Generalleutnant Fritz Bayerlein (14 Januari 1899 - 30 Januari 1970) adalah perwira veteran Perang Dunia Pertama dari Bavaria yang kemudian malang-melintang dalam Perang Dunia II, kebanyakan sebagai anggota staff unit. Dia mendapat nama harum saat menjadi Kepala Staff "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel dalam medan pertempuran di Afrika Utara, sebelum kemudian dipercaya sebagai Komandan 3. Panzer-Division (20 Oktober 1943 - 5 Januari 1944), Panzer-Lehr-Division (10 Januari 1944 - 20 Januari 1945), dan LIII. Armeekorps (29 Maret 1945 - 8 Mei 1945). Karena sifatnya yang tidak bisa diduga baik oleh kawan maupun lawan, para komandan Amerika menjuluki setiap jenderal Jerman yang bersifat sama sebagai "being on the Fritz" (menjadi layaknya Fritz)! Kepahlawanannya di medan perang membuatnya dianugerahi empat medali bergengsi: Deutsches Kreuz in Gold (23 Oktober 1942), Ritterkreuz (26 Desember 1941), Eichenlaub (6 Juli 1943) serta Schwerter (20 Juli 1944). Medali dan penghargaan lain yang diperolehnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Agustus 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (31 Agustus 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis II. Klasse; Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (13 September 1939) und I.Klasse (27 September 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Ärmelband “Afrika”; Königlich Italienische Silberne Tapferkeitsmedaille; Ritterkreuz des Königlich Italienische Militärordens von Savoyen; Erinnerungsmedaille für den deutsch-italienischen Feldzug in Afrika; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Nennung im Ehrenblatt des Heeres (6 Maret 1945). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 11 Januari 1944 dan 26 Juni 1944. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Para
perwira Afrikakorps dan Italia di Tobruk bulan September 1941. Udara
dingin yang menerpa gurun (biasanya di waktu sore atau malam hari)
membuat mereka mengenakan mantel tebal yang dinamakan sebagai
wachmantel. Orang yang berdiri di tengah sambil membelakangi kamera
adalah Generalleutnant Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches
Afrikakorps), sementara yang memakai schutzbrille di kanan adalah
Oberstleutnant Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) yang nantinya menjadi komandan Panzerlehr-Division (10
Januari 1944 - 20 Januari 1945). Foto milik NARA (National Archives)
koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst
Alexander Zwilling
Oberstleutnant Fritz Bayerlein dalam sebuah foto yang diambil di Cyrenaica (Libya) di akhir tahun 1941 tak lama setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #764 (26 Desember 1941) sebagai Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps / Panzergruppe Afrika, atas kepemimpinannya dalam pertempuran di wilayah Sidi Rezegh serta pengorganisasian gerakan mundur pasukan Jerman dari El Agheila bulan November 1941
Tiga buah foto di atas menampilkan musim "dingin" di Afrika Utara (kaget kan ada musim dingin di gurun pasir?). Meskipun beriklim gurun, tapi wilayah di Afrika Utara juga bisa mempunyai hawa dingin yang menusuk manakala senja atau malam menjelang. Untuk mengatasinya, para perwira Afrikakorps ini - termasuk Fritz Bayerlein dan Erwin Rommel - dibekali dengan mantel khusus yang dinamakan Wachmantel, sedangkan bila warnanya lebih gelap dinamakan Übermäntel
Foto ini diambil pada bulan Januari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) beserta dengan Kepala Staff-nya, Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein. Bayerlein baru beberapa hari berselang (26 Desember 1941) dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes atas ketegasan serta kesigapannya dalam mengantisipasi setiap ancaman dari pihak Inggris. Kecemerlangannya sebagai perwira staff sangat membantu Crüwell dalam memimpin DAK (Deutsches Afrikakorps) di medan perang Afrika Utara
Perundingan tiga tokoh kunci Jerman di Afrika Utara yang berlangsung bulan Februari 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd), dan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dalam sebuah foto studio yang dibuat di musim panas tahun 1942. Dia mengenakan seragam tropis (tropenuniform) yang biasa dipakai oleh anggota Afrikakorps, sementara di seragamnya terpampang medali dan penghargaan yang telah dia dapatkan di medan tempur: Eisernes Kreuz I.Klasse, Verwundetenabzeichen, Panzerkampfabzeichen, dan pita Medaglia d'Argento al Valore Militare. Tentu saja yang paling bergengsi dari semuanya adalah Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang tercantol di lehernya yang dia dapatkan pada tanggal 26 Desember 1941. Uniknya, meskipun notabene sudah berpangkat Oberst, schulterklappen di bahunya masih menunjukkan satu rangstern (Oberstleutnant) dan bukannya dua! Lalu kenapa saya yakin foto ini diambil setelah Bayerlein berpangkat Oberst (promosi 1 April 1942)? Itu karena adanya pita Medaglia d'Argento al Valore Militare pemberian Sekutu Italia yang dia dapatkan tanggal 7 Mei 1942 ketika dia sudah berpangkat Kolonel!
Rommel berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April 1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) berdiri dengan latar belakang konvoy pasukan Poros (Jerman, Italia, dan sukarelawan Arab) di dekat Gazala yang sedang bergerak maju menuju Tobruk, Mei 1942. Dalam apa yang dinamakan sebagai Pertempuran Gazala, anakbuah Rommel berhasil menggasak pasukan gabungan Inggris dan Persemakmuran, mengusir mereka dari Libya sekaligus menduduki kota pelabuhan Tobruk yang sangat strategis. Hal ini dianggap sebagai pencapaian terbesar Sang Rubah Gurun di Afrika Utara, dan sebagai balasannya Hitler langsung menaikkan pangkat secara luar biasa jenderal favoritnya tersebut menjadi Generalfeldmarschall, sehingga menjadikan Rommel Marsekal (Jenderal Bintang Lima) termuda di seantero Wehrmacht dalam usia 50 tahun! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller
Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)
Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942
Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling
Foto hasil jepretan Kriegsberichter Fritz Moosmüller dari Propaganda-Kompanie "Afrika" ini memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") yang sedang menyantap buah kalengan sambil berdiri di atas Sd.Kfz. 250/3 leichter Funkpanzerwagen Ausf.A "Greif" (Grifon) plat nomor WH 37036, yang dilengkapi dengan MG 34 (Maschinengewehr 34). Laras senapan mesin tersebut telah ditutupi dengan kain tebal untuk mencegahnya dimasuki oleh debu dan kotoran. Di sebelah Rommel - yang kini wajahnya telah menjadi coklat akibat terpapar oleh debu dan sinar matahari - adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Sang Kepala Staff terlihat sedang sama-sama sibuk melahap kaleng berisi buah persik... yang beberapa waktu sebelumnya telah dirampas dari stok ransum milik pasukan Inggris dan Australia yang mempertahankan wilayah Tobruk! Foto ini sendiri diambil pada tanggal 19-20 Juni 1942, pada saat jatuhnya kota pantai Libya yang strategis tersebut ke tangan Jerman. BTW, dalam peperangan di Afrika Utara, tentara-tentara Afrikakorps Jerman biasa menggunakan kendaraan, perlengkapan, amunisi serta makanan hasil rampasan dari musuh. Di latar belakang kita bisa melihat mobil pengintai lapis baja Humber buatan Inggris (kiri), sementara lebih belakang lagi adalah truk CMP Chevrolet atau Ford model awal buatan Kanada
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942, setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka. Salah satu foto paling terkenal dari "Der Wüstenfuchs" (Rubah Gurun) ini memperlihatkan dia sedang menunjuk sesuatu dengan tangannya, entah untuk tujuan apa. Salah satu sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil di pagi hari pada tanggal 24 Juni 1942
Foto ini diambil tanggal 1 Juli 1942 pada permulaan Pertempuran Pertama El Alamein. Erwin Rommel baru beberapa hari dipromosikan secara luar biasa oleh Hitler menjadi Generalfeldmarschall (22 Juni 1942), dan disini sang Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika" sedang mereencanakan rencana serangan Jerman bersama dengan para staff-nya. Di kiri memakai schutzbrille adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai tropenmütze terhalang oleh Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann. Crasemann adalah Kommandeur Artillerie-Regiment 33 (motorisiert) yang menjadi Führer (Komandan sementara/pengganti) 15. Panzer-Division setelah komandan aslinya, Generalmajor Gustav von Vaerst, terluka dalam Pertempuran Gazala tanggal 26 Mei 1942. Paling kanan (tidak terlihat dari foto) adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Moncong mobil di latar belakang berasal dari jenis 1941 Ford C11 ADF, sementara tempat meletakkan peta yang dipakai oleh Rommel adalah kap Sd.Kfz.250/3
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mendengarkan saat Oberst Erich Geißler (Kommandeur Infanterie-Regiment 200 [motorisiert] / 90.leichte Afrika-Division) menerangkan tentang disposisi pasukan terkini, sementara di sebelah kiri ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dengan tangan di pipi. Foto ini diambil pada tanggal 29 Juli 1942 di hari penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberst Geißler (kedua dari kanan), sebagai penghargaan atas prestasinya dalam Pertempuran Pertama El Alamein
Rommel dan para perwiranya sedang berunding mengenai disposisi 21. Panzer-Division untuk pertempuran mendatang menggunakan bantuan sebuah peta tak lama sebelum dimulainya Pertempuran Alam el Halfa (30 Agustus 1942 - 5 September 1942). Tiga yang berdiri paling kiri adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Georg von Bismarck (Kommandeur 21. Panzer-Division), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Von Bismarck nantinya gugur saat memimpin pasukannya setelah tank yang dinaikinya menginjak sebuah ranjau pada tanggal 31 Agustus 1942, di hari kedua ofensif Jerman di Alam el Halfa. Kehilangannya membuat Rommel terpukul karena Von Bismarck adalah salah satu perwira terbaik yang dipunyai Wehrmacht di medan perang Afrika Utara. Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" saat Rommel mengunjungi Hauptquartier 21. Panzer-Division
Cuplikan dari klip dokumenter ini memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang mendengarkan seorang prajurit Italia (membelakangi kamera) berbicara, sementara di sebelah kanan ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Pria berkumis yang berdiri di belakang di antara Bayerlein dan Rommel adalah Generalmajor Fritz Krause (Höherer Artillerie-Kommandeur Afrika). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi setidaknya setelah tanggal 1 September 1942 ketika Krause diangkat menjadi Harko Afrika (sebelumnya dia menjadi Artillerie-Kommandeur 142 di Eropa Daratan)
Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 23 Oktober 1942 untuk Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), yang disematkan oleh Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Uniknya, meskipun sebelumnya Bayerlein telah mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Desember 1941), tapi dia memilih untuk tidak mengenakannya di lehernya dalam foto ini. Hal lain yang tidak biasa adalah: normalnya seorang prajurit/perwira Wehrmacht mendapatkan DKiG dulu sebelum Ritterkreuz, tapi Bayerlein malah mendapatkan Ritterkreuz dulu baru disusul oleh DKiG!
Rommel membahas situasi pertempuran terkini dengan para perwiranya. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Major Ziegler. Foto diambil pada periode 31 Oktober s/d 1 November di El-Alamein
Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalmajor Theodor Graf von Sponeck (Kommandeur 90. Afrika-Division), dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!
Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!
Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika"), Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Heeresgruppe "Afrika"), dan Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd). Foto diambil di Afrika Utara bulan Januari 1943 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 4 Februari 1943
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika") berbicara sambil lewat dengan beberapa orang prajuritnya yang menaiki sebuah halftrack M3 Amerika hasil rampasan, sementara di belakang mereka adalah halftrack Jerman, Wurframen Sd.Kfz.251/1. Di sebelah kanan Rommel berdiri perwira kepercayaannya, Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) yang sama-sama menaiki mobil komando Horch Kfz.15. Foto ini diambil saat berlangsungnya Pertempuran Celah Kasserine di Tunisia (19-24 Februari 1943) yang merupakan konfrontasi pertama antara pasukan Jerman dengan pasukan Amerika. Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Rommel, dan Sekutu kehilangan 10.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (termasuk 6.500 orang prajurit Amerika)
Generalmajor Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes 1. italienische Armee) bersama dengan para perwira Afrikakorps, musim semi tahun 1943. Dari kiri ke kanan: Leutnant tak dikenal, Bayerlein, Sonderführer Dr. Ernst Franz (penterjemah pribadi Rommel), dan Sonderführer Fritz Moosmüller yang bekerja di Propagandakompanie tapi kebanyakan waktunya digunakan sebagai penterjemah. Perhatikan betapa beraneka ragamnya seragam yang mereka kenakan (dari mulai hijau zaitun, kuning cerah, coklat tua dan abu-abu), sesuatu yang tidak akan anda ketahui bila foto ini dibuat dalam format hitam-putih! Bayerlein memakai seragam jenderal tapi dengan kancing putih standar (bukannya kuning seperti biasanya dikenakan orang berpangkat jenderal). Sekarang beralih ke Moosmüller, perhatikan bahwa tanda pangkat Sonderführer di kerahnya telah dicabut! Dua orang memakai celana dengan saku di betis: hasil rampasan dari Inggris mungkin, atau bikinan sendiri? satu lagi, veteran Perang Dunia I kedua dari kanan dengan bordiran pink panzer di topinya (yang mengindikasikan bahwa dia berasal dari unit panzer) tampaknya tidak ambil pusing untuk memakai logo tengkorak di kerahnya, seperti umumnya panzertruppen di Afrika
Sebuah foto dari Fritz Bayerlein hasil jepretan Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling yang pertama kali dipublikasikan pada tanggal 12 Juli 1943. Pada saat itu Bayerlein telah berpangkat Generalmajor dan berada dalam daftar Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat). Penempatan terakhirnya adalah sebagai Chef des Generalstabes 1. italienische Armee (22 Januari 1943 - 31 Mei 1943), dan seragam tropis yang dikenakannya di medan pertempuran Afrika Utara masih dipakainya beberapa bulan setelah pasukan Jerman terusir dari wilayah tersebut
Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #258 oleh Hitler untuk Generalmajor Fritz Bayerlein (Führerreserve Oberkommando des Heeres) yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze pada tanggal 7 Juli 1943 (berita penerimaannya telah diterima oleh Bayerlein sehari sebelumnya tanggal 6 Juli 1943). Bayerlein menerima medali yang berada satu tingkat di atas Ritterkreuz tersebut atas prestasinya sebagai Kepala Staff Jenderal 1. italienische Armee di medan perang Afrika Utara beberapa bulan sebelumnya. Berdiri di antara dia dan Hitler adalah mantan atasan Bayerlein, Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang juga sama-sama menjadi Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat), sementara di sebelah kanan adalah Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht)
Dari kiri ke kanan: SS-Sturmbannführer Hermann "Bibl" Weiser (Adjutant Kommandierender-General I. SS-Panzerkorps "Leibstandarte"), Generalleutnant Fritz Bayerlein (Kommandeur Panzer-Lehr-Division), Major im Generalstab Kurt Kauffmann (Ia Erster Generalstabsoffizier Panzer-Lehr-Division), SS-Oberstgruppenführer und Panzer-Generaloberst der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS-Panzerkorps "Leibstandarte"), dan perwira SS tidak dikenal. Foto ini diambil saat SS-Oberstgruppenführer Dietrich mengunjungi markas Divisi Panzer-Lehr. Tidak ada keterangan masalah waktunya, tapi kemungkinan besar dalam periode Juni-September 1944 saat Panzer-Lehr-Division berada di bawah komando I. SS-Panzerkorps "Leibstandarte"
Oberstleutnant Fritz Bayerlein dalam sebuah foto yang diambil di Cyrenaica (Libya) di akhir tahun 1941 tak lama setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #764 (26 Desember 1941) sebagai Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps / Panzergruppe Afrika, atas kepemimpinannya dalam pertempuran di wilayah Sidi Rezegh serta pengorganisasian gerakan mundur pasukan Jerman dari El Agheila bulan November 1941
Tiga buah foto di atas menampilkan musim "dingin" di Afrika Utara (kaget kan ada musim dingin di gurun pasir?). Meskipun beriklim gurun, tapi wilayah di Afrika Utara juga bisa mempunyai hawa dingin yang menusuk manakala senja atau malam menjelang. Untuk mengatasinya, para perwira Afrikakorps ini - termasuk Fritz Bayerlein dan Erwin Rommel - dibekali dengan mantel khusus yang dinamakan Wachmantel, sedangkan bila warnanya lebih gelap dinamakan Übermäntel
Foto ini diambil pada bulan Januari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) beserta dengan Kepala Staff-nya, Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein. Bayerlein baru beberapa hari berselang (26 Desember 1941) dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes atas ketegasan serta kesigapannya dalam mengantisipasi setiap ancaman dari pihak Inggris. Kecemerlangannya sebagai perwira staff sangat membantu Crüwell dalam memimpin DAK (Deutsches Afrikakorps) di medan perang Afrika Utara
Perundingan tiga tokoh kunci Jerman di Afrika Utara yang berlangsung bulan Februari 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd), dan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dalam sebuah foto studio yang dibuat di musim panas tahun 1942. Dia mengenakan seragam tropis (tropenuniform) yang biasa dipakai oleh anggota Afrikakorps, sementara di seragamnya terpampang medali dan penghargaan yang telah dia dapatkan di medan tempur: Eisernes Kreuz I.Klasse, Verwundetenabzeichen, Panzerkampfabzeichen, dan pita Medaglia d'Argento al Valore Militare. Tentu saja yang paling bergengsi dari semuanya adalah Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang tercantol di lehernya yang dia dapatkan pada tanggal 26 Desember 1941. Uniknya, meskipun notabene sudah berpangkat Oberst, schulterklappen di bahunya masih menunjukkan satu rangstern (Oberstleutnant) dan bukannya dua! Lalu kenapa saya yakin foto ini diambil setelah Bayerlein berpangkat Oberst (promosi 1 April 1942)? Itu karena adanya pita Medaglia d'Argento al Valore Militare pemberian Sekutu Italia yang dia dapatkan tanggal 7 Mei 1942 ketika dia sudah berpangkat Kolonel!
Rommel berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April 1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)
Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)
Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942
Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling
Foto hasil jepretan Kriegsberichter Fritz Moosmüller dari Propaganda-Kompanie "Afrika" ini memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") yang sedang menyantap buah kalengan sambil berdiri di atas Sd.Kfz. 250/3 leichter Funkpanzerwagen Ausf.A "Greif" (Grifon) plat nomor WH 37036, yang dilengkapi dengan MG 34 (Maschinengewehr 34). Laras senapan mesin tersebut telah ditutupi dengan kain tebal untuk mencegahnya dimasuki oleh debu dan kotoran. Di sebelah Rommel - yang kini wajahnya telah menjadi coklat akibat terpapar oleh debu dan sinar matahari - adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Sang Kepala Staff terlihat sedang sama-sama sibuk melahap kaleng berisi buah persik... yang beberapa waktu sebelumnya telah dirampas dari stok ransum milik pasukan Inggris dan Australia yang mempertahankan wilayah Tobruk! Foto ini sendiri diambil pada tanggal 19-20 Juni 1942, pada saat jatuhnya kota pantai Libya yang strategis tersebut ke tangan Jerman. BTW, dalam peperangan di Afrika Utara, tentara-tentara Afrikakorps Jerman biasa menggunakan kendaraan, perlengkapan, amunisi serta makanan hasil rampasan dari musuh. Di latar belakang kita bisa melihat mobil pengintai lapis baja Humber buatan Inggris (kiri), sementara lebih belakang lagi adalah truk CMP Chevrolet atau Ford model awal buatan Kanada
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942, setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka. Salah satu foto paling terkenal dari "Der Wüstenfuchs" (Rubah Gurun) ini memperlihatkan dia sedang menunjuk sesuatu dengan tangannya, entah untuk tujuan apa. Salah satu sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil di pagi hari pada tanggal 24 Juni 1942
Foto ini diambil tanggal 1 Juli 1942 pada permulaan Pertempuran Pertama El Alamein. Erwin Rommel baru beberapa hari dipromosikan secara luar biasa oleh Hitler menjadi Generalfeldmarschall (22 Juni 1942), dan disini sang Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika" sedang mereencanakan rencana serangan Jerman bersama dengan para staff-nya. Di kiri memakai schutzbrille adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai tropenmütze terhalang oleh Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann. Crasemann adalah Kommandeur Artillerie-Regiment 33 (motorisiert) yang menjadi Führer (Komandan sementara/pengganti) 15. Panzer-Division setelah komandan aslinya, Generalmajor Gustav von Vaerst, terluka dalam Pertempuran Gazala tanggal 26 Mei 1942. Paling kanan (tidak terlihat dari foto) adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Moncong mobil di latar belakang berasal dari jenis 1941 Ford C11 ADF, sementara tempat meletakkan peta yang dipakai oleh Rommel adalah kap Sd.Kfz.250/3
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mendengarkan saat Oberst Erich Geißler (Kommandeur Infanterie-Regiment 200 [motorisiert] / 90.leichte Afrika-Division) menerangkan tentang disposisi pasukan terkini, sementara di sebelah kiri ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dengan tangan di pipi. Foto ini diambil pada tanggal 29 Juli 1942 di hari penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberst Geißler (kedua dari kanan), sebagai penghargaan atas prestasinya dalam Pertempuran Pertama El Alamein
Rommel dan para perwiranya sedang berunding mengenai disposisi 21. Panzer-Division untuk pertempuran mendatang menggunakan bantuan sebuah peta tak lama sebelum dimulainya Pertempuran Alam el Halfa (30 Agustus 1942 - 5 September 1942). Tiga yang berdiri paling kiri adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Georg von Bismarck (Kommandeur 21. Panzer-Division), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Von Bismarck nantinya gugur saat memimpin pasukannya setelah tank yang dinaikinya menginjak sebuah ranjau pada tanggal 31 Agustus 1942, di hari kedua ofensif Jerman di Alam el Halfa. Kehilangannya membuat Rommel terpukul karena Von Bismarck adalah salah satu perwira terbaik yang dipunyai Wehrmacht di medan perang Afrika Utara. Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" saat Rommel mengunjungi Hauptquartier 21. Panzer-Division
Cuplikan dari klip dokumenter ini memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang mendengarkan seorang prajurit Italia (membelakangi kamera) berbicara, sementara di sebelah kanan ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Pria berkumis yang berdiri di belakang di antara Bayerlein dan Rommel adalah Generalmajor Fritz Krause (Höherer Artillerie-Kommandeur Afrika). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi setidaknya setelah tanggal 1 September 1942 ketika Krause diangkat menjadi Harko Afrika (sebelumnya dia menjadi Artillerie-Kommandeur 142 di Eropa Daratan)
Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 23 Oktober 1942 untuk Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), yang disematkan oleh Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Uniknya, meskipun sebelumnya Bayerlein telah mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Desember 1941), tapi dia memilih untuk tidak mengenakannya di lehernya dalam foto ini. Hal lain yang tidak biasa adalah: normalnya seorang prajurit/perwira Wehrmacht mendapatkan DKiG dulu sebelum Ritterkreuz, tapi Bayerlein malah mendapatkan Ritterkreuz dulu baru disusul oleh DKiG!
Rommel membahas situasi pertempuran terkini dengan para perwiranya. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Major Ziegler. Foto diambil pada periode 31 Oktober s/d 1 November di El-Alamein
Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalmajor Theodor Graf von Sponeck (Kommandeur 90. Afrika-Division), dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!
Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!
Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika"), Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Heeresgruppe "Afrika"), dan Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd). Foto diambil di Afrika Utara bulan Januari 1943 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 4 Februari 1943
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika") berbicara sambil lewat dengan beberapa orang prajuritnya yang menaiki sebuah halftrack M3 Amerika hasil rampasan, sementara di belakang mereka adalah halftrack Jerman, Wurframen Sd.Kfz.251/1. Di sebelah kanan Rommel berdiri perwira kepercayaannya, Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) yang sama-sama menaiki mobil komando Horch Kfz.15. Foto ini diambil saat berlangsungnya Pertempuran Celah Kasserine di Tunisia (19-24 Februari 1943) yang merupakan konfrontasi pertama antara pasukan Jerman dengan pasukan Amerika. Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Rommel, dan Sekutu kehilangan 10.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (termasuk 6.500 orang prajurit Amerika)
Generalmajor Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes 1. italienische Armee) bersama dengan para perwira Afrikakorps, musim semi tahun 1943. Dari kiri ke kanan: Leutnant tak dikenal, Bayerlein, Sonderführer Dr. Ernst Franz (penterjemah pribadi Rommel), dan Sonderführer Fritz Moosmüller yang bekerja di Propagandakompanie tapi kebanyakan waktunya digunakan sebagai penterjemah. Perhatikan betapa beraneka ragamnya seragam yang mereka kenakan (dari mulai hijau zaitun, kuning cerah, coklat tua dan abu-abu), sesuatu yang tidak akan anda ketahui bila foto ini dibuat dalam format hitam-putih! Bayerlein memakai seragam jenderal tapi dengan kancing putih standar (bukannya kuning seperti biasanya dikenakan orang berpangkat jenderal). Sekarang beralih ke Moosmüller, perhatikan bahwa tanda pangkat Sonderführer di kerahnya telah dicabut! Dua orang memakai celana dengan saku di betis: hasil rampasan dari Inggris mungkin, atau bikinan sendiri? satu lagi, veteran Perang Dunia I kedua dari kanan dengan bordiran pink panzer di topinya (yang mengindikasikan bahwa dia berasal dari unit panzer) tampaknya tidak ambil pusing untuk memakai logo tengkorak di kerahnya, seperti umumnya panzertruppen di Afrika
Sebuah foto dari Fritz Bayerlein hasil jepretan Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling yang pertama kali dipublikasikan pada tanggal 12 Juli 1943. Pada saat itu Bayerlein telah berpangkat Generalmajor dan berada dalam daftar Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat). Penempatan terakhirnya adalah sebagai Chef des Generalstabes 1. italienische Armee (22 Januari 1943 - 31 Mei 1943), dan seragam tropis yang dikenakannya di medan pertempuran Afrika Utara masih dipakainya beberapa bulan setelah pasukan Jerman terusir dari wilayah tersebut
Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #258 oleh Hitler untuk Generalmajor Fritz Bayerlein (Führerreserve Oberkommando des Heeres) yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze pada tanggal 7 Juli 1943 (berita penerimaannya telah diterima oleh Bayerlein sehari sebelumnya tanggal 6 Juli 1943). Bayerlein menerima medali yang berada satu tingkat di atas Ritterkreuz tersebut atas prestasinya sebagai Kepala Staff Jenderal 1. italienische Armee di medan perang Afrika Utara beberapa bulan sebelumnya. Berdiri di antara dia dan Hitler adalah mantan atasan Bayerlein, Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang juga sama-sama menjadi Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat), sementara di sebelah kanan adalah Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht)
Generalleutnant Fritz Bayerlein sebagai komandan unit elité Wehrmacht, Panzer-Lehr-Division. Dia menjadi komandan divisi tersebut dua kali (karena diselang oleh perawatan atas luka-lukanya). Yang pertama periode 10 Januari 1944 s/d 24 Agustus 1944, dan yang kedua adalah periode September 1944 s/d 15 Januari 1945. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 29 Maret 1944 oleh Kriegsberichter Dinstühler dari PK (Propaganda-Kompanie) 649
Generalleutnant Fritz Bayerlein (kiri, Kommandeur Panzer-Lehr-Division) mengadakan inspeksi ke markas salah satu kompi yang berada di bawah Panzer-Pionier-Lehr-Bataillon 130 yang berada di bawah komando Panzer-Lehr-Division. Panzer-Pionier-Lehr-Bataillon 130 sendiri terdiri dari tiga kompi dan merupakan unit zeni-nya Panzer-Lehr
Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Fritz Bayerlein (Kommandeur Panzer-Lehr-Division) dan Oberst Rudolf Gerhardt (Kommandeur Panzer-Lehr-Regiment 130 / Panzer-Lehr-Division). Ketika Divisionskommandeur Bayerlein terluka dalam pertempuran tanggal 23 Agustus 1944 sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, Regimentskommandeur Gerhardt menjadi komandan sementara Panzer-Lehr-Division sampai dengan tanggal 8 September 1944 ketika Bayerlein sembuh dari luka-lukanya dan mengambil alih kembali komando divisi
Fritz
Bayerlein sebagai Generalleutnant dan Kommandeur Panzer-Lehr-Division.
Divisinya yang beranggotakan sebagian besar para instruktur panzer
terbaik di seantero Jerman ini - makanya namanya Panzer-Lehr-Division
atau Divisi Pelatihan Tank - babak belur di medan perang Normandia,
bukan karena serangan pasukan darat Sekutu melainkan sebagian besar
karena dihantam terus-terusan oleh pesawat-pesawat udara musuh yang
menguasai angkasa Prancis! Sebagai sebuah kekuatan tempur, Panzer-Lehr
dianggap musnah ketika dibombardir tanpa henti oleh puluhan pesawat
Sekutu di jalan Périers-St. Lo, akhir bulan Juli 1944. Pemboman skala
masif oleh ribuan pesawat di wilayah Falaise yang menyusul kemudian
membuat divisi elité benar-benar babak belur dan harus ditarik ke Jerman
untuk menjalani reorganisasi total
Fritz Bayerlein sebagai Generalleutnant dan Schwerternträger (peraih medali Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub). Bisa terlihat disini bahwa sang jenderal membawa serta kenangan saat bertugas bersama Rommel di Afrika Utara dengan memakai tropenuniform (seragam tropis), walaupun notabene kini dia bertugas di iklim dingin Eropa Daratan dan sudah terhitung tahun sejak terakhir kali menginjakkan kaki di bumi Afrika
Dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Walter Krüger (Kommandierender General LVIII. Panzerkorps) dan Generalleutnant Fritz Bayerlein (Kommandeur Panzer-Lehr-Division). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan besar pada bulan Agustus 1944 saat Divisi Panzer-Lehr pimpinan Bayerlein berada di bawah komando LVIII. Panzerkorps pimpinan Krüger
Tiga orang perwira tinggi Wehrmacht yang bertanggungjawab terhadap pertahanan pasukan Jerman di wilayah Ruhr bulan Maret-April 1945, dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B), Generalleutnant Fritz Bayerlein (mit der Führung beauftrag LIII. Armeekorps), dan seorang perwira Panzertruppen tak dikenal yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab pertahanan Jembatan Remagen. Setelah cari sana sini, saya menemukan bahwa unit tank Jerman yang bertugas di Remagen pada periode ini adalah Panzer-Regiment 15 yang merupakan bagian dari 11.Panzer-Division dan dipimpin oleh Major Jürgen Reichart. Saya tidak tahu apakah perwira di kanan adalah Major Reichart atau bukan, soalnya belum pernah nemu fotonya, dan apalagi ketemu orangnya
Setelah
perang Dunia II usai, Fritz Bayerlein menjadi tawanan Sekutu (16 April 1945 - 2 April 1947). Seperti beberapa perwira tinggi Wehrmacht lainnya, dia juga ikut membantu menyumbang tulisan tentang perang di Eropa untuk kepentingan US Army Historical Division. Hal ini - dan juga kisah penyerahannya di Ruhr - membuat Bayerlein dimusuhi oleh banyak mantan koleganya karena dianggap sebagai seorang pengkhianat dan oportunis. Dalam
foto yang diambil oleh Walter Sanders bulan Mei 1947 ini digambarkan dia, seorang mantan
jenderal terkemuka Jerman peraih medali Schwerter, sedang memperbaiki kendaraan-kendaraan milik militer Amerika (diantaranya adalah jip Willys MB). Saya sedikit bertanya-tanya: apakah ini
foto propaganda sebagai penghinaan untuk Jerman, atau Bayerlein sedang
belajar menjadi tukang tambal ban buat buka usaha nanti di Indonesia?
Tak lama setelah Perang Dunia II usai, Sekutu menyadari bahwa para petinggi militer Jerman yang ditawan oleh mereka mempunyai pengalaman perang yang sangat berguna, yang bisa digunakan untuk sumber penelitian. Yang terjadi kemudian adalah kerjasama unik antara unit Sejarah Militer AD Amerika dengan beberapa ratus orang tawanan Jerman, yang nantinya menghasilkan sekitar 2.200 makalah dalam soal strategi pertempuran, masalah teknis, dan tugas anggota staff. Foto ini - yang kelihatan sekali telah diarahkan sebelumnya - memperlihatkan sebagian "top notch" perwira Wehrmacht dan SS yang bekerjasama dalam penelitian ini, bersama dengan rekan sekerja mereka dari Amerika. Mereka adalah, berdiri dari kiri ke kanan: Generalmajor Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Chef des Generalstabes 5. Panzerarmee), General der Infanterie Otto Hitzfeld (Kommandierender General LXVII. Armeekorps), B.E. Croseclose (Central Germany Sub-Section / Historical Division USFET), Generalleutnant Fritz Bayerlein (Führer LIII. Armeekorps), General der Artillerie Walther Lucht (Kommandierender General XIII. Armeekorps), Generalmajor Rudolf-Christoph Freiherr von Gersdorff (Chef des Generalstabes 7. Armee), dan Lieutenant J.F. Scoggin Jr. (Chief Central Germany Sub-Section / Historical Division USFET). Duduk dari kiri ke kanan: SS-Oberstgruppenführer und Generaloberst der Waffen-SS Paul Hausser (Sonderbeauftragter für Sicherheit und Ordnung Oberbefehlshaber "Südwest") dan Generalmajor Carl Wagener (Chef des Generalstabes Heeresgruppe B). BTW, selain dari Hausser dan Bayerlein, semua tawanan Jerman mengenakan seragam lengkap dengan pangkat mereka. Disini kita juga bisa melihat dengan jelas bekas luka di wajah Hausser yang didapatkannya saat berusaha kabur dari kepungan Sekutu di Kantong Falaise tahun 1944. Foto diambil pada tanggal 23 Februari 1946 di Florida House, Oberursel (Jerman)
Foto koleksi Bernd Peitz ini memperlihatkan Fritz Bayerlein di hari tua. Setelah keluar dari masa penahannya di bulan April 1947, dia menjadi penulis masalah-masalah militer serta tetap terlibat membantu US Army Historical Division dalam mendokumentasikan studi historis tentang Perang Dunia II di wilayah Eropa dan Mediterania. Dia juga ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir yang digunakan dalam Perang Arab melawan Israel. Di tahun 1960-an Bayerlein didapuk sebagai penasihat teknis untuk film produksi Carl Foreman yang berjudul "Guns of Navarone". Dia meninggal dunia di tempat kelahirannya di Würzburg (Franconia) pada tanggal 30 Januari 1970 akibat dari penyakit yang dibawanya sejak dari masa tugasnya di Afrika Utara berpuluh-puluh tahun sebelumnya
Sumber :
Buku "Das Afrikakorps: In Original-Farbfotografien" karya Bernd Peitz
Foto koleksi LIFE
www.bildarchiv.bsb-muenchen.de
www.bild.bundesarchiv.de
www.commons.wikimedia.org
www.ecpad.fr
www.forum.axishistory.com
www.gettyimages.com
www.gmic.co.uk
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.lexikon-der-wehrmacht.de
www.multimedia.ctk.cz
www.panzerlehr.forumoteka.pl
www.primaso.de
www.ullsteinbild.de
www.warrelics.eu
www.wehrmacht-awards.com
www.ww2db.com
No comments:
Post a Comment