Sunday, November 2, 2025

Penyerbuan Jerman ke Garis Maginot (1940)


Di hari jatuhnya kota Paris ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 14 Juni 1940, Wehrmacht melancarkan operasi besar untuk menembus Garis Maginot, benteng pertahanan Prancis yang selama bertahun-tahun dianggap tak tertembus. Operasi ini menjadi bagian dari fase akhir Kampanye militer di Prancis, di mana pihak Jerman berusaha menghancurkan sisa perlawanan Prancis di wilayah timur laut negara tersebut. Di bawah koordinasi Heeresgruppe C pimpinan Generaloberst Wilhelm Ritter von Leeb, serangan dimulai dengan serangan udara intensif oleh pesawat-pesawat pembom Heinkel He 111 dan Junkers Ju 87 Stuka yang menargetkan kubu beton, pos artileri, dan jalur komunikasi di sepanjang sektor Saar dan Alsace. Sementara langit dikuasai oleh Luftwaffe, di darat artileri berat kaliber besar, termasuk mortir raksasa dan meriam 420 mm “Dicke Bertha” peninggalan Perang Dunia I yang telah dimodifikasi, menggempur kubu-kubu utama Maginot seperti di Lauter, Bitche, dan Neuf-Brisach. Setelah bombardemen yang menghancurkan, infanteri Jerman bersama unit Sturmpionier (zeni tempur) bergerak maju menyeberangi Sungai Rhine dengan menggunakan perahu karet dan ponton, seringkali di bawah tembakan balasan pasukan Prancis. Dalam waktu beberapa hari, mereka berhasil menembus sejumlah sektor pertahanan utama dan memaksa garnisun Maginot untuk menyerah satu demi satu. Serangan ini membuktikan bahwa garis pertahanan statis seperti Maginot tidak akan mampu menahan "perang bergerak" (Blitzkrieg) yang menjadi ciri khas Jerman dalam Perang Dunia II. Menjelang akhir bulan Juni 1940, seluruh sistem pertahanan Maginot di timur laut Prancis hancur atau jatuh ke tangan Jerman.


Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940

No comments: