Awak
mortir Waffen-SS sedang beraksi di parit perlindungan mereka di waktu
malam. Tidak diketahui apakah foto ini diambil pada saat latihan atau
sewaktu perang beneran, yang jelas penembakan artileri di waktu malam
lebih sulit karena gelapnya malam membuat penentuan target menjadi tidak
"seterang benderang" saat siang. Tampaknya mortir yang digunakan
berasal dari jenis Granatwerfer 34
Flak (senjata anti pesawat) Berat Luftwaffe sedang beraksi menembak target mereka di waktu malam. Schwere Flak biasanya terdiri dari meriam 88mm (yang luar biasa efektif) yang disetting mode anti pesawat (karena bisa juga digunakan untuk target darat). Pada tahun 1942 lebih dari 15.000 meriam 88mm telah disebar di seantero daratan Eropa yang membentang bagaikan sabuk dari Belanda sampai ke Jerman dengan kerapatan 20km. banyak baterai flak yang dikendalikan oleh radar dan bekerja bersama-sama dengan lampu sorot pencari. Flak-flak ini menjadi mimpi buruk bagi awak pembom musuh karena kedatangannya yang mendadak dan tak terlihat. Seandainya sang pilot bisa menghindari ledakan di depannya, maka dia dapat dengan mudahnya dihadang oleh ledakan demi ledakan lagi yang masih "satu set" dengan ledakan sebelumnya. Di siang hari ledakannya terlihat menyebarkan asap hitam dengan bagian tengah merah, sementara di waktu malam ledakannya menyebarkan paduan cahaya kuning dan merah yang cepat menghilang. Ketika sebuah pesawat terkena oleh ledakan semacam ini, maka biasanya pecahannya menembus seantero badan pesawat dan merobek apapun yang menghalanginya, termasuk bagian tubuh manusia. Bila terkena secara telak, maka pesawat akan bergoyang hebat, asap memenuhi kabin, awak yang terkena pecahan ledakan menjerit kesakitan, dan kecepatan melambat atau bahkan berhenti sama sekali untuk kemudian meluncur turun tak terkendali. Kadangkala sayap pesawat patah atau terlipat, atau kadang juga si pesawat malang kemudian menghilang dalam api ledakan dan hancur berkeping-keping. Bila cukup beruntung, maka pesawat masih bisa mengeluarkan bom bawaannya atau dibawa kembali ke pangkalannya walaupun dalam keadaan carut marut. Tapi cobaan belum berhenti disini, karena seringkali si pesawat berhasil kembali hanya untuk hancur saat berusaha mendarat dengan kondisi mesin macet atau alat pendarat tidak berfungsi
Sebuah Panzerkampfwagen VI Königstiger dari Panzer-Ersatz-Abteilung 500 (Detasemen Tank Pelatihan dan Pengganti 500) yang bermarkas di Paderborn bergerak melintasi sebuah jalan di waktu malam di tahun 1943, tampaknya dalam sebuah acara parade. Tank berat satu ini menggunakan bahan bakar gas batubara cair dan dilengkapi dengan empat buah tabung gas yang ditempatkan di bagian belakang
Flak (senjata anti pesawat) Berat Luftwaffe sedang beraksi menembak target mereka di waktu malam. Schwere Flak biasanya terdiri dari meriam 88mm (yang luar biasa efektif) yang disetting mode anti pesawat (karena bisa juga digunakan untuk target darat). Pada tahun 1942 lebih dari 15.000 meriam 88mm telah disebar di seantero daratan Eropa yang membentang bagaikan sabuk dari Belanda sampai ke Jerman dengan kerapatan 20km. banyak baterai flak yang dikendalikan oleh radar dan bekerja bersama-sama dengan lampu sorot pencari. Flak-flak ini menjadi mimpi buruk bagi awak pembom musuh karena kedatangannya yang mendadak dan tak terlihat. Seandainya sang pilot bisa menghindari ledakan di depannya, maka dia dapat dengan mudahnya dihadang oleh ledakan demi ledakan lagi yang masih "satu set" dengan ledakan sebelumnya. Di siang hari ledakannya terlihat menyebarkan asap hitam dengan bagian tengah merah, sementara di waktu malam ledakannya menyebarkan paduan cahaya kuning dan merah yang cepat menghilang. Ketika sebuah pesawat terkena oleh ledakan semacam ini, maka biasanya pecahannya menembus seantero badan pesawat dan merobek apapun yang menghalanginya, termasuk bagian tubuh manusia. Bila terkena secara telak, maka pesawat akan bergoyang hebat, asap memenuhi kabin, awak yang terkena pecahan ledakan menjerit kesakitan, dan kecepatan melambat atau bahkan berhenti sama sekali untuk kemudian meluncur turun tak terkendali. Kadangkala sayap pesawat patah atau terlipat, atau kadang juga si pesawat malang kemudian menghilang dalam api ledakan dan hancur berkeping-keping. Bila cukup beruntung, maka pesawat masih bisa mengeluarkan bom bawaannya atau dibawa kembali ke pangkalannya walaupun dalam keadaan carut marut. Tapi cobaan belum berhenti disini, karena seringkali si pesawat berhasil kembali hanya untuk hancur saat berusaha mendarat dengan kondisi mesin macet atau alat pendarat tidak berfungsi
Sebuah Panzerkampfwagen VI Königstiger dari Panzer-Ersatz-Abteilung 500 (Detasemen Tank Pelatihan dan Pengganti 500) yang bermarkas di Paderborn bergerak melintasi sebuah jalan di waktu malam di tahun 1943, tampaknya dalam sebuah acara parade. Tank berat satu ini menggunakan bahan bakar gas batubara cair dan dilengkapi dengan empat buah tabung gas yang ditempatkan di bagian belakang
1944: Fahnenjunker-Oberfeldwebel Richard Löfgen (Flugzeugführer) menyambut Staffelkapitän-nya, Leutnant Klaus Bretschneider, saat baru pulang dari misi tempur malam menggunakan pesawat Focke-Wulf F190 A7. Mereka berdua berasal dari 5.(Sturm)Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 300 (JG 300) "Wilde Sau". Keduanya adalah jagoan udara Luftwaffe, dimana Löfgen mengemas 12 buah kemenangan udara, sementara Bretschneider 34 buah. Sang Staffelkapitän juga merupakan seorang Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz), yang diraihnya pada tanggal 18 November 1944
Lampu sorot Jerman beraksi memburu pesawat-pesawat Sekutu
Tawanan perang Jerman yang ditangkap oleh pasukan Amerika
Tawanan perang Jerman yang ditangkap oleh pasukan Amerika
Penggunaan Scherenfernrohr dalam pertempuran malam di Rusia (1943). Seorang Oberleutnant tampak sedang mengarahkan Scherenfernrohr-nya, sementara operator radio yang memakai zeltbahn sibuk ngadu huntu di feldtelefon
Awak lampu sorot Jerman sedang beraksi, sebuah alat pencari suara dapat kita lihat di latar belakang
Awak lampu sorot Jerman sedang beraksi, sebuah alat pencari suara dapat kita lihat di latar belakang
Sumber :
Buku "Nachtjagd: Defenders of the Reich 1940-1943" karya Martin W. Bowman
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi US National Archives and Records Administration (NARA)
www.archives.govwww.en.wikipedia.org
No comments:
Post a Comment