VOLKSDEUTSCHE BESSARABIA
Setelah
Tentara Merah Soviet menguasai wilayah Bessarabia pada tahun 1940,
sebuah perjanjian tercipta antara Jerman dengan Uni Soviet (saat itu
masih belum berperang), mengenai masalah relokasi orang-orang keturunan
Jerman di wilayah tersebut ke Reich. Serbia, yang saat itu juga masih
berteman dengan Jerman, membantu dengan menyediakan tempat penampungan
sementara. Foto ini memperlihatkan saat Komisaris Persatuan Kultural
Jerman-Swabia, Dr. Sepp Janko, memberikan pidato kepada rekan-rekan
sebangsanya di sebuah kamp pengungsi di dekat Zemun, Yugoslavia, musim
gugur tahun 1940. Di belakangnya adalah sebuah bendera hitam besar yang
berisikan simbol-simbol pagan khas Nazi, dari kiri ke kanan: Wolfsangel
(kebebasan), sekop (kerja keras), dan rune pria (kehidupan). Berdiri di
dekat panggung adalah para etnis Jerman lokal, dengan anak-anak mereka
yang memakai seragam hitam-putih dan memegang instrumen musik layaknya
anggota Hitlerjugend. Saat tiba di Reich, para pengungsi ini kemudian
menjadi obyek dari kontrol politik penguasa, dan sebagian besar
dipekerjakan sebagai buruh kasar (dengan pria-pria dewasanya direkrut
serta dikirim ke medan tempur). Dua tahun kemudian, Dr. Janko dan para
pendukungnya juga "dipaksa" untuk memakai seragam Wehrmacht dan
berangkat berperang - melawan negara yang pernah menampungnya:
Yugoslavia
-----------------------------------------------------------------------------------
VOLKSDEUTSCHE POLANDIA
-----------------------------------------------------------------------------------
VOLKSDEUTSCHE POLANDIA
Dalam
apa yang dinamakan sebagai "Koridor Polandia" di Tucheler Heide
(wilayah diantara Tuchel dan Graudenz), bermukim banyak Volksdeutsche,
yaitu etnis Jerman yang tinggal di
luar negeri. Foto ini memperlihatkan saat Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan
diri untuk berhenti dari perjalanannya di wilayah tersebut pada tanggal 6
September 1939 untuk menyapa warga etnis Jerman yang tinggal disana.
Warga setempat tentu saja sangat terkejut dan tidak menyangka jika "Sang
Penyelamat Jerman" kini tiba-tiba berada begitu dekat dengan mereka!
Sebagian dari mereka begitu gembira bertemu dengan
Führer-nya sehingga sampai meneteskan air mata. Momen ini dengan jeli
dimanfaatkan oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler, yang
kemudian mengambil foto diatas dan menampilkannya dalam bukunya yang
berjudul "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen"
(Peperangan Akbar Jerman Melawan Polandia) dengan teks tambahan yang
menyatakan bahwa mereka begitu bahagia karena telah dilepaskan dari
tirani orang-orang Polandia selama bertahun-tahun. Di tengah adalah
SS-Standartenführer Johann "Hans" Rattenhuber (Kommandeur
Reichssicherheitsdienst), sementara perwira Luftwaffe di sebelah kanannya yang tertutup mukanya adalah Generalmajor
Karl-Heinrich Bodenschatz (Verbindungsoffizier zwischen dem
Oberbefehlshaber der Luftwaffe und dem Führerhauptquartier)
Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan
diri untuk menyapa etnis Jerman di perantauan (Volksdeutsche) dalam
perjalanannya melintasi Tucheler Heide (wilayah diantara Tuchel dan
Graudenz), Polandia, 6 September 1939. Untuk identifikasi foto bawah:
Perwira di belakang Hitler yang cemong wajahnya akibat asap dan debu
perjalanan adalah SS-Gruppenführer Julius Schaub (Adjutant der SS beim
Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), sementara yang berdiri
di tengah adalah SS-Standartenführer Johann "Hans" Rattenhuber
(Kommandeur Reichssicherheitsdienst). Perwira Luftwaffe yang tersenyum lepas di kanan Rattenhuber adalah Generalmajor
Karl-Heinrich Bodenschatz (Verbindungsoffizier zwischen dem
Oberbefehlshaber der Luftwaffe und dem Führerhauptquartier). Foto oleh Heinrich Hoffmann
Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan
diri untuk menyapa etnis Jerman di perantauan (Volksdeutsche) dalam
perjalanannya melintasi Tucheler Heide (wilayah diantara Tuchel dan
Graudenz), Polandia, 6 September 1939. Seorang wanita tua menyerahkan
buket bunga dadakan - yang langsung diteruskan oleh Hitler kepada
pesuruhnya (berpangkat SS-Hauptscharführer) yang berada di belakang.
Berdiri di tengah adalah Hauptmann Gerhard Engel (Adjutant des Heeres
beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), sementara di
sebelah kirinya adalah SS-Gruppenführer Dr.rer.pol. Otto
Dietrich (Reichspressechef der NSDAP und Staatssekretär im
Reichsministerium für Volksaufklärung und Propaganda). Meskipun tidak
berperang sebagai perwira aktif dalam Perang Dunia II, tapi Dietrich
adalah mantan prajurit Jerman dalam Perang Dunia I, dan di kancah
tersebut dianugerahi Eisernes Kreuz I.Klasse (seperti yang terlihat
dalam foto hasil jepretan Heinrich Hoffmann ini)
Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) disambut dengan
meriah oleh warga Volksdeutsche saat tiba di lapangan udara Maslow
(Polandia), tanggal 10 September
1939. Volksdeutsche adalah etnis Jerman yang tinggal di perantauan, dan
banyak dari mereka yang menetap di Polandia Barat karena sebelumnya
wilayah tersebut merupakan bagian dari Kekaisaran Jerman. Ketika pasukan
Nazi menyerbu Polandia pada bulan September 1939, sebagian
Volksdeutsche ini membantu para prajurit Wehrmacht secara langsung
dengan jalan mensabotase fasilitas publik serta melakukan kekerasan
terhadap warga etnik Polandia yang tinggal bersama dengan mereka. Yang
paling militan diantaranya kemudian membentuk milisi yang dinamakan
sebagai Selbstschutz. Organisasi ad-hoc ini nantinya dibubarkan pada
awal tahun 1940 dan anggota-anggotanya disebar di Wehrmacht dan
Waffen-SS
Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) disambut dengan
meriah oleh warga Volksdeutsche (bangsa Jerman yang tinggal di luar
negeri) saat tiba di lapangan udara Maslow (Polandia), 10 September
1939. Di tengah adalah Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur
Führer-Begleit-Bataillon) yang bertanggungjawab terhadap keamanan sang
Führer selama kunjungannya ke Polandia (4-26 September 1939 dan 5
Oktober 1939). Pada tanggal 10 September 1939 Hitler berkunjung ke
Opole/Oppeln, Końskie dan Kielce, sementara pada 11 September dia berada
di Tomaszów dan Illnau
-----------------------------------------------------------------------------------
VOLKSDEUTSCHE YUGOSLAVIA
Divisi Prinz Eugen dibentuk pada bulan Maret 1942 dengan anggotanya kebanyakan adalah Volksdeutsche (keturunan Jerman yang tinggal di luar negeri) dari wilayah Yugoslavia dan Banat (bagian dari Vojvodina). Foto di atas memperlihatkan Volksdeutsche anggota militer Yugoslavia yang menyerah saat Jerman menyerbu negara tersebut. Mereka memakai armband swastika di lengannya dengan tujuan agar bisa dilepaskan secepatnya dari kamp tawanan
Etnis Jerman asal Kroasia, yang merupakan anggota Batalyon Disposisi dari SE "Prinz Eugen", bergerak melewati sebuah desa di Yugoslavia pada tahun 1942. Mereka mengenakan seragam Jerman dengan insignia layaknya SS - unit yang nantinya akan dimasuki oleh sebagian besar dari mereka, lebih tepatnya, pada divisi yang baru dibentuk yang mempunyai nama sama, Prinz Eugen (Divisi SS ke-7). Prajurit di belakang membawa serta senapan mesin tua ZB vz. 26 buatan Cekoslowakia, sementara sang perwira yang berjalan paling depan bersenjatakan senapan mesin MP 35 Jerman - yang memang banyak digunakan dalam peperangan melawan Partisan Yugoslavia. Perhatikan pula kendaraan tempur hasil modifikasi dengan bentuk tidak biasa yang ikut nongtot dalam foto ini. Hebatnya, kendaraan "antah berantah" ini nantinya mampu bertahan sampai akhir perang!
Otto dan Stefan Bayer, etnis Jerman dari Novi Sad (Serbia), berpose bersama ibu tercinta mereka. Tak seperti kebanyakan Volksdeutsche lainnya yang berasal dari Yugoslavia, kedua bersaudara ini tidak direkrut kedalam salah satu divisi SS lokal, melainkan dikirim jauh ke utara di Finlandia untuk bergabung bersama dengan 6. SS-Gebirgs-Division "Nord". Otto mengakhiri perang sebagai tawanan Soviet, sementara Stefan gugur pada tahun 1944. Kini keturunan mereka juga tinggal di kota yang sama, Novi Sad, sebagai seniman dan penganut Kristen Ortodoks. Foto diambil di kota Serbia tersebut pada tahun 1943/1944
-----------------------------------------------------------------------------------
RITTERKREUZTRÄGER
-----------------------------------------------------------------------------------
VOLKSDEUTSCHE YUGOSLAVIA
Divisi Prinz Eugen dibentuk pada bulan Maret 1942 dengan anggotanya kebanyakan adalah Volksdeutsche (keturunan Jerman yang tinggal di luar negeri) dari wilayah Yugoslavia dan Banat (bagian dari Vojvodina). Foto di atas memperlihatkan Volksdeutsche anggota militer Yugoslavia yang menyerah saat Jerman menyerbu negara tersebut. Mereka memakai armband swastika di lengannya dengan tujuan agar bisa dilepaskan secepatnya dari kamp tawanan
Etnis Jerman asal Kroasia, yang merupakan anggota Batalyon Disposisi dari SE "Prinz Eugen", bergerak melewati sebuah desa di Yugoslavia pada tahun 1942. Mereka mengenakan seragam Jerman dengan insignia layaknya SS - unit yang nantinya akan dimasuki oleh sebagian besar dari mereka, lebih tepatnya, pada divisi yang baru dibentuk yang mempunyai nama sama, Prinz Eugen (Divisi SS ke-7). Prajurit di belakang membawa serta senapan mesin tua ZB vz. 26 buatan Cekoslowakia, sementara sang perwira yang berjalan paling depan bersenjatakan senapan mesin MP 35 Jerman - yang memang banyak digunakan dalam peperangan melawan Partisan Yugoslavia. Perhatikan pula kendaraan tempur hasil modifikasi dengan bentuk tidak biasa yang ikut nongtot dalam foto ini. Hebatnya, kendaraan "antah berantah" ini nantinya mampu bertahan sampai akhir perang!
Otto dan Stefan Bayer, etnis Jerman dari Novi Sad (Serbia), berpose bersama ibu tercinta mereka. Tak seperti kebanyakan Volksdeutsche lainnya yang berasal dari Yugoslavia, kedua bersaudara ini tidak direkrut kedalam salah satu divisi SS lokal, melainkan dikirim jauh ke utara di Finlandia untuk bergabung bersama dengan 6. SS-Gebirgs-Division "Nord". Otto mengakhiri perang sebagai tawanan Soviet, sementara Stefan gugur pada tahun 1944. Kini keturunan mereka juga tinggal di kota yang sama, Novi Sad, sebagai seniman dan penganut Kristen Ortodoks. Foto diambil di kota Serbia tersebut pada tahun 1943/1944
-----------------------------------------------------------------------------------
RITTERKREUZTRÄGER
Leutnant Friedrich Bausch (6 Agustus 1915 - 21 April 1971)
lahir di Schluckenau/Bohemia ketika wikayahnya masih menjadi bagian
dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Beberapa tahun kemudian tempat
kelahirannya menjadi bagian dari Cekoslowakia dan Bausch menjadi seorang
Volksdeutsche (Jerman Perantauan). Ketika Nazi Jerman menganeksasi
negaranya pada tahun 1938, Bausch otomatis menjadi warga negara Jerman
yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Wehrmacht, dan dia memilih
Luftwaffe. Dalam Perang Dunia II dia terlibat dalam banyak aksi
pertempuran, diantaranya yang paling menonjol adalah Pertempuran Kreta,
Unternehmen Barbarossa, Pengepungan Leningrad, Pertempuran Sisilia,
Pertempuran Monte Cassino, Pertempuran Normandia, Operation Cobra,
Pertempuran Ardennes, dan Kantong Ruhr. Dia dianugerahi Ritterkreuz des
Eisernen Kreuzes pada tanggal 12 Maret 1945 sebagai Leutnant dan Führer
3.Kompanie /
Fallschirm-Pionier-Bataillon 5 / 5.Fallschirmjäger-Division /
LXVI.Armeekorps / 5.Panzerarmee. Setelah perang usai dia menjadi ayah
dari tiga orang anak dan bekerja di tempat penyewaan mobil. Medali dan
penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (Januari
1942) und I.Klasse (Maret 1942); Fallschirmschützenabzeichen;
Erdkampfabzeichen der Luftwaffe; Nahkampfspange in Silber; serta
Deutsches Kreuz in Gold (1 Januari 1945)
Sumber :
Buku "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen" karya Heinrich Hoffmann
Buku "Mit Hitler in Polen" karya Heinrich Hoffmann
www.bandenkampf.blogspot.com
www.das-ritterkreuz.de
No comments:
Post a Comment