Buku tentang Panzer Regiment 8 karya Kevin Fish dengan cover yang memperlihatkan anggota unit tersebut bergaya di atas Panzer III yang telah dikamuflase sesuai dengan kondisi gurun pasir Afrika Utara
Pasukan tank Rusia yang memakai Panzer III produksi musuh mereka hasil dari rampasan perang
Panzer III menjadi back-up pasukan infanteri yang maju menggempur musuh di musim dingin front Timur yang kejam
Pasukan infanteri tank (Panzergrenadier) melakukan serangan terhadap posisi pertahanan Rusia dengan dibantu oleh Panzer III. Beberapa berlindung di balik panzer, sementara terlihat di latar belakang, efek dari artileri Jerman yang sebelumnya menghujani kubu lawan
Seorang kru Panzer III mengeluarkan kepalanya dari turet samping
Panzer III ausf N dengan pelindung track di bagian samping
Panzer III ausf J alias SdKfz 141/1 yang merupakan modifikasi dari versi terdahulu dan dipakai di akhir perang
Panzer III ausf M/N
Di tahun 1935, Generaloberst Heinz Guderian menekankan bahwa harus ada dua tipe dasar lapis baja yang menjadi inti dari Divisi Panzer Jerman di masa depan. Tipepe/toma adalah kendaraan yang dilengkapi dengan senjata anti-tank dan dua senapan mesin. Sedang tipe kedua adalah lapis baja pendukung dengan senjata kaliber besar. Tipe pertama ke-mudian diwujudkan dalam PanzerKampfwagen III atau disingkat PzKpfw III.
Tipe kedua nantinya dikenal sebagai PanzerKampfwagen IV atau disingkat PzKpfw IV.
Pada tahun yang sama pula perintah untuk membuat kendaraan full track dengan bobot lebih dari 15 ton tersebut, dikeluarkan berda-sarkan spesifikasi Heereswaffenamt kepada MAN, Daimler Benz AG, Rheinmetall Borsig dan Krupp AG sebagai perusahaan pembuat. Kendaraan tersebut dirancang dengan sebutan Mittlerer Traktor, lagi-lagi untuk mengelabui Perjanjian Versailles. Konflik pun sempat terjadi ke-tika Heereswaffenamt puas dengan kaliber 37 mm, sementara Inspek-torat Senjata Mekanik menginginkan kaliber yang lebih besar, yakni 50 mm. Akhirnya senjata 37 mm terpilih sebagai senjata utama 'traktor' tersebut karena infantri Jerman sudah dilengkapi dengan senjata anti-tank 37 mm standar, yakni PaK 35/36 L/45. Dengan alasan penghe-matan maka hanya satu jenis senjata dan satu jenis amunisi yang diproduksi.
Baja pelindung juga dibuat lebih tebal di depan daripada di belakang karena kendaraan baru ini akan digunakan sebagai unsur ter-depan dalam formasi panser penyerbu. Kecepatannya pun dipatok 40 km/jam dan dioperasikan oleh lima orang, yakni komandan, penembak, pengisi peluru, pengemudi dan petugas radio. Komunikasi antar awak dilakukan dengan sistem interkom. PzKpfw III ini merupakan kendaraan Jerman pertama yang menggunakan sistem percakapan interkom. Untuk selanjutnya seluruh jenis panser menggunakan sistem yang sama dan terbukti sangat efektif dalam pertempuran.
Setelah memproduksi beberapa seri, baru pada bulan Desember 1938 PzKpfw HI Ausf. E sebagai seri keempat diproduksi. Panser ini me¬rupakan seri yang awalnya diproduksi dalam jumlah cukup banyak. Rancangan dasarnya tidak berubah, hanya suspensi merupakan model tor¬sion bar yang mandiri dan dirancang oleh Ferdinand Porsche. Meriam-nya masih menggunakan 37 mm dengan tambahan tiga buah senapan mesin MG34 kaliber 7,92 mm di mana dua buah di antaranya berada di menara dan satu di bagian depan panser. Berbeda dengan sen sebe-lumnya, Ausf. E menggunakan mesin Maybach HL120TR dengan 10 transmisi kecepatan berbahan bakar bensin dan berkekuatan 300 HP. Baru setelah tahun 1940, seluruh Ausf E menggunakan meriam KwK 38 L/42 dengan kaliber 50 mm dan tebal bajanya mencapai 30 mm, baik di depan maupun belakang. Secara umum Panzer III memiliki berat 22 ton dengan panjang 5,52 meter, lebar 2,9 meter dan tinggi 2,5 meter. Daya jelajah panzer ini mencapai 155 km dengan kecepatan 40 km/ jam di jalanan atau 19 km/jam di medan sulit.
PzKpfw Ausf. F merupakan kelanjutan dari Ausf. E yang sudah digunakan dalam dalam kampanye di Polandia. Seri F atau Ausf. Fpada awalnya masih menggunakan meriam KwK 36 37 mm tetapi kemudian diganti dengan meriam yang lebih besar, yakni KwK 38 L/42 50 mm. Sebanyak 531 seri F telah diproduksi pada tahun 1939 hingga 1941 diikuti dengan Ausf. G sebanyak 600 buah pada tahun 1940-1941 dengan penambahan lapis baja pada sisi senjata utama. Pengembangan selanjutnya adalah seri H dengan sedikit modifikasi berupa penambahan plat baja 30 mm di bagian depan panser. Seri H sendiri diproduksi se¬banyak 308 buah pada tahun 1940-1941.
Versi berikutnya adalah Ausf. J di mana bagian depan panser dibuat lebih panjang dengan penambahan plat baja setebal 50 mm. Seri J diproduksi sebanyak482 buah pada tahun 1941. Serf J/1 dibuat dengan penambahan panjang laras meriam dengan jenis 50 mm KwK 39 L/60 dan diproduksi sebanyak 1.067 buah mulai d'ari akhir tahun 1941 hingga pertengahan 1942. Ini merupakan produksi terbesar dari PzKpfw IN. Pada tahun 1942 dibuat seri L dengan penambahan lapis baja 50 mm + 20 mm dengan jumlah produksi sebanyak 653 di tahun 1942.
No comments:
Post a Comment