Kapal selam mini Jerman "Neger" bersama bawaan utamanya: torpedo
Walther Gerhold sebagai "Human Torpedo"
Walther Gerhold mengenakan seragam pelaut Jerman
Walther Gerhold tersenyum bangga untuk konsumsi Kriegsberichter tak lama setelah acara penganugerahan Ritterkreuz
Kini dia ke studio foto untuk diabadikan bersama medali bergengsi yang telah diraihnya. Tak lupa menyisipkan tanda tangan, kali-kali ada ABG berminat!
Walther Gerhold nyengeh kuda sebelum diturunkan ke permukaan lautan dengan torpedonya. Bisa dibilang bahwa dialah "human torpedo" paling terkenal dalam sejarah!
Walther Gerhold menerima medali Ritterkreuz dari tangan Admiral Hellmuth Heye tanggal 6 Juli 1944, hari yang sama dimana pada subuhnya dia berhasil melaksanakan tugasnya yang hampir-hampir mustahil!
Karl Dönitz (tengah) berfoto bersama dengan Admiral Hellmuth Heye (kiri) dan para pelaut Kriegsmarine, Juli 1944. Di sebelah kanan Dönitz (dengan Ritterkreuz di dadanya) adalah Marine-Schreiber-Obergefreiter Walther Gerhold yang merupakan anggota Kleinkampfverbände (unit kapal selam mini dengan satu awak)
Walther Gerhold sebagai "Human Torpedo"
Walther Gerhold mengenakan seragam pelaut Jerman
Walther Gerhold tersenyum bangga untuk konsumsi Kriegsberichter tak lama setelah acara penganugerahan Ritterkreuz
Kini dia ke studio foto untuk diabadikan bersama medali bergengsi yang telah diraihnya. Tak lupa menyisipkan tanda tangan, kali-kali ada ABG berminat!
Walther Gerhold nyengeh kuda sebelum diturunkan ke permukaan lautan dengan torpedonya. Bisa dibilang bahwa dialah "human torpedo" paling terkenal dalam sejarah!
Walther Gerhold menerima medali Ritterkreuz dari tangan Admiral Hellmuth Heye tanggal 6 Juli 1944, hari yang sama dimana pada subuhnya dia berhasil melaksanakan tugasnya yang hampir-hampir mustahil!
Karl Dönitz (tengah) berfoto bersama dengan Admiral Hellmuth Heye (kiri) dan para pelaut Kriegsmarine, Juli 1944. Di sebelah kanan Dönitz (dengan Ritterkreuz di dadanya) adalah Marine-Schreiber-Obergefreiter Walther Gerhold yang merupakan anggota Kleinkampfverbände (unit kapal selam mini dengan satu awak)
Oleh: Alif Rafik Khan
Walther Gerhold dilahirkan tanggal 8 Juni 1921 (persis di hari yang sama, mantan Presiden Indonesia Soeharto dilahirkan!) di Benolpe. Dia mendaftarkan diri di Kriegsmarine tahun 1940 di usianya yang ke-19 tahun. Setelah menyelesaikan pelatihan dasarnya, Gerhold ditugaskan di unit kapal torpedo Jerman (Torpedobooten) yang biasa berpatroli di selat Inggris.
Dalam beberapa kali pertempuran kecil melawan gunboat dan pos pertahanan pantai Inggris, Gerhold mendapat pengalaman tempurnya yang pertama. Bulan Juni 1941 Gefreiter Gerhold dianugerahi Eiserne Kreuz kelas ke-2 karena jasa-jasanya.
Tahun 1943 dia bergabung dengan Kleinkampfverbände (unit tempur kecil) yang baru didirikan. Setelah pelatihan yang intensif dan keras, tanggal 20 April 1944 Gerhold mendapat penempatan pertamanya di pelabuhan Nettuno. Disinilah dia menjalani tugas yang kemudian membuatnya terkenal: torpedo manusia! Fungsi 'senjata' semacam ini adalah sebagai penghancur kapal-kapal Sekutu yang disandarkan di pelabuhan atau sedang berlayar. Karena torpedo biasa susah untuk diandalkan dalam urusan beginian, maka entah siapa yang menggagasnya, para pengambil keputusan di Kriegsmarine memutuskan untuk memakai cara ekstrim: Torpedo yang dikendalikan langsung oleh manusia yang meluncur bersamanya! Berbeda dengan torpedo manusia Jepang (Kaiten) yang lebih berfungsi sebagai "sarana" bunuh diri, versi Jerman tidak mengharuskan si operatornya untuk ikut meledak bersama torpedo dan sasarannya, melainkan hanya mendekat dalam jarak tertentu saja untuk kemudian menyingkir setelah mengarahkan torpedo ke target yang dikehendaki.
Misi pertama Gerhold dengan unit barunya adalah operasi penyerangan kapal tanker milik Sekutu. Hasil dari misi ini adalah kegagalan: Dari 12 "human torpedo" yang diluncurkan, hanya 3 buah yang berhasil masuk wilayah musuh dan mendekati sasarannya. 9 sisanya ada yang tewas terkena ranjau laut, tertangkap oleh musuh atau gugur ditembaki kapal patroli yang lalu-lalang di jalan menuju ke target. Bagaimana dengan Gefreiter Gerhold? Dia cukup beruntung karena berhasil kembali ke pangkalannya. Atas prestasinya ini, tanggal 5 Mei 1944 dia mendapat medali Eiserne Kreuz kelas pertama.
Malam tanggal 5/6 Juli 1944, Gerhold mendapat penugasan yang kedua, yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan yang pertama. Kali ini dia harus menyusup ke "sarang" kapal-kapal Sekutu yang sedang berlabuh di pantai invasi Normandia (Pelabuhan Mulberry). Sebagai sarana pelepasan menuju ke sasaran, Gerhold diangkut menggunakan kapal selam mini Jerman yang hanya bisa memuat satu orang, "Neger" (Negro/Hitam) yang berpangkalan di pantai Atlantik Villers-sur-Mere. Bersama dengan 25 "Neger" lainnya, mereka melaksanakan operasi yang berbahaya tersebut.
Gerhold berhasil melewati kapal patroli musuh yang melintas tanpa terdeteksi, bahkan kini dia telah berada di tengah-tengah wilayah musuh, dengan di sekelilingnya kapal-kapal Sekutu bersandar dengan santainya, yakin bahwa tidak akan ada yang coba-coba mengganggu mereka. Belum tahu juga nih bule Depok, kalau ada odong-odong di dekat mereka!
Dengan tenang Gerhold melewatkan kesempatan untuk meledakkan kapal suplai, carrier atau kapal-kapal kecil lain. Itu bukanlah sasaran utamanya. Dia ingin kapal yang besar dan juga penting bagi musuh, agar "ngadon"-nya kesini tidak akan berakhir dengan kesia-siaan. Setelah mencari-cari, akhirnya dia menemukan sasarannya: Setelah tengah malam, tak lama setelah enam buah Destroyer musuh yang sedang bersandar mengendurkan pengamanannya, dia melihat hanya dalam jarak 800 meter sebuah cruiser besar (HMS Trollope). Gerhold mendekat sampai jarak 500 meter untuk kemudian say bye-bye kepada torpedo yang dilepaskannya ke arah target. Waktu berlalu seakan begitu lambatnya, dan 1 menit kemudian sebuah ledakan dahsyat membahana ketika torpedo Gerhold telah bertumbuk dengan bagian samping cruiser naas tersebut. DUARRRRR!!!
Dan neraka pun seakan lepas dari segelnya! Lampu sorot, teriakan-teriakan, kapal patroli, tembakan dan bom air seakan saling berlomba mencari-cari sumber biang kerok yang menyebabkan ledakan tersebut. Bisa dibilang bahwa selamat dari keadaan seperti itu adalah hil yang mustahal, tapi entah bagaimana Gerhold berhasil melakukannya! Dia tiba kembali di "Neger" yang menunggunya, cepat-cepat kabur dari situ dan dengan selamat sampai di pelabuhan Honfleur yang masih dikuasai Jerman tanggal 6 Juli 1944.
Sudah jelas prestasi seperti ini bukanlah hal yang biasa dan harus diganjar dengan selayaknya. Pangkat Gerhold langsung dinaikkan menjadi Marine-Schreiber-Obergefreiter, sekaligus menjadi orang pertama dari unitnya (Kleinkampf-Flotille 361) yang menerima medali bergengsi Ritterkreuz bulan Juli 1944.
Setelah perang usai dia banting haluan menjadi petugas polisi dan menjadi Polizeiobermeister di wilayah Bork yang menjadi bagian dari Lüdinghausen.
Sumber :
www.audiovis.nac.gov.pl
www.das-ritterkreuz.de
www.feldgrau.net
www.forum.axishistory.com
www.hotlinecy.com
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.strangevehicles.greyfalcon.us
No comments:
Post a Comment