(untuk mengaktifkan teks bahasa Indonesia, klik CC di kanan bawah layar dan pilih 'part 1 summer')
Pada tanggal 22 Juni 1941, Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht) melancarkan perang agresi terhadap Uni Soviet. Dengan sandi “Operasi Barbarossa”, kampanye ini bertujuan untuk menaklukkan negara luas di timur tersebut. Jutaan orang tewas sebagai akibatnya.
Pada awal Perang Dunia II, rezim Nazi merayakan serangkaian kemenangan militer: didorong oleh kemenangan cepat di Norwegia, Belanda, Belgia, dan Prancis, Wehrmacht mempersiapkan manuver rahasia di timur, yakin bahwa pasukan akan kembali ke rumah dalam beberapa bulan. Namun, periode kekerasan yang tak terbayangkan yang dilancarkan oleh Hitler akan menelan jutaan nyawa.
Tanpa mendeklarasikan perang dan dengan lebih dari tiga juta tentara siap tempur, Wehrmacht menyerang di front yang luas antara Laut Baltik dan Laut Hitam. Pada jam-jam pertama invasi militer yang direncanakan dengan cermat, Luftwaffe menghujani bom ke pangkalan-pangkalan Soviet di dekat perbatasan, membuat pihak Soviet terkejut sepenuhnya.
Kekuatan serangan tersebut dianggap sebagai kelanjutan dari kampanye ‘Blitzkrieg’ yang sukses dari pasukan Jerman. Dalam instruksinya kepada Kepala Operasi di Komando Tertinggi Angkatan Bersenjata, yang ditulis pada Maret 1941, Hitler telah menyatakan: ‘Kampanye ini lebih dari sekadar pertempuran senjata, ini juga pertarungan antara dua ideologi dunia. Intelektual Yahudi-Bolsewik, sebagai penindas rakyat sebelumnya, harus dihilangkan.’ Tujuan lainnya adalah eksploitasi ekonomi wilayah yang dikuasai.
Banyak pihak yang terlibat dan terdampak oleh tragedi ini—baik Jerman maupun Soviet, tentara maupun warga sipil—yang mencatat pengalaman mengerikan mereka dalam film amatir, surat, dan diari. Deskripsi hidup tentang perang agresi Jerman di Timur ini jauh berbeda dari laporan perang resmi dan propaganda negara. Catatan-catatan ini, yang ditulis oleh pria dan wanita yang berjuang untuk bertahan hidup, mendokumentasikan horor di kedua belah pihak yang berkonflik.
Sumber :
DW Documentary
www.archive.org
www.youtube.com
No comments:
Post a Comment