Plang iklan kondom merk "Töpfers". "Schutzmännchen" artinya "pelindung laki-laki", sementara tulisan di bawahnya (Hier zu haben) menunjukkan bahwa kita bisa memperolehnya di toko/tempat yang memasang plang ini
Amplop coklat ini berisi tulisan "Nur für die Deutsche Wehrmacht bestimmt. Nach Gebrauch sofort zu vernichten" (hanya untuk Wehrmacht Jerman. Hancurkan segera setelah dipakai) yang tercetak pada setiap paketnya. "Benda peninggalan" ini tersebar luas di banyak penjual barang-barang koleksi di Eropa dan Amerika medio 1999/2000, dan konon merupakan bagian dari segunung stok yang tersisa setelah perang usai. Beberapa penjual hanya menjual bungkusnya saja tanpa isi di dalamnya. Di masa perang kadang para prajurit menggunakan karet kondom yang sama berulangkali walaupun telah ada instruksi untuk menggunakannya hanya sekali saja. Mereka cukup menggunakan air ludah atau pelumas kendaraan untuk membersihkannya dan kemudian "menyarungkannya" kembali (euwwww!!!)
Salah satu buku dalam seri "Soldat" karya Cyrus Lee memperlihatkan bungkus kondom Wehrmacht yang persis sama bentuknya. Dalam keterangannya disebutkan bahwa dia berisi selembar kertas kecil atau kartu dengan dua buah kondom di dalamnya. Ini masuk akal karena ukuran bungkusnya memang mampu menampung dua kondom dan tidak hanya satu
Ada juga kondom Wehrmacht yang mempunyai bungkus kaleng metal seperti contoh hasil penggalian di atas. Tulisannya adalah "Hygienischer Gummischutz" (Karet Pelindung Higienis). Mau nyoba kondomnya? Hehehe...
Dalam Pertempuran Stalingrad, pasukan Jerman yang terkepung membutuhkan begitu banyak amunisi serta peralatan perang untuk menahan gerak maju Tentara Merah. Jeprutnya, kesalahan administrasi malah membuat mereka kebanjiran SATU JUTA kondom!!! BTW, kondom-kondom ini tersedia khusus untuk kepentingan militer, tapi mereka tetap harus DIBELI dan bukannya merupakan hasil pembagian jatah!
Saking berharganya benda-benda peninggalan Nazi Jerman, bahkan kondom semacam ini pun kemudian dipalsukan pula oleh beberapa penjual benda koleksi yang nakal! Paket di sebelah kanan adalah palsu, sementara yang di kiri beserta isinya adalah asli
Hasil pemalsuan yang parah: kondom ini bertuliskan SANIDOR di depan, tapi di belakangnya malah bertuliskan SANITOR! Cape dweeeh...
Kondom Wehrmacht merk "Odilei" yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Satu bungkus ada yang berisi enam kondom, dan ada juga yang berisi tiga. Salah satu tulisan penyertanya menyebutkan bahwa kondom ini mampu bertahan selama tiga tahun
Bungkus kondom merk "Odilei". Satu hal yang menarik adalah pembagian kondom oleh Wehrmacht kepada para prajurit yang terlibat dalam Operasi Barbarossa. Menarik karena peraturan melarang mereka untuk berhubungan seksual dengan perempuan lokal di Front Timur, tapi mereka tetap menerima kondom!
Kondom Wehrmacht merk Vulkan Sanex. Kondom ini sama saja bentuk dan bungkusnya dengan versi sipil, hanya berbeda sedikit saja dalam tulisan di bagian belakang bungkusnya. Kondom Vulkan Sanex terkenal karena kekasaran teksturnya dan tampaknya dibuat lebih untuk mencegah penyebaran penyakit kelamin daripada untuk kepuasan seksual!
Kondom Wehrmacht merk Blausiegel edisi tahun 1943. Zaman Hitler telah dikenal adanya pembatasan kelahiran alias KB, hanya saja setelah tahun 1941 semuanya dilarang kecuali kondom. Alasannya adalah perang telah "menguras" banyak sumberdaya manusia Jerman, selain itu Hitler juga selalu menyenangi jumlah keluarga yang besar, meskipun dia sendiri tidak berkeluarga apalagi beranak!
Salah satu buku dalam seri "Soldat" karya Cyrus Lee memperlihatkan bungkus kondom Wehrmacht yang persis sama bentuknya. Dalam keterangannya disebutkan bahwa dia berisi selembar kertas kecil atau kartu dengan dua buah kondom di dalamnya. Ini masuk akal karena ukuran bungkusnya memang mampu menampung dua kondom dan tidak hanya satu
Ada juga kondom Wehrmacht yang mempunyai bungkus kaleng metal seperti contoh hasil penggalian di atas. Tulisannya adalah "Hygienischer Gummischutz" (Karet Pelindung Higienis). Mau nyoba kondomnya? Hehehe...
Dalam Pertempuran Stalingrad, pasukan Jerman yang terkepung membutuhkan begitu banyak amunisi serta peralatan perang untuk menahan gerak maju Tentara Merah. Jeprutnya, kesalahan administrasi malah membuat mereka kebanjiran SATU JUTA kondom!!! BTW, kondom-kondom ini tersedia khusus untuk kepentingan militer, tapi mereka tetap harus DIBELI dan bukannya merupakan hasil pembagian jatah!
Saking berharganya benda-benda peninggalan Nazi Jerman, bahkan kondom semacam ini pun kemudian dipalsukan pula oleh beberapa penjual benda koleksi yang nakal! Paket di sebelah kanan adalah palsu, sementara yang di kiri beserta isinya adalah asli
Hasil pemalsuan yang parah: kondom ini bertuliskan SANIDOR di depan, tapi di belakangnya malah bertuliskan SANITOR! Cape dweeeh...
Kondom Wehrmacht merk "Odilei" yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Satu bungkus ada yang berisi enam kondom, dan ada juga yang berisi tiga. Salah satu tulisan penyertanya menyebutkan bahwa kondom ini mampu bertahan selama tiga tahun
Bungkus kondom merk "Odilei". Satu hal yang menarik adalah pembagian kondom oleh Wehrmacht kepada para prajurit yang terlibat dalam Operasi Barbarossa. Menarik karena peraturan melarang mereka untuk berhubungan seksual dengan perempuan lokal di Front Timur, tapi mereka tetap menerima kondom!
Kondom Wehrmacht merk Vulkan Sanex. Kondom ini sama saja bentuk dan bungkusnya dengan versi sipil, hanya berbeda sedikit saja dalam tulisan di bagian belakang bungkusnya. Kondom Vulkan Sanex terkenal karena kekasaran teksturnya dan tampaknya dibuat lebih untuk mencegah penyebaran penyakit kelamin daripada untuk kepuasan seksual!
Kondom Wehrmacht merk Blausiegel edisi tahun 1943. Zaman Hitler telah dikenal adanya pembatasan kelahiran alias KB, hanya saja setelah tahun 1941 semuanya dilarang kecuali kondom. Alasannya adalah perang telah "menguras" banyak sumberdaya manusia Jerman, selain itu Hitler juga selalu menyenangi jumlah keluarga yang besar, meskipun dia sendiri tidak berkeluarga apalagi beranak!
Sumber :
www.forum.axishistory.com
www.stewartsmilitaryantiques.com
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment