Upacara penerimaan para anggota baru Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division yang diadakan di Mittenwald. Upacara semacam ini diisi dengan parade, pengambilan sumpah, korps musik dan inspeksi. Dengan melihat dari absennya lencana edelweiss di bergmütze dan lengan mereka, kita bisa tahu bahwa foto ini diambil sebelum tahun 1938. Perhatikan pula kniebundhosen serta kaos kaki panjang yang dikenakan oleh beberapa Gebirgsjäger dalam foto di atas!
Setelah melintasi hutan dan pegunungan yang menjadi “sajian utama” di perbatasan Slovakia dan Polandia, wilayah di selatan Polandia umumnya datar dengan banyak sungai besar serta kecil dan juga jurang sehingga menjadikan sebuah rintangan alam bagi para Gebirgsjäger yang bergerak melewatinya, September 1939. Foto ini memperlihatkan saat sekelompok Gebirgsjäger berusaha melintasi sebuah sungai kecil dengan kuda dan bagal yang membawa serta gerobak infanteri dari jenis If.8. Di latar belakang, di kaki pegunungan, kita bisa melihat barisan panjang pasukan gunung Jerman yang sedang bergerak maju. Perhatikan simbol Edelweiss berwarna putih yang dicat di gerobak infanteri yang menandakan bahwa pasukan ini berasal dari 1. Gebirgs-Division
Para anggota Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division berpose di depan mobil pickup Goliath F400 beroda tiga yang bentuknya mirip bemo. Meskipun tampilannya kurang menarik dibandingkan dengan mobil-mobil produksi Jerman lainnya, Goliath F400 (dan adiknya) merajai pasaran untuk kendaraan angkut ringan di heimat (tanah air), dengan total produksi sebanyak 18.368 buah dari tahun 1933 s/d 1937. Mobil ini sendiri merupakan hasil desain dari insinyur Carl F. Borgward dan mempunyai kecepatan maksimal 50 km/jam. Jumlah penjualannya yang tinggi lebih terletak kepada harganya yang murah, dimana petani dan pedagang bisa membelinya untuk keperluan mereka. Seperti sudah diduga, kesuksesan Goliath F200 dan F400 membuat banyak kompetitor yang meniru bentuk serta performanya, diantaranya adalah Tempo D200 dan D400, Framo LH200 dan LH300, serta Gutbrod Standard P203 dan P503
Para prajurit Jerman menghabiskan waktu senggang dengan berenang di tepi pantai. Perlengkapan tempur mereka berserakan di bebatuan, sementara senapan dikumpulkan dalam beberapa tumpukan. Foto ini diambil di dekat Boulogne, Prancis, tanggal 6 Juni 1940, dan orang-orang yang nampang disini berasal dari 1. Gebirgs-Division. Mereka sedang menunggu dimulainya Unternehmen Seelöwe (Operasi Singa Laut, penyerbuan Jerman terhadap Prancis) yang tidak pernah terealisasi. Melihat tanggalnya juga, berarti bahwa Pertempuran Prancis masih belum berakhir! BTW, foto ini diambil oleh seorang perwira Wehrmacht tak dikenal yang meninggalkannya saat dia melarikan diri dari Paris empat tahun kemudian. Seorang fotografer lokal bernama Marcel Gesgon menemukannya dalam bentuk boks negatif, dan dia akhirnya dicetak oleh anaknya yang bernama Alain
Upacara penganugerahan medali untuk dua orang prajurit berprestasi dari 1. Gebirgs-Division : Stabsgefreiter Georg "Girgl" Audenrieth (Gruppenführer 3.Kompanie / Gebirgsjäger-Regiment 99) dan Major Wilhelm Spindler (Führer Gebirgsjäger-Regiment 99). Audenrieth menerima Ritterkreuz sementara Spindler Eichenlaub #718. Upacaranya dilangsungkan di Tapcony, Hungaria, dan kedua orang tersebut menerima medali dari komandan divisi Generalleutnant Josef Kübler. Foto pertama memperlihatkan Spindler (kiri) dan Audenrieth, sementara foto ketiga memperlihatkan inspeksi pasukan kehormatan oleh Kübler dan Audenrieth (kanan)
Lukisan karya Gisbert Palmié (1897-1986) berjudul "Vor der Schlacht" (Sebelum Pertempuran) ini dibuat pada tahun 1942 dan dipajang di Haus der Deutschen Kunst, Münich, sementara reproduksinya disebarluaskan melalui kartupos yang diedarkan di masa Perang Dunia II. Lukisan ini memperlihatkan sesi "Kommandeurbesprechung" (Pertemuan Komandan) dari 1. Gebirgs-Division pada tanggal 14 Juli 1941, yang digelar untuk merencanakan penyerangan terhadap Stalin Line, garis pertahanan Soviet di perbatasan dengan Polandia yang membentang sejauh 60-140 km. Selama beberapa waktu, sang pelukis telah menyertai perjalanan 1. Gebirgs-Division dalam penyerbuannya ke wilayah Rusia di tahun 1941. Dia membuat banyak lukisan dan sketsa selama masa tinggalnya tersebut, dengan "Vor der Schlacht" adalah yang paling terkenal diantara semuanya. Lukisan ini bahkan sampai membuat kesengsem Adolf Hitler, sehingga sang Führer membelinya seharga 22.000 Marks! Penyerbuan ke Stalin Line sendiri adalah salah satu prestasi 1. Gebirgs-Division yang paling menonjol dalam Perang Dunia II, dimana kesuksesannya telah membuahkan beberapa penghargaan Ritterkreuz untuk perwiranya. Meskipun mendapat tentangan dari atasannya Ludwig Kübler, dengan berani Divisionskommandeur Lanz memutar pasukan utamanya dan menusuk musuh dari arah samping dan belakang, sehingga membuat runtuhnya pertahanan musuh secara keseluruhan. BTW, sebagai identifikasi dari lukisan ini adalah, dari kiri ke kanan: 1.Oberstleutnant Rudolf Lang (Kommandeur Gebirgs-Panzerjäger-Abteilung 44), 2.Oberst Egbert Picker (Kommandeur Gebirgsjäger-Regiment 98), 3.Hauptmann Josef Salminger (Kommandeur III.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 98), 4.Major der Reserve Peter Freiherr von le Fort (Kommandeur II.Abteilung / Gebirgs-Artillerie-Regiment 79), 5.Hauptmann Karl Eisgruber (Kommandeur II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 98), 6.Hauptmann Herbert Schlager (Kommandeur Gebirgs-Pionier-Bataillon 54), 7.Major im Generalstab Hans Steets (Ia Erster Generalstabsoffizier 1. Gebirgs-Division), 8.Major Josef Fleischmann (Kommandeur I.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 99), 9.Oberst Max Winkler (Kommandeur Gebirgs-Artillerie-Regiment 79), 10.Oberst Hermann Kress (Kommandeur Gebirgsjäger-Regiment 99), 11.Generalmajor Hubert Lanz (Kommandeur 1. Gebirgs-Division), 12.Major der Reserve Dr. Hans Otto Hofmann (Divisions-Nachschub-Truppen 54), 13.Hauptmann Franz Knabl (Kommandeur Gebirgs-Nachrichten-Abteilung 54), dan 14.Hauptmann Ludwig von Eimannsberger (Ib Quartiermeister 1. Gebirgs-Division)
Bagaikan longsoran salju, konvoy putih pasukan bermotor BMW R75 dari 1. Gebirgs-Division menuruni bukit Sandžak - yang tertutup oleh es - dalam perjalanan menuju wilayah yang dikuasai oleh Partisan Yugoslavia dari Divisi Proletar ke-2, dalam sebuah permulaan dari operasi militer di bulan Desember 1943 yang dinamakan "Kugelblitz" (Bola Petir), yang aslinya adalah suatu fenomena alam yang mematikan dan kemunculannya selalu tidak terduga. Serangan Jerman berkekuatan 75.000 orang tersebut memang terjadi secara tiba-tiba, kuat dan mematikan: dalam pertempuran di Prijepolje, di hari pertama operasi, Brigade Šumadija ke-1 - yang sama sekali tak menduga akan adanya serangan berskala besar - kehilangan dua pertiga anggotanya. Pihak Partisan berusaha bertahan mati-matian, hanya untuk terbantai dalam skala besar, dan sebagian anggotanya yang panik lalu berterjunan ke sungai hitam Lim yang membeku dan menghilang tanpa jejak disana. Pembantaian unit-unit Partisan kemudian berlanjut di hari kedua operasi. Aliando bawakan kutipan ocehan dari Miodrag Milovanović Lune (Wakil Komandan Brigade Proletar ke-2): "Pihak Jerman berhasil melakukan terobosan di pagi hari dan menyerbu Pljevlja dari arah jalan. Pada pukul dua siang mereka sudah berada disana. Mereka membuat terkejut orang-orang kami di Jabuka saat menyergap seluruh konvoy manusia dan kendaraan pengangkut suplai di jalan raya. Orang-orang kami tak dapat mempercayai bahwa tank yang mereka lihat adalah milik Jerman, dan beberapa diantaranya - yang tidak tahu - bahkan berusaha melambaikan tangan pada tank-tank tersebut untuk mencari tumpangan! Sementara itu pihak Jerman, gerombolan bandit dan tukang jagal itu, membunuh siapapun yang mereka mau. Mereka cukup duduk di tank-tank mereka dan menembaki kami dengan pistol layaknya pemburu! Dengan sengaja mereka berteriak dan mengajak kami supaya naik tank mereka, sambil menuruni jalanan menuju konvoy kami, sementara orang-orang kami - saat melihat kedatangan tank-tank tersebut - langsung berlarian ke segala arah!"
------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Feldwebel der Reserve Johann "Hans" Bauer (15 Desember 1916 - 14 Januari 1974) adalah anak dari seorang petani di Donau/Deggendorf bernama Josef Bauer. Sang "anak dusun" bergabung dengan Gebirgsjäger-Regiment 99 tanggal 15 November 1938 dan ikut berpartisipasi dalam kampanye Wehrmacht di Polandia (1939), Barat (1940), Balkan (1941), dan Rusia (1941). Ketika Tentara Merah terjebak di pinggiran sungai Don pada musim semi 1942, mereka berusaha untuk menerobos kepungan Jerman di malam tanggal 26/27 Mei 1942 dan kabur ke arah Bakscharnovka. Di tengah masa krisis tersebut Bauer terjun ke medan laga dengan menahan gerak maju musuh dengan pasukannya yang berjumlah kecil. Murni mengandalkan inisiatif sendiri serta keberanian yang tak terperi, sang anak petani bertahan dari serangan bertubi-tubi musuh dan, ketika amunisinya telah habis, bertempur satu lawan satu bermodalkan pisau dan sangkur! Kegigihannya membuahkan hasil ketika pasukan musuh yang berusaha kabur tertahan di sektor Barvenkovo/Kharkov yang dipertahankan oleh Bauer dan kawan-kawannya. Atas-jasa-jasanya yang luar biasa dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Juni 1942 sebagai Oberjäger der Reserve dan Gruppenführer di 6.Kompanie / I.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division / XI.Armeekorps / 1.Panzerarmee / Heeresgruppe Süd. Bauer tetap bersama dengan unitnya sampai dengan tanggal 31 Mei 1944 ketika dia terluka dalam pertempuran di Balkan sehingga harus dirawat di rumah sakit. Setelah sembuh, pada tanggal 15 Juli 1944 Bauer ditransfer ke unit pelatihan Gebirgsjäger-Ersatz- und Ausbildungs-Bataillon 98 sampai dengan akhir perang agar dia bisa menularkan pengalamannya yang berharga. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: DRL Sportabzeichen in Bronze; Schützenschnur; Eisernes Kreuz II.Klasse (14 Juli 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (1 Juni 1942); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942)
Feldwebel der Reserve Georg "Girgl" Audenrieth (20 Juli 1917 – 15 Januari 1999) adalah anak tukang kayu yang bergabung dengan Gebirgsjäger-Regiment 100 tanggal 5 November 1937. Disini dia menjadi anggota unit sandi (Nachrichten) dan "melanglangbuana" dalam berbagai pertempuran, dari Polandia, Prancis, Yugoslavia, sampai Rusia. Dalam pertempuran musim dingin yang getir di sekitar Mius tahun 1941/1942, Audenrieth menderita radang beku (frostbite) stadium 2 dan 3 sehingga harus mendapat perawatan di rumah sakit yang berdekatan dengan front tanggal 17 Februari 1942. Ternyata pengobatan seadanya di rumah sakit lapangan membuat Audenrieth kembali masuk rumah sakit atas kasus yang sama lima bulan kemudian dan membuatnya dibawa ke meja operasi. Pada bulan Agustus 1944 mantan Sekutu Jerman yaitu Bulgaria dan Rumania membelot berpihak pada Soviet. Hal ini membuat situasi pasukan Wehrmacht di Balkan begitu sulit karena harus menhadapi beberapa musuh sekaligus (selain pasukan Soviet dan Partisan Yugoslavia), terutama bagi 1. Gebirgs-Division dimana prajurit Audenrieth bergabung. Di pagi Natal tahun 1944 musuh menerobos masuk pertahanan Jerman di Grabovo, Serbia. Di wilayah dimana kompi Audenreith bertugas menjaga dua buah jembatan juga terkena serangan gencar yang sama sehingga harus mundur cerai berai. Disinilah sang prajurit berinisiatif untuk merebut kembali jembatan yang berharga sebelum musuh mengkonsolidasikan kekuatannya dan bertambah besar. Dengan hanya ditemani oleh seorang kamerad bernama Nikolaus Riehr dan mendapat support dari perwira artileri Oberleutnant Karlheinz Kummer sebagai observer (dan nantinya ikut membantu), sang prajurit sandi menyeruduk bagai Rambo dan membabat habis dua lubang pertahanan pertama yang dia jumpai. Pertempuran berlangsung luar biasa sengit dan berkembang menjadi duel satu lawan satu. Riehr yang bertugas sebagai pendukung menghabisi nyawa setiap prajurit musuh yang mencoba merecoki amuk Audenrieth dari jauh. Akhirnya setelah jibaku usai, tercatat 52 mayat prajurit Bulgaria dan Soviet berserakan dimana-mana, "hasil karya" dari duo Audenreith-Riehr! Tidak hanya itu, kedua orang tersebut juga membawa rampasan 7 senapan mesin berat, 20 senapan mesin ringan, plus 18 orang tawanan dengan salah seorang di antaranya perwira! Mereka telah membuat front di wilayah Grabovo stabil kembali, dan atas jasa-jasanya yang luar biasa Audenrieth Dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 Februari 1945 sebagai Stabsgefreiter dan Gruppenführer 3.Kompanie /
Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division / XXII.Gebirgskorps /
2.Panzerarmee / Heeresgruppe Süd. Seusai perang dia bergabung dengan Bundeswehr (15 Desember 1955 - 30 September 1969) sebagai Funkmeister (operator radio) dan pensiun dengan pangkat Hauptfeldwebel. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (1 Agustus 1941); Eisernes Kreuz II.Klasse (12 Oktober 1941) dan I.Klasse (17 Oktober 1944); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (12 Juli 1942); Edelweißring der 1. Gebirgs-Division (11 November 1943); serta Nahkampfspange in Bronze (12 Juli 1943) dan in Silber (6 Januari 1945)
Setelah melintasi hutan dan pegunungan yang menjadi “sajian utama” di perbatasan Slovakia dan Polandia, wilayah di selatan Polandia umumnya datar dengan banyak sungai besar serta kecil dan juga jurang sehingga menjadikan sebuah rintangan alam bagi para Gebirgsjäger yang bergerak melewatinya, September 1939. Foto ini memperlihatkan saat sekelompok Gebirgsjäger berusaha melintasi sebuah sungai kecil dengan kuda dan bagal yang membawa serta gerobak infanteri dari jenis If.8. Di latar belakang, di kaki pegunungan, kita bisa melihat barisan panjang pasukan gunung Jerman yang sedang bergerak maju. Perhatikan simbol Edelweiss berwarna putih yang dicat di gerobak infanteri yang menandakan bahwa pasukan ini berasal dari 1. Gebirgs-Division
Para
anggota Gebirgs-Pionier-Bataillon 54 / 1.Gebirgs-Division di Prancis
tahun 1940. Prajurit di kiri memakai lencana sandi "Blitzen" (Kilat)
hitam sementara yang di tengah menggendong tas sturmpionier. Waffenfarbe
(warna korps) di schulterklappen-nya (tanda pangkat bahu) berwarna
hitam. Perhatikan pula daun edelweiss yang menghiasi bergmütze mereka
yang merupakan simbol pasukan gunung Jerman
Para anggota Gebirgs-Pionier-Bataillon 54 / 1.Gebirgs-Division di Prancis tahun 1940. Kita bisa melihat Schützenschnur yang
tergantung di seragam bintara yang berjalan paling depan. Tambang
Schützenschnur (marksmanship lanyard) sendiri adalah sebagai bukti bahwa
dia telah lulus dari tes ketepatan menembak dengan senapan. Selain itu,
begal di belakang barisan membawa serta gulungan kabel di punggungnya,
yang merupakan salah satu bawaan "wajib" kompi Pionier dan umumnya
dipakai untuk menjalin jalur komunikasi telepon antar unit di wilayah
pedesaan atau hutan belukarPara anggota Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division berpose di depan mobil pickup Goliath F400 beroda tiga yang bentuknya mirip bemo. Meskipun tampilannya kurang menarik dibandingkan dengan mobil-mobil produksi Jerman lainnya, Goliath F400 (dan adiknya) merajai pasaran untuk kendaraan angkut ringan di heimat (tanah air), dengan total produksi sebanyak 18.368 buah dari tahun 1933 s/d 1937. Mobil ini sendiri merupakan hasil desain dari insinyur Carl F. Borgward dan mempunyai kecepatan maksimal 50 km/jam. Jumlah penjualannya yang tinggi lebih terletak kepada harganya yang murah, dimana petani dan pedagang bisa membelinya untuk keperluan mereka. Seperti sudah diduga, kesuksesan Goliath F200 dan F400 membuat banyak kompetitor yang meniru bentuk serta performanya, diantaranya adalah Tempo D200 dan D400, Framo LH200 dan LH300, serta Gutbrod Standard P203 dan P503
Para prajurit Jerman menghabiskan waktu senggang dengan berenang di tepi pantai. Perlengkapan tempur mereka berserakan di bebatuan, sementara senapan dikumpulkan dalam beberapa tumpukan. Foto ini diambil di dekat Boulogne, Prancis, tanggal 6 Juni 1940, dan orang-orang yang nampang disini berasal dari 1. Gebirgs-Division. Mereka sedang menunggu dimulainya Unternehmen Seelöwe (Operasi Singa Laut, penyerbuan Jerman terhadap Prancis) yang tidak pernah terealisasi. Melihat tanggalnya juga, berarti bahwa Pertempuran Prancis masih belum berakhir! BTW, foto ini diambil oleh seorang perwira Wehrmacht tak dikenal yang meninggalkannya saat dia melarikan diri dari Paris empat tahun kemudian. Seorang fotografer lokal bernama Marcel Gesgon menemukannya dalam bentuk boks negatif, dan dia akhirnya dicetak oleh anaknya yang bernama Alain
Upacara penganugerahan medali untuk dua orang prajurit berprestasi dari 1. Gebirgs-Division : Stabsgefreiter Georg "Girgl" Audenrieth (Gruppenführer 3.Kompanie / Gebirgsjäger-Regiment 99) dan Major Wilhelm Spindler (Führer Gebirgsjäger-Regiment 99). Audenrieth menerima Ritterkreuz sementara Spindler Eichenlaub #718. Upacaranya dilangsungkan di Tapcony, Hungaria, dan kedua orang tersebut menerima medali dari komandan divisi Generalleutnant Josef Kübler. Foto pertama memperlihatkan Spindler (kiri) dan Audenrieth, sementara foto ketiga memperlihatkan inspeksi pasukan kehormatan oleh Kübler dan Audenrieth (kanan)
Lukisan karya Gisbert Palmié (1897-1986) berjudul "Vor der Schlacht" (Sebelum Pertempuran) ini dibuat pada tahun 1942 dan dipajang di Haus der Deutschen Kunst, Münich, sementara reproduksinya disebarluaskan melalui kartupos yang diedarkan di masa Perang Dunia II. Lukisan ini memperlihatkan sesi "Kommandeurbesprechung" (Pertemuan Komandan) dari 1. Gebirgs-Division pada tanggal 14 Juli 1941, yang digelar untuk merencanakan penyerangan terhadap Stalin Line, garis pertahanan Soviet di perbatasan dengan Polandia yang membentang sejauh 60-140 km. Selama beberapa waktu, sang pelukis telah menyertai perjalanan 1. Gebirgs-Division dalam penyerbuannya ke wilayah Rusia di tahun 1941. Dia membuat banyak lukisan dan sketsa selama masa tinggalnya tersebut, dengan "Vor der Schlacht" adalah yang paling terkenal diantara semuanya. Lukisan ini bahkan sampai membuat kesengsem Adolf Hitler, sehingga sang Führer membelinya seharga 22.000 Marks! Penyerbuan ke Stalin Line sendiri adalah salah satu prestasi 1. Gebirgs-Division yang paling menonjol dalam Perang Dunia II, dimana kesuksesannya telah membuahkan beberapa penghargaan Ritterkreuz untuk perwiranya. Meskipun mendapat tentangan dari atasannya Ludwig Kübler, dengan berani Divisionskommandeur Lanz memutar pasukan utamanya dan menusuk musuh dari arah samping dan belakang, sehingga membuat runtuhnya pertahanan musuh secara keseluruhan. BTW, sebagai identifikasi dari lukisan ini adalah, dari kiri ke kanan: 1.Oberstleutnant Rudolf Lang (Kommandeur Gebirgs-Panzerjäger-Abteilung 44), 2.Oberst Egbert Picker (Kommandeur Gebirgsjäger-Regiment 98), 3.Hauptmann Josef Salminger (Kommandeur III.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 98), 4.Major der Reserve Peter Freiherr von le Fort (Kommandeur II.Abteilung / Gebirgs-Artillerie-Regiment 79), 5.Hauptmann Karl Eisgruber (Kommandeur II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 98), 6.Hauptmann Herbert Schlager (Kommandeur Gebirgs-Pionier-Bataillon 54), 7.Major im Generalstab Hans Steets (Ia Erster Generalstabsoffizier 1. Gebirgs-Division), 8.Major Josef Fleischmann (Kommandeur I.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 99), 9.Oberst Max Winkler (Kommandeur Gebirgs-Artillerie-Regiment 79), 10.Oberst Hermann Kress (Kommandeur Gebirgsjäger-Regiment 99), 11.Generalmajor Hubert Lanz (Kommandeur 1. Gebirgs-Division), 12.Major der Reserve Dr. Hans Otto Hofmann (Divisions-Nachschub-Truppen 54), 13.Hauptmann Franz Knabl (Kommandeur Gebirgs-Nachrichten-Abteilung 54), dan 14.Hauptmann Ludwig von Eimannsberger (Ib Quartiermeister 1. Gebirgs-Division)
Bagaikan longsoran salju, konvoy putih pasukan bermotor BMW R75 dari 1. Gebirgs-Division menuruni bukit Sandžak - yang tertutup oleh es - dalam perjalanan menuju wilayah yang dikuasai oleh Partisan Yugoslavia dari Divisi Proletar ke-2, dalam sebuah permulaan dari operasi militer di bulan Desember 1943 yang dinamakan "Kugelblitz" (Bola Petir), yang aslinya adalah suatu fenomena alam yang mematikan dan kemunculannya selalu tidak terduga. Serangan Jerman berkekuatan 75.000 orang tersebut memang terjadi secara tiba-tiba, kuat dan mematikan: dalam pertempuran di Prijepolje, di hari pertama operasi, Brigade Šumadija ke-1 - yang sama sekali tak menduga akan adanya serangan berskala besar - kehilangan dua pertiga anggotanya. Pihak Partisan berusaha bertahan mati-matian, hanya untuk terbantai dalam skala besar, dan sebagian anggotanya yang panik lalu berterjunan ke sungai hitam Lim yang membeku dan menghilang tanpa jejak disana. Pembantaian unit-unit Partisan kemudian berlanjut di hari kedua operasi. Aliando bawakan kutipan ocehan dari Miodrag Milovanović Lune (Wakil Komandan Brigade Proletar ke-2): "Pihak Jerman berhasil melakukan terobosan di pagi hari dan menyerbu Pljevlja dari arah jalan. Pada pukul dua siang mereka sudah berada disana. Mereka membuat terkejut orang-orang kami di Jabuka saat menyergap seluruh konvoy manusia dan kendaraan pengangkut suplai di jalan raya. Orang-orang kami tak dapat mempercayai bahwa tank yang mereka lihat adalah milik Jerman, dan beberapa diantaranya - yang tidak tahu - bahkan berusaha melambaikan tangan pada tank-tank tersebut untuk mencari tumpangan! Sementara itu pihak Jerman, gerombolan bandit dan tukang jagal itu, membunuh siapapun yang mereka mau. Mereka cukup duduk di tank-tank mereka dan menembaki kami dengan pistol layaknya pemburu! Dengan sengaja mereka berteriak dan mengajak kami supaya naik tank mereka, sambil menuruni jalanan menuju konvoy kami, sementara orang-orang kami - saat melihat kedatangan tank-tank tersebut - langsung berlarian ke segala arah!"
------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Feldwebel der Reserve Johann "Hans" Bauer (15 Desember 1916 - 14 Januari 1974) adalah anak dari seorang petani di Donau/Deggendorf bernama Josef Bauer. Sang "anak dusun" bergabung dengan Gebirgsjäger-Regiment 99 tanggal 15 November 1938 dan ikut berpartisipasi dalam kampanye Wehrmacht di Polandia (1939), Barat (1940), Balkan (1941), dan Rusia (1941). Ketika Tentara Merah terjebak di pinggiran sungai Don pada musim semi 1942, mereka berusaha untuk menerobos kepungan Jerman di malam tanggal 26/27 Mei 1942 dan kabur ke arah Bakscharnovka. Di tengah masa krisis tersebut Bauer terjun ke medan laga dengan menahan gerak maju musuh dengan pasukannya yang berjumlah kecil. Murni mengandalkan inisiatif sendiri serta keberanian yang tak terperi, sang anak petani bertahan dari serangan bertubi-tubi musuh dan, ketika amunisinya telah habis, bertempur satu lawan satu bermodalkan pisau dan sangkur! Kegigihannya membuahkan hasil ketika pasukan musuh yang berusaha kabur tertahan di sektor Barvenkovo/Kharkov yang dipertahankan oleh Bauer dan kawan-kawannya. Atas-jasa-jasanya yang luar biasa dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Juni 1942 sebagai Oberjäger der Reserve dan Gruppenführer di 6.Kompanie / I.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 99 / 1.Gebirgs-Division / XI.Armeekorps / 1.Panzerarmee / Heeresgruppe Süd. Bauer tetap bersama dengan unitnya sampai dengan tanggal 31 Mei 1944 ketika dia terluka dalam pertempuran di Balkan sehingga harus dirawat di rumah sakit. Setelah sembuh, pada tanggal 15 Juli 1944 Bauer ditransfer ke unit pelatihan Gebirgsjäger-Ersatz- und Ausbildungs-Bataillon 98 sampai dengan akhir perang agar dia bisa menularkan pengalamannya yang berharga. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: DRL Sportabzeichen in Bronze; Schützenschnur; Eisernes Kreuz II.Klasse (14 Juli 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (1 Juni 1942); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942)
Sumber :
Buku "German mountain troops: A selection of German wartime photographs from the Bundesarchiv Koblenz" karya Bruce Quarrie
Buku "Hitler's Mountain Troops 1939-1945" karya Ian Baxter
www.geocities.comBuku "Hitler's Mountain Troops 1939-1945" karya Ian Baxter
www.instagram.com
www.panzergrenadier.net
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.wehrmacht-awards.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
No comments:
Post a Comment