Musim
dingin 1945: Para anggota Volkssturm di Königsberg (Prusia Timur) ini
bersenjatakan Panzerfaust dan sebuah senjata MG 151/20, yang pada
hakikatnya adalah kanon pesawat udara yang dimodifikasi agar bisa
dipakai di darat. Sepanjang eksistensinya yang singkat, Volkssturm
menderita krisis parah pasokan peralatan perang sehingga menggunakan
apapun yang bisa mereka pinjam atau pinta. Senjata "standar" mereka
hanyalah Panzerfaust yang memang diproduksi secara massal serta murah
dibuat. Senjata MG 151 (MG 151/15) sendiri adalah senapan mesin otomatis
dengan kaliber 15mm yang diproduksi oleh Waffenfabrik Mauser dari tahun
1940. Pada tahun 1941 senjata ini dikembangkan menjadi MG 151/20 20mm
yang digunakan secara luas dalam Perang Dunia II di berbagai tipe
pesawat Luftwaffe sebagai senjata utama dari pemburu, pemburu malam,
pembom tukik, pemburu-pembom, dan bahkan pembom murni. MG 151/20 20mm
juga dipasangkan pada pesawat pemburu Italia dari "Serie 5" yang
merupakan pesawat tempur Italia paling efektif dalam Perang Dunia II.
Versi dalam foto ini adalah adaptasi lapangan dari Mauser MG 151/15 atau
151/20 yang ditambahkan tripod serta perisai modifikasi
Seorang bocah anggota HJ (Hitlerjugend) berpose dengan sebuah Panzerfaust. Dari lencana di lengannya diketahui bahwa sang "Hitler-knabe" (bocah Hitler) ini berasal dari Ost Berlin yang bergabung dengan Volkssturm di akhir-akhir perang saat Jerman sudah diambang kekalahan. Panzerfaust sendiri dikenal sebagai salah satu senjata infanteri paling efektif dalam Perang Dunia II. Dia mudah digunakan dan beratnya juga ringan sehingga bisa dipakai oleh siapa saja, baik bocah kecil, orangtua atau wanita... cukup dengan pengenalan selama beberapa menit saja! Bazooka-nya Nazi Jerman ini sangat efektif dalam menghadapi kendaraan perang yang mempunyai lapisan baja tipis seperti ranpur atau tank ringan
Waffen-Obersturmbannführer der SS Harald Riipalu (Kommandeur Waffen-Grenadier Regiment der SS 45 “Estland” / 20.Waffen-Grenadier-Division der SS) menerangkan prosedur penggunaan pelontar roket Panzerfaust secara baik dan benar kepada para perwira SS lainnya. Riipalu dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 23 Agustus 1944 sebagai penghargaan atas kesuksesannya dalam memimpin resimennya mengusir pasukan penyerang Soviet di Pertempuran Garis Tannenberg serta Pertempuran Auvere. Usahanya tersebut berperan utama dalam menggagalkan pengepungan pihak musuh terhadap posisi pertahanan Jerman di Narva. Foto ini sendiri diambil di musim gugur tahun 1944
Seorang bocah anggota HJ (Hitlerjugend) berpose dengan sebuah Panzerfaust. Dari lencana di lengannya diketahui bahwa sang "Hitler-knabe" (bocah Hitler) ini berasal dari Ost Berlin yang bergabung dengan Volkssturm di akhir-akhir perang saat Jerman sudah diambang kekalahan. Panzerfaust sendiri dikenal sebagai salah satu senjata infanteri paling efektif dalam Perang Dunia II. Dia mudah digunakan dan beratnya juga ringan sehingga bisa dipakai oleh siapa saja, baik bocah kecil, orangtua atau wanita... cukup dengan pengenalan selama beberapa menit saja! Bazooka-nya Nazi Jerman ini sangat efektif dalam menghadapi kendaraan perang yang mempunyai lapisan baja tipis seperti ranpur atau tank ringan
Waffen-Obersturmbannführer der SS Harald Riipalu (Kommandeur Waffen-Grenadier Regiment der SS 45 “Estland” / 20.Waffen-Grenadier-Division der SS) menerangkan prosedur penggunaan pelontar roket Panzerfaust secara baik dan benar kepada para perwira SS lainnya. Riipalu dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 23 Agustus 1944 sebagai penghargaan atas kesuksesannya dalam memimpin resimennya mengusir pasukan penyerang Soviet di Pertempuran Garis Tannenberg serta Pertempuran Auvere. Usahanya tersebut berperan utama dalam menggagalkan pengepungan pihak musuh terhadap posisi pertahanan Jerman di Narva. Foto ini sendiri diambil di musim gugur tahun 1944
Hauptmann Peter Kiesgen (22 November 1915 - 22 Maret 1946), yang merupakan seorang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) dan mantan anggota Hitlerjugend di masa mudanya, membantu melatih para rekrutan baru Wehrmacht dalam penggunaan Panzerfaust 60 secara baik dan benar di Frankfurt/Oder bulan November 1944. Sang Hauptmann mengenakan lima buah Panzervernichtungsabzeichen (Tank Destruction Badge) di lengan kanannya, dimana setiap stripnya dianugerahkan atas penghancuran satu buah tank musuh menggunakan senjata genggam-tangan... Jadi setidaknya sudah lima buah tank yang menjadi korban keganasannya!
Selama musim gugur 1944 produksi senjata anti-tank pegang-tangan berpeluncur roket Panzerfaust meningkat dengan pesat sehingga pemakaiannya meluas di unit-unit Wehrmacht, termasuk divisi panzer. Foto ini memperlihatkan pelatihan penggunaan senjata tersebut untuk para perwira dari Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division
Dua orang prajurit dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" ini mempersenjatai diri dengan Panzerfaust 30 serta Stielhandgranate untuk mengantisipasi serangan tank-tank Rusia ke wilayah jembatan Klaipėda di Memel (Lithuania) yang mereka pertahankan, Oktober 1944. Di latar belakang kita bisa melihat bagian "pantat" dari sebuah Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/9 Ausf.D (7,5 cm Kanone 37 L/24). Foto hasil karya Kriegsberichter Otto ini pertama kali dipublikasikan tanggal 30 Oktober 1944
Panzerfaust hasil rampasan pasukan Amerika dari tangan JermanPara prajurit Amerika dari Divisi Infanteri ke-2 di tengah tumpukan Panzerfaust hasil rampasan dari tangan Jerman yang menggunung di dekat kota Bad Neuenahr, 16 Maret 1945
Sepeda bermuatan Panzerfaust hasil rampasan dari prajurit-prajurit Hitlerjugend, 7 April 1945. Yang menangkap mereka adalah tentara Inggris dari Divisi Tank ke-11
Sepeda bermuatan Panzerfaust hasil rampasan dari prajurit-prajurit Hitlerjugend, 7 April 1945. Yang menangkap mereka adalah tentara Inggris dari Divisi Tank ke-11
Sumber :
Buku "The 6th Panzer Division: 1937-45" karya Oberst a.D. Helmut Ritgen
Majalah "The Combat Tanks Collection" No.102
Foto koleksi NARA Amerika Serikat
www.5sswiking.tumblr.com
www.albumwar2.com
www.worldwartwo.filminspector.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
No comments:
Post a Comment