Foto kelulusan Hans-Joachim Marseille tak lama setelah lulus dari sekolah tahun 1938. Sekolah pertamanya adalah 12. Volksschule Berlin (1926-1930), dilanjutkan dengan Prinz Heinrich Gymnasium di Berlin-Schöneberg (1930-1938). Pada awalnya dia digolongkan sebagai murid yang pemalas dan berkali-kali kena masalah karena sifatnya yang jahil. Dia juga dikenal sebagai anak pemberontak dan tak berdisiplin, sebuah karakter yang kelak berkali-kali membawanya pada masalah. Menjelang berakhirnya masa sekolahnya dia mulai bertanggungjawab dan mengikuti sekolahnya dengan lebih serius. Hasilnya? Dia meraih gelar Abitur-nya sebagai salah satu lulusan termuda (17 tahun 6 bulan) pada awal tahun 1938! Dari sana dia mengutarakan keinginannya untuk menjadi "perwira penerbang"
Fähnrich Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer di I.Jagd/Lehrgeschwader 2) mencatatkan kemenangan udara ketujuhnya tanggal 28 September 1940 dalam Pertempuran Britania (sebuah Spitfire di selatan Inggris, pukul 10:30 pagi), tapi dia dipaksa untuk mendarat darurat dengan pesawat Messerschmitt Bf 109 E-7 (W.Nr. 4091) di dekat Théville karena masalah pada mesin. Foto oleh Kriegsberichter Röder dari KBK Lw 3
Oberfähnrich Hans-Joachim Marseille dari 4.Staffel / Jagdgeschwader 52 menunjukkan bekas lubang tembakan yang diterima oleh pesawatnya. Perhatikan ekspresi kegembiraannya, dan bayangkanlah bila manusia satu ini menganggap pertarungan hidup dan mati hanya sebagai kesenangan belaka!
Dua orang awak darat Leutnant Hans-Joachim Marseille, Hoffmann (kiri) dan Berger, sedang membersihkan laras kanon pesawat komandannya, sebuah Messerschmitt Bf 109 "Gelbe 14" W.Nr. 8673 yang bisa kita lihat di latar belakang. Foto diambil di Martuba (Libya) tanggal 21 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Opitz dari KBK Lw 7 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 15 Maret 1942
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (158 kills, KIA 30 September 1942) dari 3.Staffel/Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" di kokpit pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4Z/Trop "Gelbe 14+" setelah mencatatkan kemenangan udaranya yang ke-69, sebuah P-40 "Kittyhawk" Mk IA dari No. 112 Squadron RAF, 20km dari El-Cheimar, Timimi, Libya, tanggal 1 Juni 1942
Ucapan selamat buat Hans-Joachim Marseille dari kaczmarek (wingman) andalannya, Unteroffizier Rainer Pöttgen. Pöttgen bertugas di 3/JG27 setidaknya dari 1 Juni 1942 sampai dengan 1 Oktober 1943. Meskipun tugas utamanya adalah sebagai pelindung pilot utama dari sergapan musuh, tapi Pöttgen tercatat pernah menembak jatuh pesawat lawan juga, dengan salah satu yang tercatat adalah pada tanggal 4 Februari 1944 saat dia bertugas di 1/Jagdlehrerüberprüfungsgruppe. Dia selamat sampai peperangan usai dengan skor kemenangan udara berjumlah 7 buah
Para pilot dari Staffel ke-3 Jagdgeschwader 27. Dari kiri ke kanan: Oberfähnrich Karl Kugelbauer, Tidak diketahui, Oberfeldwebel Karl Mentnich, Unteroffizier Rainer Pöttgen, Unteroffizier Eberhard Pfeffer, dan Hans-Joachim Marseille
Para pilot dari Staffel ke-3 Jagdgeschwader 27. Dari kiri ke kanan: Tidak diketahui, Oberfeldwebel Karl Mentnich, Unteroffizier Eberhard Pfeffer, Unteroffizier Rainer Pöttgen, dan Hans-Joachim Marseille
tukang cat JG 27 sedang bersiap-siap menggambar baris kemenangan baru. Sebentar lagi Hans-Joachim Marseille mendarat dengan pesawatnya, dan sudah ada konfirmasi akan kemenangan terbaru yang diraihnya!
Tukang cat JG 27 menggambar baris kemenangan ke-50 untuk pesawat Hans-Joachim Marseille. Wajah Marseille sendiri bisa kita lihat berada di tengah menghadap kamera
Pesawat Messerschmitt Bf 109F "Yellow 14" milik Hans-Joachim Marseille sedang mendapat 'sentuhan' seni dari tukang cat Staffel 3/JG 27, yaitu baris kemenangan ke-50, tak lama setelah dia mendarat dari misi yang berakhir sukses (setidaknya bagi dia!)
Hans-Joachim Marseille ngadu huntu dengan para "orang hitam" tentang kemenangan udara ke-50 yang baru saja diraihnya. Awak darat dinamakan seperti itu karena pakaian terusan berwarna hitam yang mereka kenakan
Pesawat Hans-Joachim Marseille sedang diperiksa sebelum berangkat melaksanakan misi
Hans-Joachim Marseille (tengah) bersama dengan wingman-nya Rainer Pöttgen (kiri) dan awak darat lainnya
Hans-Joachim Marseille bersama dengan pesawat Messerschmitt Bf 109F "Yellow 14" andalannya. Dengan pesawat ini dia telah mengobrak-abrik langit Afrika dan membuat ketakutan pilot-pilot Sekutu. Begitu amit-amitnya pengaruh Marseille, sampai-sampai musuh mengeluarkan maklumat yang isinya mewanti-wanti agar jangan pernah mereka menghadapi dia sendirian, dan minimal harus main keroyokan!
Penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Hans-Joachim Marseille tanggal 24 November 1941 yang disematkan oleh komandan Jagdgeschwader 27 Hauptmann Eduard "Edu" Neumann dengan disaksikan oleh General der Flieger Hans Geisler (tengah). Marseille tercatat sebagai pilot front Afrika pertama yang dianugerahi medali yang menjembatani Eisernes Kreuz dengan Ritterkreuz ini, dan dia menerimanya hanya 14 hari setelah medali ini diperkenalkan!
Hans-Joachim Marseille bersiap-siap untuk melaksanakan misi selanjutnya. Para kru darat sibuk membantunya
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan Luftwaffe. Entahlah topi macam apa yang dikenakannya, yang tampak seperti topi rajutan atau topi tradisional Arab Baduy di Afrika Utara!
Hans-Joachim Marseille bersiap-siap untuk misi selanjutnya
Foto langka dari sang jagoan udara yang memperlihatkan saat dia menikmati siesta (tidur siang) tak lama setelah menjalani pertempuran berat di udara
Hans-Joachim Marseille menerangkan sebuah dogfight (pertempuran udara) kepada salah seorang kameradnya
Generalfeldmarschall Albert Kesselring (kedua dari kanan) menyambut Hans-Joachim Marseille. Di tengah adalah Hauptmann Eduard "Edu" Neumann, sementara Hans-Arnold Stahlschmidt berdiri di paling kiri. Hauptmann Erich Gerlitz berada di depan
Generalfeldmarschall Albert Kesselring berbicara kepada para pilot dari I./JG27. Hans-Joachim Marseille berdiri keenam dari kiri
Hans-Joachim Marseille di atas pesawat andalannya, tak lama setelah pulang dari sebuah misi yang berjalan sukses Hans-Joachim Marseille berdiri di depan pintu pos komando Jagdgeschwader 27 setelah dianugerahi Ritterkreuz. Surat singkat yang dikirimkan kepada ibu tercintanya tak lama setelah penganugerahan ini cukup singkat dan diakhiri dengan kalimat sederhana yang menggambarkan perasaannya saat itu: "sangat bangga"
Si tampan Hans-Joachim Marseille (disini berpangkat Leutnant) dengan medali Ritterkreuz dan Deutsches Kreuz in Gold. Perhatikan betapa peletakan DKiG-nya terlihat sedikit "tidak biasa", yaitu di bawah saku dada. Perhatikan pula topinya yang masih berwarna biru Luftwaffe dan bukannya warna tropis, dan juga seragamnya yang tanpa dilengkapi Hoheitszeichen. Selenge'an banget emang odong-odong satu ini, tidak terlalu peduli pada aturan apapun(baik militer maupun seragam), dan lebih memilih membuktikan diri kepada orang-orang dengan bakat dahsyatnya di bidang dogfight!
Hans-Joachim Marseille
Baru saja kembali dari pertempuran yang berat, Hans-Joachim Marseille langsung menikmati sebatang rokok sambil tersenyum meskipun dengan wajah yang masih tak lepas dari ketegangan dan keringat tampak jelas mengucur deras!
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan-rekan staffel-nya
Hans-Joachim Marseille (kiri) besama dengan Rainer Pöttgen, wingman yang telah berkali-kali menyelamatkannya dari maut, baik di udara maupun di darat. Seorang wingman (istilah Jermannya: Kaczmarek) adalah pilot tempur yang fokusnya tidaklah memburu musuh tapi melindungi pilot utamanya, dan Marseille beruntung memiliki wingman-wingman yang dapat diandalkan seperti Kugelbauer dan kemudian Pöttgen
Hans-Joachim Marseille melaporkan misi yang baru saja dijalaninya kepada komandannya, Eduard "Edu" Neumann, komandan Jagdgeschwader 27, musim panas 1942
Gruppenkomandeur Eduard Neumann (kiri) sedang berbincang-bincang bersama dengan Hans-Joachim Marseille (tengah) dan seorang pilot Italia
Hans-Joachim Marseille meninggalkan tendanya untuk melaksanakan misi selanjutnya. Perhatikan wajahnya yang selalu ceria dan penuh percaya diri!
Hans-Joachim Marseille dengan ekspresi rileks dan tersenyum
Hans-Joachim Marseille (kiri) bersama dengan sesama pilot JG 27 yang juga adalah sahabat dekatnya, Hans-Arnold "Fifi" Stahlschmidt. Stahlschmidt mempunyai catatan 59 kemenangan udara, dan dia terbunuh dalam dogfight tanggal 7 September 1942. Kematiannya membuat Marseille luar biasa berduka, dan mencari pelipur lara dengan jalan... menghancurkan pesawat Sekutu sebanyak-banyaknya!
Oberfähnrich Hans-Joachim Marseille dari 4.Staffel / Jagdgeschwader 52 menunjukkan bekas lubang tembakan yang diterima oleh pesawatnya. Perhatikan ekspresi kegembiraannya, dan bayangkanlah bila manusia satu ini menganggap pertarungan hidup dan mati hanya sebagai kesenangan belaka!
General
der Panzertruppe
Erwin Rommel (Befehlshaber Panzergruppe "Afrika") bersiap-siap untuk
menikmati rasanya terbang, saat dibantu duduk di jok penembak senapan
mesin sebuah pesawat pembom tukik Junkers Ju 87B "Stuka" milik Hauptmann
Kurt Kuhlmey (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe /
Sturzkampfgeschwader 1). Yang membantu sang jenderal bersiap-siap tidak
lain adalah Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel
/ I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), yang nantinya menjelma menjadi pilot
pemburu terbaik Jerman dalam kancah pertempuran di Afrika Utara. Foto
ini diambil pada bulan November 1941, dalam kunjungan pertama Jenderal
Rommel ke markas Jagdgeschwader 27 (JG 27). Dikisahkan bahwa Marseille
dan Rommel saling bertukar cerita mengenai insiden yang terjadi beberapa
waktu sebelumnya, dimana pilot Australia Clive "Killer" Caldwell telah
dengan sengaja menembak seorang pilot JG 27 yang sedang melayang dengan
parasutnya. Kuhlmey, yang ikut hadir, juga menyatakan bahwa anakbuahnya
turut menyaksikan insiden tersebut, sebuah hal yang dianggap sebagai
perbuatan yang kontroversial di kancah peperangan Afrika Utara yang
dikenal "bersih"
Dua orang awak darat Leutnant Hans-Joachim Marseille, Hoffmann (kiri) dan Berger, sedang membersihkan laras kanon pesawat komandannya, sebuah Messerschmitt Bf 109 "Gelbe 14" W.Nr. 8673 yang bisa kita lihat di latar belakang. Foto diambil di Martuba (Libya) tanggal 21 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Opitz dari KBK Lw 7 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 15 Maret 1942
Kanon depan pesawat
Messerschmitt Bf 109F (Y14+) dari 3.Staffel / Jagdgeschwader 27 (JG 27) yang biasa dipiloti oleh
Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer 3./JG 27) sedang mendapat perbaikan dan pemeliharaan oleh mekanik Hoffmann di Martuba, Libya, tanggal 21
Februari 1942. Foto diambil oleh Kriegsberichter Opitz dari KBK Lw 7 dan pertama
kali dipublikasikan tanggal 15 Maret 1942
Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer 3./JG 27) dengan bangga berpose bersama salah satu pesawat Sekutu yang ditembak jatuhnya, sebuah Hurricane MK IIB berbaling-baling kayu dari Skuadron RAF no. 274, bulan Februari 1942. Dia juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama salah seorang warga Arab lokal. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Oppitz dari KBK Lw 7 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 31 Maret 1942
Hans-Joachim Marseille dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang diraihnya tanggal 22 Februari 1942 sebagai Leutnant dan Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) setelah berhasil meraih 46 kemenangan udara (yang ke-45 dan 46 dicetaknya tanggal 13 Februari 1942 pukul 9 pagi yang merupakan pesawat Hurricane dari No. 1 Squadron SAAF dan No. 274 Squadron RAF). Untuk memperbaiki kemampuannya, Marseille berlatih keras setiap hari demi menguatkan kakinya serta otot perutnya. Untuk membantu tubuhnya mentoleransi "G forces" (kekuatan gravitasi) dalam pertempuran udara, dia juga minum susu dalam dosis yang lebih besar dari pilot lainnya serta membiasakan diri memakai kacamata hitam demi mencegahnya terpapar langsung sinar matahari sehingga bisa tetap mempertajam penglihatannya
Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) sedang menggambarkan dogfight (pertarungan udara) yang baru saja dialaminya kepada Hauptmann Gerhard Homuth (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27). Foto oleh Kriegsberichter Oppitz. Homuth adalah seorang didikan militer Prusia yang keras dan pada mulanya tidak menyukai anak buahnya (Marseille) yang seenaknya dan tidak bisa diatur. Untunglah Marseille kemudian membuktikan kemampuannya dan menjadi bintang di langit Afrika. Homuth sendiri mempunyai catatan 63 kemenangan udara, dengan 47 diraihnya di Afrika. Dia secara resmi dinyatakan hilang setelah dogfight tanggal 2 Agustus 1943 melawan pesawat P-39 Airacobra
Acara sulap tengah gurun yang disajikan untuk menghibur para anggota I.Gruppe / Jagdgeschwader 27, musim semi 1942. Dari kiri ke kanan: Leutnant Hans-Joachim "Jochen" Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), Leutnant Werner Schroer (Adjutant I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), Leutnant Hans-Arnold "Fiffi" Stahlschmidt (Flugzeugführer di 2.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), dan Leutnant Karl Kugelbauer (Flieger di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27). Tiga pertama adalah para jagoan udara paling terkemuka JG 27, sementara Kugelbauer adalah wingman Marseille saat itu
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille dalam sebuah pose formil di studio foto Heinrich Hoffmann bertanggal 28 Juni 1942 tak lama setelah dianugerahi Schwertern zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #12 (18 Juni 1942) sebagai Staffelkapitän 3./JG 27. Dia meraih medali tersebut setelah mencetak 101 kemenangan udara, dan medalinya dikalungkan langsung oleh Adolf Hitler di Führerhauptquartier Wolfsschanze. Reichsmarschall Hermann Göring kemudian menyusul memberikan Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachter-Abzeichen in Gold mit Brillanten (combined Pilot/Observers Badge in Gold with Diamonds) serta sebuah cincin emas khusus berhiaskan batu lopis
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille, Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika", berpose di studio foto Heinrich Hoffmann di hari dia dianugerahi medali bergengsi Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #12 dari tangan Adolf Hitler tanggal 28 Juni 1942. Pada tanggal 3 Juni dia mencetak kemenangan udaranya yang ke-75, dilanjutkan dengan kemenangan ke-101 tanggal 17 Juni, yang secara resmi mentahbiskan dia sebagai pilot paling efisien di Front Barat/Mediterania dan membuatnya dianugerahi Eichenlaub tanggal 6 Juni 1942 dan Schwerter tanggal 18 Juni, hanya berselang beberapa hari kemudian! Tak ada keraguan bahwa dia adalah pilot terbaik yang dipunyai Jerman di saat itu, juga yang paling terkenal dan paling banyak fans karena memegang rekor sebagai pencetak kemenangan terbanyak melawan pesawat-pesawat Inggris/Sekutu. Marseille digambarkan oleh Adolf Galland, pilot jagoan paling senior, sebagai "Virtuoso tak tertandingi di antara semua pilot pemburu dalam Perang Dunia II. Apa yang dihasilkannya dianggap oleh banyak orang sebagai sesuatu yang mustahil di saat itu!" BTW, tidak ada foto dia mengenakan Brillanten (walaupun dia adalah peraihnya!) karena dia tidak sempat menghadiri upacara penganugerahannya... ajal telah terlebih dahulu menghampirinya
Hans-Joachim Marseille buru-buru naik pesawatnya setelah ada alarm kedatangan musuh (diambil dari majalah SIGNAL)
Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer 3./JG 27) dengan bangga berpose bersama salah satu pesawat Sekutu yang ditembak jatuhnya, sebuah Hurricane MK IIB berbaling-baling kayu dari Skuadron RAF no. 274, bulan Februari 1942. Dia juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama salah seorang warga Arab lokal. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Oppitz dari KBK Lw 7 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 31 Maret 1942
Hans-Joachim Marseille dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang diraihnya tanggal 22 Februari 1942 sebagai Leutnant dan Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) setelah berhasil meraih 46 kemenangan udara (yang ke-45 dan 46 dicetaknya tanggal 13 Februari 1942 pukul 9 pagi yang merupakan pesawat Hurricane dari No. 1 Squadron SAAF dan No. 274 Squadron RAF). Untuk memperbaiki kemampuannya, Marseille berlatih keras setiap hari demi menguatkan kakinya serta otot perutnya. Untuk membantu tubuhnya mentoleransi "G forces" (kekuatan gravitasi) dalam pertempuran udara, dia juga minum susu dalam dosis yang lebih besar dari pilot lainnya serta membiasakan diri memakai kacamata hitam demi mencegahnya terpapar langsung sinar matahari sehingga bisa tetap mempertajam penglihatannya
Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) sedang menggambarkan dogfight (pertarungan udara) yang baru saja dialaminya kepada Hauptmann Gerhard Homuth (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27). Foto oleh Kriegsberichter Oppitz. Homuth adalah seorang didikan militer Prusia yang keras dan pada mulanya tidak menyukai anak buahnya (Marseille) yang seenaknya dan tidak bisa diatur. Untunglah Marseille kemudian membuktikan kemampuannya dan menjadi bintang di langit Afrika. Homuth sendiri mempunyai catatan 63 kemenangan udara, dengan 47 diraihnya di Afrika. Dia secara resmi dinyatakan hilang setelah dogfight tanggal 2 Agustus 1943 melawan pesawat P-39 Airacobra
Acara sulap tengah gurun yang disajikan untuk menghibur para anggota I.Gruppe / Jagdgeschwader 27, musim semi 1942. Dari kiri ke kanan: Leutnant Hans-Joachim "Jochen" Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), Leutnant Werner Schroer (Adjutant I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), Leutnant Hans-Arnold "Fiffi" Stahlschmidt (Flugzeugführer di 2.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), dan Leutnant Karl Kugelbauer (Flieger di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27). Tiga pertama adalah para jagoan udara paling terkemuka JG 27, sementara Kugelbauer adalah wingman Marseille saat itu
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille dalam sebuah pose formil di studio foto Heinrich Hoffmann bertanggal 28 Juni 1942 tak lama setelah dianugerahi Schwertern zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #12 (18 Juni 1942) sebagai Staffelkapitän 3./JG 27. Dia meraih medali tersebut setelah mencetak 101 kemenangan udara, dan medalinya dikalungkan langsung oleh Adolf Hitler di Führerhauptquartier Wolfsschanze. Reichsmarschall Hermann Göring kemudian menyusul memberikan Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachter-Abzeichen in Gold mit Brillanten (combined Pilot/Observers Badge in Gold with Diamonds) serta sebuah cincin emas khusus berhiaskan batu lopis
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille, Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika", berpose di studio foto Heinrich Hoffmann di hari dia dianugerahi medali bergengsi Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #12 dari tangan Adolf Hitler tanggal 28 Juni 1942. Pada tanggal 3 Juni dia mencetak kemenangan udaranya yang ke-75, dilanjutkan dengan kemenangan ke-101 tanggal 17 Juni, yang secara resmi mentahbiskan dia sebagai pilot paling efisien di Front Barat/Mediterania dan membuatnya dianugerahi Eichenlaub tanggal 6 Juni 1942 dan Schwerter tanggal 18 Juni, hanya berselang beberapa hari kemudian! Tak ada keraguan bahwa dia adalah pilot terbaik yang dipunyai Jerman di saat itu, juga yang paling terkenal dan paling banyak fans karena memegang rekor sebagai pencetak kemenangan terbanyak melawan pesawat-pesawat Inggris/Sekutu. Marseille digambarkan oleh Adolf Galland, pilot jagoan paling senior, sebagai "Virtuoso tak tertandingi di antara semua pilot pemburu dalam Perang Dunia II. Apa yang dihasilkannya dianggap oleh banyak orang sebagai sesuatu yang mustahil di saat itu!" BTW, tidak ada foto dia mengenakan Brillanten (walaupun dia adalah peraihnya!) karena dia tidak sempat menghadiri upacara penganugerahannya... ajal telah terlebih dahulu menghampirinya
Hans-Joachim Marseille buru-buru naik pesawatnya setelah ada alarm kedatangan musuh (diambil dari majalah SIGNAL)
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (158 kills, KIA 30 September 1942) dari 3.Staffel/Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" di kokpit pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4Z/Trop "Gelbe 14+" setelah mencatatkan kemenangan udaranya yang ke-69, sebuah P-40 "Kittyhawk" Mk IA dari No. 112 Squadron RAF, 20km dari El-Cheimar, Timimi, Libya, tanggal 1 Juni 1942
Ucapan selamat buat Hans-Joachim Marseille dari kaczmarek (wingman) andalannya, Unteroffizier Rainer Pöttgen. Pöttgen bertugas di 3/JG27 setidaknya dari 1 Juni 1942 sampai dengan 1 Oktober 1943. Meskipun tugas utamanya adalah sebagai pelindung pilot utama dari sergapan musuh, tapi Pöttgen tercatat pernah menembak jatuh pesawat lawan juga, dengan salah satu yang tercatat adalah pada tanggal 4 Februari 1944 saat dia bertugas di 1/Jagdlehrerüberprüfungsgruppe. Dia selamat sampai peperangan usai dengan skor kemenangan udara berjumlah 7 buah
Para pilot dari Staffel ke-3 Jagdgeschwader 27. Dari kiri ke kanan: Oberfähnrich Karl Kugelbauer, Tidak diketahui, Oberfeldwebel Karl Mentnich, Unteroffizier Rainer Pöttgen, Unteroffizier Eberhard Pfeffer, dan Hans-Joachim Marseille
Para pilot dari Staffel ke-3 Jagdgeschwader 27. Dari kiri ke kanan: Tidak diketahui, Oberfeldwebel Karl Mentnich, Unteroffizier Eberhard Pfeffer, Unteroffizier Rainer Pöttgen, dan Hans-Joachim Marseille
tukang cat JG 27 sedang bersiap-siap menggambar baris kemenangan baru. Sebentar lagi Hans-Joachim Marseille mendarat dengan pesawatnya, dan sudah ada konfirmasi akan kemenangan terbaru yang diraihnya!
Tukang cat JG 27 menggambar baris kemenangan ke-50 untuk pesawat Hans-Joachim Marseille. Wajah Marseille sendiri bisa kita lihat berada di tengah menghadap kamera
Pesawat Messerschmitt Bf 109F "Yellow 14" milik Hans-Joachim Marseille sedang mendapat 'sentuhan' seni dari tukang cat Staffel 3/JG 27, yaitu baris kemenangan ke-50, tak lama setelah dia mendarat dari misi yang berakhir sukses (setidaknya bagi dia!)
Hans-Joachim Marseille ngadu huntu dengan para "orang hitam" tentang kemenangan udara ke-50 yang baru saja diraihnya. Awak darat dinamakan seperti itu karena pakaian terusan berwarna hitam yang mereka kenakan
Pesawat Hans-Joachim Marseille sedang diperiksa sebelum berangkat melaksanakan misi
Hans-Joachim Marseille (tengah) bersama dengan wingman-nya Rainer Pöttgen (kiri) dan awak darat lainnya
Hans-Joachim Marseille bersama dengan pesawat Messerschmitt Bf 109F "Yellow 14" andalannya. Dengan pesawat ini dia telah mengobrak-abrik langit Afrika dan membuat ketakutan pilot-pilot Sekutu. Begitu amit-amitnya pengaruh Marseille, sampai-sampai musuh mengeluarkan maklumat yang isinya mewanti-wanti agar jangan pernah mereka menghadapi dia sendirian, dan minimal harus main keroyokan!
Penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Hans-Joachim Marseille tanggal 24 November 1941 yang disematkan oleh komandan Jagdgeschwader 27 Hauptmann Eduard "Edu" Neumann dengan disaksikan oleh General der Flieger Hans Geisler (tengah). Marseille tercatat sebagai pilot front Afrika pertama yang dianugerahi medali yang menjembatani Eisernes Kreuz dengan Ritterkreuz ini, dan dia menerimanya hanya 14 hari setelah medali ini diperkenalkan!
Hans-Joachim Marseille bersiap-siap untuk melaksanakan misi selanjutnya. Para kru darat sibuk membantunya
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan Luftwaffe. Entahlah topi macam apa yang dikenakannya, yang tampak seperti topi rajutan atau topi tradisional Arab Baduy di Afrika Utara!
Hans-Joachim Marseille bersiap-siap untuk misi selanjutnya
Foto langka dari sang jagoan udara yang memperlihatkan saat dia menikmati siesta (tidur siang) tak lama setelah menjalani pertempuran berat di udara
Hans-Joachim Marseille menerangkan sebuah dogfight (pertempuran udara) kepada salah seorang kameradnya
Generalfeldmarschall Albert Kesselring (kedua dari kanan) menyambut Hans-Joachim Marseille. Di tengah adalah Hauptmann Eduard "Edu" Neumann, sementara Hans-Arnold Stahlschmidt berdiri di paling kiri. Hauptmann Erich Gerlitz berada di depan
Generalfeldmarschall Albert Kesselring berbicara kepada para pilot dari I./JG27. Hans-Joachim Marseille berdiri keenam dari kiri
Hans-Joachim Marseille di atas pesawat andalannya, tak lama setelah pulang dari sebuah misi yang berjalan sukses Hans-Joachim Marseille berdiri di depan pintu pos komando Jagdgeschwader 27 setelah dianugerahi Ritterkreuz. Surat singkat yang dikirimkan kepada ibu tercintanya tak lama setelah penganugerahan ini cukup singkat dan diakhiri dengan kalimat sederhana yang menggambarkan perasaannya saat itu: "sangat bangga"
Si tampan Hans-Joachim Marseille (disini berpangkat Leutnant) dengan medali Ritterkreuz dan Deutsches Kreuz in Gold. Perhatikan betapa peletakan DKiG-nya terlihat sedikit "tidak biasa", yaitu di bawah saku dada. Perhatikan pula topinya yang masih berwarna biru Luftwaffe dan bukannya warna tropis, dan juga seragamnya yang tanpa dilengkapi Hoheitszeichen. Selenge'an banget emang odong-odong satu ini, tidak terlalu peduli pada aturan apapun(baik militer maupun seragam), dan lebih memilih membuktikan diri kepada orang-orang dengan bakat dahsyatnya di bidang dogfight!
Hans-Joachim Marseille
Baru saja kembali dari pertempuran yang berat, Hans-Joachim Marseille langsung menikmati sebatang rokok sambil tersenyum meskipun dengan wajah yang masih tak lepas dari ketegangan dan keringat tampak jelas mengucur deras!
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan-rekan staffel-nya
Hans-Joachim Marseille (kiri) besama dengan Rainer Pöttgen, wingman yang telah berkali-kali menyelamatkannya dari maut, baik di udara maupun di darat. Seorang wingman (istilah Jermannya: Kaczmarek) adalah pilot tempur yang fokusnya tidaklah memburu musuh tapi melindungi pilot utamanya, dan Marseille beruntung memiliki wingman-wingman yang dapat diandalkan seperti Kugelbauer dan kemudian Pöttgen
Hans-Joachim Marseille melaporkan misi yang baru saja dijalaninya kepada komandannya, Eduard "Edu" Neumann, komandan Jagdgeschwader 27, musim panas 1942
Gruppenkomandeur Eduard Neumann (kiri) sedang berbincang-bincang bersama dengan Hans-Joachim Marseille (tengah) dan seorang pilot Italia
Hans-Joachim Marseille meninggalkan tendanya untuk melaksanakan misi selanjutnya. Perhatikan wajahnya yang selalu ceria dan penuh percaya diri!
Hans-Joachim Marseille dengan ekspresi rileks dan tersenyum
Hans-Joachim Marseille (kiri) bersama dengan sesama pilot JG 27 yang juga adalah sahabat dekatnya, Hans-Arnold "Fifi" Stahlschmidt. Stahlschmidt mempunyai catatan 59 kemenangan udara, dan dia terbunuh dalam dogfight tanggal 7 September 1942. Kematiannya membuat Marseille luar biasa berduka, dan mencari pelipur lara dengan jalan... menghancurkan pesawat Sekutu sebanyak-banyaknya!
Kübelwagen milik Hans-Joachim Marseille yang diberi nama OTTO (bukan nama produsen obat!). Otto sendiri diambil dari bahasa Italia yang berarti "8", dan diberi nama tak lama setelah Marseille berhasil menembak jatuh 8 pesawat musuh dalam 10 menit tanggal 1 September 1942! Di hari itu juga tercatat sebagai hari terdahsyat dalam karir sang pilot, dimana sepanjang hari dia berseliweran kesana kemari dan menghantam tidak kurang dari 17 pesawat Inggris! Atas pencapaian yang amit-amit luar biasanya ini, dia mendapat hadiah sebuah Volkswagen Kübelwagen tipe 82 oleh skuadron Regia Aeronautica Italia, dan seorang tentara Italia telah berbaik hati mencat mobil gres tersebut dengan tulisan ONTA eh OTTO. Prestasi Marseille sendiri tercatat dalam buku resep masakan Nusantara sebagai rekor pesawat Sekutu yang paling banyak ditembak jatuh oleh satu pilot dalam satu hari. Hanya satu orang yang yang berhasil melampaui pencapaian ini, dan itu dilakukan oleh Emil "Bully" Lang tanggal 4 November 1943 yang mencatatkan 18 kemenangan udara melawan pesawat-pesawat Angkatan Udara Uni Soviet
Hans-Joachim Marseille berpose di atas mobil "Otto" miliknya saat acara perburuan gazelle di tengah vakumnya pertempuran
Hans-Joachim Marseille dengan para pengagumnya
Hans-Joachim Marseille berpose di atas mobil "Otto" miliknya saat acara perburuan gazelle di tengah vakumnya pertempuran
Hans-Joachim Marseille dengan para pengagumnya
Hans-Joachim Marseille sedang memperhatikan sebuah tiang dengan beragam iklan "barat". Disini kita bisa melihat tandatangan dari sang jagoan udara Afrika yang dibuat dengan menggunakan pensil
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille di atas pesawat Messerschmitt Bf 109F andalannya
Foto lain dari pesawat yang sama yang memperlihatkan 69 baris kemenangan di sayap ekornya
Foto lain dari pesawat yang sama yang memperlihatkan 69 baris kemenangan di sayap ekornya
Dalam foto bertanggal 21 Juni 1942 keluaran Bundesarchiv ini diterangkan bahwa cowok pemegang medali Eichenlaub di kiri adalah Hans-Joachim marseille dengan Kübelwagen miliknya ("Otto") dan seorang Feldwebel bernama Maximilian Volke (jagoan udara dengan 37 kemenangan). Saya berkeyakinan bahwa telah terjadi salah identifikasi disini, dan menurut saya si Eichenlaubträger bukanlah Marseille melainkan jagoan udara Afrika yang lain, Ernst-Wilhelm Reinert (174 kemenangan)! Satu lagi, tanggal di Bundesarchiv tersebut salah besar, karena aslinya foto ini diambil tahun 1943 di Tunisia
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungannya ke markas pilot-pilot Italia. Para anak buah Mussolini tersebut sedang memperlihatkan sebuah pesawat jenis baru tak lama setelah penerbangan uji coba
Sebaliknya, Hans-Joachim Marseille juga kadang-kadang mendapat kunjungan dari rekan-rekan Italianya
Hans-Joachim Marseille bersama pembantu pribadi sekaligus sahabat dekatnya, mantan tawanan perang dari Afrika Selatan, Matthew (Matthias) P. Letuku
Hans-Joachim Marseille menerima medali Schwerter langsung dari tangan Hitler bulan Juli 1942
Jagoan Luftwaffe Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerters, sedang berkisah tentang perkembangan peperangan di Afrika bersama dengan sekumpulan anggota Hitlerjugend Flieger Berlin, 24 Juli 1942. Foto ini diambil dalam masa cuti Marseille di Jerman (19 Juni 1942 - 21 Agustus 1942). Dia sendiri adalah mantan anggota Hitlerjugend di masa ABG-nya!
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942 saat dia mengambil cuti pulang ke Jerman. Disini dia bersama dengan Komite Penyambutan
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942. Dari kiri ke kanan: Flugkapitän Fritz Wendel (pilot penguji pesawat Messerschmitt), Oberleutnant Josef Pöhs (5./JG 27), dan Marseille
Hans-Joachim Marseille dengan sang perancang pesawat terkemuka Jerman, Willy Messerschmitt (kiri)
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942 saat dia mengambil cuti pulang ke Jerman
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt bulan Juli 1942. Dia sedang mengencangkan ikatan syalnya sebelum mencoba pesawat terbaru keluaran Messerschmitt
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt bulan Juli 1942. Dia sedang memperhatikan terbangnya pesawat terbaru Messerschmitt dengan ditemani oleh pilot tes Messerschmitt, Fritz Wendel
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille bersama dengan sang ibu tercinta, Frau (nyonya) Charlotte. Dari tatapan mata ibunya kita tahu bahwa itu adalah perpaduan rasa sayang dan bangga!
Hans-Joachim Marseille bermain tenis dengan tunangannya, Hanneliese Küppers
Hans-Joachim Marseille sekembalinya ke Afrika. Dengan bangga memamerkan medali Schwerter yang telah dengan susah-payah diraihnya!
Ekor pesawat Hans-Joachim Marseille yang memasang 136 Abschußbalken (baris kemenangan) tak lama setelah dia menerima Schwerter
Jagoan Luftwaffe Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerters, sedang berkisah tentang perkembangan peperangan di Afrika bersama dengan sekumpulan anggota Hitlerjugend Flieger Berlin, 24 Juli 1942. Foto ini diambil dalam masa cuti Marseille di Jerman (19 Juni 1942 - 21 Agustus 1942). Dia sendiri adalah mantan anggota Hitlerjugend di masa ABG-nya!
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942 saat dia mengambil cuti pulang ke Jerman. Disini dia bersama dengan Komite Penyambutan
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942. Dari kiri ke kanan: Flugkapitän Fritz Wendel (pilot penguji pesawat Messerschmitt), Oberleutnant Josef Pöhs (5./JG 27), dan Marseille
Hans-Joachim Marseille dengan sang perancang pesawat terkemuka Jerman, Willy Messerschmitt (kiri)
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt di Augsburg bulan Juli 1942 saat dia mengambil cuti pulang ke Jerman
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt bulan Juli 1942. Dia sedang mengencangkan ikatan syalnya sebelum mencoba pesawat terbaru keluaran Messerschmitt
Hans-Joachim Marseille dalam kunjungan ke pabrik pesawat Messerschmitt bulan Juli 1942. Dia sedang memperhatikan terbangnya pesawat terbaru Messerschmitt dengan ditemani oleh pilot tes Messerschmitt, Fritz Wendel
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille bersama dengan sang ibu tercinta, Frau (nyonya) Charlotte. Dari tatapan mata ibunya kita tahu bahwa itu adalah perpaduan rasa sayang dan bangga!
Hans-Joachim Marseille bermain tenis dengan tunangannya, Hanneliese Küppers
Hans-Joachim Marseille sekembalinya ke Afrika. Dengan bangga memamerkan medali Schwerter yang telah dengan susah-payah diraihnya!
Ekor pesawat Hans-Joachim Marseille yang memasang 136 Abschußbalken (baris kemenangan) tak lama setelah dia menerima Schwerter
Hans-Joachim Marseille (kanan) bersama rekan pilot lainnya. Perhatikan mobil Staff Ford hasil rampasan dari Sekutu di latar belakang yang dilukis tokoh kartun!Hans-Joachim Marseille bersama dengan Gerhard Homuth
Hans-Joachim Marseille dalam pemberitaan masa perang
Hans-Joachim Marseille dalam pemberitaan masa perang
Hans-Joachim 'Jochen' Marseille mendapat kehormatan difoto oleh fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann, tak lama setelah menerima Pedang (Schwerter atau Swords)
Foto-foto lain Hans-Joachim Marseille mengenakan Schwerter
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille berfoto dengan pesawat barunya, dengan tanda yang berbeda dari sebelumnya dalam hal bentuk nomor taktis dan garis hitam di sekelilingnya, juga logo Gruppe di penutup mesin dan warna sandbraun RLM 79 di seluruh badan pesawat
Hans-Joachim Marseille (kanan) bersama dengan rekannya sesama pilot. Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" karya Franz Kurowski menyebutkan namanya sebagai Hauptmann (Karl-Wolfgang) Redlich, tapi saya yakin banget bahwa dia adalah Gustav Rödel!
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan-rekannya di depan markas Rommel
Pada tanggal 16 September 1942, Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") melakukan kunjungan ke markas Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika", satu-satunya unit pemburu Luftwaffe yang beroperasi di medan perang Afrika Utara. Disana dia bertemu dengan Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), jagoan udara tak tertandingi di Afrika yang kemunculannya selalu membawa petaka pada pesawat-pesawat terbang Sekutu (puncak prestasi Marseille dibukukan pada tanggal 1 September 1942 saat dia menembak jatuh 17 pesawat Inggris hanya dalam tempo satu hari!). Sayangnya, hanya berselang dua minggu setelah pertemuan ini - tepatnya pada tanggal 30 September 1942 - Marseille terbunuh saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin di udara. Pada saat kematiannya, sang pilot yang terkenal kegantengannya ini sudah mengemas 158 kemenangan udara terkonfirmasi, yang semuanya dibukukannya saat melawan pilot-pilot Sekutu Barat yang berpengalaman (dibandingkan dengan pilot-pilot Rusia). Rekor kemenangannya di "Front Barat" ini tak pernah terlampaui sampai dengan perang berakhir!
Hans-Joachim Marseille setelah kemenangan udara ke-158 yang sekaligus merupakan kemenangan terakhirnya
Hauptmann Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) di sore terakhir dalam kehidupannya, sedang mengetik tugas adminitrasi di tenda yang didirikan di Sayet El Qutaifiya, Mesir. Keesokan siangnya dia meninggal dalam sebuah kecelakaan udara, 7km sebelah selatan Sidi Abd El-Rahman. Bisa dipastikan ini adalah foto terakhir dirinya! Foto ini sendiri diambil tanggal 29 September 1942 oleh Kriegsberichter Dettmann dari KBK Lw 7
Tubuh tak bernyawa Hans-Joachim Marseille, 30 September 1942
Lokasi jatuhnya pesawat Hans-Joachim Marseille
Lokasi tempat jatuhnya Hans-Joachim Marseille dari angkasa. Disini sedang dilakukan upacara penjagaan oleh pasukan Jerman dan sekutunya Italia
Penjaga kehormatan juga ditempatkan di tenda yang menaungi peti jenazahnya. Tak lama setelah dibawa dari lokasi jatuhnya, segala identifikasi dan medali yang menempel di tubuh sang maestro udara dicopot dan jenazahnya kemudian dimasukkan ke dalam peti yang ditutupi bendera swastika
Upacara pemakaman Hans-Joachim Marseille di Derna. Kehilangan sang 'Bintang Afrika' ini membawa pengaruh begitu besar terhadap moral para pilot Jerman di Afrika sehingga tak lama kemudian mereka direlokasikan ke tempat lain!
Generalfeldmarschall Albert Kesselring memberikan eulogi terakhir sebelum peti jenazah Hans-Joachim Marseille diturunkan ke liang lahat
Upacara pemakaman Hans-Joachim Marseille. Seorang prajurit Luftwaffe membawa ordenskissen (bantal berisi medali dan penghargaan) milik Marseille. Tidak disebutkan siapa dia, tapi kok wajahnya mirip-mirip Rainer Pöttgen (mantan wingman Marseille) ya? Dalam ordenskissen ini, kita bisa melihat medali-medali sebagai berikut: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten; Eisernes Kreuzes (I dan II klasse); Deutsches Kreuz in Gold; Nahkampfspange der Luftwaffe; Flugzeugführerabzeichen; dan Brevetto di Pilota Italia
Kuburan Marseille di Pemakaman Derna
Sertifikat kematian Hans-Joachim Marseille
Foto-foto lain Hans-Joachim Marseille mengenakan Schwerter
Oberleutnant Hans-Joachim Marseille berfoto dengan pesawat barunya, dengan tanda yang berbeda dari sebelumnya dalam hal bentuk nomor taktis dan garis hitam di sekelilingnya, juga logo Gruppe di penutup mesin dan warna sandbraun RLM 79 di seluruh badan pesawat
Hans-Joachim Marseille (kanan) bersama dengan rekannya sesama pilot. Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" karya Franz Kurowski menyebutkan namanya sebagai Hauptmann (Karl-Wolfgang) Redlich, tapi saya yakin banget bahwa dia adalah Gustav Rödel!
Hans-Joachim Marseille bersama dengan rekan-rekannya di depan markas Rommel
Pada tanggal 16 September 1942, Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") melakukan kunjungan ke markas Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika", satu-satunya unit pemburu Luftwaffe yang beroperasi di medan perang Afrika Utara. Disana dia bertemu dengan Oberleutnant Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), jagoan udara tak tertandingi di Afrika yang kemunculannya selalu membawa petaka pada pesawat-pesawat terbang Sekutu (puncak prestasi Marseille dibukukan pada tanggal 1 September 1942 saat dia menembak jatuh 17 pesawat Inggris hanya dalam tempo satu hari!). Sayangnya, hanya berselang dua minggu setelah pertemuan ini - tepatnya pada tanggal 30 September 1942 - Marseille terbunuh saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin di udara. Pada saat kematiannya, sang pilot yang terkenal kegantengannya ini sudah mengemas 158 kemenangan udara terkonfirmasi, yang semuanya dibukukannya saat melawan pilot-pilot Sekutu Barat yang berpengalaman (dibandingkan dengan pilot-pilot Rusia). Rekor kemenangannya di "Front Barat" ini tak pernah terlampaui sampai dengan perang berakhir!
Hans-Joachim Marseille setelah kemenangan udara ke-158 yang sekaligus merupakan kemenangan terakhirnya
Hauptmann Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27) di sore terakhir dalam kehidupannya, sedang mengetik tugas adminitrasi di tenda yang didirikan di Sayet El Qutaifiya, Mesir. Keesokan siangnya dia meninggal dalam sebuah kecelakaan udara, 7km sebelah selatan Sidi Abd El-Rahman. Bisa dipastikan ini adalah foto terakhir dirinya! Foto ini sendiri diambil tanggal 29 September 1942 oleh Kriegsberichter Dettmann dari KBK Lw 7
Tubuh tak bernyawa Hans-Joachim Marseille, 30 September 1942
Lokasi jatuhnya pesawat Hans-Joachim Marseille
Lokasi tempat jatuhnya Hans-Joachim Marseille dari angkasa. Disini sedang dilakukan upacara penjagaan oleh pasukan Jerman dan sekutunya Italia
Penjaga kehormatan juga ditempatkan di tenda yang menaungi peti jenazahnya. Tak lama setelah dibawa dari lokasi jatuhnya, segala identifikasi dan medali yang menempel di tubuh sang maestro udara dicopot dan jenazahnya kemudian dimasukkan ke dalam peti yang ditutupi bendera swastika
Upacara pemakaman Hans-Joachim Marseille di Derna. Kehilangan sang 'Bintang Afrika' ini membawa pengaruh begitu besar terhadap moral para pilot Jerman di Afrika sehingga tak lama kemudian mereka direlokasikan ke tempat lain!
Generalfeldmarschall Albert Kesselring memberikan eulogi terakhir sebelum peti jenazah Hans-Joachim Marseille diturunkan ke liang lahat
Upacara pemakaman Hans-Joachim Marseille. Seorang prajurit Luftwaffe membawa ordenskissen (bantal berisi medali dan penghargaan) milik Marseille. Tidak disebutkan siapa dia, tapi kok wajahnya mirip-mirip Rainer Pöttgen (mantan wingman Marseille) ya? Dalam ordenskissen ini, kita bisa melihat medali-medali sebagai berikut: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten; Eisernes Kreuzes (I dan II klasse); Deutsches Kreuz in Gold; Nahkampfspange der Luftwaffe; Flugzeugführerabzeichen; dan Brevetto di Pilota Italia
Kuburan Marseille di Pemakaman Derna
Sertifikat kematian Hans-Joachim Marseille
Hans-Joachim Marseille telah menjadi seorang pahlawan yang terkenal bagi rakyat Jerman dan menjadi sampul majalah 'Die Wehrmacht' terbitan 28 Oktober 1942, tak lama setelah kematiannya yang tragisTanda tangan Hans-Joachim Marseille
Pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4 Trop W.Nr. 8673-3 yang membawa dia pada kematiannya. Digambar oleh Herbert Ringlstetter
Tugu peringatan berbentuk piramid di tempat jatuhnya Hans-Joachim Marseille di Sidi Abdel Rahman, Mesir
Batu peringatan untuk Hans-Joachim Marseille dan kedua orangtuanya di kompleks pekuburan Berlin
Para mantan anggota JG 27 dan organisasi Persaudaraan Pilot Tempur menghadiri upacara peresmian monumen piramid untuk menghormati Hans-Joachim Marseille di El Alamein, Mesir, tanggal 21 Oktober 1989. Di acara ini hadir mantan komandan Marseille, Oberst (purnawirawan) Eduard "Edu" Neumann
-------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
Batu peringatan untuk Hans-Joachim Marseille dan kedua orangtuanya di kompleks pekuburan Berlin
Para mantan anggota JG 27 dan organisasi Persaudaraan Pilot Tempur menghadiri upacara peresmian monumen piramid untuk menghormati Hans-Joachim Marseille di El Alamein, Mesir, tanggal 21 Oktober 1989. Di acara ini hadir mantan komandan Marseille, Oberst (purnawirawan) Eduard "Edu" Neumann
-------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
Miniatur pesawat Messerschmitt Bf 109F milik Hans-Joachim Marseille
"Der Stern von Afrika" (Bintang Afrika) sedang beraksi!
Miniatur Hans-Joachim Marseille
Sketsa Hans-Joachim Marseille
"Der Stern von Afrika", Film Jerman buatan tahun 1957 tentang kisah kehidupan Hans-Joachim Marseille yang telah dibumbui dengan sedikit fiksi
Untuk biografi lengkap Hans-Joachim Marseille bisa dilihat DISINI
"Der Stern von Afrika" (Bintang Afrika) sedang beraksi!
Miniatur Hans-Joachim Marseille
Sketsa Hans-Joachim Marseille
"Der Stern von Afrika", Film Jerman buatan tahun 1957 tentang kisah kehidupan Hans-Joachim Marseille yang telah dibumbui dengan sedikit fiksi
Untuk biografi lengkap Hans-Joachim Marseille bisa dilihat DISINI
Sumber :
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille, The Life Story Of The Star Of Africa" karya Franz Kurowski
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.afrikakorps.org
www.asisbiz.com
www.commons.wikimedia.org
www.elektra.bsb-muenchen.de
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.hearts-and-daggers.blogspot.com
www.kumicovnovel.blogspot.com
www.lewisheatonbooks.com
www.norgeslexi.no
www.rommel-lebt.com
www.warbirdresourcegroup.com
www.wehrmacht-awards.com
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille, The Life Story Of The Star Of Africa" karya Franz Kurowski
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.afrikakorps.org
www.asisbiz.com
www.commons.wikimedia.org
www.elektra.bsb-muenchen.de
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.hearts-and-daggers.blogspot.com
www.kumicovnovel.blogspot.com
www.lewisheatonbooks.com
www.norgeslexi.no
www.rommel-lebt.com
www.warbirdresourcegroup.com
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment