Sunday, December 20, 2009

Heinrich Boere (1921- ), Tertuduh Penjahat Perang Nazi Dari Waffen-SS!

Mantan anggota sukarelawan SS Heinrich Boere, difoto di depan rumahnya di Eschweiler, Jerman, tahun 2003, 6 tahun sebelum disidang dalam pengadilan penjahat perang


Teun de Groot memperlihatkan foto ayahnya, juga bernama Teun de Groot (kiri), sementara di kanannya adalah foto keluarga besar De Groot. Ayah De Groot dibunuh oleh Heinrich Boere bulan September tahun 1944


Seorang mantan anggota Waffen-SS yang fanatik berusia 88 tahun pimpinan Adolf Hitler diajukan ke pengadilan, Rabu (28/10) atas tiga tuduhan membunuh semasa perang terhadap tiga warga sipil di Belanda.

Heinrich Boere (lahir 27 September 1921) mengaku telah melakukan tiga pembunuhan kepada pihak berwenang Belanda ketika dia berada dalam tahanan setelah perang tapi berhasil menghindari hukuman selama beberapa dasawarsa -- pertama kabur dari Belanda sebelum ia dapat diseret ke pengadilan, kemudian berhasil menghindari tuduhan-tuduhan di Jerman.

Teriakan-teriakan “kaum Nazi keluar, tidak ada fasis di sini” pecah di ruang pengadilan ketika dua pria memakai busana gaya neo-Nazi berwarna hitam masuk dan mengambil tempat duduk di belakang.

Setelah beberapa menit, setiap orang duduk dan sidang dimulai. Teun de Groot, putra salah seorang korban Boere dan temannya sesama penggugat, memandang lama dan tajam ke arah Boere, yang duduk di ruang sidang menggunakan kursi roda.

Menjelang dimulainya sidang, de Groot menjelaskan kepada para wartawan dia berharap Boere dihukum. “Saya berada dalam suasana hati yang tenang dan saya merasa bagaikan sidang itu berakhir dengan hasil yang baik,” katanya.

Diluar gedung pengadilan, sejumlah pemrotes mengacungkan dua spanduk warna hitam yang bertuliskan “Tidak ada damai bagi para penjahat Nazi” dan “Jangan Ampuni. Jangan Lupa”.

Elisabeth Souvigner, seorang guru sekolah dasar di Aachen dan salah seorang pemrotes, mengatakan “kasus itu memakan waktu terlalu lama. Saya berada di sini hari ini karena saya harus hadir.”

Boere menghadapi kemungkinan menghabiskan sisa hidupnya seumur hidup di penjara jika terbukti bersalah membunuh seorang pemilik toko sepeda pada 1944, seorang ahli farmasi dan warga sipil lain selagi masih menjadi anggota sebuah regu maut SS dengan nama sandi “Silbertanne” atau “Silver Pine.”

Putra seorang pria Belanda dan wanita Jerman, Boere berusia 18 tahun ketika dia menjadi anggota SS pada akhir 1940, hanya beberapa bulan setelah pasukan Jerman menggilas kota asalnya Maastricht dan bagian lain Belanda.

Setelah bertempur di front Rusia, Boere terakhir kembali ke Belanda sebagai anggota “Silbertanne” -- sebuah unit sebagian besar terdiri para relawan SS Belanda seperti dirinya yang ditugaskan melakukan pembunuhan balasan pada rekan senegara mereka karena melakukan serangan perlawanan terhadap para kaki tangan.


Sumber :
www.dailymail.co.uk
www.en.wikipedia.org
www.analisadaily.com


No comments: