Dokumen penganugerahan Ritterkreuz bagi Werner Hartenstein
Werner Hartenstein dalam salah satu acara perjamuan makan
Werner Hartenstein disambut dengan meriah sekembalinya dari sebuah patroli yang sukses
Werner Hartenstein bersama para kru U-156
Perhatikan posisi German Cross yang dikenakan oleh Werner Hartenstein ini, unik!
Werner Hartenstein
Inilah contoh seragam yang dikenakan oleh Werner Hartenstein, lengkap dengan segambreng penghargaan dan medali yang telah diraihnya
Werner Hartenstein
Surat yang dikirimkan Werner Hartenstein kepada sahabat dekatnya, Kliwon
U-156 dan U-506 sedang sibuk menyelamatkan para penumpang kapal Laconia yang tenggelam setelah diserang oleh Werner Hartenstein
Werner Hartenstein dalam salah satu acara perjamuan makan
Werner Hartenstein disambut dengan meriah sekembalinya dari sebuah patroli yang sukses
Werner Hartenstein bersama para kru U-156
Perhatikan posisi German Cross yang dikenakan oleh Werner Hartenstein ini, unik!
Werner Hartenstein
Inilah contoh seragam yang dikenakan oleh Werner Hartenstein, lengkap dengan segambreng penghargaan dan medali yang telah diraihnya
Werner Hartenstein
Surat yang dikirimkan Werner Hartenstein kepada sahabat dekatnya, Kliwon
U-156 dan U-506 sedang sibuk menyelamatkan para penumpang kapal Laconia yang tenggelam setelah diserang oleh Werner Hartenstein
Oleh : Alif Rafik Khan
Gustav Julius Werner Hartenstein (27 Februari 1908 - 8 Maret 1943, anak dari seorang industrialis kaya) memulai karir di Angkatan Laut dari bulan April 1928. Dia bertugas selama beberapa tahun di kapal penjelajah ringan Karlsruhe dan juga di beberapa kapal torpedo lainnya. Dia berhasil menjalani 65 patroli selama tahun-tahun pertama Perang Dunia II. Pada bulan Maret 1941 dia ditransfer ke pasukan U-boat yang sedang naik daun.
Pada tanggal 4 September 1941 dia ditugaskan untuk menjadi komandan U-156. Dalam patroli keduanya dia menyerang sebuah tempat penyulingan di Aruba dengan tembakan senapan mesin. Dalam patroli keempatnya dia terlibat dalam sebuah insiden yang kemudian terkenal sebagai Insiden Laconia. Seperti apakah insiden tersebut? Mari kita nyuksruk ke TKP:
Jam 22.00, 12 September 1942. Kapal selam Jerman U-156 sedang berpatroli di Atlantik Selatan di lepas pantai sebuah tonjolan yang terletak di tengah-tengah Afrika antara Liberia dengan Pulau Ascension. Dengan melihat melalui periskop andalannya, Werner Hartenstein memergoki sebuah kapal Sekutu yang sedang berlayar sendirian. Dia lalu memutuskan untuk tidak melewatkan kesempatan ini dan menyerang!
Tak lama, sebuah torpedo meluncur dari U-156 dan dengan telak menghantam kapal sasarannya yang berbobot 20.000 ton. Sudah tentu ledakan dahsyat terjadi, dan segera menghantar kapal tersebut ke dasar lautan. Kegembiraan Hartenstein atas tambahan jumlah kills-nya ini hanya sebentar saja, dan berganti dengan kengerian: Setelah menyembulkan kapalnya ke permukaan dengan harapan menemukan perwira senior yang masih selamat demi mencari bocoran informasi intelijen, dia terkejut begitu mendapati bahwa di sekeliling kapal, lebih dari 2.000 orang mengambang dan berteriak-teriak meminta pertolongan! Ternyata yang dia jadikan sasaran bukanlah kapal barang seperti biasanya, melainkan kapal penumpang bernama Laconia keluaran White Star Liner. Tanpa diketahui oleh Hartenstein, Laconia tak hanya membawa awak kapalnya yang berjumlah 136 orang, tapi juga 80 wanita dan anak-anak Inggris, 268 prajurit Inggris, 160 prajurit Free Polish Corps, dan 1.800 tawanan perang Italia!
Shock atas begitu banyaknya manusia yang terombang-ambing di permukaan laut, Hartenstein buru-buru memerintahkan operasi penyelamatan terhadap mereka. Tak lama dek U-156 telah disesaki oleh lebih dari 200 orang penumpang yang selamat, termasuk lima orang wanita dan tambahan 200 orang lagi yang ditarik menggunakan perahu sekoci. Hartenstein juga langsung menghubungi markas besar U-boat di Hamburg untuk meminta tambahan bantuan demi menolong sisa-sisa penumpang yang masih berada di air. Kepala Operasi U-boat, Admiral Karl Dönitz (nanti dia menjadi panglima Angkatan Laut Nazi, juga selama beberapa saat menggantikan Hitler sebagai Führer Jerman) memerintahkan segera dua kapal selam yang lokasinya paling dekat untuk meluncur ke lokasi.
Tak hanya itu yang dilakukan oleh Hartenstein. Dia mengirim pesan dengan bahasa Inggris ke setiap kapal yang berada tidak jauh dari situ untuk meminta pertolongan, sekaligus memberitahu posisi kapalnya berada! Dia berjanji tidak akan menyerang setiap kapal yang datang untuk tujuan membantu. U-156 tetap berada di lokasi tenggelamnya Laconia selama dua setengah hari selanjutnya. Tak lama sebelum tengah hari tanggal 15 September, akhirnya datang bantuan pertama: U-506 di bawah pimpinan Erich Würdemann, dan beberapa jam kemudian hadir pula U-507 dengan kaptennya Harro Schacht dan kapal selam Italia Cappellini. Keempat kapal selam tersebut lalu beriringan menuju pantai Afrika dengan deknya dipenuhi oleh manusia, belum lagi belasan kapal penyelamat yang ditarik dengan tambang (kebayang kan pemandangannya kayak gimana?). Mereka lalu bertemu dengan kapal-kapal perang Vichy Prancis yang telah dikirimkan dari Senegal dan Dahomey (sekarang Benin).
Sayangnya, operasi penyelamatan yang telah dilakukan mati-matian oleh Werner Hartenstein ini tidaklah berakhir dengan happy ending layaknya film-film India. Esok paginya, sebuah pesawat bomber B-24 Amerika yang sedang berpatroli di sekitar pulau Ascension memergoki keempat kapal tersebut, yang kini telah dilengkapi dengan bendera palang merah yang dibentangkan di atas dek senjatanya. Hartenstein memberi sinyal pada sang pilot untuk meminta bantuan. Letnan James D. Harden dari USAAF lalu berbalik sekaligus memberitahu pangkalannya akan situasi yang kini dihadapinya. Perwira senior yang bertugas di hari itu, Kapten Robert C. Richardson III hanya mempunyai dua pilihan: Membiarkan gerombolan U-boat itu pergi, yang sama saja dengan memberi mereka kesempatan untuk menenggelamkan lebih banyak kapal Sekutu di masa depan; atau memerintahkan B-24 untuk menyerang, yang sekaligus berarti pula maut bagi banyak penumpang Laconia yang menumpuk di dek dan sekoci!
"Sungsebkan kapal selam musuh!" Itulah perintah yang dikeluarkannya...
Setelah menerima perintah tersebut, Harden langsung berbalik ke lokasi 'penampakan', dan segera menyerang dengan bom dan depth charges (bom kedalaman). Salah satunya mendarat dengan telak di salah satu sekoci yang sedang ditarik oleh U-156, sementara yang lain menghantam sang kapal selam itu sendiri. Mendapat serangan sebegitu rupa, Hartenstein tidak mempunyai pilihan lain selain buru-buru menyelam ke dasar laut, sementara deknya masih dipenuhi orang, dan belum lagi perahu-perahu penyelamat yang tersambung dengan tambang! U-156 segera menyelam dan berhasil meloloskan diri. Ratusan dari penumpang Laconia yang telah dengan susah payah diselamatkan itu kini hilang ditelan samudera, meskipun 1.100 di antaranya berhasil diselamatkan kembali oleh kapal perang Prancis yang datang tidak lama kemudian. Seorang pelaut asal Afrika Selatan, Tony Large, menghabiskan waktu 39 hari di tengah samudera sebelum akhirnya diselamatkan!
Insiden ini, yang kemudian dikenal dengan nama Insiden Laconia, ternyata mempunyai konsekwensi yang berdampak jauh. Sampai saat itu adalah suatu hal yang biasa bagi para awak kapal selam Jerman untuk membantu orang-orang yang selamat dari kapal yang ditenggelamkannya dengan makanan, air dan juga arah ke daratan terdekat. Tapi begitu mendengar bahwa U-boatnya telah diserang ketika sedang dalam operasi penyelamatan padahal telah membawa bendera palang merah, Dönitz memberi perintah bahwa mulai saat itu setiap usaha penyelamatan DILARANG untuk dilakukan, dan setiap kru kapal musuh yang selamat dibiarkan untuk tetap berada di lautan. Insiden Laconia ini juga dijadikan alasan oleh para jaksa Sekutu dalam Pengadilan Nürnberg tahun 1946 untuk mendakwa Dönitz dengan tuduhan kejahatan perang, padahal jelas-jelas satuan kapal selam Amerika yang beroperasi di Pasifik pun menjalankan instruksi yang serupa dengan yang diterapkan oleh Dönitz! Akibatnya, dia terpaksa menjalani hukuman penjara selama 11,5 tahun...
Kembali kepada Werner Hartenstein. Enam bulan setelah peristiwa tersebut, tepatnya tanggal 8 Maret 1943, U-156 mendapat serangan depth charges dari bomber Amerika lainnya ketika sedang berpatroli di sebelah timur Barbados. Kapal selam tersebut tenggelam, dan semua awak kapalnya musnah, termasuk sang kapten Hartenstein.
Komando U-boat :
U-156 4 September 1941 - 8 Maret 1943 - 5 patroli (294 hari)
Pangkat :
1 Januari 1930 Fähnrich zur See
1 April 1932 Oberfähnrich zur See
1 Oktober 1932 Leutnant zur See
1 September 1934 Oberleutnant zur See
1 Juni 1937 Kapitänleutnant
1 Juni 1942 Korvettenkapitän
Prestasi :
20 kapal ditenggelamkan dengan total tonase 97.504 GRT
3 kapal dirusakkan dengan total tonase 18.811 GRT
1 kapal perang dirusakkan dengan total tonase 1.190 ton
Penghargaan :
6 Juni 1939 Spanish Cross in Bronze without Swords
26 Oktober 1939 The Return of Memel Commemorative Medal
16 November 1939 Iron Cross kelas ke-2
27 April 1940 Iron Cross kelas ke-1
2 Februari 1942 German Cross in Gold
17 Maret 1942 U-boat War Badge
17 September 1942 Knight's Cross
Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.german-uboats.com
www.uboat.net
www.wernerhartenstein.tripod.com
1 comment:
salute for him!
Post a Comment