Pada bulan Juni 1940, di tengah keberhasilan Jerman dalam invasi ke Prancis, Kriegsmarine melancarkan operasi besar di Laut Utara di bawah pimpinan Admiral Wilhelm Marschall (Befehlshaber der Schlachtschiffe). Operasi ini melibatkan dua kapal tempur utama, Scharnhorst dan Gneisenau, yang ditugaskan untuk menyerang jalur pelayaran Inggris dan mengganggu evakuasi pasukan Sekutu dari Norwegia. Pada 8 Juni 1940, armada Marschall menemukan dan menyerang kapal induk Inggris HMS Glorious, yang sedang dalam perjalanan pulang ke Inggris bersama dua kapal perusak pengawalnya, HMS Ardent dan HMS Acasta. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung singkat namun mematikan, meriam utama Scharnhorst dan Gneisenau menghujani Glorious hingga tenggelam, menjadikannya salah satu dari sedikit kapal induk Sekutu yang dihancurkan oleh kapal permukaan selama Perang Dunia II. Kedua kapal perusak Inggris turut tenggelam setelah sebelumnya melakukan perlawanan heroik, bahkan Acasta sempat mengenai Scharnhorst dengan torpedo yang menimbulkan kerusakan serius. Dalam operasi yang sama, armada Jerman juga berhasil menenggelamkan kapal tanker minyak Inggris Oil Pioneer dan kapal penumpang besar Orama, yang dialihfungsikan untuk transportasi militer. Meskipun aksi ini menunjukkan kemampuan ofensif tinggi armada kapal Jerman di awal perang, namun juga menimbulkan ketegangan internal di tubuh Kriegsmarine, karena Laksamana Marschall bertindak di luar perintah langsung sehingga menerima teguran keras dari markas besar Angkatan Laut. tetap saja, keberhasilan operasi ini tetap tercatat sebagai salah satu kemenangan laut paling menonjol bagi pihak Jerman di tahun 1940, dan menegaskan ancaman nyata kapal-kapal permukaan Kriegsmarine terhadap dominasi laut Inggris di awal Perang Dunia II.
Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940
No comments:
Post a Comment