WAWANCARA DENGAN JAGOAN PERANG
Oberleutnant
Helmut Wick (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 2
"Richthofen") sedang diwawancarai oleh wartawan dari ADLER (majalah
mingguan keluaran Oberkommando der Luftwaffe) di bulan Agustus 1940. Beberapa artikel kemudian
muncul tentang pengalaman perang sang pilot pemburu, meskipun Wick
bukanlah pengarangnya. Semuanya ditulis oleh jurnalis perang dengan
mengatasnamakan Wick sebagai pembuatnya. Tidak diketahui kemudian siapa
yang mendapatkan bayaran untuk artikel-artikel tersebut
Hauptmann
Walter
"Gulle" Oesau diwawancarai oleh seorang koresponden perang Luftwaffe
di dekat pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 (G1+I)
Werknummer 1559 milik Hauptmann Wilhelm Balthasar di akhir bulan
November 1940, tak lama setelah Oesau menggantikan Balthasar sebagai
Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 3 (11 November 1940),
sementara Balthasar ditransfer ke Jagdfliegerschule (JFS) Werneuchen.
Oesau
mencetak kemenangan udara pertamanya dalam Perang Dunia II tanggal 13
Mei 1940 setelah menembak jatuh sebuah pesawat Curtiss P-36 Hawk (saat
itu Oesau bergabung di 7./JG 51). Hanya beberapa bulan setelahnya (20
Agustus 1940) dia dianugerahi Ritterkreuz setelah menjadi pilot kelima
Jerman dalam Perang Dunia II yang mencetak 20 kemenangan udara
Oberstleutnant
Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 53
"Pik-As") sedang diwawancari oleh koresponden perang Luftwaffe, Leutnant
Johannes Karl Holzamer, di hadapan para anakbuahnya dan rekan
seperjuangan dari Italia di Comiso (Sisilia), awal tahun 1942. Perwira
botak yang berada di dekat Von Maltzahn adalah Prinz Christoph Ernst
August von Hessen-Kassel, mantan SS-Oberführer yang kemudian bergabung
secara sukarela dengan Luftwaffe ketika Perang Dunia II pecah. JG 53
sendiri direlokasi ke wilayah tersebut dari Front Timur untuk membantu
unit-unit Luftwaffe lainnya dalam menggempur pangkalan Angkatan Laut
Inggris di Pulau Malta. Holzamer sendiri nantinya terkenal sebagai
direktur stasiun televisi Jerman ZDF seusai Perang Dunia II
Unteroffizier Erich Heintze (kiri) dan Gefreiter Arnold Huebner (kanan) diwawancara oleh seorang koresponden radio perang, bulan April 1942. Mereka berdua baru saja dianugerahi medali keberanian bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes satu bulan sebelumnya, tepatnya tanggal 7 Maret 1942. Heintze sebagai Geschützführer (Komandan Meriam), sementara Huebner sebagai Richtkanonier (Penembak Meriam). Keduanya berasal dari 3.Batterie / I.Abteilung / Flak-Regiment 33 (motorisiert). Foto ini sendiri diambil oleh Bildberichter Eisenhardt
Upacara
penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di Ingolstadt (Jerman)
tanggal 14 Januari 1944 kepada awak tank terbaik Wehrmacht:
SS-Untersturmführer Michael Wittmann (Zugführer 13.Kompanie (schwere) /
SS-Panzer-Regiment 1 "LSSAH") dan gunner-nya, SS-Rottenführer Balthasar
"Bobby" Woll, atas prestasi mereka yang sejauh ini telah menghancurkan
88 tank musuh! Yang memberikan medali adalah komandan 1.
SS-Panzer-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler, SS-Brigadeführer und
Generalmajor der Waffen-SS Theodor "Teddy" Wisch (membelakangi kamera),
sementara komandan SS-Panzer-regiment 1 SS-Obersturmbannführer Jochen
Peiper berdiri di sebelah kanan. Acara tersebut diliput oleh
Propaganda-Kompanie yang terlihat dari seorang Kriegsberichter yang ikut
nimbrung sambil menyodorkan lemper eh mikrofon dari jenis "Neumann
Bottle" (Neumann CMV3/3A). Ritterkreuz tampaknya sudah dikalungkan di
leher Wittmann (kedua dari kiri), sementara Woll (ketiga dari kiri)
masih belum kebagian jatah! Yang nyempil di antara Wisch dan Peiper
adalah awak Wittmann lainnya, SS-Panzerschütze Sepp Rößner (Ladeschütze)
-----------------------------------------------------------------------------------
WAWANCARA DENGAN PERWIRA DAN JENDERAL
Generalmajor z.V. und SS-Brigadeführer Egon Groeneveld (SS-Führer beim Stab des SS-Abschnitts XXXXV in Straßburg) diwawancarai selama berlangsungnya acara Veteranentreffen (pertemuan para veteran perang) di Strassburg / Strasbourg pada tahun 1943
Dari kiri ke kanan: SS-Sturmbannführer Fritz Witt (Kommandeur I.Bataillon / Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]), SS-Hauptsturmführer Gunter d'Alquen (Leiter der Propagandatruppe der Waffen-SS), dan SS-Hauptsturmführer Georg Schönberger (Chef SS-Sturmgeschütz Batterie / Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]). Foto ini diambil pada musim panas tahun 1941 di Front Timur oleh SS-Kriegsberichter Roth. Tampaknya d'Alquen sedang menggali keterangan dari Witt, yang tampak santai dengan cerutu di bibirnya
Unteroffizier Erich Heintze (kiri) dan Gefreiter Arnold Huebner (kanan) diwawancara oleh seorang koresponden radio perang, bulan April 1942. Mereka berdua baru saja dianugerahi medali keberanian bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes satu bulan sebelumnya, tepatnya tanggal 7 Maret 1942. Heintze sebagai Geschützführer (Komandan Meriam), sementara Huebner sebagai Richtkanonier (Penembak Meriam). Keduanya berasal dari 3.Batterie / I.Abteilung / Flak-Regiment 33 (motorisiert). Foto ini sendiri diambil oleh Bildberichter Eisenhardt
-----------------------------------------------------------------------------------
WAWANCARA DENGAN PERWIRA DAN JENDERAL
Generalmajor z.V. und SS-Brigadeführer Egon Groeneveld (SS-Führer beim Stab des SS-Abschnitts XXXXV in Straßburg) diwawancarai selama berlangsungnya acara Veteranentreffen (pertemuan para veteran perang) di Strassburg / Strasbourg pada tahun 1943
Dari kiri ke kanan: SS-Sturmbannführer Fritz Witt (Kommandeur I.Bataillon / Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]), SS-Hauptsturmführer Gunter d'Alquen (Leiter der Propagandatruppe der Waffen-SS), dan SS-Hauptsturmführer Georg Schönberger (Chef SS-Sturmgeschütz Batterie / Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]). Foto ini diambil pada musim panas tahun 1941 di Front Timur oleh SS-Kriegsberichter Roth. Tampaknya d'Alquen sedang menggali keterangan dari Witt, yang tampak santai dengan cerutu di bibirnya
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber
Panzerarmee "Afrika") asyik ngoceh saat sedang diwawancarai oleh
Kriegsberichter Lutz Koch, yang menodongkan mikrofon merk Beyer M 19b ke
mulutnya, sementara bildberichter di belakang mereka sibuk merekam
gambar dengan kamera Arriflex 35mm. Di belakang Rommel terlihat seorang
operator sedang sibuk bekerja menggunakan magnetofon AEG "Tonschreiber d
(Dora)" - yang tercatat sebagai magnetofon (perekam magnetik) portabel
pertama di dunia - diatas mobil Horch Typ 40 mittlerer geländegängiger
Personenkraftwagen (m.gl.Pkw) Kfz 15. Foto ini sendiri diambil pada
tanggal 22 Juni 1942
saat pasukan Jerman baru saja merebut Tobruk dari tangan Sekutu. Kota
pantai di Libya ini mempunyai peran sangat strategis dalam kancah
pertempuran Afrika Utara, dan penguasaannya membuat rakyat Jerman
terbuai dalam euforia: pendudukan Mesir hanya tinggal menunggu waktu,
dan setelahnya adalah bersatunya pasukan Jerman dari Rusia dan Afrika di
Kaukasus!
Wawancara ini disiarkan secara langsung ke tanah air Jerman, dan
didengarkan oleh begitu banyak orang, termasuk oleh Adolf Hitler dan
konco-konconya. Di hari itu juga sang Führer - yang merasa sangat
gembira - memutuskan untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa untuk
jenderal favoritnya tersebut, dari Generaloberst (Kolonel-Jenderal)
menjadi
Generalfeldmarschall (Marsekal-Jenderal), sebuah pangkat yang secara
resmi tidak ada
pensiunnya!
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Foto ini memperlihatkan saat Generalmajor Hermann-Bernhard Ramcke diwawancarai oleh seorang Kriegsberichter (Koresponden Perang) dari PK (Propaganda-Kompanie) dari XI. Fliegerkorps. Mikrofon yang digunakan berasal dari jenis "Neumann Bottle" (Neumann CMV3/3A). BTW, terdapat dua orang Kriegsberichter yang ditugaskan bersama Fallschirmjäger-Brigade Ramcke: Leutnant Schnitzer dan Leutnant Rechenberger. Saya tidak tahu dia masuk yang mana
Major Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division) sedang diwawancarai oleh seorang perwira propaganda Luftwaffe, beberapa menit setelah dia dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dalam sebuah upacara yang dilangsungkan pada tanggal 20 Juni 1943 di Avignon, tenggara Prancis. Foto ini diambil oleh oleh Bildberichter Dahm dari PK (Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 6 Juli 1943
Setelah
kesuksesannya dalam berbagai pertempuran kemudian diberitakan secara
intensif oleh mesin propaganda Jerman, nama Adelbert Schulz menjadi
makin terkenal layaknya selebritis. Disini dia sedang diwawancarai oleh
anggota PK (Propaganda-Kompanie) Wehrmacht. dari kiri ke kanan: Kriegsberichter Heinz Maegerlein, Oberst Friedrich-Carl von Steinkeller (Kommandeur
Panzergrenadier-Regiment 7 / 7.Panzer-Division), dan Oberst Adelbert Schulz (Kommandeur Panzer-regiment
25 / 7.Panzer-Division). Foto kemungkinan besar diambil saat unit terdepan dari 7. Panzer-Division berada di selatan Malin
(Ukraina) tanggal 8
Desember 1943. Seusai perang Maegerlein menjadi reporter olahraga terkenal Jerman
Masih
sama dengan foto sebelumnya yang memperlihatkan suasana wawancara
koresponden perang Wehrmacht dengan dua orang perwira tinggi dari 7.
Panzer-Division "Gespensterdivision". Dari kiri ke kanan: Kriegsberichter Heinz Maegerlein, Oberst Adelbert Schulz (Kommandeur Panzer-regiment
25 / 7.Panzer-Division), dan Oberst Friedrich-Carl von Steinkeller (Kommandeur
Panzergrenadier-Regiment 7 / 7.Panzer-Division). Foto kemungkinan besar diambil saat unit terdepan dari 7. Panzer-Division berada di selatan Malin
(Ukraina) tanggal 8
Desember 1943. Seusai perang Maegerlein menjadi reporter olahraga terkenal Jerman
Ingenieur Max Brauweiler (30 Maret 1883 - 11 Desember 1944) diwawancarai oleh seorang reporter Kriegsmarine setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuz mit Schwertern pada tanggal 12 Agustus 1944. Brauweiler dianugerahi medali tertinggi untuk partisipasi dalam perang tanpa terlibat bertempur langsung tersebut dalam kapasitasnya sebagai 'Montageingenieur der Firma BBC für seine Verdienste beim U-Boot-Bau auf Vorschlag des Oberbefehlshaber der Marine'. Dari sejak tahun 1906 dia telah bekerja di pabrik BBC (Brown Boveri & Cie) dengan tugas utama “elektrische Kraftübertragung“ (mentransformasi tenaga listrik) di Mannheim, pertama sebagai Montagemeister, lalu menjadi Montage-Ingenieur
Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www,audiovis.nac.gov.pl
www.forum.axishistory.com
www.menofwehrmacht.blogspot.com
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment