufklärungs-Abteilung 3 melewati Italia dalam perjalanan ke Afrika Utara.
22:52 - Calon Ritterkreuzträger Irnfried Freiherr von Wechmar.
22:53 - Bentrok pertama pasukan Jerman dan Inggris di Afrika.
23:58 - General der Flieger Hans Jeschonnek melakukan inspeksi ke Kampfgeschwader 40.
24:22 - Serangan armada Fw 200 "Condor" milik KG 40 ke konvoy kapal Inggris.



Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 625 - 26 Agustus 1942


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 625 - 26 Agustus 1942 :

00:56 - Pendaratan Dieppe (Serangan Dieppe atau Operasi Jubilee) oleh Sekutu yang gagal.
04:31 - General der Panzertruppe Adolf-Friedrich Kuntzen menginspeksi Dieppe.
11:42 - Inspeksi RAD di Front Timur oleh panglima mereka, Konstantin Hierl.
12:23 - Upacara medali untuk para anggota RAD oleh Generalmajor Paul Danhauser.
12:52 - Gerak maju pasukan Jerman di Don, sektor selatan Front Timur (Fall Blau).
23:25 - Pasukan Jerman dan Rumania memasuki kota Yeysk dan Tikhoretsk di Kaukasus.
26:12 - Gerak maju pasukan Jerman di stepa Kuban.
26:12 - Divisi SS Wiking dan Felix Steiner di stepa Kuban.


Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive
www.archive.org

Video Berwarna Akhir Perang Dunia II di Cekoslowakia (Mei 1945)


Pada hari-hari terakhir Perang Dunia II di Cekoslowakia pada bulan Mei 1945, kehancuran dan kekacauan berpadu dengan kelegaan akan berakhirnya perang yang panjang dan brutal. Pasukan Amerika Serikat dari Angkatan Darat Ketiga di bawah Jenderal George S. Patton bergerak cepat ke Bohemia barat dan memasuki kota Plzeň (Pilsen) pada 6 Mei 1945, yang disambut dengan antusias oleh warga lokal yang merayakan pembebasan setelah bertahun-tahun pendudukan Jerman. Di luar kota-kota yang dibebaskan, pemandangan kontras tampak jelas: barisan panjang tentara Jerman yang kelelahan dan terdemoralisasi berjalan atau berbaris untuk menyerah kepada pasukan Amerika, dimana mereka memilih untuk menjadi tawanan pihak Barat daripada harus menjalani resiko untuk dimasukkan ke dalam gulag Tentara Merah yang terkenal brutal. Jalan-jalan dan pinggiran desa diwarnai oleh sisa-sisa pertempuran yang baru saja berakhir: kendaraan yang telah hancur dan mayat-mayat tentara Jerman yang ditinggalkan begitu saja. Bersamaan dengan itu, kekacauan pascaperang juga memunculkan kekerasan balasan dan pelampiasan dendam: sejumlah perempuan Jerman mengalami perlakuan kasar dan pemukulan oleh massa lokal atau kelompok bersenjata.

"The End of the War in Colour" adalah sebuah kompilasi film dokumenter karya sutradara dan sinematografer Amerika, George Stevens, yang menampilkan rekaman langka berwarna tentang berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Menggunakan kamera 16mm Kodachrome yang dibawanya sebagai bagian dari Signal Corps, Stevens berhasil merekam momen-momen penting seperti pembebasan Paris, kamp konsentrasi Dachau, hingga jatuhnya Nazi Jerman. Tidak seperti film propaganda hitam-putih pada masanya, karya ini menghadirkan nuansa yang lebih manusiawi dan emosional, memperlihatkan wajah perang dengan warna-warna nyata yang menggetarkan hati. Dokumentasi Stevens ini kemudian menjadi arsip sejarah yang tak ternilai, memperlihatkan kepada generasi berikutnya bagaimana akhir konflik terbesar abad ke-20 benar-benar terjadi dengan cara yang hidup dan otentik.


Sumber :
www.archive.org

Wednesday, December 10, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 747 - 4 Januari 1945


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 747 - 4 Januari 1945 :

00:29 - Perayaan titik balik matahari musim dingin oleh pemuda-pemudi Hitlerjugend.
01:08 - Latihan para Gebirgsjäger muda di gunung yang tertutupi salju.
01:57 - Misi tempur Hans-Ulrich Rudel dalam menghadapi tank-tank Soviet.
02:35 - Situasi pertempuran terkini di Hungaria antara sungai Donau dan danau Balaton.
03:20 - Dimulainya Operasi "Wacht am Rhein" (Ofensif Ardennes / Battle of the Bulge).
05:10 - Perwira SS Josef Diefenthal bersama dengan pasukan Fallschirmjäger.
07:05 - Sepp Dietrich menginspeksi pasukannya.
09:23 - Walter Model bersama dengan para prajuritnya.



Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Tuesday, December 9, 2025

Wawancara di Front Oder (1945)


Setelah Tentara Merah menembus pertahanan Jerman di Sungai Vistula pada bulan Januari 1945, pasukan Soviet pertama mencapai Sungai Oder, garis pertahanan alami terakhir sebelum Berlin, pada akhir bulan tersebut. Pada bulan Februari, sebagian besar pasukan utama Soviet telah tiba di sana. Mereka berhenti untuk sementara dan tidak melanjutkan serangan melintasi Sungai Oder (kecuali beberapa pangkalan jembatan), karena memfokuskan diri untuk mengamankan bagian sayap mereka yang membentang sampai Silesia, Prusia Timur, dan Pommerania.  

Pada awalnya, pihak bertahan Jerman hampir tidak memiliki unit terpadu di wilayah tersebut, dan selama dua bulan berikutnya, hampir semua senjata baru dan yang telah diperbaiki, termasuk tank dan pesawat, dikirim ke front Oder, sementara unit-unit baru dikirim dengan terburu-buru ke sana.

Namun pasukan Wehrmacht telah berdarah-darah setelah berperang nonstop selama bertahun-tahun, dan saat serangan Soviet akhirnya dilancarkan, pihak penyerbu dengan mudah menyeberangi sungai Oder, dan kemudian melanjutkan serangan pamungkas mereka menuju Berlin di pertengahan bulan April 1945. 

Pada bulan Februari dan Maret 1945. kriegsberichter (reporter perang Jerman) berkali-kali mengunjungi front Oder untuk merekam film serta foto untuk kepentingan propaganda tanah air.

Video koleksi Bundesarchiv berikut ini berisi rekaman propaganda Jerman yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya, yang diambil dari garis depan di dekat kota Frankfurt. Di dalamnya terdapat adegan wawancara dengan dua orang prajurit Jerman di parit pertahanan mereka, interogasi terhadap seorang prajurit Soviet yang membelot, serta wawancara dengan komandan batalyon berpangkat Hauptmann (Kapten) tentang persiapan pertahanan di sepanjang tepi sungai Oder. 



Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive
www.archive.org

Monday, December 8, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 728 - 17 Agustus 1944


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 728 - 17 Agustus 1944 :

00:45 - Pemuda-pemudi Hitlerjugend membantu memanen hasil pertanian.
01:45 - Peran para nelayan Jerman dalam membantu usaha perang melalui pekerjaan mereka.
03:14 - Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuz kepada dua nelayan berprestasi.
03:43 - Pertunjukan pantomim humor untuk para prajurit yang terluka.
04:54 - Situasi pertempuran terkini di Italia utara.
07:11 - Situasi pertempuran terkini di sektor utara Front Timur.
07:11 - Pesawat-pesawat serang-darat Luftwaffe bergerak untuk menyerang tank Soviet.
07:36 - Jenderal Hans Seidemann berdiskusi dengan jagoan Stuka Hans-Ulrich Rudel.
08:22 - Aksi pasukan Grenadier Jerman dalam melawan musuh.
09:52 - Situasi pertempuran terkini di Normandia.
09:57 - Upacara Ritterkreuz untuk Wilhelm Mohnke dan Karl-Heinz Prinz dari Divisi SS Hitlerjugend.
10:18 - Penyergapan konvoy Inggris oleh pasukan Jerman.
11:07 - Pentargetan dan penghancuran sasaran musuh oleh artileri berat Jerman.



Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive
www.archive.org

Sunday, December 7, 2025

Cuplikan Terbaik Film 'Master and Commander: The Far Side of the World' (2003)


Master and Commander: The Far Side of the World (2003) adalah film petualangan epik berlatar era Perang Napoleon yang disutradarai Peter Weir dan dibintangi Russell Crowe sebagai Kapten Jack Aubrey, pemimpin kapal perang HMS Surprise, serta Paul Bettany sebagai dokter kapal sekaligus naturalis, Stephen Maturin. Film ini mengikuti pengejaran sengit terhadap fregat perang Prancis Acheron di Samudra Atlantik dan Pasifik, menampilkan detail kehidupan laut yang autentik, taktik pertempuran kapal layar, serta dinamika persahabatan dan konflik antara Aubrey dan Maturin. Dengan sinematografi menawan, desain produksi yang teliti, serta musik yang kuat, film ini dipuji sebagai salah satu representasi terbaik kehidupan angkatan laut abad ke-19 dan mendapatkan sepuluh nominasi Academy Awards, memenangkan dua di antaranya.


PERTEMUAN PERTAMA DENGAN KAPAL PRANCIS 'ACHERON'


AMPUTASI DI ATAS KAPAL


OPERASI OTAK MENGGUNAKAN KOIN


MINIATUR KAPAL ACHERON


MENGENANG LORD HORATIO NELSON


PERTEMUAN KEDUA DENGAN ACHERON


BERBALIK MENGEJAR ACHERON


KUE GALAPAGOS DAN LAGU "DON'T FORGET YOUR OLD SHIPMATE"


KISAH TRAGIS BUNUH DIRINYA HOLLOM


DOKTER MENGOPERASI DIRINYA SENDIRI


TIDAK SENGAJA MEMERGOKI ACHERON DI PULAU GALAPAGOS


MENGKAMUFLASE DIRI DEMI PERTEMPURAN PAMUNGKAS


PERANG LAUT HMS SURPRISE (INGGRIS) VS ACHERON (PRANCIS)


ENDING

Sunday, November 30, 2025

Aksi Kapal Perang Jerman dalam Blokade Terhadap Inggris (1941)


Pada bulan Maret–April 1941, laut Atlantik Utara kembali menjadi panggung dari aksi dramatis armada permukaan Jerman dalam upaya memperketat blokade terhadap Inggris, terutama melalui operasi jelajah kapal tempur cepat Scharnhorst dan Gneisenau yang memburu jalur logistik vital Sekutu. Dalam salah satu episode paling menonjol, Gneisenau berhasil merampas kapal penumpang Norwegia Bianca (Oslo) yang berlayar di bawah kendali Sekutu. Sepanjang pelayaran ini, skuadron Jerman beberapa kali berkoordinasi secara langsung dengan U-boat Kriegsmarine di tengah samudra, menciptakan jaring pemburu mematikan bagi konvoi Inggris. Sejumlah kapal dagang Inggris - yang telah dipersenjatai untuk menghadapi ancaman serangan kapal selam dan kapal permukaan Jerman - berhasil ditenggelamkan setelah perlawanan singkat, sementara para awak yang selamat diangkat dari laut dan diambil sebagai tawanan perang.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No.557 - 7 Mei 1941

Seragam Hussar

 JERMAN

Hans-Joachim von Zieten (1699-1786) adalah salah satu komandan kavaleri paling legendaris dalam sejarah militer Prusia, yang namanya identik dengan ketangkasan, disiplin baja, dan serangan kilat yang menghancurkan musuh. Terlahir dari keluarga bangsawan kecil di Brandenburg, Zieten sempat diremehkan di awal kariernya karena posturnya yang kecil dan sifat keras kepalanya. Ia bahkan pernah diskors dari dinas militer, sebelum akhirnya justru membuktikan kemampuan dirinya sebagai seorang jenius perang di bawah kepemimpinan Raja Friedrich Agung. Sebagai komandan resimen hussar, ia terkenal karena taktik pengintaian cepat, serangan kilat, dan kemampuannya mengeksploitasi kelemahan musuh dalam Perang Silesia dan Perang Tujuh Tahun, terutama dalam pertempuran besar seperti Leuthen dan Torgau. Keberaniannya begitu dihormati hingga para prajurit menyebutnya “Zieten aus dem Busch” (Si Zieten dari Semak-Semak), karena kemunculannya yang selalu tiba-tiba dari balik medan hingga musuh nyaris tak sempat bereaksi.


Foto ini memperlihatkan kunjungan Kaiser Jerman Wilhelm II ke markas 1. Leib-Husaren-Regiment Nr. 1 di Danzig-Langfuhr, yang berlangsung di tahun 1912. Sang Kaisar berdiri di depan pintu, seperti biasa berpose dengan menekuk lengan kirinya yang berukuran lebih pendek dari lengan kanan. Di belakangnya berdiri Jenderal August von Mackensen, panglima pasukan kavaleri, sementara di samping kanan Kaisar adalah Kronprinz (Putra Mahkota) - yang sama-sama bernama Wilhelm - yang merupakan komandan dari 1. Leib-Husaren-Regiment Nr. 1. Dua orang gadis yang berdiri di tengah adalah, dari kiri ke kanan: putri sang Kaisar Prinzessin Viktoria Louise - yang merupakan perwira tituler Totenkopfhusaren - serta istri dari Kronprinz Wilhelm yang bernama Cecilie. Kaiserliche Armee (Angkatan bersenjata Kekaisaran Jerman) sendiri dilengkapi oleh tiga unit Hussar setingkat resimen, yaitu 1. Leib-Husaren-Regiment Nr. 1 dan Nr. 2 yang bermarkas di Danzig serta Braunschweigisches Husaren-Regiment Nr. 17 yang bermarkas di Brunswick. Simbol totenkopf (tengkorak) yang dikenakan oleh anggota-anggota unit Hussar ini kemudian ditiru oleh satuan SS (Schutzstaffel) dan sebagian resimen kavaleri Wehrmacht di era Nazi Jerman. BTW, Kaiser Wilhelm sengaja "mengusir" anak tertuanya untuk memimpin unit kavaleri di wilayah perbatasan demi untuk meredam kehebohan akibat serangkaian skandal perselingkuhan yang dilakukan oleh Kronprinz Wilhelm di Berlin!

---------------------------------------------------------------------------------------

INGGRIS


Charles William Vane, Marquess of Londonderry ke-3, KG, GCB, GCH, PC (lahir dengan nama Stewart; 1778-1854), adalah seorang bangsawan Anglo-Irlandia, tentara, dan politikus. Ia bertugas dalam Perang Revolusi Prancis, penumpasan Pemberontakan Irlandia 1798, dan Perang Napoleon. Ia menonjol sebagai seorang komandan kavaleri dalam Perang Semenanjung (1807–1814) di bawah Sir John Moore dan Duke of Wellington. Setelah mengundurkan diri dari jabatannya di bawah Wellington pada 1812, saudara tirinya Lord Castlereagh membantunya untuk memulai karier baru di bidang diplomatik. Stewart ditugaskan ke Berlin pada 1813, lalu menjadi duta besar di Austria, di mana Castlereagh menjadi utusan Inggris dalam Kongres Wina. Ia menikahi Lady Catherine Bligh pada 1804 dan kemudian, pada 1819, Lady Frances Vane-Tempest, seorang pewaris kaya, lalu mengubah nama belakangnya mengikuti nama istrinya, sehingga menjadi Charles Vane. Pada tahun 1822, ia menggantikan saudara tirinya sebagai Marquess of Londonderry ke-3, mewarisi tanah-tanah di utara Irlandia, di mana reputasinya menjadi buruk karena dikenal sebagai seorang tuan tanah yang tak kenal ampun selama berlangsungnya Kelaparan Besar. Reputasi yang sama juga tercermin dalam perannya sebagai seorang pengusaha tambang batu bara di tanah istrinya di County Durham, dimana ia menentang keras Undang-Undang Tambang yang baru pada tahun 1842, dan bersikeras atas haknya untuk terus menggunakan tenaga kerja anak-anak.


Pangeran Albert (1819-1861), suami Ratu Victoria, mengenakan seragam resimennya sendiri (11th Hussars), yang ikut berpartisipasi dalam "The Charge of the Light Brigade" (Serangan Brigade Ringan) yang terkenal. Ia dianugerahi kehormatan untuk boleh mengenakan celana merah marun untuk 11th Light Dragoons, setelah unit ini menjadi pengawal dalam pernikahannya dengan Ratu Victoria pada tahun 1840 (merah marun adalah warna seragam pribadinya). Pangeran Albert juga ditunjuk sebagai Kolonel Kehormatan resimen kavaleri ringan tersebut, yang kemudian berganti nama menjadi 11th Prince Albert's Own Hussars setelah kematian sang pangeran pada tahun 1861.


Foto dari Foto Cornet Henry John Wilkin yang sedang menunggang kuda dengan posisi menghadap ke kanan sebagian (1855). Ia mengenakan seragam militer lengkap dari resimennya, 11th Hussars, termasuk topi beruang dengan bulu hias. Tangan kanannya bertumpu pada pinggangnya, sementara tangan kirinya memegang tali kekang. Di sebelah kanan terdapat tenda, dan di belakang terlihat lereng bukit. Cornet Wilkin bertugas sebagai Dokter Bantu di Resimen 11th Hussars selama berlangsungnya Perang Krimea (1853-1856). Ia ikut serta dalam "The Charge of the Light Brigade" (Serangan Brigade Ringan) yang terkenal, yang merupakan bagian dari Pertempuran Balaclava. Sebagai seorang dokter bedah, ia tidak diharapkan untuk ikut menyerang bersama dengan regunya, namun ia tetap melakukannya. Wilkin bertugas di Krimea dari pendaratan pertama hingga akhir perang, dan kemudian bertugas bersama Resimen ke-7 Hussars di India, di mana ia terluka parah dalam pertempuran di Lucknow pada tahun 1857.



Pada tahun 1895, di usia 21 tahun, Winston Churchill memperoleh pangkat pertamanya—Cornet (setara dengan Letnan Dua), di 4th Queen’s Own Hussars Regiment, sebuah resimen kavaleri ringan Angkatan Darat Inggris. Tahap awal karier militernya ini sangat krusial: ia mulai mengenal dinas militer aktif, perjalanan ke luar negeri, peperangan, dan wawasan politik yang kemudian membentuk karakternya saat setelah menjadi politisi dan negarawan. Churchill lulus dari Royal Military College di Sandhurst pada tahun yang sama (1895), setelah hampir tidak diterima meskipun beberapa kali mencoba. Baru beberapa waktu ditugaskan, ia sudah mencari kesempatan untuk merasakan kancah pertempuran dan menonjolkan dirinya, baik sebagai prajurit maupun sebagai penulis. Ambisi besar untuk mengukir nama bagi dirinya sendiri sudah terukir jelas dari dini.

---------------------------------------------------------------------------------------

PRANCIS


Antoine-Charles-Louis, Comte de Lasalle (1775-1809) adalah adalah salah satu jenderal kavaleri paling legendaris dan flamboyan dalam Perang Napoleon, yang dikenal karena keberanian cenderung nekatnya, gaya hidupnya yang identik dengan miras dan duel, serta semboyannya yang terkenal, “Seorang hussar yang tidak mati sebelum usia tiga puluh adalah bajingan,” yang ironisnya menjadi nubuat bagi dirinya sendiri. Lasalle meniti karier militer sejak masa Revolusi Prancis, dan menjelma sebagai komandan kavaleri ringan yang sangat ditakuti musuh karena pola serangan kilatnya yang agresif dan penuh keberanian, khususnya dalam perang melawan Austria dan Prusia. Ia menorehkan prestasi besar dalam pertempuran Austerlitz (1805) dan kampanye militer di Prusia (1806), di mana keberanian pasukan hussar yang dipimpinnya sering kali menjadi penentu dalam pertempuran. Kepribadiannya yang karismatik, temperamental, kontroversial tapi sangat setia pada Napoleon membuatnya dicintai pasukan dan dihormati oleh para jenderal lain. Namun, sesuai nasib yang seakan dipilihnya sendiri, Lasalle gugur pada usia 34 tahun dalam Pertempuran Wagram (1809). Pada hari kedua pertempuran besar melawan Austria tersebut, Lasalle memimpin serangan kavaleri dengan keberanian khasnya, menerjang hujan peluru di dataran Marchfeld untuk memecah formasi musuh dan menyelamatkan infanteri Prancis yang sedang tertekan. Di tengah kekacauan pertempuran, ketika ia sedang memimpin langsung anak buahnya di garis depan, sebuah bola meriam menghantamnya, menewaskannya seketika di atas pelana kuda. Kabar kematiannya mengguncang tentara Prancis, bahkan Napoleon sendiri sangat terpukul telah kehilangan salah satu komandan kavalerinya yang paling berani dan karismatik.



Joachim Murat (1767-1815) adalah salah satu tokoh paling menarik dan kontroversial dalam era Perang Napoleon, yang terkenal bukan hanya karena keberaniannya yang luar biasa di medan tempur, tetapi juga karena penampilannya yang mencolok dengan seragam hussar (kavaleri ringan) yang dipenuhi bulu, emas, dan warna-warna mencolok. Lahir dari keluarga Prancis sederhana, Murat naik ke puncak kekuasaan berkat bakat militernya yang brilian dan pernikahannya dengan Caroline Bonaparte, adik Napoleon, yang menjadikannya bagian inti dari dinasti kekaisaran. Sebagai komandan kavaleri, ia memainkan peran krusial dalam kemenangan-kemenangan besar seperti Austerlitz, Jena, dan Eylau, di mana serangan kavaleri massal yang ia pimpin sering kali memecah garis musuh dan menentukan arah pertempuran. Pada 1808 ia diangkat menjadi Raja Napoli, namun kesetiaannya yang goyah terhadap Napoleon pada tahun-tahun terakhir Kekaisaran berujung pada kejatuhannya sendiri. Setelah kekalahan Napoleon, Murat ditangkap oleh pasukan Bourbon dan dieksekusi oleh regu tembak pada tahun 1815. Detik-detik menjelang hukuman mati, ia menolak untuk mengenakan penutup mata dan dengan tenang memberikan perintah terakhir kepada regu tembak, yang sebagian adalah mantan anak buahnya: “Rekan-rekan, bila kalian masih menghargaiku, maka bidik jantungku tapi jangan wajahku... Tembak!” sebuah kalimat yang kemudian menjadi legenda.

---------------------------------------------------------------------------------------

RUSIA


Evgraf Davydov (1775-1823)  adalah salah satu tokoh kavaleri Rusia paling menarik pada era Perang Napoleon, seorang perwira karismatik dari Resimen Kirasir yang dikenal disiplin kerasnya, keberanian spontan, dan naluri taktis yang tajam. Lahir dari keluarga bangsawan militer, Davydov tampil menonjol dalam berbagai kampanye militer besar Kekaisaran Rusia, terutama pada perang 1805–1814, di mana ia berkali-kali memimpin serangan kavaleri berat yang menjadi penentu dalam memecah formasi musuh. Ia tampil gemilang di Austerlitz, Friedland, dan terutama selama Invasi Prancis ke Rusia tahun 1812, saat pasukan yang dipimpinnya berulang kali menghantam korps kavaleri Prancis dalam pertempuran sengit di Smolensk dan Borodino. Sosoknya juga sering dikaitkan dengan semangat perlawanan Rusia, karena hubungannya dengan sang sepupu terkenal, penyair-gerilyawan Denis Davydov. Begitu sengit dan beraninya Davydov dalam medan pertempuran, sehingga dia harus kehilangan lengan kanan dan kaki kirinya akibat luka parah yang membuatnya diamputasi, tapi tetap memutuskan untuk tetap aktif di militer sampai dengan kematiannya di tahun 1823!


Sumber :
www.instagram.com
www.militarypaintings.blogspot.com

Divisi SS Leibstandarte dalam Fase Akhir kampanye militer Jerman di Yunani (1941)


Pada fase akhir invasi Jerman ke Yunani pada bulan April 1941, SS-Division (mot.) Leibstandarte SS Adolf Hitler (LSSAH) memainkan peran penting sebagai ujung tombak gerak maju di wilayah Yunani barat dan Peloponnese. Setelah menembus pertahanan Sekutu di Yunani tengah dan bergerak cepat melalui daerah pegunungan Phocis, unsur-unsur LSSAH mencapai wilayah sekitar Teluk Patras, dan di sana melakukan pertemuan simbolis dengan pasukan Italia yang sebelumnya tertahan di garis depan Albania–Yunani, termasuk satuan-satuan di bawah Jenderal Carlo Rossi. Pertemuan ini menandai berakhirnya peran dominan Italia di sektor tersebut serta peralihan penuh inisiatif operasi kepada Jerman (sekaligus menunjukkan kontras tajam antara kampanye militer Italia yang tersendat dari sejak 1940 dengan laju serbuan mekanis Jerman yang sangat cepat dalam hitungan minggu!).

Dengan jembatan-jembatan utama di Teluk Patras dan Teluk Korintus banyak yang telah dihancurkan oleh pasukan Sekutu yang mundur, LSSAH terpaksa melakukan penyeberangan improvisasi melintasi perairan Teluk Patras menggunakan feri, kapal nelayan, serta sarana angkut darurat yang direbut di pelabuhan-pelabuhan kecil. Setelah menyeberang, satuan-satuan Leibstandarte bergerak cepat memasuki Peloponnese, di mana mereka melakukan link-up dengan pasukan payung Fallschirmjäger yang sebelumnya diterjunkan untuk mengamankan titik-titik strategis, termasuk jalur-jalur pendekatan dan lapangan terbang penting. Koordinasi antara pasukan bermotor SS di darat dan pasukan lintas udara ini memungkinkan Jerman menutup hampir semua rute mundur Sekutu di semenanjung tersebut.

Tahap akhir operasi ditandai oleh pengejaran agresif terhadap pasukan Inggris, Australia, dan Selandia Baru yang mundur tergesa-gesa menuju pelabuhan-pelabuhan evakuasi seperti Kalamata, Patras, dan Navplion. LSSAH, dengan mobilitas tinggi dan dukungan artileri serta unsur pengintai bermotor, terus menekan unit penjaga belakang Sekutu, memaksa mereka meninggalkan sejumlah besar kendaraan, persenjataan, dan perbekalan. Walaupun sebagian besar pasukan Inggris berhasil dievakuasi oleh Angkatan Laut Kerajaan, tekanan beruntun dari Leibstandarte dan satuan-satuan Jerman lainnya menyebabkan ribuan tentara Sekutu tertangkap di Peloponnese. Operasi ini menutup kampanye militer di Yunani dengan kemenangan cepat bagi Jerman, sekaligus mengukuhkan reputasi LSSAH sebagai satuan serbu elit yang efektif selain dari unit standar Heer (Angkatan Darat).


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 557 - 7 Mei 1941