V-1
Tersembunyi di antara jaring kamuflase ini adalah mixer semen dan lori yang dipakai untuk membangun tempat peluncuran roket V-1
Sebuah Heinkel He 111 dari 1.Staffel / Kampfgeschwader 53 (KG 53) meluncur menyusuri landas pacu yang dijaga dengan ketat, sementara seorang awak darat nongkrong di atas kokpit pesawat untuk membantu mengarahkan sang pilot supaya tidak melenceng keluar jalur atau menabrak pohon yang banyak tumbuh di sekeliling landasan. Perhatikan alat pengatur api di pipa pembuangannya serta pembawa roket V-1 yang terpasang di bagian kanan badan pesawat! Foto di atas diambil di lapangan udara Varrelbusch antara tanggal 13 September s/d 7 Oktober 1944. 1./KG 53 sendiri beroperasi dari landasan ini sejak tanggal 16 September 1944 dengan tugas utamanya meluncurkan roket-roket V-1 ke Inggris. Roket ini nantinya dilepaskan menuju sasarannya di atas Laut Utara. Misi yang dilaksanakan rata-rata dilakukan di atas ketinggian rendah demi menghindari deteksi radar Inggris. Setelah “bom terbang” tersebut dilepaskan, mereka akan diarahkan ke targetnya menggunakan sebuah bantalan tetap dan pemuat bahan bakar. Kerugian yang diderita KG 53 sendiri terbilang tinggi, yang sebagian besar diakibatkan oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu serta cuaca buruk
Sebuah roket V-1 dengan pola kamuflase yang tidak biasa! Foto ini diambil di tempat penyimpanan amunisi yang tersembunyi di antara lebatnya pohon-pohon di dekat lapangan udara Varrelbusch. V-1 nya sendiri disimpan di tempat terbuka, tanpa ditutupi oleh jarring kamuflase atau ranting-ranting pohon. Perhatikan sumbat pengaman berwarna kuning di hidung V-1! Foto di atas diambil di lapangan udara Varrelbusch antara tanggal 13 September s/d 7 Oktober 1944. 1./KG 53 sendiri beroperasi dari landasan ini sejak tanggal 16 September 1944 dengan tugas utamanya meluncurkan roket-roket V-1 ke Inggris. Roket ini nantinya dilepaskan menuju sasarannya di atas Laut Utara. Misi yang dilaksanakan rata-rata dilakukan di atas ketinggian rendah demi menghindari deteksi radar Inggris. Setelah “bom terbang” tersebut dilepaskan, mereka akan diarahkan ke targetnya menggunakan sebuah bantalan tetap dan pemuat bahan bakar. Kerugian yang diderita KG 53 sendiri terbilang tinggi, yang sebagian besar diakibatkan oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu serta cuaca buruk
------------------------------------------------------------------------
V-2
General der Nachrichtentruppe Erich Fellgiebel memberi selamat atas kesuksesan penerbangan pertama roket V-2 (A4) pada seorang perwira Heer yang tidak diketahui identitasnya di Pusat Penelitian AD (Heeresversuchsanstalt) Peenemünde di Pulau Usedom, 3 Oktober 1942. Dari kiri ke kanan: Erich Fellgiebel, Oberst Dipl.ing Leo Zanssen, Oberst Walter Dornberger, Wernher von Braun, perwira tak dikenal, Hauptmann Stoelzel (proyek roket anti serangan udara Typhoon), Rudolph Hermann (kepala operasional terowongan udara supersonik), dan Dr. Gerhard Reisig (kepala instrumentasi uji lapangan)
Foto ini diambil pada bulan Juni 1943 dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Generalmajor Dr.ing. h.c. Walter Dornberger (membelakangi kamera, Chef der Raketenabteilung des Heereswaffenamt), Dr. Rudolph Herrmann (Chef transsonischen Windkanal), Oberst Dipl.ing Leo Zanssen (Kommandeur Heeresversuchsanstalt Peenemünde), Generalmajor Hugo Beißwänger (General beim Chef der Heeresrüstung), Generalmajor Dipl.Ing. Erich Schneider (Amtsgruppenchef vom Waffenprüfungsamt wieder im Heereswaffenamt), dan Prof. Dr. Wernher Freiherr von Braun (Technischer Direktor Heeresversuchsanstalt Peenemünde). Hampir semua orang yang disebutkan namanya disini terkait dengan pengembangan senjata roket V1 dan V2 milik Angkatan Bersenjata Jerman
Di Cuxhaven, para penembak meriam Inggris dari Royal Artillery menganalisis roket V2 selama berlangsungnya "kursus" tentang sistem pengoperasian roket tersebut sebagai bagian dari "Operation Backfire" (program pengujicobaan V2 oleh Inggris). Perhatikan bahwa roket V2 di atas telah dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahannya
Sebuah Heinkel He 111 dari 1.Staffel / Kampfgeschwader 53 (KG 53) meluncur menyusuri landas pacu yang dijaga dengan ketat, sementara seorang awak darat nongkrong di atas kokpit pesawat untuk membantu mengarahkan sang pilot supaya tidak melenceng keluar jalur atau menabrak pohon yang banyak tumbuh di sekeliling landasan. Perhatikan alat pengatur api di pipa pembuangannya serta pembawa roket V-1 yang terpasang di bagian kanan badan pesawat! Foto di atas diambil di lapangan udara Varrelbusch antara tanggal 13 September s/d 7 Oktober 1944. 1./KG 53 sendiri beroperasi dari landasan ini sejak tanggal 16 September 1944 dengan tugas utamanya meluncurkan roket-roket V-1 ke Inggris. Roket ini nantinya dilepaskan menuju sasarannya di atas Laut Utara. Misi yang dilaksanakan rata-rata dilakukan di atas ketinggian rendah demi menghindari deteksi radar Inggris. Setelah “bom terbang” tersebut dilepaskan, mereka akan diarahkan ke targetnya menggunakan sebuah bantalan tetap dan pemuat bahan bakar. Kerugian yang diderita KG 53 sendiri terbilang tinggi, yang sebagian besar diakibatkan oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu serta cuaca buruk
Sebuah roket V-1 dengan pola kamuflase yang tidak biasa! Foto ini diambil di tempat penyimpanan amunisi yang tersembunyi di antara lebatnya pohon-pohon di dekat lapangan udara Varrelbusch. V-1 nya sendiri disimpan di tempat terbuka, tanpa ditutupi oleh jarring kamuflase atau ranting-ranting pohon. Perhatikan sumbat pengaman berwarna kuning di hidung V-1! Foto di atas diambil di lapangan udara Varrelbusch antara tanggal 13 September s/d 7 Oktober 1944. 1./KG 53 sendiri beroperasi dari landasan ini sejak tanggal 16 September 1944 dengan tugas utamanya meluncurkan roket-roket V-1 ke Inggris. Roket ini nantinya dilepaskan menuju sasarannya di atas Laut Utara. Misi yang dilaksanakan rata-rata dilakukan di atas ketinggian rendah demi menghindari deteksi radar Inggris. Setelah “bom terbang” tersebut dilepaskan, mereka akan diarahkan ke targetnya menggunakan sebuah bantalan tetap dan pemuat bahan bakar. Kerugian yang diderita KG 53 sendiri terbilang tinggi, yang sebagian besar diakibatkan oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu serta cuaca buruk
------------------------------------------------------------------------
V-2
General der Nachrichtentruppe Erich Fellgiebel memberi selamat atas kesuksesan penerbangan pertama roket V-2 (A4) pada seorang perwira Heer yang tidak diketahui identitasnya di Pusat Penelitian AD (Heeresversuchsanstalt) Peenemünde di Pulau Usedom, 3 Oktober 1942. Dari kiri ke kanan: Erich Fellgiebel, Oberst Dipl.ing Leo Zanssen, Oberst Walter Dornberger, Wernher von Braun, perwira tak dikenal, Hauptmann Stoelzel (proyek roket anti serangan udara Typhoon), Rudolph Hermann (kepala operasional terowongan udara supersonik), dan Dr. Gerhard Reisig (kepala instrumentasi uji lapangan)
Foto ini diambil pada bulan Juni 1943 dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Generalmajor Dr.ing. h.c. Walter Dornberger (membelakangi kamera, Chef der Raketenabteilung des Heereswaffenamt), Dr. Rudolph Herrmann (Chef transsonischen Windkanal), Oberst Dipl.ing Leo Zanssen (Kommandeur Heeresversuchsanstalt Peenemünde), Generalmajor Hugo Beißwänger (General beim Chef der Heeresrüstung), Generalmajor Dipl.Ing. Erich Schneider (Amtsgruppenchef vom Waffenprüfungsamt wieder im Heereswaffenamt), dan Prof. Dr. Wernher Freiherr von Braun (Technischer Direktor Heeresversuchsanstalt Peenemünde). Hampir semua orang yang disebutkan namanya disini terkait dengan pengembangan senjata roket V1 dan V2 milik Angkatan Bersenjata Jerman
Di Cuxhaven, para penembak meriam Inggris dari Royal Artillery menganalisis roket V2 selama berlangsungnya "kursus" tentang sistem pengoperasian roket tersebut sebagai bagian dari "Operation Backfire" (program pengujicobaan V2 oleh Inggris). Perhatikan bahwa roket V2 di atas telah dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahannya
Sumber :
Majalah "Allied-Axis" no.01
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi no.01 tahun 2003
www.lonesentry.com
www.multimedia.ctk.cz
www.stolly.org.uk
No comments:
Post a Comment