Friday, September 19, 2014

Foto Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"

Simbol Divisi "Großdeutschland" yang berupa huruf GD dalam panji. Divisi ini merupakan unit tempur Wehrmacht elite dalam Perang Dunia II yang bertempur di Front Timur. Großdeutschland dianggap sebagai unit terbaik dari Heer (Angkatan Darat Jerman) sehingga selalu mendapat prioritas utama dalam masalah pasokan perlengkapan perang, mendapatkannya pertama kali dibandingkan dengan unit lainnya!
------------------------------------------------------------------------------------------

KOMMANDEUR

Carl von Tiedemann (1 Oktober 1929 - 31 Maret 1932)
Generalleutnant Carl von Tiedemann (28 Juni 1878 - 10 Maret 1979) adalah orang Prusia dan merupakan veteran dalam Perang Dunia Pertama. Semasa mudanya dia tercatat pernah bertugas di Grenadier-Regiment “König Friedrich Wilhelm IV.” Nr. 2 (1898-1905), 6. Westpreußischen Infanterie-Regiment Nr. 149 (1905-1908; 1913-1914; 1919), Militär-Turnanstalt Berlin (1908), Bezirkskommando Schneidemühl (1912-1913), Reserve-Infanterie-Regiment Nr. 34 (1914-1917), 80. Reserve-Division (1917-1918), Reserve-Infanterie-Regiment Nr. 34 (1918-1919), Schützen-Regiment Nr.4 (1919-1922), 2. Division (1922-1925), 17. Infanterie-Regiment (1925-1929), dan 9. Infanterie-Regiment (1929). Pada tanggal 1 Oktober 1929 dia ditunjuk menjadi Komandan Kommando der Wachtruppe, unit seremonial Reichswehr yang bermarkas di Berlin. Jabatan tersebut diembannya sampai dengan tanggal 31 Maret 1932, saat Tiedemann melanjutkan karirnya sebagai staff perwira tinggi di Infanterieführer II, Wehrmeldebezirk Labes, dan Landwehr-Kommandeur. Pada tahun 1937 dia dipindahkan kembali sebagai perwira aktif saat pangkatnya sudah menjadi Generalmajor. Tiedemann dipercaya untuk menjadi Komandan 207. Infanterie-Division (1939-1941), yang nantinya beganti nama menjadi 207. Sicherungs-Division. Pada tahun 1943 dia pensiun dengan pangkat terakhir sebagai Generalleutnant. Medali dan penghargaan yang diperolehnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Ritterkreuz des Königlich Preußische Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern; Hamburgisches Hanseatenkreuz; 1918 Verwundetenabzeichen in Schwarz; Ehrenritter des Königlich Preußische Johanniter-Ordens; Königlich Preußische Dienstauszeichnungskreuz; 1914-1918 Ehrenkreuz für Frontkämpfer; serta Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse


 Generalmajor Karl Lorenz (24 Januari 1904 - 3 Oktober 1964) menjadi komandan Divisi Panzergrenadier "Großdeutschland" periode 1 September 1944 s/d 1 Februari 1945, menggantikan Hasso von Manteuffel dan digantikan Hellmuth Mäder. Dia adalah seorang peraih Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #395 yang didapatkannya tanggal 12 Februari 1944 sebagai Oberst dan Kommandeur Grenadier-Regiment "Großdeutschland". BTW, alat optik yang nongkrong di depan Lorenz namanya adalah 12x60 Richtungsweiser-Fernrohr, jaket yang dikenakannya berasal dari jenis Fellmantel, codet di pipinya adalah hasil Mensur di masa muda, dan kacamata hitam (!) di schirmmütze-nya adalah varian dari Cenkdem (gochenk adem)

------------------------------------------------------------------------------------------

KOMMANDO DER WACHTRUPPE (24 Juni 1921 - 1934)

Kunjungan Inspektur-Jenderal Angkatan Darat Argentina, Jenderal Toranzo, ke markas Kommando der Wachtruppe yang berlokasi di Barak Moabit di pusat kota Berlin, bulan Agustus 1929. Dalam foto ini sang jenderal berjalan sambil memberi hormat di sebelah kanan (x), sementara yang menemaninya sambil sama-sama memberi hormat di tengah (xx) adalah General der Infanterie Wilhelm Heye (Chef der Heeresleitung). Diantara mereka adalah Oberstleutnant Carl von Tiedemann (Kommandeur Kommando der Wachtruppe)


Februari 1930: Inspeksi pertama Kommando der Wachtruppe oleh Komandan Kota Berlin yang baru diangkat beberapa waktu sebelumnya, Generalmajor Kurt Schreiber. Schreiber menggantikan posisi Generalmajor Walter Freiherr von Schleinitz (yang nantinya menjadi salah satu dari Tannenberg-General, jenderal yang mendapat kehormatan mendapat kenaikan pangkat pada Hari Tannenberg atau Tannenbergtag). Ikut mengiringi dalam inspeksi tersebut, dari kiri ke kanan (foto atas): Major Heinrich Strack (Stab Stadtkommandant Berlin), Hauptmann Hans von Basse (Adjutant Stadtkommandant Berlin), Oberstleutnant Carl von Tiedemann (Kommandeur Kommando der Wachtruppe), dan Generalmajor Kurt Schreiber (Stadtkommandant Berlin)


Parade Kommando der Wachtruppe di hadapan Reichspräsident Paul von Hindenburg, yang diselenggarakan di Berlin tanggal 1 Maret 1932. Meskipun tidak terlalu kelihatan, dalam foto ini sang Reichspräsident mengenakan seragam Generalfeldmarschall era Kekaisaran Jerman, lengkap dengan pickelhaube (helm berujung runcing). Dia berdiri paling dekat dengan pasukan yang berparade di tengah. Di belakangnya adalah General der Infanterie Kurt Freiherr von Hammerstein-Equord (Chef der Heeresleitung)


Reichspräsident Paul von Hindenburg menginspeksi pasukan Reichswehr dari unit Kommando der Wachtruppe di Berlin, tanggal 1 Maret 1932. Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Werner von Blomberg (Kommandeur 1. Division und Befehlshaber Wehrkreis I), Generalleutnant Gerd von Rundstedt (Kommandeur 3. Division), General der Infanterie Kurt Freiherr von Hammerstein-Equord (Chef der Heeresleitung), Oberst Walther von Reichenau (Chef des Stabes 1. Division), Oberst Carl von Tiedemann (Kommandeur Kommando der Wachtruppe), serta Reichspräsident Hindenburg. Disini sang Reichspräsident mengenakan seragam Generalfeldmarschall era Kekaisaran Jerman, lengkap dengan pickelhaube (helm berujung runcing)



Generalmajor Erwin von Witzleben (kedua dari kiri, Kommandeur 3. Division und Befehlshaber Wehrkreis III) dan General der Artillerie Werner Freiherr von Fritsch (memberi hormat, Chef der Heeresleitung) dalam acara inspeksi pasukan Wehrmacht - kemungkinan Wachtruppe Berlin pimpinan Oberst Erich von Keiser - yang berlangsung pada bulan November 1934


Dengan diiringi oleh rakyat sipil, kompi penjaga dari Kommando der Wachtruppe berparade melewati Brandenburger Tor (Gerbang Brandenburg) menuju Wache Ehrenmal (Monumen Perang Kehormatan) di Berlin tahun 1934. Mereka semua mengenakan Parade-Anzug (Seragam Parade), yang khusus dikenakan pada acara-acara seremonial. Kommando der Wachtruppe biasa mengadakan parade dengan iringan orkes dangdut di hari minggu, selasa dan kamis. Rute parade bermula dari Barak Moabit - markas mereka - lalu melewati Brandenburger Tor dan di sepanjang Unter den Linden sebelum berakhir di Ehrenmal yang berlokasi di Gedung Schinkel. Perwira yang ditunjuk untuk memimpin parade ini biasanya menunggangi kuda putih yang bernama "Alaric". Kuda tersebut menjadi begitu terkenal, khususnya di mata orang-orang Berlin. Unit Kommando der Wachtruppe inilah - bersama dengan Resimen Infanteri Latihan di Döberitz - yang nantinya menjadi cikal bakal Divisi Großdeutschland yang tersohor dalam Perang Dunia II


Generalleutnant Erwin von Witzleben (kedua dari kiri, Kommandierender General III. Armeekorps und Befehlshaber Wehrkreis) dan General der Artillerie Werner Freiherr von Fritsch (memberi hormat, Oberbefehlshaber des Heeres) melakukan inspeksi pasukan sambil menunggang kuda di hadapan para prajurit dari Wachtruppe Berlin pimpinan Oberstleutnant Werner Freiherr von und zu Gilsa (perwira berkuda yang mengenakan stahlhelm di samping Fritsch). Foto ini sendiri diambil oleh Georg Pahl pada tanggal 5 Desember 1935 - versi lain menyebutkan tanggal 24 Januari 1936 - di Exerzierplatz (Lapang Parade) Barak Moabit di Berlin yang merupakan markas dari Wachtruppe Berlin (cikal-bakal Divisi elit Großdeutschland dalam Perang Dunia II)

------------------------------------------------------------------------------------------

INFANTERIE-REGIMENT "GROßDEUTSCHLAND" (12 Juni 1939 - 12 Maret 1942)

Foto yang diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Gronefeld pada tanggal 22 April 1941 ini memperlihatkan seorang perwira dari Infanterie-Regiment (motorisiert) "Großdeutschland" menghabisi warga lokal - yang kelihatan masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelah eksekusi massal - di pinggir kuburan Ortodoks tua di Pančevo, Serbia (Yugoslavia), sementara di sebelahnya memperhatikan perwira lain dari SS-Division (motorisiert) "Reich". Di hari itu, tidak kurang dari 36 orang warga sipil tak bersalah dieksekusi (dengan tuduhan tak berdasar bahwa mereka adalah bagian dari pemberontak bersenjata), sebagai balasan dari serangan terhadap dua orang prajurit Jerman - juga untuk sembilan orang warga etnis Jerman yang dieksekusi sebelumnya karena menyerang prajurit Yugoslavia. Ke-36 orang warga tersebut dibagi dua: satu kelompok dieksekusi dengan cara ditembak, sementara kelompok lainnya digantung. Sebagai eksekutor kelompok pertama dipilih resimen Großdeutschland yang kebetulan sedang berada disana, sementara eksekutor kelompok kedua dilaksanakan oleh warga etnis Jerman yang tinggal di wilayah sekitar. Perintah pelaksanaan eksekusi ditandatangani oleh komandan garnisun, Oberstleutnant Fritz Bandelow dari Großdeutschland, sementara sebagai hakim/pengambil keputusan adalah SS-Sturmbannführer Rudolf Hoffmann dari SS-Division (motorisiert) "Reich". Pada persidangan penjahat perang di Jerman setelah perang usai, Hoffmann dinyatakan tidak bersalah

---------------------------------------------------------------------------------

INFANTERIE-DIVISION "GROßDEUTSCHLAND" (12 Maret 1942 - 19 Mei 1943)

Foto ini diambil oleh Hanns Hubmann dan memperlihatkan Generalmajor Walter Hoernlein (kanan), Kommandeur Infanterie-Division "Großdeutschland" (motorisiert), yang sedang mendiskusikan strategi bersama dengan salah seorang perwiranya dalam gerak maju di Voronezh, bulan Juli 1942. Di lehernya dia memakai Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #399 yang dia terima tanggal 30 Juli 1941 sebagai komandan Infanterie-Regiment 80. Nantinya dia juga akan mendapat Deutsches Kreuz in Gold (14 Februari 1943) dan Eichenlaub #213 (15 Maret 1943), keduanya sebagai perwira di Großdeutschland (GD). Hoernlein memimpin GD dari tanggal 10 April 1942 s/d 27 Januari 1944 serta membangun reputasi yang solid sebagai pemimpin yang efisien dan dapat diandalkan tapi tetap mempunyai waktu untuk memperhatikan kesejahteraan pasukan yang berada di bawah pimpinannya. Dia begitu dicintai oleh anakbuahnya sehingga mendapat julukan "Papa" Hoernlein. Mungkin salah satu pernyataan terkenal yang pernah dilontarkannya adalah saat dia mengirim telegram ke “Fuhrerhauptquartier” untuk menuntut penjelasan apakah GD merupakan satu-satunya unit Jerman yang tersisa di Front Timur, karena tanpa henti mereka terus bertempur dari satu krisis ke krisis yang lain selama berlangsungnya pergulatan brutal di sekitar Rzhev! BTW, perhatikan bahwa dalam foto ini Hoernlein mengenakan strip merah di celananya khas perwira staff atau jenderal, padahal dari kragenspiegelnya kelihatan jelas bahwa pangkatnya masih Oberst! Kasus semacam ini namanya "mit RDA (Rangdienstalter)", dalam artian dia sudah mendapat pengumuman dari OKW mengenai kenaikan pangkatnya, tapi baru "berhak" mengenakan kepangkatan barunya beberapa hari kemudian (karena menunggu proses administrasi atau transfer ke unit baru). Biasanya ini terjadi pada perwira yang dipercaya untuk menjadi komandan dari unit yang tingkatannya lebih tinggi, tapi yang pangkatnya saat itu belum naik ke tingkat yang lebih tinggi yang dipersyaratkan oleh unit barunya. Biasanya orang yang sedang dalam posisi ini mudah dikenali dari strap yang menutup schulterklappen-nya (seperti contoh foto di atas)


 Sebuah kompi Panzergrenadier dalam gerak maju di Rusia. Berdasarkan zoom dari bemper truk Opel Blitz di tengah, diketahui bahwa unitnya adalah Divisi Großdeutschland, sementara kendaraan-kendaraan yang berhasil teridentifikasi adalah Sd.Kfz.11, Sd.Kfz.10, Steyr 1500, serta tank-tank Panzer III dan IV di latar belakang. Panzergrenadier (disingkat PzGren atau Pzg) adalah sebutan Jerman untuk unit infanteri mekanis atau bermotor, yaitu prajurit infanteri yang rantang-runtung tidak dengan jalan kaki melainkan nebeng ke kendaraan-kendaraan khusus yang dibuat special pake telor kacingcalang untuk perannya. Nama "Panzergrenadier" masih bertahan sampai saat ini, dan digunakan di negara-negara yang berbahasa Jerman seperti Jerman (ya iya lah!), Austria dan Swiss



 "Ich hatte ein Kamerad"... seorang prajurit Jerman dari Infanterie-Division "Großdeutschland" (motorisiert), yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di kendaraan Sd.Kfz. 250 yang membawanya, dikeluarkan oleh rekan-rekan seperjuangannya untuk kemudian dibaringkan di rerumputan. Foto diambil pada tahun 1942. Dalam fase pembuka "Fall Blau" (gerak maju Jerman di selatan Uni Soviet), Divisi Großdeutschland tergabung dalam XLVIII. Panzerkorps. Di akhir tahun itu, saat mereka telah habis-habisan bertempur di wilayah Rzhev, Großdeutschland kehilangan begitu banyak pasukannya sehingga dianggap tak layak tempur lagi dan harus ditarik mundur untuk di-reorganisasi

 Seorang prajurit Wehrmacht dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" membiarkan seekor kucing bermain-main dengan sabuk peluru senapan mesin MG 34 di kompartemen sebuah Hanomag lapis baja Sd.Kfz.251 selama berlangsungnya pertempuran pertama Voronezh di dekat Voronezh (Rusia) tanggal 16 Juli 1942


 Foto oleh Kriegsberichter Kempe yang diambil pada tahun 1942 ini memperlihatkan seorang Oberfeldwebel yang nongkrong di atas Spähpanzer Sd.Kfz.222 dalam konvoy unit pelopor dari Infanterie-Division (motorisiert) Großdeutschland di medan berumput Akhtyrka (Sumy Oblast, Ukraina). Persis di belakangnya kita bisa melihat sebuah Panzerkampfwagen II yang diikuti oleh dua buah halftrack: Sd.Kfz.250 dan Sd.Kfz.251/6. Si Oberfeldwebel mengenakan kopfhörer (headphone) dan Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan) di kepalanya



Foto propaganda ini memperlihatkan saat tiga orang wanita memberikan sumbangan uang kepada dua orang "tukang kencleng" yang mewakili Kriegswinterhilfswerk, sebuah program penggalangan dana berkala yang bertujuan untuk membantu rakyat Jerman yang kurang mampu disaat musim dingin tiba. Dua orang peminta sumbangan itu sendiri bukanlah prajurit biasa, melainkan pahlawan perang sekaligus Ritterkreuzträger dari Wachbataillon (Batalyon Jaga) Großdeutschland. Mereka adalah, dari kiri ke kanan: Leutnant Karl Hausmann (Ritterkreuz tanggal 15 Mei 1942 sebagai Oberfeldwebel dan Führer 3.Kompanie / I.Bataillon / Jäger-Regiment 28 / 8. leichte Infanterie-Division) dan Oberfeldwebel Josef Dörfel (Ritterkreuz tanggal 4 Maret 1942 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 6.Kompanie / II.Bataillon / Infanterie-Regiment 439 / 134.Infanterie-Division). Foto ini sendiri diambil pada bulan Maret 1943


 Acara kunjungan Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen) ke markas Panzer-Regiment "Großdeutschland", bulan Maret 1943. Disini Guderian (tengah) diapit oleh Oberst der Reserve Hyazinth Strachwitz von Groß-Zauche (Kommandeur Panzer-Regiment "Großdeutschland") di sebelah kiri, dan Oberstleutnant im Generalstab Oldwig von Natzmer (Ia Operationsführer Infanterie-Division "Großdeutschland") di sebelah kanannya


Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Walter Pössl (Kommandeur I.Bataillon / Panzer-Regiment "Großdeutschland" / Infanterie-Division "Großdeutschland"), yang diselenggarakan pada tanggal 20 April 1943. Pössl menerima medali keberanian bergengsi tersebut dari tangan komandan resimennya, Oberst Hyazinth Graf Strachwitz von Groß-Zauche und Camminetz. Dia dianugerahi Ritterkreuz atas aksi mencengangkannya dalam pertempuran di timur Borrisovka (Rusia), dimana batalyon yang dipimpinnya menghancurkan 39 tank Soviet tanpa kehilangan satu panzer pun!

---------------------------------------------------------------------------------

PANZERGRENADIER-DIVISION "GROßDEUTSCHLAND" (19 Mei 1943 - 20 Desember 1944)

 Generalleutnant Hermann Balck duduk bertelekan peta dalam foto yang dibuat oleh Kriegsberichter Bauer di Rusia tengah tahun 1943. Karena foto ini diambil saat Balck masih menjabat sebagai Führer Panzergrenadier-Division Großdeutschland, maka bisa dipastikan bahwa periodenya adalah antara 19 Mei 1943 - 10 Juni 1943. Balck mengenakan medali Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub di lehernya yang dia dapatkan tanggal 4 Maret 1943 sebagai Kommandeur 11. Panzer-Division


 Generalleutnant Hermann Balck (Führer Panzergrenadier-Division Großdeutschland) mendengarkan penjelasan dari salah seorang perwiranya, Major Walter Pössl (Kommandeur I.Abteilung / Panzer-Regiment Großdeutschland). Karena foto ini diambil saat Balck masih menjabat sebagai Führer Panzergrenadier-Division Großdeutschland, maka bisa dipastikan bahwa periodenya adalah antara 19 Mei 1943 - 10 Juni 1943. Foto oleh Kriegsberichter Bauer dari PK (Propaganda-Kompanie) Großdeutschland


 Foto yang diambil oleh Kriegsberichter Broenner bulan Mei 1943 ini memperlihatkan kunjungan Sepp Dietrich ke tempat pelatihan Divisi Großdeutschland di Borisovka, barat-laut Kharkov, sebelum dimulainya Unternehmen Zitadelle (Pertempuran Kursk). Dari kiri ke kanan: Oberst der Reserve Hyazinth Graf "Panzergraf" Strachwitz von Groß-Zauche (Kommandeur Panzer-Regiment Großdeutschland), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler"), Oberst im Generalstab Oldwig von Natzmer (Chef des Stabes Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"), dan Generalleutnant Hermann Balck (Kommandeur Panzergrenadier-Division "Großdeutschland")


Oberst der Reserve Strachwitz von Groß-Zauche (sebagai komandan Panzer-Regiment Großdeutschland) sedang berbincang-bincang dengan perwira Heer di Borisovka, baratlaut Kharkov, bulan Mei 1943. Perwira bertubuh "mungil" tersebut (untuk ukuran bule) adalah Generaloberst Hermann Hoth (Oberbefehlshaber 4. Panzerarmee). Foto oleh Kriegsberichter Broenner



Foto yang diambil oleh Kriegsberichter Broenner bulan Mei 1943 ini memperlihatkan kunjungan SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") ke tempat pelatihan Divisi Großdeutschland di Borisovka, barat-laut Kharkov, sebelum dimulainya Unternehmen Zitadelle (Pertempuran Kursk). Disini Oberst der Reserve Hyazinth Strachwitz von Groß-Zauche (Kommandeur Panzer-Regiment "Großdeutschland") sedang memberikan keterangan tentang cara menggaet cabe-cabean dengan lebih singkat dan efisien. Perwira mungil yang bertolak pinggang persis di depan Strachwitz adalah Generaloberst Hermann Hoth (Oberbefehlshaber 4. Panzerarmee), sementara dua orang perwira berkacamata cengdem (goceng adem) di sebelah kiri Dietrich adalah, dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Oldwig von Natzmer (Chef des Stabes Panzergrenadier-Division "Großdeutschland") dan SS-Oberführer Werner Ostendorff (Chef des Generalstabes SS-Panzerkorps). Di sebelah kanan Dietrich sendiri berdiri SS-Sturmbannführer Rudolf "Rudi" Lehmann (Ia Erster Generalstabsoffizier SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler")


Ini adalah acara inspeksi para perwira dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" yang dilakukan oleh komandannya, Generalleutnant Walter Hoernlein, bersama dengan Generaloberst Hermann Hoth (Oberbefehlshaber 4. Panzerarmee) di Front Timur bulan Juni 1943. Perhatikan bahwa ada "Tangga" hidup disana. Minimal tingginya dua meter! Foto oleh Kriegsberichter Kempe dari PK Ob. d. H. (Propaganda-Kompanie Oberbefehlshaber des Heeres)


 Komandan Panzergrenadier-Division "Großdeutschland", Generalleutnant Walter Hoernlein (keempat dari kanan), menginspeksi barisan anggota Sturmgeschütz-Abteilung "Großdeutschland" dengan didampingi oleh komandannya, Hauptmann Peter Frantz (ketiga dari kanan), di Front Timur, musim panas tahun 1943. Foto oleh Kriegsberichter Kempe dari PK Ob. d. H. (Propaganda-Kompanie Oberbefehlshaber des Heeres)


Dua orang Komandan Resimen dari Panzergrenadier-Division "Grossdeutschland" dalam sebuah foto yang diambil di musim panas tahun 1943 di Front Timur, sewaktu berlangsungnya Unternehmen Zitadelle (Operasi Citadel) atau Pertempuran Kursk. Disini diperlihatkan Oberst der Reserve Hyazinth Graf Strachwitz von Gross-Zauche (kiri, Kommandeur Panzer-Regiment "Grossdeutschland") yang sedang berdiri menghadap Panzerbefehlswagen berantena tunggangannya, yang mempunyai turmnummer (nomor turet) tidak biasa: "0". Di hadapannya nongkrong Oberstleutnant Karl Lorenz (Kommandeur Panzergrenadier-Regiment "Grossdeutschland"). Pada awal tahun 1943, Batalyon Panzer "Grossdeutschland" di-upgrade menjadi setingkat resimen. Pada awalnya, tank-tank milik komandan unit tersebut mempunyai nomor taktis dua digit (01,02,03). Dengan sebab yang tidak diketahui, sewaktu Pertempuran Kursk penomorannya kemudian berubah sedikit sehingga kini Panzerbefehlswagen (Tank Komandan) unit tersebut mempunyai nomor "0", "01", "02". Tampaknya sistem penomoran unik ini bertahan sampai dengan akhir perang, karena setidaknya di musim panas tahun 1944 tercatat dua tank komando Grossdeutschland dari jenis Panther yang mempunyai turmnummer "0" dan "01". Di luar dari tank-tank milik markas resimen yang bernomor tidak biasa, tank-tank milik para komandan batalyon memakai penomoran Romawi "I" dan "II"


Gerombolan Panzergrenadier Großdeutschland beramai-ramai naik di atas Sturmgeschütz dalam sebuah serangan terhadap posisi pertahanan Soviet di Belgorod, Orel, dalam fase pertama Pertempuran Kursk awal bulan Juli 1943. Foto oleh Kriegsberichter Kempe dari Propaganda-Kompanie Oberbefehlshaber des Heeres (PK Ob.d.H.)


 Awak tank dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" melepas lelah dengan menikmati rokok seusai pertempuran yang sengit di Front Timur. Mereka memakai denim panzer dua bagian yang dilengkapi kantong besar di bagian depan. Seragam ini hanya khusus dipakai di musim panas atau di wilayah yang beriklim hangat


 
Hauptmann Hans-Detlev Chrapkowski (Kommander Sturmpionier-Bataillon "Großdeutschland") menahkodai sebuah Sturmboot 39 di perairan Rusia tengah, 1943. Prajurit zeni di sebelah kanan mempunyai lencana steuermannabzeichen di lengannya


 Panzerkampfwagen VI Tiger (turmnummer B12) dari 11. Kompanien/III. Abteilung/Panzer-Regiment "Großdeutschland" bergerak melintasi sebuah meriam anti-tank 76mm M1942 ZiS-3 Rusia yang teronggok di jalanan, sementara dua orang Obergefreiter mengawasi udara dari keberadaan pesawat musuh di wilayah Achtyrka-Kharkov-Poltava, Ukraina, tanggal 23 September 1943. Tiger-Tiger Großdeutschland bertugas untuk melindungi gerak mundur tentara Jerman ke arah garis pertahanan baru di Dniepr. Tiger di atas telah mendapat cat kamuflase di seluruh badannya serta membawa cadangan rantai roda di plat depan. Foto oleh Kriegsberichter Pfeiffer (PK Div.Großdeutschland)


Unteroffizier muda Hans Roeger (X), Zugführer di 1.Kompanie/Panzerfüsilier-Regiment "Großdeutschland". Dia nantinya dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 21 September 1944 atas aksinya di sekitar Kursenai, Lithuania. Roeger seakan menjadi legenda di divisinya dan aksi-aksi keberaniannya telah menjadi buah bibir. Pada bulan April 1944, saat Großdeutschland sedang berjibaku menstabilkan garis pertahanan di wilayah Iassi (Jassy)/Targul Frumos, Roeger dan anakbuahnya berpatroli dengan mengenakan pakaian penggembala Rumania, lengkap dengan ternaknya! Mereka berhasil menyelinap keluar dari kepungan tentara Rusia dan menghancurkan sebuah jembatan sebelum balik lagi. Insiden lainnya muncul di medan Lithuania. Dia sedang memimpin pasukannya dengan sebuah SPW di jalan menuju jembatan Kursenai saat bertemu dengan grup artileri Soviet. Roeger dan anakbuahnya langsung berloncatan keluar dari SPW dan menyerbu meriam-meriam musuh. Tapi senjata pertahanan Rusia di sekelilingnya tiba-tiba menyalak sehingga memaksa dia untuk menunduk dan merayap di bawah kendaraan musuh sampai akhirnya lebih banyak lagi rekan-rekannya yang datang membantu. Setelah menghancurkan semua perlawanan, dia kemudian memimpin pasukannya dan berhasil menguasai sebuah jembatan penyeberangan untuk menyeberangkan kendaraan-kendaraan perang batalyonnya


Para calon sukarelawan muda Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" dari organisasi Hitlerjugend sedang beramah-tamah dengan dua orang Ritterkreuzträger divisi tersebut, Feldwebel Hans Klemm dan Oberfeldwebel Otto Brakat (kanan), bulan Januari 1944. Klemm (27 September 1916 - 9 Desember 1996) dianugerahi Ritterkreuz tanggal 10 Desember 1942 sebagai Unteroffizier dan Gruppenführer 2.Kompanie/Infanterie-Regiment "Großdeutschland" (mot.), sementara Brakat (15 Januari 1916 - 31 Januari 1978) mendapatkannya tanggal 27 Juli 1941 sebagai Unteroffizier dan Gruppenführer 2.Kompanie/Radfahr-Abteilung 1


Dua orang anggota anyar Großdeutschland yang baru saja menerima seragam serta perlengkapan mereka di garnisun Ersatzbrigade (Brigade Pengganti) Panzergrenadier-Division "Großdeutschland", 27 Januari 1944. Kain zeltbahn dengan pola kamuflase Heeres-Splittermuster 31 yang nongol dalam foto ini berfungsi pula sebagai "bungkus" perlengkapan yang tidak bisa dibawa menggunakan tornister (tas ransel). Kebanyakan para prajurit belia yang baru bergabung ini merupakan anggota Hitlerjugend (HJ) atau Reichsarbeitsdienst (RAD) yang telah menerima latihan militer ringan sebelumnya sehingga tidaklah terlalu sulit untuk melatih mereka kembali. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Schwahn


Oberst Karl Lorenz (gogel di topi) dan Oberleutnant der Reserve Hans Wentzke (jaket kamuflase) bersama dengan anakbuah mereka di Ukraina bulan Januari 1944. Wentzke sendiri nantinya dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold tanggal 20 September 1944 sebagai Oberleutnant der Reserve dan komandan 16.Kompanie/Panzergrenadier-Regiment "Großdeutschland"

Oberleutnant Dr. Bold (kiri) bersama sesama perwira Großdeutschland duduk di pinggir mobil sambil mengatur strategi menggunakan peta di Targul Frumos, Rumania, April 1944. Tanpa ditambahi caption pun kita bisa tahu bahwa orang-orang ini berasal dari Großdeutschland: simbol stahlhelm di mobil, huruf "GD" di schulterklappen, dan ärmelband "Großdeutschland" di lengan kanan. Foto oleh Kriegsberichter Hans Scheerer dari PK (Propaganda-Kompanie) 690 (KB-Zug HGr. A) (KB-Zug HGr. Südukraine)


Konvoy Panzerkampfwagen V "Panther" dari Großdeutschland dalam sebuah serangan ke wilayah Iaşi di Rumania bulan April 1944. Wilayah ini menjadi salah satu lokasi pertempuran paling berdarah-darah di selatan Front Timur. Foto oleh Kriegsberichter Heinrich von der Becke (1913-1997), mantan fotografer olahraga di masa sebelum perang, dan pertama kali dipublikasikan tanggal 4 Mei 1944


Seorang anggota Feldgendarmerie (Polisi Lapangan) dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" bersama dengan beberapa orang prajurit Rumania memeriksa sisa-sisa pesawat Soviet yang tak lama sebelumnya ditembak jatuh di wilayah Târgu Frumos, Rumania, antara tanggal 2-8 Mei 1944. Uniknya, dari bentuk rongsokannya diketahui bahwa pesawat tersebut bukanlah buatan Rusia melainkan dari jenis Bell P-39 Airacobra buatan Amerika yang dihibahkan ke Angkatan Udara Uni Soviet sebagai bagian dari perjanjian Land-Lease. Yang lebih asyik lagi, si anggota Feldgendarmerie memakai ringkragen (gorget) Wehrmacht dengan tambahan insignia "GD" di atasnya! Dari buku "Uniforms and Insignia of the Grossdeutschland Division" karya Scott Pritchett diketahui bahwa hanya ada dua contoh dari ringkragen model ini yang diketahui: satu relic yang didapatkan di wilayah Rzhev (dan diperlihatkan di buku tersebut), dan satu lagi yang masih dalam kondisi bagus dan kini menjadi milik salah satu kolektor di Eropa. Foto ini sendiri dibuat oleh Theodor Scheerer dari KBZ HGr. Südukraine (Kriegsberichter-Zug Heeresgruppe Südukraine)


LinkOberleutnant Hans-Karl Richter dari 2.Kompanie(SPW)/Panzergrenadier-Regiment "Großdeutschland" (kanan) bersama dengan seorang SS-Hauptsturmführer dari SS-Panzergrenadier-Regiment 6 "Theodor Eicke" sedang berdiskusi di dekat Targul Frumos tanggal 3 Mei 1944. Richter sedang menunjukkan pada si Kapten SS posisi mereka



Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinrich Gerbener (III.Bataillon/Panzergrenadier-Regiment GD), Oberleutnant Diddo Diddens (1.Kompanie/Sturmgeschütz-Brigade GD), dan Oberleutnant der Reserve Hans Wentzke (16.Kompanie(Flak)/Panzergrenadier-Regiment GD). Foto diambil tanggal 10 Mei 1944 di hulu sungai Moldau, Rumania, oleh Kriegsberichter Hans Scheerer. Perhatikan bahwa Wentzke lebih suka menggelantungkan pistolnya daripada dimasukkan ke sarungnya!


Oberst Willi Langkeit (kedua dari kiri, Kommandeur Panzer-Regiment "Großdeutschland") beristirahat di samping Befehlspanzer V "Panther" Ausf.A (turmnummer 01) di dekat Iași, sebuah Kotapraja di wilayah Moldavia, timur-laut Rumania, tanggal 17 Mei 1944. Di sebelah kiri adalah Hauptmann Ernst-Günter Lehnhoff yang nantinya meraih Ritterkreuz tanggal 12 Desember 1944 sebagai Major dan komandan Panzer-Füsilier-Bataillon der Führer-Grenadier-Brigade. Saat itu Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" berada di bawah komando Heeresgruppe Südukraine


Major Hans-Detlev Chrapkowski (Kommander Panzer-pionier-Bataillon "Großdeutschland") menganugerahkan Panzervernichtungsabzeichen (nama lengkapnya: "Sonderabzeichen für das Niederkämpfen von Panzerkampfwagen durch Einzelkämpfer") kepada salah seorang anakbuahnya yang berpangkat Obergefreiter di depan sebuah tank T-34 Rusia hasil rampasan, Mei 1944. Foto oleh Kriegsberichter Scheerer (KB-Zug HGr. Südukaine). Chrapkowski sendiri merupakan mantan perwira dari Pionier-Bataillon 43 yang dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold di bulan yang sama dengan foto di atas, tanggal 28 Mei 1944


 Setelah si Obergefreiter muda (yang sayangnya tak diketahui namanya) menerima Panzervernichtungsabzeichen, kini giliran Oberfeldwebel yang juga adalah "Spieß" unit menyerahkan dokumen kelengkapan medalinya. Unit Pionier atau zeni (insinyur tempur), dengan peralatan peledak khusus serta senjata jarak dekat lain yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan tentara infanteri biasa, memang merupakan satuan paling ideal kalau sudah berurusan dengan buru-memburu tank yang berbahaya. Sebelum Panzerfaust membuat setiap prajurit mempunyai senjata anti-tanknya sendiri, satuan Pionier adalah penyumbang paling banyak dalam hal penghancuran tank musuh yang dihancurkan oleh tangan! Sejak Perang Dunia Pertama, prajurit Jerman telah dilatih untuk berlindung tanpa terlihat manakala tank lawan datang, membiarkan mereka lewat, mempercayakan pada artileri untuk memisahkan tank-tank sialan itu dari infanteri yang mengiringinya, lalu setelah itu baru menghabisi si tank yang sendirian dengan menempelkan peledak di bagian belakang lapis baja yang lebih tidak terlindungi


Generalleutnant Hasso von Manteuffel (Kommandeur Panzergrenadier-Division Großdeutschland, kedua dari kanan) bersama dengan para staff dari Großdeutschland. Perwira yang berdiri paling dekat dengan kamera adalah Wolfgang Heesemann yang nantinya meraih Ritterkreuz tanggal 17 Februari 1945 sebagai Oberst dan Kommandeur Panzergrenadier-Regiment Großdeutschland. Medali ini didapatkannya secara anumerta sebagai penghargaan atas gugurnya Heesemann dalam pertempuran tanggal 6 Februari 1945


Hasso von Manteuffel dengan Major Hugo Schimmel (tengah) . dan Leutnant Schroeder (ajudan Manteuffel) di luar Wilkovischken, Lithuania, bulan Agustus 1944. Schimmel meraih Ritterkreuz tanggal 23 Januari 1942 sebagai Hauptmann dan komandan III.Bataillon/Infanterie-Regiment 41 (motorisiert). Pangkat terakhirnya adalah Oberst. Foto berwarna di atas merupakan pewarnaan hasil karya Rory Andrews


Hasso von Manteuffel dan Hugo Schimmel. Pada saat foto ini diambil, Schimmel menjabat sebagai Kommandeur Panzergrenadier-Regiment "Großdeutschland". Setelah sembuh dari luka-lukanya, pada bulan April 1945 Oberst Schimmel diperintahkan untuk melaporkan diri pada kantor personil Angkatan Darat yang terletak di bunker Hitler untuk menerima penugasan selanjutnya. Untungnya, tugas barunya membawanya ke Bavaria sebagai bagian dari pasukan cadangan AD yang dipimpin oleh para perwira-perwira yang tak mempunyai posisi untuk sementara waktu. Dia kemudian ditangkap oleh pihak Amerika dan dilepaskan tahun 1946


 Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Walter Hoernlein (Kommandeur Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"), Oberst im Generalstab Oldwig von Natzmer (Ia Erster Generalstabsoffizier Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"), dua orang perwira tak dikenal, Major Ernst-Günther Lehnhoff (Kommandeur Panzer-Füsilier-Bataillon / Führer-Grenadier-Brigade / Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"), dan dua orang lagi perwira tak dikenal yang membelakangi kamera. Foto kemungkinan besar diambil musim gugur tahun 1943


 Satu kompi Panzergrenadier dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" melintasi sebuah desa yang telah menjadi puing-puing dalam gerak mundur dari Front Timur bulan September 1944. Di bulan sebelumnya mereka dikirim ke wilayah Schaulen di Lithuania dengan tujuan untuk menstabilkan front yang memburuk dengan cepat sekaligus membebaskan rekan-rekan mereka yang terkepung di wilayah Korsun. Großdeutschland bertempur disana di periode 18-25 Agustus 1944 dan tetap berada di posisi pertahanan mereka di wilayah Doblen sampai dengan pertengahan bulan Oktober 1944. Di bulan September pula tampuk kepemimpinan divisi berpindah dari Generalleutnant Hasso von Manteuffel ke Oberst Karl Lorenz


 Dua orang prajurit dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" ini mempersenjatai diri dengan Panzerfaust 30 serta Stielhandgranate untuk mengantisipasi serangan tank-tank Rusia ke wilayah jembatan Klaipėda di Memel (Lithuania) yang mereka pertahankan, Oktober 1944. Di latar belakang kita bisa melihat bagian "pantat" dari sebuah Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/9 Ausf.D (7,5 cm Kanone 37 L/24). Foto hasil karya Kriegsberichter Otto ini pertama kali dipublikasikan tanggal 30 Oktober 1944


Major Hans-Dieter von Basse (mengenakan Ritterkreuz di leher) bersama dengan anakbuahnya dari I.Bataillon / Panzer-Füsilier-Regiment "Großdeutschland" di akhir tahun 1944. Pada waktu tersebut batalyonnya adalah satu-satunya unit self-propelled-weapon (SPW) di Panzergrenadier-Division "Großdeutschland", sehingga wajar kalau beberapa orang dalam foto ini mengenakan seragam Sturm-Artillerie abu-abu. Prajurit paling kiri kelihatannya mengenakan seragam M44 yang langka! 

Para sukarelawan muda Jerman yang baru bergabung dengan Divisi "Großdeutschland" berbaris menuju Marktplatz Garnisionstadt (dimana upacara militer pergantian cadangan dilangsungkan) dengan dipimpin oleh seorang HJ-Bannführer dan dua orang peraih Ritterkreuz dari divisi tersebut (sebelah kiri adalah Hans Sachs sementara yang kanan adalah Heinz Maaz). Foto ini tidaklah diambil di awal perang saat antusiasme, optimisme dan euforia melanda hampir seluruh warga Jerman, melainkan diambil di akhir-akhir perang (tepatnya tanggal 25 November 1944). Ini menunjukkan betapa berhasilnya propaganda Nazi Jerman dalam mempengaruhi warganya untuk tetap teguh berpegang pada keyakinan untuk menang!


Para sukarelawan Hitlerjugend yang baru bergabung dengan Divisi "Großdeutschland" berkumpul dalam upacara pengambilalihan dan penerimaan pasukan cadangan, 25 November 1944, bersama dengan Hans Sachs (kiri) dan Heinz Maaz (seragam hitam panzer). Di antara Sachs dan Maaz adalah seorang HJ-Bannführer


Dua orang Ritterkreuzträger dari Panzer-regiment "Großdeutschland": Major Walter von Wietersheim (kiri) dan Hauptmann der Reserve Hans Lex. Wietersheim meraih Ritterkreuz tanggal 15 Mei 1944 sebagai Hauptmann dan Kommandeur II.Abteilung/Panzer-Regiment "Großdeutschland", sementara Lex meraihnya tanggal 10 September 1943 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Chef 7.Kompanie/Panzer-Regiment "Großdeutschland"



Sumber :
Buku "Gott, Ehre und Vaterland" karya Thomas McGuirl dan Remy Spezzano
Buku "Großdeutschland" karya Jacek Solarz
Buku "Grossdeutschland, Guderian's Eastern Front Elite" karya Michael Sharpe
Buku "Panzer Grenadier Division Grossdeutschland" karya Horst Scheibert
Buku "The History of the Panzerkorps Großdeutschland" karya Helmuth Spaeter
Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada
Majalah "The Combat Tanks Collection" No.102
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Gordon Williamson

No comments: