Korvettenkapitän Hans-Günther Prien, komandan U-47 yang bermental baja
Inilah korban Prien yang paling terkenal : Royal Oak, kebanggaan British Navy!
U-47 dielu-elukan begitu memasuki pelabuhan Jerman tak lama setelah penyerangan Scapa Flow. Begitu sensasionalnya aksi berani ini, sehingga Winston Churchillpun tak luput memuji sang penyerang yang notabene musuhnya!
Acara penganugerahan medali bagi para awak U-47, 18 Oktober 1939. Dengan Ritterkreuz tertempel di lehernya, Günther Prien menjadi komandan u-boat pertama (dan orang Kriegsmarine kedua) yang menerima penghargaan super prestisius ini!
Inilah korban Prien yang paling terkenal : Royal Oak, kebanggaan British Navy!
U-47 dielu-elukan begitu memasuki pelabuhan Jerman tak lama setelah penyerangan Scapa Flow. Begitu sensasionalnya aksi berani ini, sehingga Winston Churchillpun tak luput memuji sang penyerang yang notabene musuhnya!
Acara penganugerahan medali bagi para awak U-47, 18 Oktober 1939. Dengan Ritterkreuz tertempel di lehernya, Günther Prien menjadi komandan u-boat pertama (dan orang Kriegsmarine kedua) yang menerima penghargaan super prestisius ini!
Oleh : Hanafi Zul
Gunther Prien, dilahirkan pada tahun 1908 di Leipzig. Pada usia 30 tahun sudah diberikan komando sebuah kapal selam. Ketika perang pecah pada 3 September 1939, dia sedang ada di laut, dan segera menenggelamkan 2 kapal pengangkut! Prien adalaf offizier impulsif, tapi disiplin, berangasan dan berani, namun bila perlu, dia bisa berhati-hati sekali.
Doenitz memanggil Prien pada Oktober 1939. Memasuki ruangan yang tergelar peta Orkney Island, Inggris..dimana Scapa Flow berada. Ketika PD 1, Jerman selalu gagal memasuki Scapa Flow, bahkan salah satu kapal selamnya dimana semua awaknya adalah perwira…tenggelam. Kini Doenitz bertanya pada Prien tentang pembalasan "revanche?” , sambil menunjuk kearah Scapa Flow, Doenitz tidak memaksa Prien, dia bilang “Tidak ada paksaan dalam hal ini, kalaupun kau tidak bersedia, namamu tidaklah cemar dimata kami” . Prien tidak menjawab saat itu, dia minta waktu 2 hari.
Dan pada hari kedua, setelah mempelajari segala peta dan sumber informasi lain, dia menjawab “Jawohl !!” . Maka berangkatlah U-47 dibawah komando Prien pada 8 Oktober 1939, dari pangkalan di Kiel menuju perairan Inggris. Didalam kapal U-47, hanya Prien seorang yang mengetahui kemana tujuan kapal itu.
Pada tanggal 12 Oktober, cuaca sangat buruk. U-47 menunggu dibawah air, didepan Kepulauan Orkney. Malamnya baru Prien memerintahkan naik ke permukaan air, berlayar kearah pantai. Dengan mesin diesel, sekaligus untuk mengisi baterai. “Orang Inggris begitu baik hati, memasang penerangan sepanjang pantai, sehingga mudah bagi saya untuk mencari jalan” tulis Prien dalam log book-nya. Kemudian dia perintahkan U-47 untuk menyelam kembali, dan dia kumpulkan semua anak buahnya, “Kita akan memasuki Scapa Flow besok”, dan disambut gembira anak buahnya.
Siang hari, 13 Oktober 1939 U-47 sudah didepan pintu Scapa Flow. Berdiam diri menunggu malam datang. Pukul 19.45, U-47 naik kepermukaan, periskop pun dinaikkan. Menurut perhitungan, harusnya saat itu sudah gelap. Namun ternyata diluar dugaan…. Suasana diluar masih terang. Bukan matahari, bukan lampu tapi… AURORA BOREALIS !!!!
Prien terkejut. Ini diluar dugaan dan perhitungan. Semangat prajuritnya sedang tinggi, jika ditunda sehari maka mereka akan menjadi kesal. Prien segera memanggil semua perwiranya. Setelah berunding sejenak, maka diputuskan… misi dilanjutkan.
U-47 menuju Holm Sound. Pukul 23.07 U-47 menyelam karena ada kapal dagang lewat dan naik lagi pukul 23.31. Memasuki Holm Sound yang menjadi sempit di Kirk Sound, kalau sudah lewat selat ini, itulah Scapa Flow. Kirk Sound dirintangi 3 kapal yang dikaramkan (block ships), tapi tidaklah rapat. Ini kemujuran dan keahlian Prien, dia lolos. U-47 memasuki Scapa Flow pukul 24.27, Prien berhasil mencapai sesuatu yang belum pernah dilakukan pelaut manapun juga.
Dia begitu dekat dengan daratan, sampai bisa melihat pengendara sepeda dengan lampu menyala. Kalau U-47 terpergok, habis sudah riwayat U-47, untungnya tidak! Mula-mula U-47 menuju ke barat, Main Anchorage, dimana biasanya kapal-kapal besar berlabuh
Tapi… lho.. kok kosong. Kini dia ke utara, dan benar ada dua kapal perang pikir Prien. Tapi sebenarnya cuma ada satu kapal perang (battle ship), yaitu Royal Oak. Yang satu lagi sea plane carrier kuno, Pegasus. Pelan-pelan U-47 mendekati mangsanya hingga pada pukul 01.16 jaraknya dan target hanya tinggal 3000 m.
3 terpedo diluncurkan, maunya sih 4 tapi yang 1 macet. Satu dari 3 terpedo itu mengenai Pegasus, tapi 2 yang menuju Royal Oak tidak terdengar meletus. Pukul 01.21, setelah mengisi tabung terpedonya, Prien kembali menembak. Dan kali ini, setelah menunggu 3 menit yang mendebarkan... KA-BOOM... Air dan api muncrat ke udara, Royal Oak meledak!! Scapa Flow mendadak bangun. Semua kapal perusak (destroyer) menghidupkan mesin dan lampunya, menyorot kesana-sini. Dari jarak 200 m, Prien melihat mobil-mobil berlarian. 13 menit setelah terkena torpedo yang terakhir, Royal Oak tenggelam beserta 24 perwira dan 809 awaknya.
“Semua tabung torpedo telah kosong. Saya putuskan untuk mundur, antara lain karena menurut dugaan kami seorang pengendara mobil telah memergoki kami. Mobilnya berhenti didepan kami, kemudian berputar dan lari sekencang-kencangnya ke Scapa” tulis Prien dalam log book-nya. Pukul 01.28, dengan kedua mesin U-47 mengundurkan diri dan berhasil melewati Kirk Sound pada pukul 02.15. Sayang kapal yang dihancurkan cuma satu. Ternyata torpedo yang lain melenceng karena kecepatan dan derasnya arus.
Beberapa hari kemudian Berlin mengumumkan keberhasilan Prien, dan gemparlah dunia. Nama Gunther Prien menjdi sangat terkenal. Mitos Scapa Flow tidak tertembus, telah dipatahkan.
Pukul 11 pagi 17 Oktober 1939 U-47 tiba dengan selamat di pangkalan Wilhelmshaven. Gunther Prien beserta seluruh anak buahnya segera diterbangkan ke Kiel, dimana Groszadmiral Erich Reader menantikan mereka. Setelah itu dilanjutkan ke Berlin dimana Herr Fuhrer Hitler sendiri yang menganugerahkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes kepada Prien, Knight Cross pertama yang diberikan pada seorang komandan U-BOAT.
Sumber :
www.facebook.com
www.selkieman.co.uk
Gunther Prien, dilahirkan pada tahun 1908 di Leipzig. Pada usia 30 tahun sudah diberikan komando sebuah kapal selam. Ketika perang pecah pada 3 September 1939, dia sedang ada di laut, dan segera menenggelamkan 2 kapal pengangkut! Prien adalaf offizier impulsif, tapi disiplin, berangasan dan berani, namun bila perlu, dia bisa berhati-hati sekali.
Doenitz memanggil Prien pada Oktober 1939. Memasuki ruangan yang tergelar peta Orkney Island, Inggris..dimana Scapa Flow berada. Ketika PD 1, Jerman selalu gagal memasuki Scapa Flow, bahkan salah satu kapal selamnya dimana semua awaknya adalah perwira…tenggelam. Kini Doenitz bertanya pada Prien tentang pembalasan "revanche?” , sambil menunjuk kearah Scapa Flow, Doenitz tidak memaksa Prien, dia bilang “Tidak ada paksaan dalam hal ini, kalaupun kau tidak bersedia, namamu tidaklah cemar dimata kami” . Prien tidak menjawab saat itu, dia minta waktu 2 hari.
Dan pada hari kedua, setelah mempelajari segala peta dan sumber informasi lain, dia menjawab “Jawohl !!” . Maka berangkatlah U-47 dibawah komando Prien pada 8 Oktober 1939, dari pangkalan di Kiel menuju perairan Inggris. Didalam kapal U-47, hanya Prien seorang yang mengetahui kemana tujuan kapal itu.
Pada tanggal 12 Oktober, cuaca sangat buruk. U-47 menunggu dibawah air, didepan Kepulauan Orkney. Malamnya baru Prien memerintahkan naik ke permukaan air, berlayar kearah pantai. Dengan mesin diesel, sekaligus untuk mengisi baterai. “Orang Inggris begitu baik hati, memasang penerangan sepanjang pantai, sehingga mudah bagi saya untuk mencari jalan” tulis Prien dalam log book-nya. Kemudian dia perintahkan U-47 untuk menyelam kembali, dan dia kumpulkan semua anak buahnya, “Kita akan memasuki Scapa Flow besok”, dan disambut gembira anak buahnya.
Siang hari, 13 Oktober 1939 U-47 sudah didepan pintu Scapa Flow. Berdiam diri menunggu malam datang. Pukul 19.45, U-47 naik kepermukaan, periskop pun dinaikkan. Menurut perhitungan, harusnya saat itu sudah gelap. Namun ternyata diluar dugaan…. Suasana diluar masih terang. Bukan matahari, bukan lampu tapi… AURORA BOREALIS !!!!
Prien terkejut. Ini diluar dugaan dan perhitungan. Semangat prajuritnya sedang tinggi, jika ditunda sehari maka mereka akan menjadi kesal. Prien segera memanggil semua perwiranya. Setelah berunding sejenak, maka diputuskan… misi dilanjutkan.
U-47 menuju Holm Sound. Pukul 23.07 U-47 menyelam karena ada kapal dagang lewat dan naik lagi pukul 23.31. Memasuki Holm Sound yang menjadi sempit di Kirk Sound, kalau sudah lewat selat ini, itulah Scapa Flow. Kirk Sound dirintangi 3 kapal yang dikaramkan (block ships), tapi tidaklah rapat. Ini kemujuran dan keahlian Prien, dia lolos. U-47 memasuki Scapa Flow pukul 24.27, Prien berhasil mencapai sesuatu yang belum pernah dilakukan pelaut manapun juga.
Dia begitu dekat dengan daratan, sampai bisa melihat pengendara sepeda dengan lampu menyala. Kalau U-47 terpergok, habis sudah riwayat U-47, untungnya tidak! Mula-mula U-47 menuju ke barat, Main Anchorage, dimana biasanya kapal-kapal besar berlabuh
Tapi… lho.. kok kosong. Kini dia ke utara, dan benar ada dua kapal perang pikir Prien. Tapi sebenarnya cuma ada satu kapal perang (battle ship), yaitu Royal Oak. Yang satu lagi sea plane carrier kuno, Pegasus. Pelan-pelan U-47 mendekati mangsanya hingga pada pukul 01.16 jaraknya dan target hanya tinggal 3000 m.
3 terpedo diluncurkan, maunya sih 4 tapi yang 1 macet. Satu dari 3 terpedo itu mengenai Pegasus, tapi 2 yang menuju Royal Oak tidak terdengar meletus. Pukul 01.21, setelah mengisi tabung terpedonya, Prien kembali menembak. Dan kali ini, setelah menunggu 3 menit yang mendebarkan... KA-BOOM... Air dan api muncrat ke udara, Royal Oak meledak!! Scapa Flow mendadak bangun. Semua kapal perusak (destroyer) menghidupkan mesin dan lampunya, menyorot kesana-sini. Dari jarak 200 m, Prien melihat mobil-mobil berlarian. 13 menit setelah terkena torpedo yang terakhir, Royal Oak tenggelam beserta 24 perwira dan 809 awaknya.
“Semua tabung torpedo telah kosong. Saya putuskan untuk mundur, antara lain karena menurut dugaan kami seorang pengendara mobil telah memergoki kami. Mobilnya berhenti didepan kami, kemudian berputar dan lari sekencang-kencangnya ke Scapa” tulis Prien dalam log book-nya. Pukul 01.28, dengan kedua mesin U-47 mengundurkan diri dan berhasil melewati Kirk Sound pada pukul 02.15. Sayang kapal yang dihancurkan cuma satu. Ternyata torpedo yang lain melenceng karena kecepatan dan derasnya arus.
Beberapa hari kemudian Berlin mengumumkan keberhasilan Prien, dan gemparlah dunia. Nama Gunther Prien menjdi sangat terkenal. Mitos Scapa Flow tidak tertembus, telah dipatahkan.
Pukul 11 pagi 17 Oktober 1939 U-47 tiba dengan selamat di pangkalan Wilhelmshaven. Gunther Prien beserta seluruh anak buahnya segera diterbangkan ke Kiel, dimana Groszadmiral Erich Reader menantikan mereka. Setelah itu dilanjutkan ke Berlin dimana Herr Fuhrer Hitler sendiri yang menganugerahkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes kepada Prien, Knight Cross pertama yang diberikan pada seorang komandan U-BOAT.
Sumber :
www.facebook.com
www.selkieman.co.uk
No comments:
Post a Comment