Foto
berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun
1942, dan memperlihatkan siluet para personil U-boat saat bertugas di
“Brückenwache” (Pengawas Jembatan) ketika lautan sedang bergelora.
Kondisi samudera semacam ini dapat memberikan ancaman tersendiri bagi
para Pengawas Jembatan bila dia tidak memperhitungkan tinggi ombak yang
datang. Pengawasan keadaan sekitar di ruang terbuka seperti ini adalah
salah satu tugas awak U-boat yang paling penting. Memperhatikan empat
penjuru mata angin bagaikan sebuah "tugas suci", dimana nasib dan
kesuksesan kapal selam tergantung padanya. Kecerobohan dalam hal ini
dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Pengawas Jembatan biasanya
terdiri dari empat orang: satu perwira dan seorang lagi berdiri
menghadap ke depan di menara pengawas, sementara satu bintara dan
seorang lagi di belakang mereka. Dengan menggunakan teropong, setiap
petugas jaga harus mengamati sektor bagian mereka yang telah ditentukan
tanpa terhenti. Tiap lima menit sekali, masing-masing petugas harus
memberikan laporan bahwa “Sektor ist frei melden” (sektor clear), bila
memang begitu keadaannya. Peraturan melarang keras adanya percakapan
antar petugas jaga. Laporan pengawasan harus dibuat dalam bahasa yang
jelas dan tepat guna sambil menunjukkan jari ke arah yang dimaksud.
Petugas jaga juga dilarang untuk merokok saat bertugas. Di wilayah
dimana diperkirakan tak ada ancaman dari udara, awak U-boat lain
diperbolehkan untuk ikut nongol di menara pengawas, sekedar untuk
merokok, tapi tidak boleh lebih dari dua orang dalam sekaligus (di luar
dari empat orang lain yang bertugas jaga). Di malam hari, merokok di
menara pengawas sama sekali terlarang. Brückenwache diharapkan untuk
lebih waspada lagi di wilayah-wilayah dimana potensi ancamannya sangat
besar (Bay of Biscay dan Laut Utara), serta dalam situasi-situasi
khusus. Termasuk diantara yang terakhir adalah saat kapal berhenti,
senjata dek digunakan, berpapasan dengan kapal selam lain, serta
dilamgsungkannya interogasi awak kapal musuh yang selamat. Pada
saat-saat semacam ini, perhatian Brückenwache dengan mudah dapat
teralihkan, sehingga berakibat pada terpecahnya konsentrasi. Bahaya
serangan dadakan muncul terutama pada situasi tersebut. Karena efek
cahaya matahari yang menyilaukan, para Petugas Jaga juga diwajibkan
untuk mengenakan kacamata hitam ketika sang surya berada di kuadran
mereka. Para petugas ini diganti setiap dua atau empat jam sekali,
dengan interval masa pergantian tiap lima menit selama satu jam penuh.
Hal ini untuk mencegah agar tidak terlalu banyak orang berada di menara
pengawas saat tiba-tiba harus menyelam (crash dive), dan juga untuk
memberi waktu bagi Petugas Jaga yang baru untuk beradaptasi dengan
kegelapan atau cahaya. Khusus untuk malam hari, 15 menit sebelum waktu
pergantian, Petugas Jaga baru terlebih dahulu memakai kacamata infra
merah di bawah dek. Petugas Jaga lama hanya boleh pergi manakala yang
menggantikannya sudah beradaptasi selama beberapa menit dengan
lingkungan sekitarnya. Peraturan mensyaratkan bahwa Perwira Pengawas dan
Petugas Jaga terbaik bekerja di waktu-waktu yang dianggap paling
berbahaya. Penugasan Petugas Jaga sendiri merupakan kewenangan penuh
dari kapten kapal. Saat laut bergelora dengan ombak tinggi mencapai
menara pengawas, pekerjaan pengawasan semacam ini menjadi sebuah tugas
yang menuntut kemampuan maksimal dari para awak U-boat. Bila angin,
udara dingin, hujan atau kabut ikut hadir, maka orang-orang ini
kadangkala sudah dalam keadaan lelah luar biasa saat tiba waktunya untuk
diganti. Dalam kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut, sang kapten
biasanya memerintahkan para Petugas Jaga untuk memakai sabuk pengaman,
yang dapat mencegah mereka terbawa ombak besar. Sabuk ini hanya bisa
dilepas juga atas perintah kapten. Pintu keluar di menara pengawas
selalu dalam keadaan tertutup apabila ombak sedang tinggi agar air tidak
masuk ke dalam. Tanpa Brückenwache yang efisien, maka sebuah U-boat
mempunyai kemungkinan yang kecil untuk selamat atau sukses dalam misinya
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap
Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap
Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.3 - 2008
No comments:
Post a Comment