Oleh : Alif Rafik Khan
Mungkin anda penasaran, seperti apa musik kesukaan Hitler, dan apa judul-judul lagu favoritnya. Yang jelas, salah satu lagu yang sering didengarkannya adalah Badenwailer marsch, sementara penyanyi favoritnya adalah Marlene Dietrich (di luar dari ‘pengkhianatannya’ yang menyeberang ke Sekutu!). Blutrote Rosen (Merah Darahnya Mawar) adalah lagu favorit Hitler dan Eva Braun, dan bahkan lagu inilah yang terdengar oleh para penghuni bunker Berlin di malam terakhir sebelum pasangan ini bunuh diri bareng tahun 1945!
Kutipan dari buku “Until The Final Hour” karya Traudl Junge (sekretaris Hitler) :
“Hari-hari terakhir di bunker begitu mencekam. Kelima orang anak Goebbels menyanyi tanpa henti di kamar tidur mereka, sementara tentara tidur dimana-mana bahkan di lantai. Eva mengatakan bahwa dia tidak ingin mati dengan pistol karena “Aku ingin agar jenazahku nanti terlihat indah”. Hitler terus memaki-maki bahwa Angkatan Darat telah mengkhianatinya dan, selama berlangsungnya pernikahan Hitler yang dilangsungkan di saat-saat terakhir, lagu yang dimainkan di Victrola adalah “Merah darahnya mawar memberi kabar kebahagiaan untukmu... Blutrote Rosen”
Kutipan dari “The Last Days of Hitler: Twilight of the Gods” karya Kim Seabrook :
“Tak lama selepas tengah malam tanggal 29 April 1945 di ruangan peta dari Führerbunker, Adolf Hitler menikahi kekasihnya yang sudah lama dipacari, Eva Braun. Di masa lalu dia selalu menolak untuk melakukan pernikahan dengan alasan bahwa hal tersebut akan menghilangkan status setengah dewa dari Führer yang dialamatkan kepadanya (dia juga tentunya akan senang bahwa namanya kini dihapuskan dari daftar salah satu bujangan paling tua di Jerman!). Eva Braun, yang baru berusia 33 tahun, adalah seorang gadis sederhana yang senang menghadiri pesta-pesta dan suasana baru. Kini Eva tampak sangat gugup bagaikan anak kucing. Dia telah tergila-gila terhadap Sang Führer untuk bertahun-tahun lamanya, dan dua kali pernah mencoba bunuh diri karena merasa disia-siakan oleh kekasihnya tersebut. Dalam banyak hal Hitler tampaknya terganggu oleh kehadiran Eva. Kegemaran mandi telanjang dan memakai riasan tebal adalah dua hal yang membuat Hitler tidak suka. Tapi meskipun begitu, Eva tetap nempel kepadanya bagikan siput. Menikahinya adalah hadiah atas kesetiaannya dan sebuah anggukan terhadap kehormatan Borjuis. Hal ini juga sekaligus akan menghapuskan rumor-rumor yang sangat mengganggu tentang homoseksualitas Hitler. Adalah aneh, bahwa dengan perang yang semakin mendekati akhir dan pilihan bunuh diri telah timbul di kepalanya, sebuah pernikahan menjadi hal yang berarti bagi Hitler. Apapun alasan dari pernikahannya, hanya sedikit saja yang berhubungan dengan cinta. Seorang pejabat berpangkat rendah dari Resimen Volkssturm, yang namanya hanya diketahui sebagai Wagner belaka, dikirim untuk menjadi penghulu dari pernikahan tersebut. Joseph Goebbels dan Martin Bormann ikut hadir sebagai saksi. Setelah keduanya mendeklarasikan bahwa mereka merupakan keturunan Arya murni, mereka pun menandatangani sertifikat pernikahan. Dengan gugup Eva menuliskan nama “Eva B.” Sebelum menyadari bahwa dia kini telah menjadi istri sah Hitler sehingga langsung mencontreng inisial “B.”-nya. Lagu yang dimainkan di akhir upacara pernikahan adalah Blutrote Rosen, dan Eva tampak sangat berbahagia saat dia menirukan lirik-lirik dalam lagu tersebut, “Merah darahnya mawar memberi kabar kebahagiaan untukmu.” Setelahnya Hitler mengundang Goebbels, Bormann dan dua orang sekretarisnya Frau Christian dan Frau Junge untuk menikmati sarapan pagi dengan ditemani oleh sampanye, meskipun dia sendiri tidak minum. Pukul empat subuh dia meninggalkan acara pesta dan pergi menuju ruangan pribadinya untuk mendiktekan permintaan terakhir serta testamen politiknya. Adolf dan Eva hanya akan menikah selama 40 jam saja, meskipun hal tersebut adalah sebuah momen langka “kenormalan” di tengah hiruk pikuk dan kegilaan yang terjadi di Führerbunker.”
Bisa dibilang bahwa Hitler adalah penggemar musik-musik yang enak didengar, dan dia tidak mempunyai ‘kegilaan’ khusus akan penyanyi atau lagu tertentu. Dia sebatas seorang penggemar ‘standar’ yang senang akan musik dan tidak lebih. Pada waktu mudanya dia senang menonton opera, dan teman masa remajanya August Kubizek mengatakan bahwa salah satu lagu opera kesukaannya adalah Rienzi karya Richard Wagner.
Dalam salah satu piringan hitam yang ditandai sebagai “Koleksi Berghof” (terdapat stiker kecil ‘Berghof’ di dalamnya), lagu utamanya adalah Komm Zurück (Kembalilah) yang dimainkan oleh Michael Jary dan Tanzorchester-nya. Sudah pasti lagu ini bukanlah lagu satu-satunya yang bisa digolongkan ke dalam “Koleksi Berghof”, sementara dilihat dari jenis musiknya, lagu Komm Zurück tampaknya lebih merupakan lagu favorit Eva Braun daripada Hitler.
Meskipun kemungkinan bukan lagu favorit Hitler, tapi dalam seri dokumenter World at War terdapat lagu yang dipersembahkan untuknya berjudul Adolf Hitlers Lieblingsblume ist das schlichte Edelweiß (Bunga Favorit Adolf Hitler Adalah Edelweiss Yang Sederhana). Lagunya mempunyai lirik seperti ini:
Hoch am schroffen Felsenwänden blüht die Blume seltner Art,
Der der Kanzler uns'res Volkes seine Neigung still bewahrt.
Eine Königin der Alpen ist es dies sein Herz liebt heiss.
Adolf Hitlers Lieblingsblume ist das schlichte Edelweiss.
Adolf Hitlers Lieblingsblume ist das schlichte Edelweiss.
Ziehe Lied durch alle Gauen, pflanzet fort von Mund zu Mund,
Trag ein Stück der deutschen Seele um das ganze Erdenrund.
Künde es in Härtelanden zu des Führers Lob und Preis.
Adolf Hitlers Lieblingsblume ist das schlichte Edelweiss.
Adolf Hitlers Lieblingsblume ist das schlichte Edelweiss.
Sebuah koleksi lagu-lagu rekaman gramofon dari bunker yang menjadi markas Hitler di Berlin telah dipublikasikan untuk umum baru-baru ini, dan memberi kita sedikit gambaran akan selera musik Sang Führer. Koleksi rekaman tersebut merupakan milik mantan perwira intelijen militer Rusia Lew Besymenski, yang mendapat tugas untuk meneliti Führerbunker di Berlin tak lama setelah menyerahnya Jerman tahun 1945. Besymenski tetap merahasiakan penemuannya tersebut, dan barulah setelah dia meninggal bulan Juni 2010 putrinya mengungkapkannya pada publik melalui majalah Jerman Der Spiegel. Secara mengejutkan, di antara lagu-lagu yang terdapat dalam koleksi tersebut, beberapa di antaranya adalah “musik terlarang” semacam karya-karya komposer asal Rusia (termasuk Tchaikovsky), juga seorang musisi keturunan Yahudi yang kabur dari Jerman tahun 1933!
Ini adalah daftar lengkapnya:
* Richard Wagner – Ouverture of the Flying Dutchman dibawakan oleh orkestra dari Rumah Festival Bayreuth
* Modest Mussorgski – aria “Death of Boris Godunoff”, dinyanyikan oleh penyanyi bass Rusia Fjodor Schaljapin
* Pyotr Tchaikovsky – Satu album penuh dengan penggesek biola terkemuka Bronislaw Hubermann sebagai solois
* Alexander Borodin
* Sergei Rachmaninov
* Musisi/penyanyi Austria Artur Schnabel (yang kabur dari Jerman tahun 1933 karena dia keturunan Yahudi)
Catatan:
Terdapat pula sumber yang menyebutkan bahwa lagu yang diputar di Führerbunker bukanlah Blutrote Rosen (Merah Darahnya Mawar) melainkan Glutrote Rosen (Merahnya Mawar Bagai Pijar Batubara). Blutrote Rosen adalah lagu dari tahun 1920-an sementara Glutrote Rosen dibuat di masa perang. Entahlah mana yang benar. Yang jelas, si lagu yang menjadi perdebatan haruslah mempunyai lirik “Merah darahnya mawar memberi kabar kebahagiaan untukmu...”
Sumber :
www.forum.axishistory.com
No comments:
Post a Comment