Pada bulan Juni 1940, setelah jatuhnya Paris dan runtuhnya pertahanan utama Prancis, pasukan Jerman melancarkan operasi untuk menguasai kembali wilayah Alsace-Lorraine, daerah yang sejak lama menjadi simbol sengketa antara Prancis dan Jerman sejak Perang 1870–1871. Di bawah komando Heeresgruppe C pimpinan Generaloberst Wilhelm Ritter von Leeb, pasukan Wehrmacht bergerak cepat melintasi Sungai Rhine dan memasuki kota-kota penting seperti Volmar (Colmar), Strasbourg, dan Metz, yang menjadi jantung budaya dan sejarah kawasan tersebut. Kota Strasbourg, yang terletak di tepi Rhine, direbut dengan sedikit perlawanan setelah pasukan Prancis mundur ke arah selatan; bendera swastika kembali berkibar di atas gedung pemerintahan dan katedral gotiknya yang megah, yang menandai berakhirnya kekuasaan Prancis selama dua dekade. Di Volmar, pasukan infanteri Jerman disambut dengan keheningan—banyak penduduk Alsace yang berbahasa Jerman yang menunjukkan sikap ambigu: antara lega dan takut atas kembalinya dominasi Reich. Sementara itu di Metz, kota benteng bersejarah yang dipenuhi oleh arsitektur bergaya Gothic dan Romanesque, pasukan Prancis menghancurkan dan membakar depot minyak besar di pinggiran kota agar tidak jatuh ke tangan musuh. Ledakan dan kobaran api besar terlihat hingga beberapa kilometer jauhnya, yang menciptakan pemandangan dramatis ketika unit-unit Panzer dan infanteri bermotor Jerman mendekati kota. Meski beberapa benteng tua di sekitar Metz sempat memberikan perlawanan sporadis, pasukan penyerbu segera menaklukkan seluruh wilayah tersebut dalam waktu yang cukup singkat.
Sumber :
Die Deutsche Wochenschau No. 512 - 26 Juni 1940
No comments:
Post a Comment