



Foto yang tidak biasa dari Perang Dunia II: Para pilot dari pesawat pembom Heinkel He 111 (II.Gruppe / Kampfgeschwader 27 "Boelcke") ini beramai-ramai melaksanakan upacara pemakaman secara simbolis, entah dengan tujuan apa! Di peti mati yang dibakar tersebut terdapat tulisan "Dein leben - dein gewinn" (hidupmu, hadiahmu) dan "Mich auch" (aku juga). Foto di atas diambil di lapangan udara Tatsinskaya, Stalingrad, musim gugur 1942 oleh Siegfried Lauterwasser
Pertemuan
antara Oberleutnant Joachim Müncheberg (Staffelkapitän 7.Staffel /
III.Gruppe / Jagdgeschwader 26) dengan sang "Rubah Padang Pasir" General
der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches
Afrikakorps) di medan perang Afrika Utara, bulan Juni-Juli 1941. Di
belakang mereka terparkir pesawat pembom Heinkel He 111 H4 VG+ES (WNr
4085) yang berfungsi sebagai "Kurierstaffel v.b.z. Afrika" (pesawat
transportasi pribadi Rommel). Disini Rommel tampaknya akan atau sudah
melakukan perjalanan udara, yang terlihat dari schwimmweste (jaket
pelampung) yang dikenakannya. Sementara itu, tidak terlihat dari sudut
ini adalah perban di lutut kiri Müncheberg yang didapatkannya setelah
dia terluka dalam kompetisi olahraga di Erfurt bulan Mei 1941 sebelumnya
(dia terjatuh saat ikut lomba lari gawang sepanjang 110 meter!).
Oberleutnant Müncheberg dan Staffel pimpinannya merupakan satu-satunya
elemen dari Jagdgeschwader 26 (JG 26) yang beroperasi di Afrika Utara,
dan itupun hanya selama bulan Juni dan Juli saja. Selama keberadaannya
yang singkat tersebut, 7. Staffel tercatat menembak jatuh delapan
pesawat Inggris, dengan lima diantaranya dibukukan oleh sang Staffelkapitän!
Foto ini sendiri dibuat oleh Kriegsberichter Opper dari KB-Kp. Lw. 7
(Kriegsberichter-Kompanie Luftwaffe 7) dan, bila anda jeli, anda bisa
melihat sandal hasil modifikasi lapangan dari sepatu yang dipakai oleh
Joachim Müncheberg!
Gunner Luftwaffe yang berada di posisi sirip belakang pesawat pembom Heinkel He 111 dalam posisi siap berak eh tempur. Dia mengandalkan sebuah MG 15 (Maschinengewehr 15) sebagai senjatanya, serta dilengkapi dengan parasut penyelamat RZ20, stahlhelm Luftwaffe M42, topi pilot berbahan jaring katun Netzkopfhaube LKp N101, sepatu penerbang flieger pelzt-stiefel, jaket terbang K SO/34, serta masker oksigen Auer 10-6701
Sebuah Heinkel He 111 dari 1.Staffel / Kampfgeschwader 53 (KG 53) meluncur menyusuri landas pacu yang dijaga dengan ketat, sementara seorang awak darat nongkrong di atas kokpit pesawat untuk membantu mengarahkan sang pilot supaya tidak melenceng keluar jalur atau menabrak pohon yang banyak tumbuh di sekeliling landasan. Perhatikan alat pengatur api di pipa pembuangannya serta pembawa roket V-1 yang terpasang di bagian kanan badan pesawat! Foto di atas diambil di lapangan udara Varrelbusch antara tanggal 13 September s/d 7 Oktober 1944. 1./KG 53 sendiri beroperasi dari landasan ini sejak tanggal 16 September 1944 dengan tugas utamanya meluncurkan roket-roket V-1 ke Inggris. Roket ini nantinya dilepaskan menuju sasarannya di atas Laut Utara. Misi yang dilaksanakan rata-rata dilakukan di atas ketinggian rendah demi menghindari deteksi radar Inggris. Setelah “bom terbang” tersebut dilepaskan, mereka akan diarahkan ke targetnya menggunakan sebuah bantalan tetap dan pemuat bahan bakar. Kerugian yang diderita KG 53 sendiri terbilang tinggi, yang sebagian besar diakibatkan oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu serta cuaca buruk
----------------------------------------------------------------------------
HEINKEL MILIK NEGARA LAIN
Heinkel
He 111 H-3 Nr.27 milik Aeronautica Regală Română (ARR, Angkatan Udara
Kerajaan Rumania), yang terparkir di sebuah lapangan udara di Bessarabia
musim panas 1941 ini, nantinya mengalami kerusakan parah di Stalino
tanggal 24 Januari 1943, sehingga ditinggalkan ketika pangkalan udaranya
dipindahkan ke front lain. Berdasarkan kontrak militer Jerman-Rumania
yang ditandatangani awal tahun 1939, Rumania akan menerima sejumlah
persenjataan yang signifikan, di antaranya adalah pesawat tempur. Di
antara pesawat-pesawat yang dikirimkan ke ARR tak lama setelahnya adalah
32 buah Heinkel He 111H keluaran terbaru (meskipun Werknummer yang
terdapat pada set pertama ini berada di bilangan antara dua set H-5,
tapi entah kenapa semua dokumen Rumania merujuknya sebagai H-3!).
Kontraknya diselesaikan pada awal tahun 1940, dan bomber-bomber tersebut
kemudian dimasukkan ke Grupul 5 bombardament (Grup Pembom ke-5) yang
berpangkalan di Brasov (Kronstadt), di sebelah tenggara Transylvania.
Grup ini terdiri dari tiga skuadron yang dinamakan sebagai Escadrile
bombardament 78, 79 dan 80. Grupul 5 bombardament sendiri merupakan
sebuah unit bomber élite dari ARR dalam dua kampanye militer pertama
Angkatan Darat Rumania, yaitu “Pertempuran Bessarabia dan Odessa” di
musim panas dan gugur 1941, serta “Pertempuran Stalingrad” di musim
dingin 1942/1943. Diterjunkan di tengah-tengah sengitnya pertempuran,
grup He 111 tersebut menderita banyak korban meskipun bisa dibilang
merupakan tipe bomber ARR paling modern pada saat itu (sebelum
digantikan oleh Junkers Ju 88 yang berkualitas lebih baik). Pesawat yang
menjadi korban kemudian digantikan oleh 15 buah He 111 H-6 bekas pakai
yang dimasukkan ke Escadrila 78 bombardament maritime yang baru dibentuk
kembali. Meskipun namanya berbau-bau laut, pesawat-pesawat H-6 ini
tidak dilengkapi oleh torpedo seperti rencana sebelumnya, tapi malah
berperan sebagai pembom biasa untuk menghajar sasaran darat dan bukannya
laut! Mereka bertempur di musim semi dan panas 1944 dalam pertempuran
untuk mempertahankan Moldavia. Ironisnya, aksi pertempuran terakhir dari
Heinkel He 111 Rumania terjadi melawan pasukan Jerman dan Hungaria, tak
lama setelah Rumania beralih pihak dan bergabung dengan Sekutu di akhir
bulan Agustus 1944! Pada tanggal 20 Desember 1944, beberapa Heinkel He
111 H yang masih tersisa ikut ambil bagian dalam misi terakhir mereka:
serangan pembom besar-besaran yang diarahkan pada target-target yang
berada di Hungaria utara (saat ini menjadi Lučenec di Slovakia). Setelah
perang usai, pesawat He 111 H terakhir yang masih tersisa – yang
ternyata merupakan H-20 bekas Luftwaffe yang dirampas akhir bulan
Agustus 1944 – ditarik dari tugas aktif dan dipreteli untuk dijadikan
besi tua dan dijual ke tukang lek-dut tahun 1956. Heinkel He 111 H-3
Rumania dinomori secara berurutan dari 1 sampai 32 dan diwarnai putih di
siripnya. Mereka menggunakan skema kamuflase serpih (splinter) dari
masa sebelum perang, yang terdiri dari RLM 61 (Coklat Gelap), RLM 62
(Hijau) dan RLM 63 (Abu-Abu Cerah) di atas RLM 65 (Biru Cerah). Karena
pesawat-pesawat Heinkel He 111 H-6 ini merupakan bekas Luftwaffe, maka
mereka pun tetap memajang pola kamuflase asli RLM 71 (Hijau Gelap) dan
RLM 70 (Hitam Hijau) di atas RLM 65 (Biru Cerah). Mereka dinomori dari
47 ke 60, dengan nomornya dicat putih di bagian sirip
Dua
buah foto yang memperlihatkan pesawat pembom Heinkel He 111 H-3 Nr.5
milik Aeronautica Regală Română (ARR, Angkatan Udara Kerajaan Rumania),
yang teronggok di sebuah landasan udara tak dikenal di Bessarabia.
Pesawat ini jatuh karena cuaca buruk selama berlangsungnya misi malam
hari di bulan Juli 1942, tak jauh dari pangkalan udara Popesti-Leordene
di dekat Bukharest, ibukota Rumania. Empat orang terbunuh dalam
peristiwa ini (termasuk seorang Leutnant Luftwaffe), sementara seorang
lagi selamat meskipun menderita luka-luka
Sumber :
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi No.1 tahun 2002
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial Edition No.1 tahun 2003
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.albumwar2.com
www.kruegerwaffen.tumblr.com
No comments:
Post a Comment