Sunday, November 23, 2025

Ernst Tiburzy, Peraih Ritterkreuz Pertama dari Volkssturm (1945)


Ernst Tiburzy (1911-2004) adalah seorang Volkssturmführer Jerman yang dikenal karena keberaniannya dalam Pertempuran Königsberg pada bulan Januari 1945, ketika pasukan Soviet mendekati Prusia Timur. Meski hanya memimpin satuan Volkssturm yang sebagian besar terdiri dari warga sipil dan pria berusia lanjut, Tiburzy menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan memanfaatkan taktik bertahan kota yang agresif, termasuk penggunaan Panzerfaust dalam jarak dekat untuk menahan serangan kendaraan lapis baja. Dalam salah satu aksi paling terkenal, ia berhasil menghancurkan tiga tank Soviet dengan tangannya sendiri, sebuah pencapaian langka bagi pasukan Volkssturm yang minim pelatihan. Atas tindakannya yang dianggap luar biasa tersebut, Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 10 Februari 1945 sebagai Major dan Bataillonsführer Volkssturm-Bataillon 25/82 / Festung Königsberg, menjadikannya salah satu dari hanya empat orang anggota Volkssturm yang menerima penghargaan bergengsi tersebut.

Berikut ini adalah cuplikan koran lokal (tertanggal 3 Maret 1945) yang menjelaskan mengapa Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz:

“Peraih Ritterkreuz pertama dari Volkssturm:

Setelah pihak Bolsewik menembus pertahanan Jerman di wilayah Königsberg, komandan Batalyon Volkssturm, SA-Hauptsturmführer Tiburzy (yang sebelumnya terluka parah selama kampanye militer di Front Timur), kemudian memimpin serangan balasan dengan pasukan penyerbu berjumlah kecil. Prajurit-prajurit Volkssturm berhasil merebut parit pertahanan musuh dengan bermodalkan Panzerfaust dan granat tangan. Dalam prosesnya, Tiburzy menghancurkan dua tank Soviet T-34 menggunakan Panzerfaust. Dua hari kemudian, saat pihak Soviet melancarkan serangan baru terhadap posisi pertahanan Volkssturm dengan menggunakan gabungan tank dan infanteri, Tiburzy memimpin batalyonnya untuk melancarkan serangan balasan atas inisiatif sendiri. Dalam pertempuran yang terjadi, ia secara pribadi menghancurkan tiga tank T-34 tambahan dalam pertempuran jarak dekat, sementara situasi berhasil dipulihkan kembali. Karena alasan inilah, Hauptsturmführer Tiburzy dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh sang Führer.”


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945
www.tracesofwar.com

Baukommando Becker / Sturmgeschütz-Abteilung 200 (1944)


Alfred Becker (1899-1981) adalah seorang insinyur dan perwira artileri Wehrmacht. Selama Perang Dunia II, ia dikirim ke Prancis dan membentuk sebuah unit terkenal “Baukommando Becker”, yang mengubah tank dan traktor Prancis bekas menjadi penghancur tank dan artileri swagerak.

Karena hampir seluruh produksi tank Jerman selama Perang Dunia II dikirim ke Front Timur, pasukan pendudukan Jerman di Barat hampir tidak memiliki tank berkualitas yang tersedia. Becker dan unitnya, Sturmgeschütz-Abteilung 200 (Detasemen Senjata Serbu 200), sebagian besar menggunakan sasis tank ringan Prancis seperti Hotchkiss H39 dan Somua FCM 36, yang dilengkapi dengan meriam buatan Jerman seperti 7,5cm PaK 40, 10,5cm leFH 18, dan senjata lainnya, untuk memberikan pasukan pendudukan yang ditempatkan di Prancis setidaknya beberapa bentuk perlindungan tambahan. Semua mesin perang hasil modifikasi ini ditempatkan di 21. Panzer-Division, terutama StuG-Abt.200.

Secara keseluruhan, unit Becker memproduksi sekitar 1.800 kendaraan perang yang telah dimodifikasi, meskipun ini juga termasuk banyak truk dan kendaraan setengah roda yang tidak dipersenjatai. Sebagian besar mesin perang hasil modifikasi ini nantinya menjadi korban dalam pertempuran di Normandia pada musim panas 1944. Becker sendiri ditangkap oleh Sekutu di Belgia pada bulan November 1944.

Meskipun laporan pertempuran mengenai unit-unit bersenjatakan mesin perang hasil modifikasi ini terbilang langka dan sulit ditemukan - sehingga efektivitas tempurnya sulit dinilai - tapi mereka relatif terkenal di kalangan sejarawan Perang Dunia II, karena penampilan uniknya yang tidak dijumpai di unit-unit lainnya.

Ini adalah video yang dibuat oleh anggota Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang menampilkan proses konversi, tank-tank yang sudah selesai, serta latihan perang menggunakannya.


Sumber :
German WWII Archive

Kunjungan Rommel ke Markas 21. Panzer-Division di Prancis (1944)


Pada hari Selasa tanggal 30 Mei 1944, setelah menyaksikan demonstrasi proyektor asap dan peluncur roket multi-peluru kaliber 80mm di pantai Riva-Bella, Caen (Prancis), pada sore harinya Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) melanjutkan kunjungannya dengan memeriksa mesin-mesin perang milik 21. Panzer-Division di hutan Bois de Lébisey, Hérouville-Saint-Clair (6 km sebelah utara Caen), dan merupakan kunjungan kedua Rommel ke divisi tersebut setelah kunjungan pertamanya di Rouen pada tanggal 18 Mei 1944. Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat pertahanan Pasukan Jerman di Prancis, menjelang invasi Sekutu yang ia yakini sudah sangat dekat waktunya

Dalam kunjungan ini, Rommel memfokuskan inspeksinya ke deretan artileri swagerak milik Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang merupakan bagian dari 21. Panzer-Division. Komandan detasemen ini, Major Alfred Becker (1899-1981), adalah seorang insinyur jenius yang ahli memodifikasi mesin-mesin perang peninggalan Prancis dan memadukannya dengan senjata buatan Jerman, sehingga menciptakan mesin perang baru yang tak dimiliki oleh divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht dan Waffen-SS.

Selain itu, Rommel juga meninjau langsung posisi artileri tersembunyi, jaringan parit yang digali untuk memperkuat pertahanan statis, serta penempatan tank-tank dari jenis Panzer IV yang disamarkan dengan dedaunan. Ia juga berdiskusi dengan komandan Divisi Panzer ke-21, Generalmajor Edgar Feuchtinger, dan para komandan resimen/batalyon mengenai kesiapan tempur mereka, khususnya soal respons cepat terhadap pendaratan Sekutu di pesisir Normandia. Rommel menekankan pentingnya menghancurkan pasukan musuh di pantai, sebelum mereka mampu membentuk jembatan pasukan, sembari mengkritik kekurangan amunisi, mobilitas yang terbatas, serta ketergantungan pada unit-unit statis yang tidak cukup berkualitas. Kunjungan tersebut memperlihatkan keprihatinan Rommel atas lemahnya koordinasi antara Luftwaffe, Wehrmacht, dan benteng-benteng pantai, sekaligus menegaskan bahwa 21. Panzer Division—satu-satunya divisi panzer yang ditempatkan dekat pantai Normandia—akan memegang peranan besar dalam menahan serbuan Sekutu yang akhirnya benar-benar datang hanya berselang seminggu kemudian, pada tanggal 6 Juni 1944.


Sumber :
German WWII Archive

Upacara Medali terakhir Hitler, dalam Film Downfall dan Aslinya

Upacara penganugerahan terakhir Hitler ini diselenggarakan di taman Reichskanzlei (Kekanseliran) yang terletak di Voßstraße di Berlin, dan para penerimanya adalah anggota unit tempur Hitlerjugend-SS yang menerima Eisernes Kreuzes dari tangan Panglima Hitlerjugend, Reichsjugendführer Artur Axmann, dan kemudian mendapat ucapan selamat dari Sang Führer. Selain film, terdapat juga enam buah foto dari upacara yang tercatat sebagai PENAMPILAN RESMI TERAKHIR HITLER UNTUK KAMERA. Sebagai fotografernya adalah asisten dari fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann, dan kini foto-fotonya berada di arsip koleksi Dr. Gustav Wrangel.

Dikabarkan bahwa para anak muda tersebut berdiri selama kurang lebih sejam demi menunggu Sang Führer untuk menginspeksi mereka. Tak ada data jelas apakah para bocah-bocah pemberani ini kemudian selamat dari peperangan yang brutal. Yang jelas, salah seorang di antaranya, Armin Lehmann, berhasil selamat dan kemudian menuliskan pengalamannya di masa perang dalam sebuah buku. Lehmann tetap tinggal di Berlin sebagai staff dari Artur Axmann dengan tugas sebagai pengantar berita antara markas Axmann dengan Führerbunker. Dia juga tinggal di ruang radio Kriegsmarine untuk mengantarkan pesan-pesan radio. Setelah perang dia tinggal di Amerika Serikat. Satu yang perlu diketahui dari keterangan yang diberikan oleh Armin Lehmann: TIDAK ADA satupun foto yang diketahui - yang memperlihatkan acara tatap-muka Hitler dengan HJ - yang bertanggal 20 April 1945 (ulang tahun Hitler), seperti salah kaprah yang beredar luas. Semua foto dan video yang tersisa memperlihatkan acara pada tanggal 19 Maret di Ehrenhof, Reichskanzlei. Memang ada keterangan bahwa Hitler mengadakan pula acara tatap muka yang sama pada tanggal 20 April 1945 - dimana kedua upacara ini sering tertukar tempat dan membuat orang bingung - tapi satu yang pasti: upacara tanggal 20 April 1945 tidak melibatkan satu orang fotografer atau kameraman pun!

Yang menarik adalah, Lehmann mengenang bahwa dia terkejut melihat penampilan Hitler dalam upacara ini. Sang Führer tampak terlihat ringkih, lemah dan bungkuk. Tangan kirinya bergetar hebat sehingga dia menutupinya dengan selalu menyilangkannya di belakang. Dia gemetaran bukan karena takut akan pasukan Rusia yang sudah mengelilinginya, melainkan karena akibat dari gejala Parkinson yang dideritanya, yang semakin menghebat setelah peristiwa 20 Juli 1944 (Pemberontakan Stauffenberg dkk). Ini juga yang tampaknya menjadi penyebab mengapa Hitler memutuskan untuk tetap tinggal di Berlin dan tidak melarikan diri. Kesehatannya begitu buruk sehingga diragukan dia bisa bertahan apabila harus berjalan jauh atau bersembunyi di tempat sempit demi menghindari kejaran pasukan musuh.

Cuplikan Terbaik Film 'The Brest Fortress' (2010)

The Brest Fortress / Fortress of War (2010) adalah film perang Rusia-Belarus yang merekonstruksi secara dramatis dan emosional pertempuran heroik di Benteng Brest pada Juni 1941, saat pasukan Soviet yang terkejut oleh serangan awal Operasi Barbarossa mempertahankan posisi mereka melawan serbuan Wehrmacht yang jauh lebih kuat. Disutradarai Alexander Kott, film ini menonjol berkat penggambaran detail atmosfer pertempuran jarak dekat, kehancuran yang realistis, serta fokus pada tiga titik pertahanan utama—Benteng Kobrin, Barak Timur, dan Gerbang Terowongan—yang dipertahankan para serdadu, termasuk tokoh nyata seperti Mayor Gavrilov, Letnan Fomin, dan Sersan Kizhevatov. Dengan sudut pandang narasi seorang anak musik resimen yang menyaksikan langsung kegigihan para pembela, film ini menekankan keberanian tragis para prajurit yang bertahan hingga detik terakhir, sekaligus menghadirkan kisah kepahlawanan yang tetap dikenang dalam sejarah Front Timur.


PASUKAN BRANDENBURGER MENYUSUP KE STASIUN KERETA API BREST


PASUKAN INFANTERI JERMAN BERGERAK MEMASUKI BENTENG BREST


SANDERA


TANK JERMAN VS INFANTERI RUSIA


UPAYA MENEROBOS KEPUNGAN JERMAN


DIBOM DAN DIBAKAR


PERLAWANAN RUSIA BERAKHIR

Sunday, November 16, 2025

Pelatihan Panzerfaust untuk Warga Sipil Jerman (1945)


Pada tahun 1945, ketika situasi Perang Dunia II semakin memburuk bagi Jerman, rezim Nazi mulai menggelar program darurat pelatihan Panzerfaust bagi warga sipil—termasuk anggota Volkssturm, remaja Hitlerjugend, hingga pria lansia yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman militer—untuk menghadapi maju­nya pasukan Sekutu dan Soviet di semua front. Pelatihan ini berlangsung secara tergesa-gesa di kota-kota yang terancam, biasanya dilakukan di lapangan terbuka atau halaman sekolah, dengan instruktur dari Wehrmacht yang memberikan penjelasan singkat tentang cara menggunakan Panzerfaust—senjata anti-tank sekali pakai yang sederhana namun berdaya hancur tinggi. Para peserta diajarkan teknik membidik, jarak tembak efektif sekitar 30–60 meter, prosedur keselamatan agar tidak terkena semburan balik roket, serta taktik penyergapan tank musuh dari sudut bangunan atau reruntuhan kota. Meskipun pelatihan ini digambarkan propaganda sebagai “pertahanan rakyat terakhir,” kenyataannya banyak peserta yang nyaris tidak siap menghadapi pertempuran nyata, sehingga program ini mencerminkan putus asa­nya Jerman pada bulan-bulan terakhir perang dan tragisnya upaya memobilisasi penduduk sipil dalam kancah peperangan yang hampir pasti akan berakhir dalam waktu dekat dengan kekalahan.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945

Egon Aghta, Master Penjinak Bom (1945)

Hauptmann Egon Aghta (1918-1945) dikenal sebagai seorang master penjinak bom Jerman yang bekerja pada masa Perang Dunia II, menjalankan tugas yang menuntut keberanian luar biasa di tengah meningkatnya intensitas pengeboman Sekutu. Sebagai anggota tim penjinak bahan peledak, ia kerap beroperasi di kawasan industri dan pemukiman yang hancur, di mana bom-bom tak meledak—termasuk model berpenunda waktu dan pemicu sensitif—menjadi ancaman mematikan bagi warga sipil maupun pasukan. Dalam tugasnya, Agtha harus mengandalkan ketelitian teknis, pemahaman mendalam terhadap mekanisme sekering musuh, serta ketenangan mutlak saat bekerja hanya beberapa sentimeter dari potensi ledakan besar. Sosoknya kemudian dikenal sebagai representasi pekerja teknis yang berhadapan langsung dengan risiko ekstrem setiap hari, mencerminkan bahwa garis depan perang tidak hanya berada di parit, tetapi juga di antara puing-puing kota yang masih menyimpan bahaya tersembunyi.


Biografinya bisa dilihat DISINI.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 755 - 22 Maret 1945

Friday, November 14, 2025

"Straßen machen Freude" (Jalan Membawa Bahagia), Film Propaganda Jerman tentang Autobahn (1939)

Film pendek propaganda Jerman “Straßen machen Freude” (Jalan Membawa Bahagia) diproduksi pada tahun 1939 dan disutradarai oleh Richard Scheinpflug atas arahan dari Kementerian Propaganda yang dipimpin oleh Joseph Goebbels. Film ini menyoroti proyek pembangunan Reichsautobahn, jaringan jalan raya monumental yang menjadi simbol kemajuan ekonomi dan kebanggaan nasional Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Berlawanan dengan anggapan umum, Nazi tidak membangun sistem jalan tol pertama di Eropa atau bahkan di Jerman. Fasis Italia sudah memiliki sistem jalan tol modern pada awal tahun 1930-an, dan jalan tol pertama di Jerman adalah yang saat ini menjadi Federal Autobahn 555, yang menghubungkan kota Köln dan Bonn dan diresmikan pada bulan Agustus 1932.

Meskipun demikian, pihak Nazi secara besar-besaran memprioritaskan pembangunan jalan tol di seluruh Jerman, dan hingga pecahnya Perang Dunia II, 3.300 kilometer panjang jalan tol telah dibangun. Banyak dari jalan-jalan ini masih digunakan (meskipun telah direnovasi) dalam jaringan jalan tol modern negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Austria, Ceko, dan Polandia.  

Alasan utama Hitler dalam membangun jalan-jalan ini adalah untuk mengurangi pengangguran massal di Jerman, dengan mempekerjakan ratusan ribu orang dalam proses pembangunannya (ada juga argumen lain yang mengklaim bahwa pembangunan Autobahn memiliki alasan militer; meskipun sebagian besar sejarawan tidak sependapat dengan hal tersebut).

Propaganda Nazi, seperti yang terlihat dalam film ini, secara intensif menampilkan jaringan jalan Autobahn, dengan menggambarkannya sebagai sarana untuk menjelajahi keindahan Jerman dan merayakannya sebagai salah satu puncak pencapaian pemerintahan Nazi Jerman.


Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive

Thursday, November 13, 2025

Video Tawanan Perang Jerman di Berlin (Mei 1945)


Pada bulan Mei 1945, setelah pertempuran sengit yang menghancurkan ibu kota Reich Ketiga, ribuan tentara Jerman menyerah kepada pasukan Soviet di Berlin dalam salah satu adegan paling dramatis di akhir Perang Dunia II. Diperkirakan lebih dari 134.000 hingga 150.000 prajurit Jerman, termasuk anggota Wehrmacht, SS, Polizei dan Volkssturm, menyerah di dalam dan di sekitar kota, dengan banyak di antaranya yang berada dalam kondisi kelaparan, kelelahan, serta kekurangan amunisi.

Tentara Soviet menahan mereka di berbagai titik pengumpulan tawanan di Tiergarten, Tempelhof, dan kawasan sekitar Reichstag sebelum dikirim ke kamp tawanan di Uni Soviet. Fakta menariknya, sebagian besar tawanan ini tidak segera dipulangkan—banyak yang tetap ditahan selama bertahun-tahun di kamp kerja paksa (gulag), dengan ribuan di antaranya nantinya tewas akibat penyakit dan kelaparan.

Tuesday, November 11, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 703 - 23 Februari 1944


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 703 - 23 Februari 1944 :

00:43 - Profesor Adolf Butenandt, peneliti hormon terkemuka Jerman.
01:39 - Pelantikan presiden baru Akademi Jerman, Arthur Seyß-Inquart, di Münich.
02:37 - Produksi wine untuk konsumsi prajurit Wehrmacht.
04:05 - Pertandingan tinju antara Karel Sys vs Pierre van Deuren di Brussels, Belgia.
05:03 - Pusat rekreasi untuk pilot tempur Luftwaffe di Tegernsee
07:00 - Kapal-kapal perusak Jerman melindungi perahu nelayan Prancis dari serangan musuh.
09:03 - Kondisi logistik di sektor selatan Front Italia
10:13 - Gerak mundur pasukan Jerman di sektor utara Front Timur.
12:56 - Serangan balasan pasukan Jerman di Kirovograd.
14:59 - Pasukan Jerman dan Rumania bertempur melawan Tentara Merah di Semenanjung Krimea.


Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Sunday, November 9, 2025

Cuplikan Terbaik Film 'Revolution' (1985)

Revolution (1985) adalah film epik sejarah garapan Hugh Hudson yang dibintangi oleh Al Pacino, Donald Sutherland, dan Nastassja Kinski, berlatar pada masa Revolusi Amerika akhir abad ke-18. Film ini mengikuti kisah Tom Dobb (diperankan Pacino), seorang pemburu kulit sederhana dari New York yang secara tidak sengaja terseret dalam pergolakan perang setelah putranya dipaksa bergabung dengan milisi revolusioner. Melalui pandangan Dobb, penonton menyaksikan kekacauan, penderitaan, dan ketidakpastian yang melingkupi perjuangan kemerdekaan, ditampilkan dengan gaya visual suram khas Hudson. Meskipun ambisius secara artistik dan menampilkan performa emosional Pacino, Revolution gagal di box office dan menuai kritik karena dialog yang kaku serta penyutradaraan yang dianggap terlalu dingin; namun, film ini kemudian memperoleh penilaian ulang sebagai potret gelap dan realistis tentang dampak perang terhadap rakyat kecil dalam sejarah Amerika.


DIPAKSA BERGABUNG MENJADI TENTARA AMERIKA


REDCOAT INGGRIS MENGHANCURKAN PERTAHANAN AMERIKA


TENTARA INGGRIS MEMASUKI KOTA NEW YORK


MENJADI UMPAN PERBURUAN PERWIRA INGGRIS


DIBURU SUKU INDIAN SURUHAN INGGRIS


BERANGKAT MENUJU MEDAN PERANG PENENTUAN


BERTEMU MUSUH BEBUYUTAN DI YORKTOWN


INGGRIS MENYERAH DI YORKTOWN

Sunday, November 2, 2025

Penandatanganan Menyerahnya Prancis Di Compiègne (1940)


Pada tanggal 22 Juni 1940, di hutan Compiègne, Prancis secara resmi menyerah kepada Jerman dalam sebuah upacara yang penuh simbolisme dan perhitungan historis. Adolf Hitler dengan sengaja memilih lokasi - dan bahkan gerbong kereta yang sama, tempat Jerman menandatangani kekalahannya pada akhir Perang Dunia I di tahun 1918 - sebagai bentuk pembalasan yang telak terhadap penghinaan masa lalu. Delegasi Prancis dipimpin oleh Jenderal Charles Huntziger, sementara pihak Jerman diwakili oleh Generaloberst Wilhelm Keitel (Chef der Oberkommando der Wehrmacht) dan staf tinggi Wehrmacht lainnya. Hitler sendiri menyempatkan untuk hadir pada awal pertemuan di tanggal 21 Juni, berdiri diam dengan ekspresi dingin saat teks perjanjian dibacakan, lalu meninggalkan tempat sebelum penandatanganan dilakukan, sebagai isyarat bahwa keputusan akhir sudah tidak dapat diganggu gugat.

Perjanjian itu menetapkan pembagian wilayah Prancis: bagian utara dan barat termasuk Paris ditempati oleh Jerman, sedangkan bagian selatan dibiarkan di bawah pemerintahan kolaborator Vichy yang dipimpin oleh Marsekal Pétain. Bagi Jerman, momen Compiègne adalah kemenangan moral dan politik yang luar biasa—sebuah pembalasan sejarah atas penghinaan 1918, sementara bagi Prancis, hari itu menandai runtuhnya kebanggaan nasional dan berakhirnya Republik Ketiga setelah enam minggu perang yang menghancurkan.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Parade Militer 30. Infanterie-Division di Paris (1940)


Pada tanggal 14 Juni 1940, hari ketika pasukan Jerman memasuki Paris, 30. Infanterie-Division di bawah komando Generalleutnant Kurt von Briesen menggelar upacara penganugerahan medali dan parade militer yang megah di bawah Arc de Triomphe, simbol kebanggaan militer Prancis yang kini berada di tangan pasukan Wehrmacht. Di tengah suasana hening namun penuh ketegangan, pasukan infanteri Jerman berbaris rapi melewati Champs-Élysées, dengan iringan musik militer yang menggema di udara. Beberapa saat sebelumnya, di bawah lengkung monumen Arc de Triomphe yang dulu dibangun untuk menghormati kemenangan Napoleon, Von Briesen memimpin upacara penganugerahan Eisernes Kreuz I.Klasse (Salib Besi Kelas Pertama) kepada para prajuritnya yang telah menunjukkan keberanian dan kepemimpinan luar biasa selama kampanye kilat menuju ibu kota Prancis.

Sebenarnya, saat Divisi Infanteri ke-30 mendekati Paris dari arah utara, tujuannya adalah hanya untuk melewati kota tersebut, demi melanjutkan memburu pasukan Prancis yang mundur ke arah selatan. Tapi ketika Briesen mendengar berita bahwa Paris dinyatakan sebagai "Kota Terbuka", dia memutuskan untuk mengirim unit kecil ke perbatasan kota tersebut untuk mengecek kebenarannya. Unit tersebut kembali dan melaporkan bahwa tidak ada perlawanan sama sekali yang dijumpai, sementara militer Prancis semuanya telah pergi! Pada saat itulah Von Briesen memutuskan untuk merubah arah gerakan pasukannya dan mengambil jalur berbeda yang menembus kota Paris. Ketika dia sampai di Champs-Élysées, sang jenderal memerintahkan agar diadakan "parade kecil-kecilan", sehingga jadinya 30. Infanterie-Division memasuki Champs-Élysées dengan diiringi oleh band, sementara sang Divisionskommandeur sendiri memberi hormat sambil menunggang kuda. Kejadian tersebut mendapat liputan luas, dan sering disalahpahami sebagai parade kemenangan pasukan Jerman setelah pasukan Prancis menyerah, padahal pada kenyataannya itu hanyalah sebuah gerak maju "berkelas" divisi Briesen, dengan mampir sebentar di kota Paris sebelum melanjutkan mengejar pasukan Prancis yang mundur!


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Pertemuan antara Hitler dan Mussolini di Münich (1940)


Pada tanggal 18 Juni 1940, di tengah kemenangan besar Jerman atas Prancis, Adolf Hitler dan Benito Mussolini mengadakan pertemuan penting di Münich. Mussolini tiba di stasiun kereta api Münich dengan kereta kepresidenannya, disambut langsung oleh Hitler yang mengenakan seragam abu-abu lapangan, diiringi musik militer dan barisan kehormatan Wehrmacht. Keduanya kemudian berkendara bersama melewati jalan-jalan Münich yang dipenuhi oleh warga yang bersorak, melambaikan bendera Jerman dan Italia, menandai persekutuan yang kini berada di puncak kejayaannya. Setelah itu, Hitler dan Mussolini muncul di balkon Führerbau, bangunan monumental yang dahulu menjadi simbol Partai Nazi di Königsplatz, untuk menyapa rakyat dan memperlihatkan citra persatuan Poros Berlin–Roma. Di dalam ruang pertemuan Führerbau, kedua diktator membahas situasi diplomatik yang muncul setelah permintaan gencatan senjata resmi dari Prancis. Hitler, yang sudah memperoleh kemenangan total, menjelaskan kepada Mussolini bahwa ia bermaksud memberi syarat yang keras namun tidak sepenuhnya menghancurkan Prancis, sementara Duce berharap mendapat bagian wilayah di Mediterania dan Alpen.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Hitler Menerima Berita tentang Menyerahnya Prancis di Führerhauptquartier Felsennest (1940)


Bertempat di Führerhauptquartier Felsennest pada tanggal 22 Juni 1940, Adolf Hitler menerima kabar resmi tentang menyerahnya Prancis, sebuah momen yang menjadi puncak dari seluruh kampanye kilat yang ia rancang sendiri sejak awal Mei sebelumnya. Di ruang peta markas bawah tanah yang sempit namun dipenuhi suasana tegang, para perwira Wehrmacht melaporkan bahwa delegasi Prancis telah menandatangani gencatan senjata di Compiègne pada 22 Juni. Hitler, yang selama berminggu-minggu mengikuti setiap pergerakan pasukan di Prancis dengan intens, tampak tenang namun penuh dengan kepuasan—sebuah kemenangan besar yang menebus kehinaan Jerman pada tahun 1918. Setelah menerima laporan akhir dan menyampaikan ucapan selamat kepada para jenderal terdekatnya seperti Brauchitsch, Keitel dan Jodl, Hitler meninggalkan Felsennest untuk melakukan kunjungan simbolis ke rumah sakit lapangan di wilayah Eifel, tempat ia menjumpai para prajurit yang terluka dalam penyerbuan ke Barat. Di sana, ia berbicara singkat kepada para prajuritnya, menyampaikan rasa terima kasih atas pengorbanan mereka bagi Reich, dan menegaskan bahwa kemenangan atas Prancis adalah hasil dari keberanian mereka di garis depan—sebuah adegan yang kemudian direkam oleh kamera propaganda untuk menampilkan citra “pemimpin yang dekat dengan pasukannya”, di saat Jerman mencapai puncak kejayaannya.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Korps Panzer Guderian Mengejar Pasukan Prancis di Loire (1940)


Pengejaran tentara Prancis di Loire oleh pasukan Panzer Jerman dari Korps Guderian pada bulan Juni 1940 menjadi salah satu fase penutup dari kampanye kilat Wehrmacht di Prancis. Setelah menembus garis pertahanan Prancis di utara dan menghancurkan kekuatan Sekutu di wilayah Somme, XIX. Armeekorps (motorisiert) di bawah komando General der Panzertruppe Heinz Guderian bergerak cepat ke arah selatan menuju lembah Loire. Tujuannya adalah mencegah pasukan Prancis yang mundur untuk membentuk garis pertahanan baru di sepanjang sungai tersebut. Dalam operasi ini, Jerman mengerahkan satuan Sturmartillerie—unit artileri serbu dengan kendaraan lapis baja Sturmgeschütz III (StuG III)—sebagai ujung tombak serangan, untuk menembus titik-titik pertahanan dan menghancurkan posisi senjata antitank musuh. Pertempuran di sepanjang jembatan dan jalan menuju Loire berlangsung singkat namun intens. Pesawat Stuka dari Luftwaffe mendukung gerak maju tank-tank Panzer III dan IV dengan membombardir posisi pasukan Prancis yang masih bertahan. Dalam waktu singkat, barisan mekanis Prancis yang terdiri dari tank-tank Somua S35, Hotchkiss H39, serta kendaraan lapis baja ringan, hancur berserakan di tepi jalan dan ladang-ladang. Banyak unit Prancis terpaksa menyerah setelah kehabisan bahan bakar dan amunisi akibat serangan udara yang tak kenal henti dan kecepatan manuver pasukan Guderian. Setelah pertempuran usai, pemandangan di sepanjang Loire memperlihatkan bangkai tank-tank Prancis yang terbakar dan senjata artileri yang ditinggalkan. Pasukan Panzer Jerman kemudian beristirahat di sekitar daerah yang telah dikuasai, membersihkan kendaraan mereka dan menikmati makanan ransum di bawah langit musim panas Prancis.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Menyerahnya 500.000 Tentara Prancis yang Mempertahankan Garis Maginot (1940)


Setelah Paris jatuh dan Prancis memutuskan untuk mengajukan gencatan senjata, pasukan-pasukan di sektor timur laut—yang masih bertahan di benteng-benteng beton Maginot Line—mendapati diri mereka terjebak dan terputus dari pemerintahan pusat. Tentara Jerman, melalui serangkaian operasi artileri, serangan udara, dan pengepungan darat yang dipimpin oleh Generaloberst Wilhelm Ritter von Leeb (Oberbefehlshaber Heeresgruppe C) dan General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (Kommandierender General VII. Armeekorps), berhasil mengepung seluruh kompleks pertahanan dari Lorraine hingga Alsace. Ketika Prancis menandatangani perjanjian gencatan senjata di Compiègne pada tanggal 22 Juni 1940, garnisun Maginot akhirnya diperintahkan untuk menyerah pula, dengan jumlah tawanan mencapai setengah juta orang—salah satu penyerahan terbesar dalam sejarah modern Eropa!


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Pasukan Jerman Menguasai Verdun (1940)


Setelah jatuhnya kota Paris pada tanggal 14 Juni 1940, pasukan Jerman melanjutkan operasi besar untuk menembus sisa garis pertahanan Prancis di sektor timur, termasuk kompleks benteng legendaris Verdun—tempat pertempuran sengit antara Prancis dan Jerman yang terjadi selama Perang Dunia I. Di bawah komando General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert, Korps ke-7 Wehrmacht melancarkan serangan terkoordinasi dengan dukungan Luftwaffe dan artileri berat. Benteng-benteng yang dahulu dianggap tak tertembus - seperti Douaumont dan Vaux - dibombardir hingga pertahanan Prancis runtuh. Pada pertengahan bulan Juni 1940, pasukan Schobert berhasil menembus garis luar Verdun dan menduduki bunker-bunker utama tanpa perlawanan berarti, karena sebagian besar garnisun telah dievakuasi atau menyerahkan diri. Setelah kemenangan yang gemilang tersebut, Jenderal Schobert berdiri di atas salah satu bunker utama sebagai simbol penguasaan kembali atas lokasi bersejarah yang pernah menjadi medan penderitaan bagi pasukan Jerman pada tahun 1916. Tak lama setelahnya, General der Infanterie Ernst Busch (Oberbefehlshaber 16. Armee) memimpin parade kemenangan pasukan Jerman di Monumen Verdun.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Jerman Menguasai Kembali Alsace-Lorraine (1940)


Pada bulan Juni 1940, setelah jatuhnya Paris dan runtuhnya pertahanan utama Prancis, pasukan Jerman melancarkan operasi untuk menguasai kembali wilayah Alsace-Lorraine, daerah yang sejak lama menjadi simbol sengketa antara Prancis dan Jerman sejak Perang 1870–1871. Di bawah komando Heeresgruppe C pimpinan Generaloberst Wilhelm Ritter von Leeb, pasukan Wehrmacht bergerak cepat melintasi Sungai Rhine dan memasuki kota-kota penting seperti Volmar (Colmar), Strasbourg, dan Metz, yang menjadi jantung budaya dan sejarah kawasan tersebut. Kota Strasbourg, yang terletak di tepi Rhine, direbut dengan sedikit perlawanan setelah pasukan Prancis mundur ke arah selatan; bendera swastika kembali berkibar di atas gedung pemerintahan dan katedral gotiknya yang megah, yang menandai berakhirnya kekuasaan Prancis selama dua dekade. Di Volmar, pasukan infanteri Jerman disambut dengan keheningan—banyak penduduk Alsace yang berbahasa Jerman yang menunjukkan sikap ambigu: antara lega dan takut atas kembalinya dominasi Reich. Sementara itu di Metz, kota benteng bersejarah yang dipenuhi oleh arsitektur bergaya Gothic dan Romanesque, pasukan Prancis menghancurkan dan membakar depot minyak besar di pinggiran kota agar tidak jatuh ke tangan musuh. Ledakan dan kobaran api besar terlihat hingga beberapa kilometer jauhnya, yang menciptakan pemandangan dramatis ketika unit-unit Panzer dan infanteri bermotor Jerman mendekati kota. Meski beberapa benteng tua di sekitar Metz sempat memberikan perlawanan sporadis, pasukan penyerbu segera menaklukkan seluruh wilayah tersebut dalam waktu yang cukup singkat.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Penyerbuan Jerman ke Garis Maginot (1940)


Di hari jatuhnya kota Paris ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 14 Juni 1940, Wehrmacht melancarkan operasi besar untuk menembus Garis Maginot, benteng pertahanan Prancis yang selama bertahun-tahun dianggap tak tertembus. Operasi ini menjadi bagian dari fase akhir Kampanye militer di Prancis, di mana pihak Jerman berusaha menghancurkan sisa perlawanan Prancis di wilayah timur laut negara tersebut. Di bawah koordinasi Heeresgruppe C pimpinan Generaloberst Wilhelm Ritter von Leeb, serangan dimulai dengan serangan udara intensif oleh pesawat-pesawat pembom Heinkel He 111 dan Junkers Ju 87 Stuka yang menargetkan kubu beton, pos artileri, dan jalur komunikasi di sepanjang sektor Saar dan Alsace. Sementara langit dikuasai oleh Luftwaffe, di darat artileri berat kaliber besar, termasuk mortir raksasa dan meriam 420 mm “Dicke Bertha” peninggalan Perang Dunia I yang telah dimodifikasi, menggempur kubu-kubu utama Maginot seperti di Lauter, Bitche, dan Neuf-Brisach. Setelah bombardemen yang menghancurkan, infanteri Jerman bersama unit Sturmpionier (zeni tempur) bergerak maju menyeberangi Sungai Rhine dengan menggunakan perahu karet dan ponton, seringkali di bawah tembakan balasan pasukan Prancis. Dalam waktu beberapa hari, mereka berhasil menembus sejumlah sektor pertahanan utama dan memaksa garnisun Maginot untuk menyerah satu demi satu. Serangan ini membuktikan bahwa garis pertahanan statis seperti Maginot tidak akan mampu menahan "perang bergerak" (Blitzkrieg) yang menjadi ciri khas Jerman dalam Perang Dunia II. Menjelang akhir bulan Juni 1940, seluruh sistem pertahanan Maginot di timur laut Prancis hancur atau jatuh ke tangan Jerman.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Saturday, November 1, 2025

Operasi Kapal-Kapal Kriegsmarine di Laut Utara (1940)


Pada bulan Juni 1940, di tengah keberhasilan Jerman dalam invasi ke Prancis, Kriegsmarine melancarkan operasi besar di Laut Utara di bawah pimpinan Admiral Wilhelm Marschall (Befehlshaber der Schlachtschiffe). Operasi ini melibatkan dua kapal tempur utama, Scharnhorst dan Gneisenau, yang ditugaskan untuk menyerang jalur pelayaran Inggris dan mengganggu evakuasi pasukan Sekutu dari Norwegia. Pada 8 Juni 1940, armada Marschall menemukan dan menyerang kapal induk Inggris HMS Glorious, yang sedang dalam perjalanan pulang ke Inggris bersama dua kapal perusak pengawalnya, HMS Ardent dan HMS Acasta. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung singkat namun mematikan, meriam utama Scharnhorst dan Gneisenau menghujani Glorious hingga tenggelam, menjadikannya salah satu dari sedikit kapal induk Sekutu yang dihancurkan oleh kapal permukaan selama Perang Dunia II. Kedua kapal perusak Inggris turut tenggelam setelah sebelumnya melakukan perlawanan heroik, bahkan Acasta sempat mengenai Scharnhorst dengan torpedo yang menimbulkan kerusakan serius. Dalam operasi yang sama, armada Jerman juga berhasil menenggelamkan kapal tanker minyak Inggris Oil Pioneer dan kapal penumpang besar Orama, yang dialihfungsikan untuk transportasi militer. Meskipun aksi ini menunjukkan kemampuan ofensif tinggi armada kapal Jerman di awal perang, namun juga menimbulkan ketegangan internal di tubuh Kriegsmarine, karena Laksamana Marschall bertindak di luar perintah langsung sehingga menerima teguran keras dari markas besar Angkatan Laut. tetap saja, keberhasilan operasi ini tetap tercatat sebagai salah satu kemenangan laut paling menonjol bagi pihak Jerman di tahun 1940, dan menegaskan ancaman nyata kapal-kapal permukaan Kriegsmarine terhadap dominasi laut Inggris di awal Perang Dunia II.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

Thursday, October 30, 2025

Cuplikan Terbaik Film 'Hamburger Hill' (1987)

Hamburger Hill (1987) adalah film perang Amerika yang disutradarai oleh John Irvin, menggambarkan pertempuran brutal yang terjadi di Bukit 937, atau yang dikenal sebagai “Hamburger Hill,” selama Perang Vietnam pada Mei 1969. Film ini mengikuti sekelompok prajurit dari Divisi Lintas Udara ke-101 yang berjuang menghadapi pasukan Vietnam Utara dalam kondisi hutan lebat, hujan deras, dan medan yang mematikan. Dengan pendekatan realistis dan tanpa glorifikasi, Hamburger Hill menyoroti kelelahan fisik dan mental para prajurit, serta absurditas perang yang menelan banyak korban demi tujuan strategis yang minim. Melalui penampilan kuat dari aktor seperti Dylan McDermott dan Don Cheadle, film ini menjadi salah satu representasi paling keras dan jujur tentang penderitaan tentara Amerika di Vietnam.


PERTEMPURAN PEMBUKA



PENGENALAN MUSUH SEJAK DINI


DISERANG DI MARKAS SENDIRI


BERANGKAT MENUJU A SHAU (HAMBURGER HILL)


PERTEMPURAN PERTAMA DI A SHAU


PERTEMPURAN KEDUA DI A SHAU


FRIENDLY FIRE


DIWAWANCARAI WARTAWAN PERANG


BERTEMPUR DI TENGAH HUJAN DAN LUMPUR


PERTEMPURAN DI PUNCAK HAMBURGER HILL


ENDING

Monday, October 27, 2025

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 753 - 5 Maret 1945


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 753 - 5 Maret 1945 :

00:22 - Duta Besar Jerman di Stockholm memberikan ucapan selamat ultah untuk penjelajah Sven Hedin.
00:52 - Wawancara dengan jagoan Stuka Hans-Ulrich Rudel yang sedang dirawat di rumah sakit.
02:36 - Teknologi kapal selam Jerman dengan snorkel.
03:44 - Pasukan cadangan Jerman dikerahkan untuk menutup lubang terobosan Sekutu di Röhr dan Jülich.
05:32 - Pasukan Jerman yang terkepung di Budapest melakukan terobosan dan berhasil keluar.
06:25 - Situasi pertempuran terkini di Silesia.
06:58 - Sisa-sisa kekejaman tentara Soviet di Breslau.
08:28 - Helferin Erna Hirsekorn dianugerahi medali Eisernes Kreuz II.Klasse.
08:45 - Situasi pertempuran terkini di front Oder dan Frankfurt.
08:50 - Reichsminister Dr. Joseph Goebbels dan General der Infanterie Theodor Busse di Oder.


Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Sunday, October 26, 2025

Cuplikan Terbaik Film 'The Message' (1976)

Film The Message (1976) adalah sebuah karya epik religius garapan sutradara Moustapha Akkad yang menggambarkan awal mula munculnya Islam dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran tauhid di Jazirah Arab. Dibintangi oleh Anthony Quinn sebagai Hamzah bin Abdul-Muthalib dan Irene Papas sebagai Hindun, film ini terkenal karena pendekatannya yang menghormati prinsip-prinsip Islam dengan tidak menampilkan sosok Nabi Muhammad secara langsung, melainkan melalui sudut pandang para pengikut dan penentangnya. Dengan sinematografi megah dan musik gubahan Maurice Jarre, The Message berhasil menyampaikan pesan spiritual, toleransi, dan perjuangan moral umat Islam pada masa awal, sekaligus menjadi salah satu film sejarah keagamaan paling berpengaruh dalam perfilman dunia.


SURAT DARI NABI MUHAMMAD UNTUK HERACLIUS, KISRA DAN MUQAUQIS


MEKKAH DAN KA'BAH ZAMAN JAHILIYAH


BILAL SANG BUDAK DIBELI OLEH ABU BAKAR


AUDIENSI RAJA NAJASYI DENGAN KAUM MUSLIMIN YANG BERHIJRAH


NABI MUHAMMAD DAN ABU BAKAR BERSEMBUNYI DI GUA


NABI MUHAMMAD TIBA DI MADINAH


ADZAN PERTAMA BILAL BIN RABAH


PERANG BADAR


PERANG UHUD


MASUK ISLAMNYA KHALID BIN AL-WALID DAN AMR BIN AL-ASH


PENAKLUKAN MEKKAH


WASIAT NABI MUHAMMAD

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 677 - 25 Agustus 1943


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 677 - 25 Agustus 1943 :

00:36 - Pelatihan militer para anggota SA (Sturmabteilung) di Praha, Cekoslowakia.
01:53 - Latihan permainan dan olahraga para pemuda-pemudi Rumania.
02:19 - Kompetisi Glider yang diikuti oleh para anggota Flieger-Hitlerjugend.
04:27 - Pengiriman paket dari Palang Merah Jerman untuk para tawanan perang dan interniran.
06:23 - Upaya melawan penyebaran nyamuk malaria serta cara pengobatannya.
07:35 - Ladang pertanian dan peternakan di Ukraina untuk menopang upaya perang Wehrmacht.
10:10 - Kegiatan prajurit di waktu luang di front Norwegia: memandikan anjing dan mencuci pakaian.
11:14 - Situasi pertempuran terkini di sekitar Danau Ladoga, Front Leningrad.
12:23 - Prajurit yang terluka mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Lapangan (Feldlazarett).
13:35 - Serangan udara Jerman terhadap posisi Soviet di Belgorod.
14:41 - Perayaan misi terbang ke-600 untuk awak bomber Luftwaffe.
15:04 - Situasi pertempuran terkini di wilayah Orel.
18:27 - Upacara penganugerahan Ritterkreuz untuk Rittmeister Helmuth Spaeter dari Grossdeutschland.


Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive
www.archive.org

Hitler dan Mussolini dalam Kunjungan ke Front Timur (1941)

Pada bulan Agustus 1941, di tengah berlangsungnya Operasi Barbarossa — invasi besar-besaran Jerman ke Uni Soviet — Adolf Hitler dan Benito Mussolini melakukan kunjungan bersejarah ke Front Timur. Kunjungan ini berlangsung antara tanggal 25 s/d 28 Agustus 1941, dan bertujuan untuk memperlihatkan langsung kepada pemimpin Italia itu kemajuan pasukan Poros di wilayah timur. Hitler menyambut Mussolini di stasiun kereta di perbatasan Ukraina, kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju markas besar Führerhauptquartier Werwolf di Ukraina Selatan, dekat Uman, dan kemudian ke wilayah Vinnitsa. Dalam kunjungan ini, Hitler menunjukkan keyakinannya bahwa kemenangan atas Uni Soviet tinggal menunggu waktu saja, dengan menunjukkan bukti tank-tank rampasan perang, artileri berat, dan tawanan perang Soviet yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Mussolini, yang kagum atas kekuatan militer Jerman, juga menyampaikan keinginannya agar pasukan Italia turut serta lebih aktif dalam kampanye militer di Timur, yang menjadi alasan ditambahnya personel Corpo di Spedizione Italiano in Russia (CSIR). Selain meninjau garis depan, kedua diktator ini melakukan pertemuan strategis untuk membahas masa depan perang, termasuk kemungkinan serangan ke Kaukasus dan Timur Tengah. Dokumentasi kunjungan ini kemudian dijadikan propaganda oleh kedua rezim untuk menegaskan solidaritas Poros dan menggambarkan persatuan antara Roma dan Berlin dalam perjuangan melawan Bolsewisme.

Video berwarna asli ini diambil oleh Hans Baur, pilot pribadi Hitler yang juga mempunyai hobi fotografi. Meskipun Baur bukanlah seorang sutradara atau fotografer profesional, kedekatannya dengan Hitler memungkinkan dia untuk mengakses banyak momen pribadi junjungannya serta peristiwa-peristiwa penting lainnya selama era Nazi.



Sumber :
www.youtube.com

Saturday, October 25, 2025

Kato Hayabusa Sento-Tai (Skuadron Pemburu Kolonel Kato), Film jepang Produksi Tahun 1944


Kato hayabusa sento-tai (Colonel Kato's Fighter Squadron) adalah film Jepang hitam putih produksi tahun 1944 yang disutradarai oleh Kajiro Yamamoto. Sebuah film perang yang menceritakan misi Skuadron Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Sebagai koordinator special-effect adalah Eiji Tsuburaya, yang nantinya terkenal karena karyanya dalam film Godzilla dan Ultraman.

Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) No. 608 - 29 April 1942


Die Deutsche Wochenschau (Berita Mingguan Jerman) adalah judul dari seri film berita terpadu yang dirilis di bioskop-bioskop Jerman Nazi dari bulan Juni 1940 hingga akhir Perang Dunia II, dengan edisi terakhir yang diterbitkan pada tanggal 22 Maret 1945. Produksi film berita yang terkoordinasi ini dibuat sebagai instrumen penting untuk distribusi massal propaganda Nazi di masa perang.

Isi dari Die Deutsche Wochenschau No. 608 - 29 April 1942 :

00:57 - Kongres Asosiasi Jurnalis Fasis yang diselenggarakan di Venezia, Italia.
01:58 - Pembukaan pertemuan para pelajar Eropa serta prajurit garis depan di Dresden dan Berlin.
02:57 - Adolf Hitler berpidato di Reichstag tentang perjuangan melawan kaum Bolsewik di Timur.
05:51 - Upacara penganugerahan Eichenlaub untuk Breith, Wessel, Eberbach Specht, dan Hitzfeld.
06:40 - Grossadmiral Erich Raeder mengunjungi bunker U-boat di St. Nazaire, Prancis.
07:20 - Pasukan Finlandia di Front Svir yang berhasil menahan 150 serangan Soviet dalam waktu 10 hari.
09:36 - Para prajurit baru Legiun Sukarelawan Norwegia mengambil sumpah-setia di Front Timur.
10:05 - Pertempuran di wilayah Valday, selatan Danau Ilmen, Uni Soviet.
12:49 - Pasukan Zeni meledakkan bongkahan es yang menempel di jembatan penyeberangan.
13:52 - Rasputitsa, lautan lumpur di Front Timur.
16:13 - Kereta api flak yang dikerahkan untuk melawan gerilyawan Soviet di garis belakang.
17:06 - Pembangunan jalur kereta api baru oleh para anggota RAD di Front Timur.
18:12 - Merubah gerbong kereta Soviet hasil rampasan menjadi standar Jerman.
19:12 - Kereta bahan bakar tiba untuk membawa pasokan ke pasukan garis depan di Front Timur.
20:04 - Kereta api rumah sakit di Front Timur.
20:42 - Jalan berlumpur di sektor selatan Front Timur.
21:33 - Marsekal Ion Antonescu melakukan inspeksi ke pasukan Rumania yang bertugas di Krimea.
23:05 - Pasokan tank dan perlengkapan lainnya untuk divisi panzer di sektor selatan Front Timur.
24:03 - Serangan udara Luftwaffe di atas Malta.


Sumber :
Bundesarchiv via XX History Footage
www.archive.org

Sunday, October 19, 2025

UFA Auslandstonwoche (Suara Mingguan Luar Negeri UFA) No. 688 - 7 November 1944


UFA Auslandstonwoche (Suara Mingguan Luar Negeri UFA) merupakan versi internasional dari rangkaian film berita Jerman yang diproduksi oleh Universum Film AG (UFA) selama era Nazi, yang dirancang khusus untuk konsumsi luar negeri. Berbeda dengan Deutsche Wochenschau yang ditujukan bagi penonton domestik, Auslandstonwoche menampilkan liputan perang, kegiatan diplomatik, serta keberhasilan militer Jerman dengan nada lebih halus dan bersifat persuasif, agar mampu membentuk citra positif Reich di mata dunia. Film berita ini disebarluaskan ke negara-negara netral maupun sekutu Jerman melalui kantor propaganda luar negeri, menonjolkan kekuatan teknologi, disiplin militer, dan “tata tertib baru” Eropa di bawah pengaruh Jerman. Dengan produksi berkualitas tinggi dan narasi multibahasa, UFA Auslandstonwoche menjadi alat propaganda yang efektif untuk memengaruhi opini publik internasional selama Perang Dunia II.

Isi dari UFA Auslandstonwoche No. 688 - 7 November 1944 (edisi bahasa Jerman) :

00:27 - Aksi sumpah setia para anggota Nasjional Samling Norwegia terhadap Vidkun Quisling.
01:21 - Kunjungan Francisco Franco ke kamp pelatihan Pemuda Falange di Galicia Spanyol.
02:31 - Demonstrasi perahu peledak dan kapal torpedo tunggal di depan Großadmiral Karl Dönitz.
04:17 - Kota-kota di Barat yang telah menjadi garis depan pertempuran (Belfort, Metz, Trier).
05:40 - Prajurit-prajurit belia Jerman bergerak menuju front pertempuran.
05:55 - Pertempuran Geilenkirchen dimana tank-tank Amerika dihadapi dengan Panzerfaust.
08:00 - Gubernur Jenderal Dr. Hans Frank menerima delegasi pria dan wanita Polandia.
09:28 - Pertempuran di sekitar Memel.
10:48 - Kejahatan perang terhadap warga sipil Prusia Timur yang dilakukan oleh tentara Soviet.
11:53 - Pertempuran di sekitar Ebenrode.


Sumber :
Bundesarchiv via German WWII Archive
www.archive.org

Video Bintara Kekaisaran Jerman Tiba di Wetzlar untuk Menjalani pelatihan (1914)


Rekaman gambar bergerak yang telah direstorasi ini menunjukkan kedatangan prajurit-prajurit bintara Kaiserliche Armee yang sedang mengikuti pelatihan di Wetzlar, Jerman. Di stasiun Wetzlar, para prajurit ini disambut oleh gendarme Otto Wallenreich serta yang lainnya. Setelah kedatangan kereta api di stasiun, tokoh-tokoh lokal, termasuk perwira non-komisioner Komando Distrik Wetzlar, menyambut para prajurit bintara yang sedang berlatih. Dipimpin oleh kapten, ajudannya, dan letnan kompi, anggota brigade keluar dari stasiun, lalu berbaris melalui Bahnhofstraße, dan membentuk barisan di alun-alun katedral Wetzlar. Karena walikota Wetzlar tidak dapat hadir pada hari itu, anggota dewan Siegmund Hiepel memeriksa para prajurit bersama sang komandan. Brigade pun lalu berbaris pergi.

Perwira yang terlihat pada menit 4:08 dengan tengkorak di Pickelhaube-nya adalah Oberleutnant Rudolf Friedrich Ritter von Voightländer.  Ia lahir di Brussels pada tahun 1884 dan bergabung dengan Braunschweigisches Infanterie-Regiment Nr. 92 sebagai Fähnrich pada tahun 1903, lalu diangkat menjadi Leutnant pada tahun berikutnya.  Ketika Perang Dunia I meletus sekitar lima bulan setelah klip ini dibuat, dia ditugaskan ke Reserve-Infanterie-Regiment Nr. 78 (resimen yang digambarkan dalam versi terbaru “All Quiet on the Western Front”).  Voightländer selamat dari Perang Dunia I sebagai seorang Mayor, dan di masa selanjutnya ia pernah bertugas di Staf Umum (Generalstab der Obersten Heeresleitung).  Ritter von Voightländer menikah setelah perang, dan menjabat berbagai posisi di layanan sipil. Pada tahun 1937, ia bergabung dengan Luftwaffe dan dipromosikan menjadi Oberst pada tahun 1941. Ia diangkat menjadi Generalmajor pada tahun 1945 dan menghabiskan waktu di tahanan setelah Perang Dunia II, dibebaskan pada tahun 1947. Ia meninggal di Tutzing, Bayern pada tahun 1959.

 

Sumber ;
www.youtube.com

Alfred Jodl Menandatangani Penyerahan Jerman (1945)


Pada tanggal 7 Mei 1945 di markas besar Sekutu di Reims, Prancis, Jenderal Alfred Jodl, Kepala Staf Operasi Angkatan Bersenjata Jerman, menandatangani dokumen penyerahan tanpa syarat Jerman kepada Sekutu, menandai berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Dengan wajah tegang dan penuh kelelahan, Jodl menandatangani perjanjian tersebut atas perintah Laksamana Karl Dönitz, pengganti Adolf Hitler yang telah bunuh diri beberapa hari sebelumnya. Tindakan itu mengakhiri rezim Nazi secara resmi, mengakhiri enam tahun peperangan yang menghancurkan benua Eropa. Upacara sederhana namun bersejarah itu disaksikan oleh perwakilan Sekutu dari Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet, dan keesokan harinya, pada 8 Mei 1945, dunia merayakan Victory in Europe Day (VE Day) sebagai simbol kejatuhan Jerman Nazi.


Sumber :
The End of the War in Color

Parade Kemenangan Pasukan Jerman di Paris (1940)


Pada tanggal 14 Juni 1940, pasukan Jerman secara resmi memasuki dan menguasai Paris tanpa perlawanan berarti, menandai puncak dari kampanye militer mereka di Prancis yang berlangsung hanya dalam hitungan minggu. Kota yang sebelumnya telah dinyatakan sebagai “kota terbuka” oleh pemerintah Prancis untuk menghindari kehancuran, kini dipenuhi konvoi tank Wehrmacht dan barisan pasukan infanteri yang berbaris di bawah panji swastika. Di bawah kepemimpinan Jenderal von Bock dan dengan dukungan strategis dari Luftwaffe, pendudukan Paris menjadi simbol kemenangan Blitzkrieg yang memukau dunia. Bendera Jerman dikibarkan di berbagai gedung penting, termasuk Menara Eiffel, sementara warga Paris menyaksikan dengan diam dan cemas perubahan drastis yang menandai awal dari empat tahun pendudukan Nazi di ibu kota Prancis tersebut.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Gerak Maju Pasukan Jerman Menuju Paris (1940)


Gerak maju Jerman menuju Paris pada Juni 1940 merupakan puncak dari strategi Blitzkrieg yang dijalankan dengan kecepatan dan koordinasi luar biasa. Setelah menembus garis pertahanan Prancis di Sedan dan menyeberangi Sungai Seine, pasukan Panzer dan infanteri bermotor terus melaju tanpa henti menuju ibu kota, sementara Luftwaffe menghancurkan titik-titik komunikasi dan logistik lawan. Di sepanjang jalur Amiens–Rouen–Compiègne, perlawanan Prancis semakin melemah akibat kekacauan dan kelelahan, sementara ribuan pengungsi sipil memenuhi jalan-jalan, memperlambat gerak mundur pasukan Sekutu. Pada 13 Juni 1940, pemerintah Prancis meninggalkan Paris, menyatakannya sebagai “kota terbuka” untuk menghindari kehancuran. Dua hari kemudian, pada 14 Juni, pasukan Jerman memasuki kota tanpa pertempuran besar — menandai kemenangan strategis dan psikologis yang mempercepat runtuhnya Prancis dalam Perang Dunia II.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Compiegne Diduduki oleh Jerman (1940)


Penyerbuan Jerman ke kota Compiègne pada Juni 1940 menjadi bagian dari tahap akhir ofensif Wehrmacht dalam menghancurkan sisa-sisa pertahanan Prancis di utara Paris. Pasukan Jerman memasuki wilayah hutan Compiègne setelah menembus garis pertahanan yang lemah dan menghadapi perlawanan sporadis dari unit-unit Prancis yang sudah kelelahan. Kota ini memiliki makna simbolis besar bagi Jerman, karena di tempat inilah Jerman menandatangani gencatan senjata yang memalukan pada akhir Perang Dunia I tahun 1918. Setelah dikuasai, Compiègne segera dijadikan lokasi penandatanganan gencatan senjata baru pada 22 Juni 1940 antara Jerman dan Prancis, di dalam gerbong kereta yang sama seperti dua puluh dua tahun sebelumnya — sebuah tindakan balas dendam simbolik yang dirancang oleh Adolf Hitler untuk menegaskan kemenangan penuh Reich atas musuh lamanya.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Jenderal Georg Stumme Menawan Prajurit Prancis (1940)


Pada masa invasi Jerman ke Prancis tahun 1940, Jenderal Georg Stumme, yang saat itu memimpin salah satu divisi Panzer di bawah komando Grup Tentara A, memainkan peran penting dalam operasi yang menembus pertahanan Prancis di wilayah utara. Dalam serangan kilat yang terkoordinasi dengan baik, pasukan Stumme berhasil mengepung dan menawan ribuan prajurit Prancis yang terputus dari jalur mundur mereka di sepanjang Sungai Somme dan Aisne. Kecepatan gerak divisi mekanis di bawah komandonya membuat banyak unit Prancis menyerah tanpa sempat melakukan perlawanan berarti. Penangkapan besar-besaran ini tidak hanya melemahkan moral tentara Prancis tetapi juga mempercepat jatuhnya garis pertahanan mereka, menjadikan Jenderal Stumme salah satu perwira Wehrmacht yang diakui atas keberhasilannya dalam pelaksanaan strategi Blitzkrieg di Prancis.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Hitler Mengunjungi Organisation Todt di Prancis (1940)


Selama penyerbuan Jerman ke Prancis pada tahun 1940, Organisation Todt berperan penting dalam mendukung operasi militer Wehrmacht, termasuk di wilayah sekitar Paris. Meskipun kota itu jatuh tanpa perlawanan besar pada pertengahan Juni, unit-unit Organisation Todt segera dikerahkan untuk memperbaiki infrastruktur vital seperti jembatan, jalan raya, dan jaringan rel kereta api yang rusak akibat pertempuran dan serangan udara. Organisasi ini juga bertugas menyiapkan fasilitas logistik bagi pasukan pendudukan, termasuk gudang bahan bakar, bengkel perbaikan kendaraan, serta markas teknis. Di bawah koordinasi langsung otoritas militer Jerman, kehadiran Organisation Todt di Paris menjadi bagian dari upaya sistematis Reich untuk menstabilkan wilayah yang baru direbut dan mempersiapkannya sebagai pusat administrasi utama pendudukan Jerman di Prancis.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Tentara Jerman Memberikan Makanan Kepada Rakyat Prancis (1940)


Pada musim panas 1940, setelah kekalahan Prancis dalam kampanye militer yang singkat namun menghancurkan, tentara Jerman berusaha menampilkan citra sebagai kekuatan pendudukan yang “beradab” dengan memberikan makanan, pakaian, dan obat-obatan kepada rakyat Prancis di wilayah yang baru mereka duduki. Di banyak kota seperti Rouen, Amiens, dan Lille, unit Wehrmacht mendirikan dapur umum serta pos distribusi bantuan untuk warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran dan pemboman. Aksi ini direkam dalam berbagai film propaganda Jerman dan dimaksudkan untuk menunjukkan sisi kemanusiaan tentara Reich, sekaligus meredakan ketegangan antara penduduk lokal dan pasukan pendudukan. Namun di balik citra simpatik itu, kebijakan tersebut juga berfungsi sebagai alat politik untuk menegakkan kendali dan mempengaruhi opini publik Prancis di bawah kekuasaan Jerman.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Pertempuran Rouen (1940)


Pertempuran memperebutkan kota Rouen pada Juni 1940 terjadi di tengah ofensif besar Jerman terhadap Prancis yang sudah hampir runtuh setelah jatuhnya Paris. Pasukan Panzer Jerman dari Wehrmacht bergerak cepat menembus pertahanan Prancis di sepanjang Sungai Seine, dengan tujuan merebut Rouen sebagai titik strategis penghubung antara utara dan barat Prancis. Pertempuran berlangsung singkat namun sengit, dengan unit-unit Prancis yang tersisa berusaha mempertahankan kota dan jembatan di atas Sungai Seine untuk menunda laju Jerman. Serangan udara dari Luftwaffe memperburuk situasi, membakar sebagian besar pusat kota bersejarah. Pada 9 Juni 1940, pasukan Jerman berhasil merebut Rouen, menandai berakhirnya perlawanan di sektor tersebut dan membuka jalan bagi pengepungan terhadap sisa-sisa pasukan Sekutu di Normandia dan pesisir Atlantik.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Rommel Menerima Penyerahan Pasukan Prancis dan Inggris di St. Valery (1940)


Pada bulan Juni 1940, Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), menerima penyerahan pasukan Inggris dan Prancis di St. Valery-en-Caux, Normandia, setelah pertempuran sengit yang menandai akhir dari upaya Sekutu untuk bertahan di Prancis utara. Pasukan Korps ke-51 (Highland) Inggris di bawah Letnan Jenderal Victor Fortune, bersama unit-unit Prancis, terkepung di sepanjang pantai tanpa jalan mundur maupun evakuasi laut akibat serangan cepat dan koordinasi ketat pasukan Jerman. Rommel, yang dikenal karena serangannya yang lincah dan taktis, mengatur penyerahan dengan tertib dan memperlakukan para tawanan dengan disiplin profesional, memperkuat reputasinya sebagai pemimpin panzer yang efisien dan ksatria. Peristiwa di St. Valery ini menjadi simbol kecepatan dan ketepatan Blitzkrieg Jerman dalam menaklukkan Prancis pada musim panas 1940.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Saturday, October 18, 2025

Pasukan Jerman Menerobos Garis Weygand (1940)


Pertempuran di Garis Weygand pada Mei hingga Juni 1940 merupakan upaya terakhir Prancis untuk menahan serangan kilat Jerman setelah jatuhnya Belgia dan runtuhnya front utara. Dinamai dari Jenderal Maxime Weygand, garis pertahanan ini membentang dari Sungai Somme hingga Aisne, dengan harapan dapat menghentikan laju divisi-divisi Panzer yang telah menembus Sedan. Meskipun pasukan Prancis berjuang keras dengan sisa-sisa unit yang tersisa, mereka kekurangan perlengkapan, dukungan udara, dan koordinasi efektif. Serangan Luftwaffe yang terus-menerus dan taktik gerak cepat Wehrmacht menghancurkan titik-titik pertahanan satu per satu. Dalam beberapa minggu, garis Weygand pun runtuh, membuka jalan bagi pasukan Jerman untuk merebut Paris dan memaksa Prancis menyerah pada 22 Juni 1940.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Pasukan Jerman Memerah Susu Sapi Setelah Menguasai Oisemont (1940)


Pada Mei 1940, selama ofensif Jerman ke Prancis, wilayah Amiens dan Oisemont menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan Wehrmacht dan unit Sekutu yang berusaha menahan laju Blitzkrieg. Setelah menembus garis pertahanan di Belgia, divisi-divisi Panzer Jerman bergerak cepat ke arah selatan, menyeberangi Sungai Somme untuk merebut Amiens—sebuah kota strategis yang menjadi kunci penghubung jalur komunikasi antara utara dan selatan Prancis. Pertempuran di sekitar Amiens dan desa-desa seperti Oisemont berlangsung dengan intensitas tinggi; pasukan Prancis berupaya mempertahankan posisi menggunakan artileri dan tank Somua, namun kalah oleh kecepatan manuver dan dukungan udara Luftwaffe. Pada pertengahan Mei, Amiens jatuh ke tangan Jerman, membuka jalan bagi pasukan Panzer menuju pantai Atlantik dan mempercepat terjadinya pengepungan besar terhadap pasukan Sekutu di Dunkirk.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Serangan Udara Luftwaffe di Atas Le Havre Prancis (1940)


Serangan udara Luftwaffe di atas Le Havre pada tahun 1940 terjadi selama tahap akhir Kampanye Prancis, ketika pasukan Jerman berupaya menghancurkan jalur mundur dan logistik Sekutu di sepanjang pantai Normandia. Pada bulan Juni 1940, pesawat-pesawat pembom Heinkel He 111 dan Dornier Do 17 milik Luftwaffe melancarkan gelombang serangan intensif terhadap pelabuhan Le Havre, yang saat itu digunakan oleh pasukan Inggris dan Prancis untuk evakuasi serta pengiriman perbekalan. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar dan kerusakan parah di kawasan industri dan dermaga pelabuhan, menewaskan ratusan warga sipil serta mempercepat runtuhnya pertahanan Sekutu di wilayah barat laut Prancis. Bagi Jerman, operasi ini menjadi bagian dari strategi untuk menegaskan dominasi udara mereka menjelang berakhirnya pertempuran di daratan Prancis.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 511 - 20 Juni 1940

Cuplikan Terbaik Film 'Lion of the Desert' (1980)

Lion of the Desert (1980) adalah film epik sejarah garapan sutradara Moustapha Akkad yang mengisahkan perjuangan heroik Omar Mukhtar, pemimpin gerilya Muslim Libya, melawan pendudukan kolonial Italia di bawah Jenderal Rodolfo Graziani pada tahun 1920-an dan 1930-an. Dibintangi Anthony Quinn sebagai Mukhtar dan Oliver Reed sebagai Graziani, film ini menggambarkan perlawanan sengit rakyat Libya terhadap penindasan fasis Mussolini dengan sinematografi megah dan nuansa moral yang kuat. Meski dilarang tayang di Italia selama puluhan tahun karena dianggap menyinggung sejarah kolonial negara itu, Lion of the Desert tetap dikenang sebagai salah satu film paling berani dan berpengaruh dalam menggambarkan perjuangan anti-imperialis dunia Arab.


MUSSOLINI MENUGASKAN JENDERAL GRAZIANI KE LIBYA


AKSI PERTAMA JENDERAL GRAZIANI DI LIBYA


OMAR MUKHTAR MENYERGAP KONVOY TENTARA ITALIA


KEJAHATAN PERANG TENTARA ITALIA DI LIBYA


HIT AND RUN


OMAR MUKHTAR BERUNDING DENGAN PIHAK ITALIA


JENDERAL GRAZIANI MENYAMBUT BALA BANTUAN YANG DATANG DARI ITALIA


PENYERBUAN BESAR-BESARAN KE MARKAS OMAR MUKHTAR


OMAR MUKHTAR DAN SI PENGKHIANAT SHARIF EL GARIANI


SERANGAN GAS BERACUN


BERTEMPUR DI PEGUNUNGAN


OMAR MUKHTAR MENJEBAK PASUKAN ITALIA


STRATEGI PAGAR KAWAT BERDURI


TERTANGKAPNYA OMAR MUKHTAR


OMAR MUKHTAR DALAM PENJARA


OMAR MUKHTAR DAN RODOLFO GRAZIANI


PERSIDANGAN OMAR MUKHTAR


OMAR MUKHTAR DIHUKUM MATI