Pertemuan
para Generale der Pioniere dan Armee-Pionier-Führer beserta staff
mereka di Angerburg, Prusia Timur, yang berlangsung dari tanggal 16 s/d
22 Mei 1943. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 18 Mei 1943 dan
memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Oberst Max Edler von Stiotta
(Festungspionier Kommando XIX), Major Oberndorffer, Oberst Meyer, Major
Hammer, Oberst Wilhelm Ullersperger (Armee-Pionierführer 4. Armee),
Major Fricke, Oberst Brückmann, Oberst Otto Richter (Armee-Pionierführer
18. Armee), Oberst Badenhop, Oberst Hans von Ahlfen (Pionieroffizier
beim General der Pioniere der Heeresgruppe D), Oberst Behnke, Oberst
Johns, Generalmajor Fritz Hildemann (Armee-Pionierführer 16. Armee),
Generalmajor Richard Bazing (Armee-Pionierführer 20. Gebirgsarmee),
Generalmajor Gerhard Jordan (Armee-Pionierführer 17. Armee), Oberst
Schmeling, Generalmajor Gerhard Medem (General der Pioniere der
Heeresgruppe Nord), Oberst Wiese, Generalleutnant Dr.ing. Wilhelm Meise
(General der Pioniere der Heeresgruppe Mitte), Generalmajor Gustav
Boehringer (General der Pioniere der Heeresgruppe A), Oberst Ziebe,
Generalmajor Wilhelm Petersen (Kommandeur Pionierschule I), Oberst
Bervert, Oberst Thieme-Garmann, Generalmajor Paul Herrmann
(Armee-Pionierführer 12. Armee), Oberstleutnant Schirrmeister, Oberst
Helmuth Dorn (Abteilungschef in Stab der General der Pioniere in
Oberkommando des Heeres), Generalmajor Erich Wüerst (Armee-Pionierführer
2. Panzerarmee), Oberst Müller, Oberst Otto Obenaus
(Armee-Pionierführer 3. Panzerarmee), Oberst Karl-Adolf von Bodecker
(Armee-Pionierführer 7. Armee), dan Major Ludwig
------------------------------------------------------------------------
AFRIKAKORPS
15. Panzer-Division di Afrika Utara: Prajurit-prajurit Afrikakorps dari Panzer-Pionier-Bataillon 33 menaiki sebuah Panzerkampfwagen III Ausf.G "632" milik 6.Kompanie / II.Abteilung / Panzer-Regiment 8 untuk ikut berpartisipasi dalam serangan pendahulu ke pertahanan Sekutu di sekitar Tobruk, Libya, bulan Oktober 1941. Satuan zeni tempur ini melengkapi diri dengan senjata yang lebih beragam dibandingkan dengan unit infanteri standar, diantaranya adalah penggunaan penyembur api dari jenis Flammenwerfer 35, drum amunisi senapan mesin, tabung berisi cadangan laras MG 34, dan kantong pengangkut stielhandgranate. Di sebelah kanan kita bisa melihat prajurit lain, yang kemungkinan adalah komandan skuad, yang menyimpan senapan mesin MP-40 atau 38 di atas kubah tank sebelum memanjatnya. Uniknya, para prajurit ini masing-masing dilengkapi dengan dua pelples air dan bukannya satu seperti biasanya! Mereka juga mengenakan cover helm berwarna pasir untuk meminimalisir efek pantulan saat terkena sinar matahari
------------------------------------------------------------------------
GEBIRGS-PIONIER
------------------------------------------------------------------------
AFRIKAKORPS
15. Panzer-Division di Afrika Utara: Prajurit-prajurit Afrikakorps dari Panzer-Pionier-Bataillon 33 menaiki sebuah Panzerkampfwagen III Ausf.G "632" milik 6.Kompanie / II.Abteilung / Panzer-Regiment 8 untuk ikut berpartisipasi dalam serangan pendahulu ke pertahanan Sekutu di sekitar Tobruk, Libya, bulan Oktober 1941. Satuan zeni tempur ini melengkapi diri dengan senjata yang lebih beragam dibandingkan dengan unit infanteri standar, diantaranya adalah penggunaan penyembur api dari jenis Flammenwerfer 35, drum amunisi senapan mesin, tabung berisi cadangan laras MG 34, dan kantong pengangkut stielhandgranate. Di sebelah kanan kita bisa melihat prajurit lain, yang kemungkinan adalah komandan skuad, yang menyimpan senapan mesin MP-40 atau 38 di atas kubah tank sebelum memanjatnya. Uniknya, para prajurit ini masing-masing dilengkapi dengan dua pelples air dan bukannya satu seperti biasanya! Mereka juga mengenakan cover helm berwarna pasir untuk meminimalisir efek pantulan saat terkena sinar matahari
------------------------------------------------------------------------
GEBIRGS-PIONIER
Salah
satu aspek terpenting sinkronisasi antar unit-unit militer di masa
Perang Dunia II adalah sistem komunikasi yang efektif. Foto yang diambil
di Polandia bulan September 1939 ini memperlihatkan seorang anggota
Zeni Sandi Pasukan Gunung Jerman (Gebirgs Signal Pionier) sedang
membetulkan jaringan telepon sehingga berbagai markas komando Wehrmacht
bisa saling berkomunikasi satu sama lain
Pasukan Zeni Gunung Jerman (Gebirgs-Pionier) bekerja gotong royong untuk mempersiapkan lahan pinggir sungai yang akan dijadikan sebagai lokasi jembatan ponton, demi memudahkan pasukan Wehrmacht untuk melintasinya, dalam kampanye militer di bulan September 1939. Banyak jembatan yang berada di Polandia selatan yang dihancurkan oleh pasukan yang bertahan sehingga menghambat pergerakan pihak penyerang
Sebuah unit Gebirgs-Pionier (Zeni Gunung) terlihat sedang membangun Brüko C (Brückengerät C, 4 Tonnen Tragslast) melintasi sebuah sungai di Polandia, September 1939. Sebagian besar dari kayu yang dipakai dalam proses ini diambil dari stok gelondongan yang diangkut oleh kendaraan-kendaraan truk yang mengikuti pergerakan pasukan utama di Polandia
Pasukan Zeni Gunung Jerman (Gebirgs-Pionier) bekerja gotong royong untuk mempersiapkan lahan pinggir sungai yang akan dijadikan sebagai lokasi jembatan ponton, demi memudahkan pasukan Wehrmacht untuk melintasinya, dalam kampanye militer di bulan September 1939. Banyak jembatan yang berada di Polandia selatan yang dihancurkan oleh pasukan yang bertahan sehingga menghambat pergerakan pihak penyerang
Sebuah unit Gebirgs-Pionier (Zeni Gunung) terlihat sedang membangun Brüko C (Brückengerät C, 4 Tonnen Tragslast) melintasi sebuah sungai di Polandia, September 1939. Sebagian besar dari kayu yang dipakai dalam proses ini diambil dari stok gelondongan yang diangkut oleh kendaraan-kendaraan truk yang mengikuti pergerakan pasukan utama di Polandia
Para anggota Gebirgs-Pionier-Bataillon 54 / 1.Gebirgs-Division di Prancis tahun 1940. Prajurit di kiri memakai lencana sandi "Blitzen" (Kilat) hitam sementara yang di tengah menggendong tas sturmpionier. Waffenfarbe (warna korps) di schulterklappen-nya (tanda pangkat bahu) berwarna hitam. Perhatikan pula daun edelweiss yang menghiasi bergmütze mereka yang merupakan simbol pasukan gunung Jerman
Para anggota Gebirgs-Pionier-Bataillon 54 / 1.Gebirgs-Division di Prancis tahun 1940. Kita bisa melihat Schützenschnur yang tergantung di seragam bintara yang berjalan paling depan. Tambang Schützenschnur (marksmanship lanyard) sendiri adalah sebagai bukti bahwa dia telah lulus dari tes ketepatan menembak dengan senapan. Selain itu, begal di belakang barisan membawa serta gulungan kabel di punggungnya, yang merupakan salah satu bawaan "wajib" kompi Pionier dan umumnya dipakai untuk menjalin jalur komunikasi telepon antar unit di wilayah pedesaan atau hutan belukar
------------------------------------------------------------------------
PANZER-PIONIER
Oberfeldwebel dari unit Panzer-Pionier dengan teropong dan senapan mesin sebagai perlengkapannya. Dia memakai Waffenfarbe hitam/putih yang pertama kali diperkenalkan bulan Mei 1940 agar lebih mudah terlihat bila dipadukan dengan seragam hitam Panzertruppen. Mulai tahun 1941 unit Panzer-Pionier diharuskan untuk memakai seragam abu-abu lapangan dan bukan hitam lagi seperti sebelumnya. Karena Waffenfarbe Pionier standar (yaitu hitam) lebih jelas terlihat bila dipadu-padankan dengan seragam abu-abu, maka penggunaan waffenfarbe hitam/putih tak lagi diteruskan. Tapi seperti pula hal lainnya, masih banyak anggota Panzer-Pionier yang "ngeyel" memakai seragam model lama meskipun peraturan yang baru sudah keluar! BTW, Bundesarchiv-Wikipedia memberi keterangan bahwa foto ini diambil oleh Kriegsberichter Koch (Propaganda-Kompanie 694) di Rusia utara tanggal 21 Juni 1941. Tapi sepertinya ada yang salah, karena di tanggal itu Jerman belum berperang dengan Uni Soviet!
-------------------------------------------------
Generalmajor Erich Abberger (6 April 1895 - 3 Mei 1988) adalah seorang perwira zeni yang memulai karir militernya tanggal 24 Maret 1914 sebagai seorang Fahnenjunker (biasanya dipegang oleh kalangan bangsawan dengan pangkat perwira menanti di depan) di 1. Rheinische Pionier-Bataillon Nr. 8. Abberger cukup berprestasi dalam Perang Dunia Pertama sehingga dianugerahi beberapa medali keberanian. Setelah mengakhiri perang dengan pangkat Oberleutnant, dia ditarik menjadi anggota Reichswehr (Angkatan Bersenjata Jerman zaman pemerintahan Republik Weimar), dan tetap menapaki karir di unit Pionier. Saat Perang Dunia II pecah, Abberger telah menjadi Armee-Pionier-Offizier der 5. Armee dengan pangkat Oberstleutnant. Setelah itu dia menjadi Gruppenleiter beim General der Pioniere und Festungen beim Chef der Heeresrüstung und Befehlshaber des Ersatzheeres (1 Oktober 1939), Armee-Pionierführer der 11. Armee (2 September 1942), dan Höherer Pionier-Offizier 3 (1 Mei 1943). Abberger ditangkap tanggal 8 Mei 1945 dan baru dibebaskan tanggal 27 Juni 1947. Dia meninggal dunia tanggal 3 Mei 1988 di usia 93 tahun dan dimakamkan di pekuburan Laubenheim di Mainz, Feld 1-Reihe 9-Grab 8/9. Secara umum, Abberger menjadi perwira lapangan dalam Perang Dunia Pertama, sementara dalam Perang Dunia II dia lebih banyak terlibat dalam urusan administrasi. Medali dan penghargaan yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; serta Wehrmacht-Dienstauszeichnung I Klasse
Leutnant Ernst Eisenberg adalah mantan anggota RAD (Reichsarbeitsdienst) yang kemudian menjadi perwira di Wehrmacht. Setelah perang usai, dia dipenjarakan di Uni Soviet selama lebih dari empat tahun. Ketika akhirnya keluar dari penjara, Eisenberg pulang ke kampung halamannya di Dusseldorf dan kemudian meneruskan karirnya sebagai guru sekolah. Dia bertugas sebagai Bürgermeister (walikota) di Menden (Jerman) dari tahun 1979 s/d 1984. Dia dianugerahi medali Eisernes Kreuz II.Klasse pada tanggal 17 September 1943 saat bertugas di 3.Kompanie / Pionier-Bataillon 750 yang merupakan bagian dari 2. Panzerarmee. Medali lain yang diraihnya adalah Allgemeines-Sturmabzeichen
------------------------------------------------------------------------
PANZER-PIONIER
Oberfeldwebel dari unit Panzer-Pionier dengan teropong dan senapan mesin sebagai perlengkapannya. Dia memakai Waffenfarbe hitam/putih yang pertama kali diperkenalkan bulan Mei 1940 agar lebih mudah terlihat bila dipadukan dengan seragam hitam Panzertruppen. Mulai tahun 1941 unit Panzer-Pionier diharuskan untuk memakai seragam abu-abu lapangan dan bukan hitam lagi seperti sebelumnya. Karena Waffenfarbe Pionier standar (yaitu hitam) lebih jelas terlihat bila dipadu-padankan dengan seragam abu-abu, maka penggunaan waffenfarbe hitam/putih tak lagi diteruskan. Tapi seperti pula hal lainnya, masih banyak anggota Panzer-Pionier yang "ngeyel" memakai seragam model lama meskipun peraturan yang baru sudah keluar! BTW, Bundesarchiv-Wikipedia memberi keterangan bahwa foto ini diambil oleh Kriegsberichter Koch (Propaganda-Kompanie 694) di Rusia utara tanggal 21 Juni 1941. Tapi sepertinya ada yang salah, karena di tanggal itu Jerman belum berperang dengan Uni Soviet!
-------------------------------------------------
Generalmajor Erich Abberger (6 April 1895 - 3 Mei 1988) adalah seorang perwira zeni yang memulai karir militernya tanggal 24 Maret 1914 sebagai seorang Fahnenjunker (biasanya dipegang oleh kalangan bangsawan dengan pangkat perwira menanti di depan) di 1. Rheinische Pionier-Bataillon Nr. 8. Abberger cukup berprestasi dalam Perang Dunia Pertama sehingga dianugerahi beberapa medali keberanian. Setelah mengakhiri perang dengan pangkat Oberleutnant, dia ditarik menjadi anggota Reichswehr (Angkatan Bersenjata Jerman zaman pemerintahan Republik Weimar), dan tetap menapaki karir di unit Pionier. Saat Perang Dunia II pecah, Abberger telah menjadi Armee-Pionier-Offizier der 5. Armee dengan pangkat Oberstleutnant. Setelah itu dia menjadi Gruppenleiter beim General der Pioniere und Festungen beim Chef der Heeresrüstung und Befehlshaber des Ersatzheeres (1 Oktober 1939), Armee-Pionierführer der 11. Armee (2 September 1942), dan Höherer Pionier-Offizier 3 (1 Mei 1943). Abberger ditangkap tanggal 8 Mei 1945 dan baru dibebaskan tanggal 27 Juni 1947. Dia meninggal dunia tanggal 3 Mei 1988 di usia 93 tahun dan dimakamkan di pekuburan Laubenheim di Mainz, Feld 1-Reihe 9-Grab 8/9. Secara umum, Abberger menjadi perwira lapangan dalam Perang Dunia Pertama, sementara dalam Perang Dunia II dia lebih banyak terlibat dalam urusan administrasi. Medali dan penghargaan yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; serta Wehrmacht-Dienstauszeichnung I Klasse
Leutnant Ernst Eisenberg adalah mantan anggota RAD (Reichsarbeitsdienst) yang kemudian menjadi perwira di Wehrmacht. Setelah perang usai, dia dipenjarakan di Uni Soviet selama lebih dari empat tahun. Ketika akhirnya keluar dari penjara, Eisenberg pulang ke kampung halamannya di Dusseldorf dan kemudian meneruskan karirnya sebagai guru sekolah. Dia bertugas sebagai Bürgermeister (walikota) di Menden (Jerman) dari tahun 1979 s/d 1984. Dia dianugerahi medali Eisernes Kreuz II.Klasse pada tanggal 17 September 1943 saat bertugas di 3.Kompanie / Pionier-Bataillon 750 yang merupakan bagian dari 2. Panzerarmee. Medali lain yang diraihnya adalah Allgemeines-Sturmabzeichen
Sumber :
Buku "Hitler's Mountain Troops 1939-1945" karya Ian Baxter
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi ECPAD Archive Prancis
Foto koleksi pribadi Blanluet Christophe
www.commons.wikimedia.org
www.facebook.com
www.forum-der-wehrmacht.de
www.geocities.com
www.kegans-militaria.webstarts.com
www.panzergrenadier.net
No comments:
Post a Comment