Wednesday, December 1, 2010

Generaloberst Eduard Dietl (1890-1944), Jenderal Pasukan Gunung Jerman Paling Terkenal!



Oleh : Alif Rafik Khan

Untuk koleksi foto-foto terbaik Eduard Dietl bisa dilihat DISINI.

Eduard Dietl dilahirkan di Bad Aibling (Bavaria) pada tanggal 21 Juli 1890 dan merupakan anak dari seorang pejabat keuangan Bavaria. Pada tahun 1909 dia berhasil masuk menjadi kadet perwira di 5. Infanterie-Regiment Bavaria dalam usaha pendaftarannya yang kedua. Setelah belajar di Kriegschule di Münich, dia diangkat sebagai Leutnant bulan Oktober 1911. Pada bulan Oktober 1915 dia dipromosikan menjadi Oberleutnant dan bertugas sebagai seorang komandan kompi di resimennya. Pada bulan Maret 1918 Dietl naik pangkat lagi menjadi Hauptmann. Dalam Perang Dunia Pertama dia terluka dalam pertempuran empat kali tapi berhasil selamat sampai berakhirnya peperangan. Pasca perang tahun 1919 Dietl bergabung dengan Freikorps pimpinan Franz Ritter von Epp dan juga menjadi anggota DAP (Deutsche Arbeiter Partei) yang menjadi cikal bakal partai Nazi. Dia kemudian menjadi seorang figur utama partai tersebut di Münich.

Karir militer Dietl berjalan dengan mulus, dan dalam Perang Dunia II dia menjadi komandan 3. Gebirgs-Division dan ikut bertempur habis-habisan pertempuran di Polandia dan dalam invasi Jerman ke Norwegia tanggal 9 dan 10 April 1940. Kebanyakan anggota divisi ini mendarat di Narvik tanggal 9 April dengan menggunakan armada Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkekuatan 10 buah kapal perusak di bawah pimpinan Komodor Friedrich Bonte. Tentunya penguasa lautan nomor satu di dunia saat itu, Inggris, tidak tinggal diam dan dalam pertempuran laut yang kemudian terjadi mampu menghancurkan kesepuluh perusak yang telah berjasa membawa pasukan Dietl ke Narvik sekaligus menguasai kembali kota pelabuhan Norwegia tersebut dari tangan Jerman. Pasukan Gebirgsjäger Dietl (yang kini terputus dari kekuatan utama Jerman lainnya) terpaksa mengundurkan diri ke perbukitan sekitar, gigih bertempur tak mau menyerah, dan tak lama kemudian berhasil menguasai kembali Narvik ketika Inggris menarik pasukannya dari Norwegia demi membantu BEF (British Expeditionary Forces) yang mati-matian dihantam Wehrmacht di Front Barat.

Dietl adalah seorang fanatik Nazi yang telah bergabung dengan partai tersebut dari sejak awal berdirinya. Fakta ini, ditambah dengan kesuksesannya di medan laga, membuatnya cepat meraih popularitas dan menjadi idola media Jerman. Dia tercatat sebagai orang pertama yang menerima medali Eichenlaub sebagai tambahan Ritterkreuz yang telah diperoleh sebelumnya, dan medali ini diterimanya tanggal 19 Juli 1940 tak lama setelah pasukannya menguasai kembali Narvik.

Dia juga sangat disukai oleh para pasukan yang bertempur bersamanya, dan mendapat julukan Buffel (Banteng) karena pribadinya yang teguh dan tidak mudah menyerah.

Dietl kemudian menjadi komandan pasukan Jerman di Norwegia, Finlandia Utara, dan di Front Timur. Pangkat terakhirnya adalah Generaloberst (Kolonel Jenderal, sama dengan jenderal berbintang empat) dan jabatan terakhirnya adalah sebagai panglima 20. Gebirgs-Armee di Front Timur bagian utara. Di bulan Juni 1941 dia ditunjuk sebagai komandan operasi Silber Fuchs (Serigala Perak) yang merupakan usaha Jerman demi menguasai pelabuhan-pelabuhan dan jalan raya Rusia yang terletak di timur Finlandia. Pada awalnya operasi ini berjalan dengan baik, tetapi kemudian mulai menemui hambatan utama dalam hal cuaca dan lingkungan pertempuran yang tidak bersahabat sehingga menjadi terhambat dan terhenti sama sekali di bulan September 1941. Kegagalan ini tidak menghalangi karir Dietl, dan dia ditunjuk menjadi panglima seluruh pasukan Jerman di Finlandia bulan Januari 1942.

Pada bulan Juni 1944, ketika Angkatan Bersenjata raksasa Soviet memulai ofensif kolosalnya di Finlandia dan Tanah Genting Karelia, Dietl sadar benar akan krisis yang menimpa pasukannya sehingga dia memutuskan untuk mendatangi langsung Führer di markas besarnya untuk meminta izin menarik mundur seluruh pasukannya dari Finlandia Utara dengan tujuan mencegah mereka terkepung dan terputus dari pasukan Jerman lainnya. Seperti biasa, Hitler paling empet kalau berurusan dengan mundur-memundur, sehingga dia pun dengan tegas menolak permintaan Dietl dan malah meminta jenderalnya tersebut untuk bertahan sampai titik darah penghabisan demi mencegah Finlandia jatuh ke tangan Stalin.

Dietl yang kecewa segera terbang kembali ke tempat tugasnya keesokan paginya tanggal 23 Juni 1944 bersama dengan General der Infanterie Thomas-Emil von Wickede, General der Gebirgstruppe Karl Eglseer, Generalleutnant Franz Rossi dan tiga orang penumpang lainnya. Ini akan menjadi penerbangan terakhir dari sang "Pahlawan Narvik". Junkers Ju 52 yang membawanya mengalami masalah mesin dan menabrak jatuh di pegunungan yang berada di perbatasan sebuah desa kecil bernama Rettenegg di Styria (Slovenia). Dalam kecelakaan ini semua penumpang tewas kecuali seorang mekanik yang berhasil selamat dan menceritakan pengalamannya:

"Jam 07.30 pagi, tampaklah sebuah gunung tinggi di depan. Sang pilot, Oberleutnant Kowollik, dengan sigap menggunakan kemudi ketinggiannya. Aku kemudian pergi ke loker untuk mengambil sebuah jas karena udara terasa begitu dinginnya. Para jenderal (Dietl, Eglseer, von Wickede dan Rossi) berbincang-bincang satu sama lain di kursi mereka. Ketika aku kembali ke depan, tiba-tiba pesawat bergoyang dan menukik turun sejauh 150 meter. Kami begitu dekat dengan pegunungan Hochwechsel dan berada di tengah pusaran angin yang begitu kuat. Pilot pun mengetahui hal ini karena dia menambah daya full ke ketiga buah mesin pesawat yang ada. Karena kemampuan menanjak Junkers tua kami yang memang tidak terlalu baik dan juga karena beban yang berat, maka pesawat naik kembali dengan lambatnya. Pilot dan ko-pilot melihat ke sekeliling dan mereka menyadari bahwa pegunungan di depan mereka tidaklah lebih tinggi dari posisi pesawat saat itu. Parahnya lagi, kami telah berada terlalu dekat sehingga tidak mampu menghindarinya. Sederhananya, kami bagaikan tikus yang telah masuk perangkap! Sang pilot berusaha sekuat tenaga untuk menaikkan pesawatnya, dan dia berhasil melakukannya seiring dengan mendekatnya pegunungan Hochwechsel. Tapi kemudian kejadian buruk kembali menerpa: angin pegunungan yang kuat dan berkecepatan tinggi datang lagi. Oberleutnant Kowollik melakukan usaha terakhir untuk menyelamatkan pesawatnya dengan jalan memutar kembali ke arah perbukitan. Tapi kemudian pesawat sudah tidak punya tenaga lagi setelah mengeluarkan seluruh kemampuannya. Gerak putar itu telah membuat salah satu sayap pesawat menghantam pinggir pegunungan yang berbentuk vertikal. Akibatnya, dua buah mesin pesawat tambahan terlepas, sementara mesin utamanya terlempar sampai ke kokpit. Tidak hanya itu, tangki bahan bakar juga hancur sehingga 2000 liter lebih Nafta muncrat kemana-mana. Dalam beberapa detik pesawat terbakar dengan hebatnya dan semuanya menjadi gelap tertutup asap hitam yang sangat tebal..."

"Setelah kejutan pertama yang berjalan singkat, aku buru-buru pergi ke pintu pesawat dan berusaha membukanya. Pintu itu macet tidak mau terbuka karena terhalang sebuah pohon. Tidak kurang akal, aku lalu memecahkan semua kaca jendela dan berteriak: "Semuanya, keluarlah melalui jendela!" Lalu aku melompat melalui jenderal Dietl dan berusaha membawanya keluar. Tapi sabuk pengamannya macet dan begitu erat mengikatnya; sang jenderal sendiri tak bergerak dan tidak sadarkan diri dengan posisi badan menekuk ke depan. Jenderal lainnya pun sama. Tak lama kemudian pesawat telah dipenuhi oleh api dan asap tebal yang menyesakkan, sehingga tak mungkin bagiku untuk membawa mereka keluar melalui jendela. Aku sendiri tak ingat lagi bagaimana bisa selamat dari kecelakaan yang mengerikan tersebut..."

Bisa dibilang bahwa Dietl tidaklah seterkenal Rommel atau Guderian (atau Alif Rafik Khan, sang jenderal mesum penguasa TK Budi Arti!), tapi dalam beberapa hal dia mempunyai kapasitas yang setara atau bahkan melebihi mereka. Dalam peristiwa di Narvik dan Kreta, dia telah memimpin pasukannya melalui pertempuran-pertempuran di medan dan situasi yang luar biasa sulitnya, tapi pada akhirnya dia berhasil melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sangat baik. Salah satu ucapannya yang paling terkenal dapat menjelaskan dirinya dalam bentuk yang paling pas: "Aku hanya punya satu harapan, hanya satu keinginan. Untuk menjadi orang yang paling berguna bagi prajurit-prajuritku."

Promosi:
Gefreiter: 29 Januari 2010
Unteroffizier: 11 Maret 1910
Fähnrich: 4 Mei 1910
Leutnant: 26 Oktober 1911
Oberleutnant: 9 Juli 1915
Hauptmann: 29 Agustus 1919
Major: 1 Februari 1930
Oberstleutnant: 1 Februari 1933
Oberst: 1 Januari 1935
Generalmajor: 1 April 1938
Generalleutnant: 1 April 1940
General der Gebirgstruppe: 19 Juli 1940
Generaloberst: 1 Juni 1942

Medali dan Penghargaan:
* Knight's Cross of the Iron Cross with Oak Leaves and Swords
o Knight's Cross (9 Mei 1940) : Generalleutnant dan komandan 3. Gebirgs-Division
o Oak Leaves #1 (19 Juli 1940) : Generalleutnant dan komandan Gebirgs-Korps Norwegen
o Swords #72 (1 Juli 1944,anumerta) : Generaloberst dan Oberbefehlshaber 20. Gebirgs-Armee
* Iron Cross kelas Kedua (1914) dan Pertama (1916)
* Wound Badge in Black (1917) dan Silver (1918)
* Bavarian Military Order of Merit 2. Class (?), 4. Class with Swords (1918) and 4. Class with Crown (?)
* Finnish Order of the White Rose Grand Cross with Breast Star and Swords (1941)
* Finnish Order of the Cross of Liberty 1. Class with Star, Oakleaves and Swords (1941) dan Grand Cross with Swords (1944)
* Goldenes Parteiabzeichen in Gold (1943)
* Combined Pilots-Observation Badge in Gold with Diamonds(?)
* Cross of Honor (1935)
* Anschluss Medal (?)
* Sudetenland Medal (?)
* Clasp to the Iron Cross Second (1939) and First (1940) Classes
* Destroyer War Badge (1940)
* Narvik Shield (1941)
* Eastern Front Medal (1942)
* Disebutkan di Wehrmachtbericht tanggal 10 Juni 1940


Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.ww2db.com
www.ww2f.com




No comments: