Sunday, September 14, 2014

Foto Heinz Bär, Jagoan Udara Luftwaffe


 
Oberstleutnant Oskar-Heinz (Heinrich) "Pritzl" Bär (23 Mei 1913 - 28 April 1957) adalah jagoan udara Luftwaffe yang berhasil menembak jatuh 220 pesawat musuh dalam lebih dari 1000 misi tempur.  Dengan total 220 kemenangan udara, Heinz “Pritzl” Bär berada di urutan ke-8 pilot dengan skor terbesar sepanjang sejarah (tujuh pilot di atasnya semuanya merupakan pilot Luftwaffe!). Selain itu, dengan 16 kemenangan menggunakan Me 262, dia berada di urutan ke-3 pilot jet dengan skor terbesar dalam Perang Dunia II. Perlu diketahui bahwa Bär sangat beruntung, dimana dalam semua misi yang pernah dijalaninya, dia sendiri ditembak jatuh oleh musuhnya sebanyak 18 kali! Keberuntungan Bär berakhir saat dia terbunuh dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang ringan di Braunschweig, Jerman, tanggal 28 April 1957


Perbincangan para jagoan udara dari Jagdgeschwader 51 (JG 51) selama berlangsungnya Pertempuran Britania di awal bulan Agustus 1940. Diantaranya adalah: Oberleutnant Heinz "Pritzl" Bär (tangan di leher, Staffelkapitän 12.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 51) dan Oberleutnant Hermann-Friedrich "Jupp" Joppien (ketiga dari kanan. Flugzeugführer di 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 51). Pengalaman pertama Bär sebagai pilot pemburu tidaklah mengesankan: sampai dengan akhir tahun 1940 dia hanya mampu mengemas 11 kemenangan udara (termasuk 8 di atas Inggris), meskipun dia sendiri kalah dalam 4 pertempuran yang terjadi dan 3 kali harus merasakan mendarat darurat dengan pesawatnya yang tertembak musuh! Di lain pihak, Joppien membukukan prestasi yang lebih baik dalam periode tersebut: dia menjadi salah satu jagoan Jagdwaffe terbaik di bulan Agustus dan September 1940 setelah mengklaim 25 kemenangan. Pada tanggal 6 Agustus 1940 dia dipercaya untuk menjadi Staffelkapitän dari 1. Staffel menggantikan Hauptmann Douglas Pitcairn dan, pada tanggal 15 September 1940, dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes setelah berhasil mencatatkan kemenangan yang ke-20 dan ke-21 di hari yang sama


 Heinz Bär dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang didapatkannya tanggal 2 Juli 1941 sebagai Leutnant dan Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders". Medali tersebut didapatkannya setelah dia berhasil mencetak 27 kemenangan di udara


 1 Agustus 1941 : upacara kenaikan pangkat dari Leutnant menjadi Oberleutnant untuk Heinz Bär (Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51). Dia adalah jagoan udara Luftwaffe yang telah mencetak puluhan kemenangan udara dan telah mendapatkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes atas prestasinya tersebut satu bulan sebelumnya (2 Juli 1941)



 Oberleutnant Heinz Bär (Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51) dalam foto dari tahun 1941. Di tahun itu unitnya, JG 51, berpartisipasi dalam Unternehmen Barbarossa (penyerbuan ke Rusia) sebagai bagian dari II. Fliegerkorps dan beroperasi di front wilayah tengah. Bär mengklaim lima kemenangan udara tanggal 30 Juni 1941 sehingga membuat total skornya menjadi 22. Pada hari ini pula pilot-pilot JG 51 "mengamuk" dengan menembak jatuh 113 pesawat musuh, termasuk di antaranya adalah kemenangan ke-1000 JG 51 sehingga menjadi unit Luftwaffe pertama yang meraihnya! Selain itu, Geschwaderkommodore Oberst Werner Mölders mencatat kemenangan ke-82 sehingga secara resmi melampaui pencapaian 80 kemenangan milik Manfred von Richthofen, jagoan udara dengan pencapaian terbanyak dalam Perang Dunia Pertama!


 Heinz Bär dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #31 yang didapatkannya tanggal 14 Agustus 1941 sebagai Leutnant dan Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders". Medali tersebut didapatkannya setelah dia berhasil mencetak 60 kemenangan di udara


 
Heinz Bär dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter #7 yang didapatkannya tanggal 16 Februari 1942 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän 1.Staffel / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders". Medali tersebut didapatkannya setelah dia berhasil mencetak 90 kemenangan di udara. Tiga kali dia direkomendasikan oleh unitnya untuk mendapatkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub Schwerter und Brillanten, dan tiga kali pula rekomendasi tersebut ditolak oleh Reichsmarschall Hermann Göring, padahal setelah penganugerahan medalinya yang terakhir tersebut Bär masih "mengamuk" dan menembak jatuh tambahan 130 pesawat lagi!



 
Empat orang pilot jagoan dari I.Gruppe / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders" yang juga adalah Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz), difoto di musim semi 1942. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinrich "Gaudi" Krafft (Gruppenkommandeur I./JG 51. RK 18 Maret 1942; total 78 kemenangan; KIA 14 Desember 1942), Hauptmann Heinz "Pritzl" Bär (Staffelkapitän 1./JG 51. RK 2 Juli 1941, EL 14 Agustus 1941, SW 16 Februari 1942; total 222 kemenangan), Leutnant Erwin Fleig (Staffelkapitän 2./JG 51. RK 12 Agustus 1941; total 66 kemenangan; ditawan 29 Mei 1942 setelah bail-out seusai dogfight melawan MiG 3 Rusia), serta Oberfeldwebel Heinrich "Tubby" Höfemeier (Flugzeugführer di 1./JG 51. RK 5 April 1942; total 96 kemenangan; KIA 7 Agustus 1943)



 Empat orang jagoan udara dari I.Gruppe / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders" yang juga adalah Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz), dalam sebuah foto yang diambil pada musim semi 1942. Dari kiri ke kanan: Oberfeldwebel Heinrich "Tubby" Höfemeier (Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 5 April 1942; total 96 kemenangan udara; gugur tanggal 7 Agustus 1943), Leutnant Erwin Fleig (Staffelkapitän 2.Staffel / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 12 Agustus 1941; total 66 kemenangan udara; ditawan tanggal 29 Mei 1942 setelah bail-out seusai dogfight melawan MiG 3 Rusia), Hauptmann Heinz "Pritzl" Bär (Staffelkapitän 1.Staffel / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 2 Juli 1941, Eichenlaub tanggal 14 Agustus 1941, dan Schwerter tanggal 16 Februari 1942; total 222 kemenangan udara), serta Hauptmann Heinrich "Gaudi" Krafft (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 18 Maret 1942; total 78 kemenangan udara; gugur tanggal 14 Desember 1942). Mereka semua mengenakan fliegeranzug (pakaian penerbang), dengan Höfemeier dan Bär mengenakan jaket khusus pilot tempur yang dijuluki sebagai "Messerschmitt Jacke"


 Dua orang jagoan udara dari I.Gruppe / Jagdgeschwader 51 (JG 51) "Mölders" yang juga adalah Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz), dalam sebuah foto yang diambil pada musim semi 1942. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinz "Pritzl" Bär (Staffelkapitän 1.Staffel / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 2 Juli 1941, Eichenlaub tanggal 14 Agustus 1941, dan Schwerter tanggal 16 Februari 1942; total 222 kemenangan udara) serta Oberfeldwebel Heinrich "Tubby" Höfemeier (Flugzeugführer di 1.Staffel / Jagdgeschwader 51. Ritterkreuz tanggal 5 April 1942; total 96 kemenangan udara; gugur tanggal 7 Agustus 1943). Mereka semua mengenakan jaket khusus pilot tempur yang dijuluki sebagai "Messerschmitt Jacke"


Hauptmann Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77) dan pesawat Messerschmitt Bf109F dengan 103 baris kemenangan di ekornya (tulisan "100" tambah tiga buah Abschußbalken) yang difoto tanggal 10 Mei 1942. Kalau anda mengira bahwa ini pesawat punya dia, maka anda salah! saat itu Bär baru mempunyai 91 kemenangan, dan kemungkinan ini adalah pesawat punya Herbert Ihlefeld, komandan I/JG 77 yang di saat itu menyerahkan tongkat komando kepada Bär


Dua orang pilot andalan dari I.Gruppe / Jagdgeschwader 77  (JG 77) "Herz As" di teater Mediterania, pertengahan tahun 1942. Dari kiri ke kanan: Leutnant Armin Köhler (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 77) dan Hauptmann Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77). Köhler (31 Maret 1912 - 30 Agustus 2000) nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 7 Februari 1945 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 77. Jumlah kemenangannya berada di angka 69


 Jagoan Luftwaffe Jerman Hauptmann Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77) bersama dengan staff Gruppe-nya di Comiso, Italia, bulan Juli 1942. Messerschmitt Me 109F-4 di sebelah kiri memperlihatkan baris kemenangan dan karangan bunga Eichenlaub mengelilingi angka "40" di sayap ekornya. Bär sendiri telah mengemas 100+ kemenangan pada saat itu dan akan mengakhiri perang dengan skor 220 fliegerabschüsse




 
 
 
Pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4 ((+ (werknummer 13376) milik Stab I.Gruppe / Jagdgeschwader 77 yang dipiloti oleh Gruppenkommandeur Hauptmann Heinz Bär, difoto di Sisilia bulan Juli 1942. Berhubung prestasi pemiliknya yang "mempesona", maka pesawat ini kerap dijadikan latar belakang saat berfoto oleh para anggota unit atau tamu yang berkunjung. Bagian favorit untuk berpose adalah sayap ekor karena memperlihatkan Abschußbalken (baris kemenangan) yang telah diraih oleh Bär sejauh ini. Angka "100" dalam karangan daun ek serta jumlah baris 13 menunjukkan bahwa jumlah kemenangannya bertengger di angka 113, sementara medali Schwerter di bawah karangan daun ek menunjukkan bahwa pemiliknya adalah Schwerternträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter)


 Hauptmann Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77) berfoto bersama seekor anak singa di atas pesawat Messerschmitt Bf 109 G-2 yang juga memajang gambar singa melompat sebagai lambangnya. Anak singa tersebut merupakan persembahan dari kebun binatang Leipzig untuk para anggota I./JG 77 saat mereka singgah ke kota yang berada di Freistaat Sachsen tersebut. Foto diambil di lapangan udara Comiso, Sisilia, tahun 1942


 
Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77), perwira Luftwaffe tidak dikenal, Leutnant Armin köhler (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 77), dan Major Joachim Müncheberg (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 77). Foto diambil di Tunisia awal tahun 1943. Beberapa minggu kemudian Müncheberg gugur dalam pertempuran udara di atas Zanouch/Gafsa, 23 Maret 1943




Oktober 1942: Tiga orang Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) dari unit Jagdflieger Luftwaffe. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Siegfried "Justav" Freytag (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 77. 102 kemenangan udara), Hauptmann Heinrich "Pritzel" Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77. 220 kemenangan udara), dan Oberleutnant Gerhard Michalski (Gruppenführer II.Gruppe / Jagdgeschwader 53. 73 kemenangan udara). Bila disatukan, ketiga orang ini menembak jatuh total 395 pesawat musuh! Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Markwardt



 
  
Major Heinz Bär (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 77) di Fatnassa, tunisia, bulan April 1943. Di wilayah udara sekitar Tunisia dan Mediterania Bär telah menambah jumlah kemenangan udaranya menjadi 179, tapi kondisi di medan pertempuran dimana Bär berada di pihak yang kalah dan menghadapi musuh yang selalu berlipat-lipat ganda kekuatannya membuat mental sang pilot jagoan menjadi down serta lelah luar-dalam. Setelah beradu argumen dengan komandan baru JG 77 Oberst Johannes Steinhoff serta Hermann Göring, pada pertengahan tahun 1943 Bär dipindahkan ke Prancis sekaligus dimutasi dari Gruppenkommandeur menjadi hanya Staffelkapitän dengan alasan "menunjukkan sikap pengecut di hadapan musuh"!


Major Heinz Bär (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 1) meninjau korbannya yang ke-184, sebuah Boeing B-17 F"Miss Ouachita" dari 91st Bomb Group, yang jatuh pada tanggal 21 Februari 1944. Dalam foto ini, Bär mengenakan pakaian favoritnya: Flight Jacket A-2 USAAF (United States Army Air Forces) berbahan kulit hasil rampasan. Untuk menunjukkan identitas Jermannya, jaket tersebut telah ditempeli schulterklappen (tanda pangkat bahu) dan medali Eisernes Kreuz I.Klasse. Yang berdiri di belakang Bär adalah kaczmarek-nya (wingman), Oberfeldwebel Leo Schuhmacher, yang juga merupakan seorang jagoan udara dengan 23 kemenangan. Uniknya, Schuhmacher juga mengenakan jaket terbang Amerika hasil rampasan, hanya saja dari jenis Flight Jacket B-3. Bisa dibilang bahwa jaket-jaket penerbang Amerika dihargai sangat tinggi oleh para pilot Jerman karena kualitasnya yang sangat bagus dan modelnya yang menarik. Aapabila ada pilot USAAF yang jatuh di wilayah musuh dan tertangkap, maka jangan harap jaket kepunyaannya bisa selamat sampai kamp tawanan, karena akan ada banyak tangan yang ingin memilikinya! Lokasi foto ini adalah di perbatasan Jerman dengan Belanda, sementara fotonya sendiri diambil oleh Kriegsberichter Rothkopf dari PK (Propaganda-Kompanie) Luftflotte 4


 Hampir segala sesuatu tentang Heinz Bär bisa dibilang "luar biasa". Salah satunya adalah kebiasaannya mengenakan jaket terbang kulit A-2 Amerika "pinjaman" yang menjadi favoritnya, dimulai dari bulan Februari 1944. Jaket tersebut mendapat penambahan schulterklappen (tanda pangkat bahu) kuning dengan jalinan perak yang memperlihatkan pangkat Mayor yang disandangnya, serta di bagian depan tercantol medali Eisernes Kreuz I.Klasse yang didapatkannya tanggal 6 Juli 1940 dalam Pertempuran Britania.. dan semua itu bisa dibilang melanggar peraturan utama Luftwaffe dalam hal berpakaian! Belum lagi pilihannya untuk selalu menerbangkan pesawat cadangan skuadronnya dari tahun 1939! Perlu diketahui bahwa dari jumlah 12 buah pesawat dalam satu Staffel (Skuadron), selalu terdapat tambahan satu pesawat sebagai cadangan darurat untuk berjaga-jaga manakala ada pesawat yang rusak atau hilang. Tapi karena Bär secara kebetulan menembak jatuh pesawat musuh pertamanya saat menggunakan pesawat "Weisse 13", maka dari sejak saat itu dia memutuskan bahwa angka 13 adalah angka keberuntungannya!


 Major Heinz Bär (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 1) berbicara dengan rekan sejawatnya dengan latar belakang sebuah pesawat Focke-wulf Fw 190 A-8 "Rote 13" yang merupakan tunggangan dari Bär sendiri. Foto diambil tahun 1944

 Major Heinz Bär (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 1) berdiri di atas pesawat Messerschmitt Bf 109 G-6 yang sedang terparkir di landasan udara sekaligus markas II.Gruppe / Jagdgeschwader 1 (JG 1), musim semi 1944. Bär menjadi komandan Gruppe-nya setelah komandan sebelumnya, Hauptmann Hermann Segatz, gugur dalam pertempuran udara tanggal 8 Maret 1944


 Oberstleutnant Heinz Bär dan pesawat Messerschmitt Me 262 "Rote 13" (werknummer 110559). Pada bulan Februari 1945 dia didapuk menjadi Gruppenkommandeur III.Gruppe / Ergänzungs-Jagdgeschwader 2 (EJG 2) yang dilengkapi dengan pesawat-pesawat jet Messerschmitt Me 262. Di unit dan tunggangan barunya tersebut Bär berhasil menembak jatuh 13 pesawat musuh (sebagian besar adalah pesawat pembom kelas berat semacam B-17 dan B-24) sehingga mengerek skor kemenangannya menjadi 217

----------------------------------------------------------------


Messerschmitt Bf 109 F-4 ((+ (werknummer 13376) milik Stab I.Gruppe / Jagdgeschwader 77 (JG 77) yang dpiloti oleh Gruppenkommandeur Hauptmann Heinz Bär di atas udara Krimea (Rusia) bulan Mei 1942. Ekornya menunjukkan jumlah kemenangan 103 buah, yang diraihnya tanggal 19 Mei 1942 dimana Bär menembak jatuh tidak kurang dari lima pesawat Soviet! Di hari yang sama General der Jagdflieger Adolf Galland melakukan inspeksi ke I./JG 77, yang bersamaan waktunya dengan kemenangan ke-2000 yang diraih oleh JG 77. Pencapaian Bär ini membuat namanya disebutkan dalam Wehrmachtbericht untuk kedua kalinya dalam edisi 20 Mei 1942


Messerschmitt Bf 109 F-4 ((+ (werknummer 13376) milik Stab I.Gruppe / Jagdgeschwader 77 (JG 77) yang dpiloti oleh Gruppenkommandeur Hauptmann Heinz Bär di atas udara Comiso (Italia) bulan Agustus 1942. Cat kamuflasenya terdiri dari RLM 74/75/76 sementara di bagian baling-baling adalah RLM 70. Chevron hitam-putih terdapat di bagian mesin. Perhatikan 13 baris putih dengan bintang merah di atasnya di bagian ekor yang merupakan tambahan dari jumlah kemenangan bersimbolkan angka "100"


 Focke-Wulf Fw 190 A-7 "Gelbe 12" yang diterbangkan oleh Major Heinz Bär (Staffelkapitän 6.Staffel / Jagdgeschwader 1) tanggal 21 Februari 1944. Di hari itu dia menembak jatuh tiga buah pesawat USAAF (sebuah Boeing B-17 "Flying Fortress" dan dua buah North American P-51 "Mustang"). Bär nantinya akan menembak jatuh tujuh P-51 lainnya, termasuk empat yang menjadi korban Messerschmitt Me 262 yang dipilotinya. Skor ini terbilang sedikit dibandingkan dengan total 220 pesawat yang telah ditembak jatuhnya. Penyebabnya seperti yang diutarakan oleh Bär sendiri: "P-51 mungkin adalah pesawat tersulit yang kuhadapi dari seluruh pesawat Sekutu. Mustang mempunyai kecepatan, manuver, serta sulit diidentifikasi karena bentuknya yang mirip dengan Me 109 saat sedang berada di udara... Bila dia mempunyai keuntungan taktis, maka besar kemungkinan dia akan menang dalam setiap pertempuran.."


Sumber :
Buku "Luftwaffe at War; Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Buku “Luftwaffe Fighter Aircraft in Profile” oleh Christer Bergström dan Claes Sundin
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman

No comments: