
Foto oleh Kriegsberichter Folkerts ini memperlihatkan Generalleutnant Kurt von Briesen (Kommandeur 30. Infanterie-Division) menyaksikan parade kemenangan pasukannya di Avenue Foch, Paris, tanggal 14 Juni 1940. Saat itu 30. Infanterie-Division mendekati Paris dari arah utara, tapi tujuannya sendiri hanya melewati kota tersebut demi melanjutkan memburu pasukan Prancis yang mundur ke arah selatan. Ketika Briesen mendengar berita bahwa Paris dinyatakan sebagai "Kota Terbuka", dia memutuskan untuk mengirim unit kecil ke perbatasan kota tersebut untuk mengecek kebenarannya. Unit tersebut kembali dan melaporkan bahwa tidak ada perlawanan sama sekali yang dijumpai, sementara militer Prancis semuanya telah pergi. Pada saat itulah Briesen memutuskan untuk merubah arah gerakan pasukannya dan mengambil jalur berbeda yang menembus kota Paris. Ketika dia sampai di Champs-Élysées, dia memerintahkan agar diadakan "parade kecil-kecilan", sehingga jadinya 30. Infanterie-Division memasuki Champs-Élysées dengan diiringi oleh band sementara Briesen sendiri memberi hormat sambil menunggang onta. Kejadian tersebut mendapat liputan luas, dan sering disalahpahami sebagai parade kemenangan pasukan Jerman setelah pasukan Prancis menyerah, padahal pada kenyataannya itu hanyalah gerak maju "berkelas" divisi Briesen dengan melewati kota Paris dalam mengejar pasukan Prancis yang mundur!






Foto hasil karya Hugo Jaeger ini memperlihatkan para perwira tinggi Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) yang sedang berdiri di bawah monumen Arc de Triomphe dalam acara parade kemenangan Jerman di Paris pada tanggal 14 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hans von Salmuth (terpotong, Chef des Generalstabes Heeresgruppe B), General der Artillerie Georg von Küchler (Oberbefehlshaber 18.Armee), Oberleutnant der Reserve Heinrich Graf von Lehndorff-Steinort (ajudan Von Bock), perwira Luftwaffe tak dikenal, Generaloberst Fedor von Bock (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B), perwira Heer tak dikenal, General der Artillerie Walter Heitz (Kommandierender General VIII.Armeekorps), Generalmajor Erich Marcks (Chef des Generalstabes 18.Armee), jenderal Luftwaffe tak dikenal, Oberstleutnant im Generalstab Bernhard Steinmetz (Chef des Generalstabes VIII. Armeekorps), dan satu orang perwira staff lain yang tak dikenal. Kendaraan tempur yang berjaga-jaga di belakang mereka adalah leichter Panzerspähwagen (Fu) Sd.Kfz.223


Para perwira dari Leibstandarte SS Adolf Hitler (motorisiert) berpose beramai-ramai di depan Istana Versailles, Prancis, tak lama setelah kesuksesan operasi militer Wehrmacht di Barat tahun 1940 (Fall Gelb). Foto ini diambil tanggal 17 Juli 1940 tak lama setelah upacara penganugerahan Eisernes Kreuz I.Klasse. Beberapa wajah diantaranya bisa dikenali: 1. SS-Oberscharführer Fritz Bügelsack (Panzerspähzug / LSSAH), 2. SS-Hauptsturmführer Alexander Sukkau (Chef 10.Batterie / SS-Artillerie-Bataillon LSSAH), 3. SS-Hauptsturmführer Wilhelm Weidenhaupt (Chef 10.Sturm / III.Sturmbann / LSSAH), 4. SS-Hauptsturmführer Otto Baum (Chef 7.Sturm / II.Sturmbann / LSSAH), 5. SS-Sturmbannführer Wilhelm Mohnke (Kommandeur II.Sturmbann / LSSAH), 6. SS-Hauptsturmführer Georg "Schonberger" Schönberger (Chef Panzersturm-Batterie / LSSAH), 7. SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur LSSAH), 8. SS-Standartenführer August-Wilhelm Trabandt (Kommandeur III.Sturmbann / LSSAH), 9. SS-Obersturmbannführer Martin Kohlroser (Kommandeur I.Sturmbann / LSSAH), 10. SS-Sturmbannführer Wilhelm Keilhaus (Ia Erster Generalstabsoffizier LSSAH), 11. SS-Obersturmbannführer der Reserve Walter Staudinger (Kommandeur SS-Artillerie-Bataillon LSSAH), 12. SS-Hauptsturmführer Herbert Garthe (Chef 12.MG-Sturm/ III.Sturmbann / LSSAH), dan 13, SS-Oberscharführer Erich Grätz (Gruppenführer di 11.Sturm / III.Sturmbann / LSSAH). Sebagai tambahan, SS-Hauptsturmführer Kurt Meyer (Chef 15.[Kradschützen] Sturm / III.Sturmbann / LSSAH) berada di baris kedua antara no.7 dan no.8; SS-Obersturmführer Hugo Kraas (Zugführer II / 15.[Kradschützen] Sturm / III.Sturmbann / LSSAH) di belakang no.2; SS-Sturmbannführer Theodor "Teddy" Wisch (Kommandeur IV.Wachtbataillon / LSSAH) di baris ketiga di belakang no.3; serta SS-Obersturmführer Albert Frey (Chef 9.Sturm / III.Sturmbann / LSSAH) di belakang no.5



Para prajurit dan bintara dari Leibstandarte SS Adolf Hitler (motorisiert) menikmati keindahan kota Paris setelah kemenangan Jerman di Prancis tahun 1940. Seperti turis pada umumnya, mereka juga membeli cenderamatan khas kota tersebut dan diiringi guide yang membawa mereka pada berbagai tujuan wisata yang terkenal di "Kota Cahaya" seperti Menara Eiffel, Place de la Concorde, Sacre-Coeur, Notre Dame de Paris, Arc de Triomphe, dan lain-lain
Seorang penjaga toko di Paris tersenyum sambil menawarkan miniatur menara Eiffel kepada tentara Jerman yang berkunjung. Para "tentara penjajah" ini juga menaiki Menara Eiffel, mengabadikan bangunan-bangunan terkemuka di kota tersebut melalui kamera mereka seperti Notre-Dame dan Arc de Triomphe, serta membeli kamus bahasa Jerman-Prancis! Para pebisnis lokal tidak melewatkan kesempatan tersebut begitu saja, dan restoran-restoran memasang plang "Ici on parle allemand" (bahasa Jerman digunakan disini), sementara para pelacur Prancis yang oportunis menarik "pembeli" dari kalangan tentara Jerman dengan berkata menggoda "Mein Susser" (sayangku) kepada tiap prajurit Jerman yang lewat!
Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Kurt Kühme (Kommandeur Infanterie-Regiment 306 / 211.Infanterie-Division) dan Generalleutnant Kurt Renner (Kommandeur 211. Infanterie-Division). Mereka berdua sedang melakukan inspeksi ke markas III.Bataillon / Infanterie-Regiment 306 - yang difungsikan sebagai Wachbataillon (Batalyon Penjaga) di Paris/Prancis. Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan besar di akhir tahun 1940 atau awal tahun 1941. Kühme sendiri menjadi Komandan IR306 dari tanggal 30 Juli 1940 s/d 16 Oktober 1941. Dia adalah seorang veteran Perang Dunia I dan peraih Pour le Mérite yang kemudian menjadi jenderal SA (dengan pangkat SA-Obergruppenführer) di masa antara dua Perang Dunia. Dia nantinya terbunuh dalam pertempuran di dekat wilayah Hellschlag/Eifel pada tanggal 25 Desember 1944. Pangkat terakhirnya adalah Generalmajor
Seorang perwira Wehrmacht Jerman dengan seragam necis menyempatkan diri untuk membeli satu buket bunga lili lembah (muguet) di Paris, Prancis, pada tanggal 1 Mei 1941. Di tanggal itu biasanya bangsa Prancis saling memberikan bunga lili lembah ke teman-teman terdekatnya, yang dianggap sebagai bunga pembawa keberuntungan
Pada tanggal 21 Mei 1941, Generaloberst Walther von Brauchitsch (Oberbefehlshaber des Heeres) tiba di Paris dari udara, dan disambut di bandara oleh General der Infanterie Otto von Stülpnagel (Militärbefehlshaber Frankreich). Foto ini memperlihatkan saat Panglima Angkatan darat Brauchitsch (kiri) dan Panglima Militer di Prancis Stülpnagel dalam perjalanan ke kota Paris dari bandara. Stülpnagel sendiri adalah seorang jenderal Angkatan darat yang beralih menjadi jenderal Angkatan Udara (dengan pangkat General der Flieger) saat Luftwaffe dibentuk pertengahan tahun 1930-an. Pada bulan Desember 1940 dia balik lagi ke Angkatan Darat dan "berganti" pangkat menjadi General der Infanterie
Inspeksi pasukan Heer di Paris, Prancis, tahun 1941 (kemungkinan persiapan sebelum diterjunkan dalam Unternehmen Barbarossa). Mereka semua memakai tas pakaian standar M31 (Bekleidungssack 31), kaleng pembungkus masker gas M1930 (Tragbüsche für Gasmaske 30) dengan kantong kain gas (Gasplane) di selempang bahu. Perhatikan pula anak-anak yang tampaknya begitu bebas berkeliaran di sekeliling 'tentara Nazi barbar" ini!





Parade mesin perang dari SS-Division (motorisiert) "Leibstandarte SS Adolf Hitler" di jalanan Champs-Élysées (Paris, Prancis) yang berlangsung tanggal 29 Juli 1942. Beberapa yang terlihat melintas adalah Schwimmwagen, Sd.Kfz.250, truk, dan Panzerkampfwagen I Ausf.B. Tiga orang perwira tinggi yang berdiri menghadap kamera adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur SS-Division LSSAH), Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt (Oberbefehlshaber West), dan SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Paul "Papa" Hausser (Kommandierender General SS-Panzerkorps). Foto oleh Kriegsberichter Micheljack dari PK (Propaganda-Kompanie) 696
Parade Korps Musik Wehrmacht di wilayah pendudukan Prancis. Biasanya "unjuk musik" semacam ini dilakukan setiap hari pada waktu senja untuk menghibur warga sekitar dan - dengan maksud lain yang lebih terselubung - untuk mengingatkan warga Prancis bahwa negara mereka kini adalah wilayah jajahan Jerman. Kota Paris, yang sebelum perang dijuluki sebagai "City of Light" (Kota Cahaya), kini cahayanya seakan meredup setelah pasukan Jerman mendudukinya. Keriuhan yang biasanya terdapat di kota besar - lalulintas kendaraan, orang yang lalu-lalang, dan pertunjukan jalanan - jauh berkurang pada periode tahun 1940-1944. Kadangkala sepinya suasana membawa keuntungan tersendiri karena penduduk lokal bisa mendengarkan musik yang mengalun ataupun kicauan burung tanpa gangguan berarti, tapi di lain pihak hal tersebut juga berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan karena seringkali tiba-tiba terdengar suara sirene meraung-raung tanda adanya razia atau serangan udara
Sumber :
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson
Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Bill T.
www.5sswiking.tumblr.com
www.commons.wikimedia.org
www.feuerschutz.tumblr.comFoto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Bill T.
www.5sswiking.tumblr.com
www.commons.wikimedia.org
www.forum.axishistory.com
www.geheugenvannederland.nl
www.life.com
www.wehrmacht-awards.com
1 comment:
terimakasih infonya sangat menarik,jangan lupa kunjungi balik website kami http://bit.ly/2BNthKE
Post a Comment