Pada hari Selasa tanggal 30 Mei 1944, setelah menyaksikan demonstrasi proyektor asap dan peluncur roket multi-peluru kaliber 80mm di pantai Riva-Bella, Caen (Prancis), pada sore harinya Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) melanjutkan kunjungannya dengan memeriksa mesin-mesin perang milik 21. Panzer-Division di hutan Bois de Lébisey, Hérouville-Saint-Clair (6 km sebelah utara Caen), dan merupakan kunjungan kedua Rommel ke divisi tersebut setelah kunjungan pertamanya di Rouen pada tanggal 18 Mei 1944. Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat pertahanan Pasukan Jerman
di Prancis, menjelang invasi Sekutu yang ia yakini sudah sangat dekat
waktunya
Dalam kunjungan ini, Rommel memfokuskan inspeksinya ke deretan artileri swagerak milik Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang merupakan bagian dari 21. Panzer-Division. Komandan detasemen ini, Major Alfred Becker (1899-1981), adalah seorang insinyur jenius yang ahli memodifikasi mesin-mesin perang peninggalan Prancis dan memadukannya dengan senjata buatan Jerman, sehingga menciptakan mesin perang baru yang tak dimiliki oleh divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht dan Waffen-SS.
Selain itu, Rommel juga meninjau langsung posisi artileri tersembunyi, jaringan parit yang digali untuk memperkuat pertahanan statis, serta penempatan tank-tank dari jenis Panzer IV yang disamarkan dengan dedaunan. Ia juga berdiskusi dengan komandan Divisi Panzer ke-21, Generalmajor Edgar Feuchtinger, dan para komandan resimen/batalyon mengenai kesiapan tempur mereka, khususnya soal respons cepat terhadap pendaratan Sekutu di pesisir Normandia. Rommel menekankan pentingnya menghancurkan pasukan musuh di pantai, sebelum mereka mampu membentuk jembatan pasukan, sembari mengkritik kekurangan amunisi, mobilitas yang terbatas, serta ketergantungan pada unit-unit statis yang tidak cukup berkualitas. Kunjungan tersebut memperlihatkan keprihatinan Rommel atas lemahnya koordinasi antara Luftwaffe, Wehrmacht, dan benteng-benteng pantai, sekaligus menegaskan bahwa 21. Panzer Division—satu-satunya divisi panzer yang ditempatkan dekat pantai Normandia—akan memegang peranan besar dalam menahan serbuan Sekutu yang akhirnya benar-benar datang hanya berselang seminggu kemudian, pada tanggal 6 Juni 1944.
Sumber :
German WWII Archive
Dalam kunjungan ini, Rommel memfokuskan inspeksinya ke deretan artileri swagerak milik Sturmgeschütz-Abteilung 200, yang merupakan bagian dari 21. Panzer-Division. Komandan detasemen ini, Major Alfred Becker (1899-1981), adalah seorang insinyur jenius yang ahli memodifikasi mesin-mesin perang peninggalan Prancis dan memadukannya dengan senjata buatan Jerman, sehingga menciptakan mesin perang baru yang tak dimiliki oleh divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht dan Waffen-SS.
Selain itu, Rommel juga meninjau langsung posisi artileri tersembunyi, jaringan parit yang digali untuk memperkuat pertahanan statis, serta penempatan tank-tank dari jenis Panzer IV yang disamarkan dengan dedaunan. Ia juga berdiskusi dengan komandan Divisi Panzer ke-21, Generalmajor Edgar Feuchtinger, dan para komandan resimen/batalyon mengenai kesiapan tempur mereka, khususnya soal respons cepat terhadap pendaratan Sekutu di pesisir Normandia. Rommel menekankan pentingnya menghancurkan pasukan musuh di pantai, sebelum mereka mampu membentuk jembatan pasukan, sembari mengkritik kekurangan amunisi, mobilitas yang terbatas, serta ketergantungan pada unit-unit statis yang tidak cukup berkualitas. Kunjungan tersebut memperlihatkan keprihatinan Rommel atas lemahnya koordinasi antara Luftwaffe, Wehrmacht, dan benteng-benteng pantai, sekaligus menegaskan bahwa 21. Panzer Division—satu-satunya divisi panzer yang ditempatkan dekat pantai Normandia—akan memegang peranan besar dalam menahan serbuan Sekutu yang akhirnya benar-benar datang hanya berselang seminggu kemudian, pada tanggal 6 Juni 1944.
Sumber :
German WWII Archive
No comments:
Post a Comment