Beobachtungsstelle
(Pos Observasi) dari 9.Batterie / III.Abteilung /
Gebirgs-Artillerie-Regiment 94 di perbatasan Kopjenkowata tanggal 3-4
Agustus 1941. Orang yang sedang ngintip janda menggunakan
Scherenfernrohr (teropong gunting) adalah Oberleutnant Eugen-Ernst
Brockhoff (Chef 9.Batterie), sementara di sebelah kirinya adalah
Leutnant Wilhelm Morstadt
yang kelak gugur di medan pertempuran Kaukasus tanggal 20 Desember
1942. Brockhoff nantinya dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold sebagai
Hauptmann tanggal 29 Januari 1943
Seorang Vorwärtser Beobachter (Pengamat Depan/Forward Observer) sebuah baterai artileri sedang mengamati posisi pertahanan musuh di pinggir rel kereta api melalui teropong gunting Scherenfernrohr Sf.14Z 6x30, Front Timur tahun 1941. Vorwärtser Beobachter biasanya ditempatkan pada setiap baterai artileri untuk mengisi pos observasi yang terletak diantara unit-unit infanteri terdepan. Komunikasi antara pos observasi dengan meriam penembak biasanya dilakukan melalui telepon lapangan atau radio. Target kemudian akan dibombardir oleh seluruh detasemen yang terdiri dari beberapa baterai artileri, dengan Vorwärtser Beobachter bertugas untuk mengkoreksi ketepatan tembakan mereka
Seorang Vorwärtser Beobachter (Pengamat Depan/Forward Observer) sebuah baterai artileri sedang mengamati posisi pertahanan musuh di pinggir rel kereta api melalui teropong gunting Scherenfernrohr Sf.14Z 6x30, Front Timur tahun 1941. Vorwärtser Beobachter biasanya ditempatkan pada setiap baterai artileri untuk mengisi pos observasi yang terletak diantara unit-unit infanteri terdepan. Komunikasi antara pos observasi dengan meriam penembak biasanya dilakukan melalui telepon lapangan atau radio. Target kemudian akan dibombardir oleh seluruh detasemen yang terdiri dari beberapa baterai artileri, dengan Vorwärtser Beobachter bertugas untuk mengkoreksi ketepatan tembakan mereka
Seorang
pengamat depan dari sebuah baterai artileri Wehrmacht mengawasi
pergerakan musuh menggunakan Scherenfernrohr Sf.14Z 6x30 (teropong
gunting) dari paritnya. Pengamat depan ditempatkan pada setiap baterai
artileri untuk menjalankan pos pengintaian di antara unit-unit infanteri
di front depan. Komunikasi antara pos-pos observasi dan baterai
artileri biasanya digunakan melalui telepon lapangan, meskipun kadang
digunakan juga peralatan radio. Biasanya target dibombardir oleh sebuah
batalyon artileri, dengan pengamat depan mengkoreksi ketepatan
penembakan mereka. Foto diambil pada saat berlangsungnya invasi Jerman
ke Rusia musim panas 1941
Pengamat
artileri garis depan mencoba untuk menemukan lokasi pertahanan Rusia di
sepanjang pinggiran timur sungai Volga, akhir musim panas 1942. Mereka
menggunakan Scherenfernrohr Sf.14Z 6x30 (teropong gunting). Tabung
panjang horizontal yang dipasang di Scherenfernrohr maksudnya adalah
untuk mengeliminasi pantulan cahaya yang mungkin timbul sehingga
membongkar keberadaan mereka, tapi alat semacam ini mempunyai kelemahan
dalam hal terbatasnya penglihatan bagi orang yang ngintip. Observer
garis depan ditempatkan pada setiap baterai artileri dan biasa
mendirikan sebuah pos observasi di antara unit-unit infanteri terdepan.
Komunikasi yang dijalin antara pos observasi dengan baterai artileri
dilakukan menggunakan telepon lapangan. Operator teleponnya biasa
dijuluki sebagai Strippenzieher (tukang colok sambungan), dan berbicara
melalui telepon lapangan dari jenis Feldfernsprecher 33
Sumber :
Buku "Enzian und Edelweiß: Die 4. Gebirgsdivision 1940-45" karya Julius Braun
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
www.5sswiking.tumblr.com
No comments:
Post a Comment