Oleh : Alif Rafik Khan
Para awak panzer Jerman mendapat pembagian pakaian khusus yang menonjolkan identitas mereka sebagai “orang-orang tank”. Mereka yang menjadi anggota unit-unit tank tertentu mengenakan pakaian yang lebih spesifik lagi. Untuk yang di Heer (Angkatan Darat), unit yang kebagian seragam jenis ini adalah schwere Panzer-Abteilung 103, Panzer-Regiment 22, Panzer-Lehr-Regiment 130, Panzer-Regiment 3, Panzer Regiment 33, dan Panzer-Regiment 16. Untuk seragam yang dikenakan oleh personil Waffen-SS sedikit berbeda dengan yang di Heer.
1. Disini kita bisa melihat topi lapangan perwira gaya lama dan blus hitam panzer berkancing setinggi dada yang mulai diperkenalkan tahun 1934. Feldjacke di gambar ini merupakan milik seorang Oberfähnrich (kadet perwira) yang mengenakan seragam perwira dengan tanda pangkat bahu yang menunjukkan bahwa dia seorang bintara berpangkat tinggi. Lambang elang nasional (Hoheitszeichen) dijahit menggunakan bahan benang kawat alumunium yang biasa digunakan oleh perwira.
2. Topi samping perwira, kemeja awak panzer dan pantalon hitam. Topi samping berwarna hitam ini pertama kali diperkenalkan tanggal 27 Maret 1940. Pinggirannya terbuat dari benang kawat alumunium, sementara Hoheitszeichen dijahit menggunakan bahan yang sama, yang mencirikan pemakainya sebagai seorang perwira. Bentuk jahitan “V” terbalik yang menyelubungi lencana bulat sudah tidak dipakai lagi dari sejak tanggal 8 September 1942, meskipun pemakaiannya masih sering terlihat. Kemeja atau baju kaos abu-abu gelap bersaku ganda terbuat dari bahan rajutan dan mulai diperkenalkan tanggal 23 Juni 1943. Tanda pangkat bahu (disini milik seorang Leutnant) sebenarnya menyalahi peraturan dan dalam teorinya tidak ditempelkan ke baju ini. Pantalon hitam diperketat di sekitar tumit oleh tali seluar. Tali ini cukup panjang sehingga bisa dilipat di sekitar sepatu atau dibiarkan longgar di atas sepatunya.
3. Topi Einheits-Feldmütze yang digambarkan disini merupakan keluaran standar yang pertama diadopsi pada tahun 1943 untuk menggantikan topi lapangan pola sebelumnya. Untuk perwira, seperti biasa, dibedakan dengan bintara atau tamtama, dalam hal adanya jahitan di bagian pinggir dari bahan benang kawat alumunium. Pakaian pelindung awak panzer pertama kali diperkenalkan pada tahun 1942, yang dijahit menggunakan bahan kain layar ringan berwarna hijau “kemerah-merahan”. Potongannya hampir sama dengan yang versi warna hitamnya, hanya saja ada tambahan dua kantong berukuran besar: satu di baju dan satu lagi di pantalon. Tanda pangkat di lengan atas standar saja, sementara yang di mansetnya (“S” untuk Schirrmeister) merupakan penanda khusus yang mulai diperkenalkan pada tahun 1942 dan mencirikan si pemakai berasal dari unit tertentu, dalam hal ini dia adalah bintara senior yang bertanggungjawab dalam menggalang tim pendukung. Bintara semacam ini bisa ditemukan di jajaran staff resimen tank, khususnya di markas kompi, kompi perbaikan dan dalam dua kompi pelayanan yang tersedia.
4. Pola topi samping yang terbuat dari kain mulai digunakan dari sejak tanggal 27 Maret 1942. Lambang nasional dijahit dengan pinggiran abu-abu sesuai dengan yang diperuntukkan bagi para bintara dan pangkat lainnya, tapi kali ini tanpa tambahan “V” terbalik. Pakaian pelindung menggunakan bahan kain layar ringan berwarna hijau “kemerah-merahan”, sebuah pola yang mulai diadopsi untuk para awak kendaraan pengintai lapis baja dari sejak tanggal 5 Mei 1941. Bentuknya sama saja dengan yang versi warna hitamnya. Tanda pangkat berbentuk segitiga di lengan menunjukkan bahwa pemakainya adalah seorang Gefreiter (Kopral).
5. Topi yang diperlihatkan disini adalah Feldmütze, yang menggantikan topi pola 1940 sejak tanggal 21 Juli 1942 dan dibagikan kepada para bintara serta pangkat lainnya. Baju rajutan berwarna abu-abu gelap tanpa saku adalah pola yang digunakan oleh para awak panzer sampai dengan tanggal 23 Juni 1943 ketika mulai digantikan oleh kemeja bersaku dua (lihat di nomor 2). Dasi hitam sendiri merupakan tambahan yang dipakai untuk jalan-jalan. Pantalonnya dilengkapi dengan dua karet pengikat yang merupakan standar di masa itu. Celana berbahan layar berwarna abu-abu lapangan mulai diperkenalkan tahun 1942 dan merupakan pola yang dipakai untuk keperluan musim panas.
6. Helm M1935 dengan pola yang diproduksi di masa tiga tahun terakhir Perang Dunia II dan mempunyai semacam “pelek” yang ditempa ke dalamnya. Yang ini telah dicat dengan warna yang sama dengan kamuflase tanknya. Penggunaannya oleh awak panzer dihentikan tanggal 8 November 1943 tapi pemakaiannya tetap dilanjutkan oleh para anggota resimen panzer lainnya. Seragam abu-abu lapangan berbahan layar sama saja dengan pola 1933, sementara yang di gambar atas diproduksi antara tahun 1943 s/d 1945 yang mempunyai enam buah kancing. Tanda pangkat di bahunya milik seorang Unteroffizier (Sersan) sementara lambang di lengannya menunjukkan bahwa dia adalah anggota Panzerfunkwart (mekanik radio unit lapis baja).
7. Topinya merupakan pola standar yang diproduksi mulai tahun 1943 yang menggantikan topi samping Waffen-SS. Tipe kedua disini mempunyai sebuah kancing plastik di bawah lambang SS (elang SS dan tengkorak) yang dijahit menggunakan benang kawat alumunium. Seragam hitam Waffen-SS diadopsi dari seragam awak kendaraan pengintai lapis baja sejak tahun 1938 dan dibagikan kepada para anggota-anggota panzer pertama akhir tahun 1941. Potongannya yang lebih lurus berbeda dengan seragam panzer kompatriotnya di Heer. Tanda pangkat di kerahnya menunjukkan seorang SS-Sturmmann (Kopral), sementara pita lengannya, “Das Reich”, menunjukkan bahwa dia berasal dari Divisi Panzer SS ke-2.
8. Topi perwira pola standar ini dibedakan dari model untuk pangkat lainnya melalui rajutannya serta lambang yang dijahit menggunakan benang kawat alumunium. Semua topi perwira mempunyai dua buah kancing, sementara lambang elangnya disimpan di pinggir (yang tidak bisa kita lihat dalam gambar ini). Kemeja atau baju kaos abu-abu gelap dengan dua kantong mulai diperkenalkan untuk Waffen-SS tanggal 15 Agustus 1943. Untuk pantalon hitamnya sendiri sedikit berbeda dengan yang dipakai oleh Heer, terutama dalam hal bentuk penutup sakunya.
9. Topi samping perwira di atas adalah pola yang mulai diadopsi oleh Waffen-SS dari sejak tahun 1940. Topi warna hitam ini dipadu-padankan dengan seragam panzer berkancing dada ganda, yang teridentifikasi sebagai milik perwira dari rajutan dan lambangnya yang dijahit menggunakan benang kawat alumunium. Pakaian pelindung berbahan layar dan berwarna hijau “kemerah-merahan” ini dibagikan kepada para anggota kendaraan pengintai lapis baja dari tanggal 1 September 1941: potongannya sama saja dengan yang warna hitamnya, dan dia juga ikut-ikutan dipakai oleh awak panzer. Tanda pangkat kerahnya menunjukkan seorang SS-Untersturmführer (Letnan Dua), sementara pinggiran putih di kerahnya menunjukkan bahwa pemakainya adalah seorang perwira.
10. Topi samping pola 1940 yang dipakai oleh para prajurit dari pangkat lainnya. Pakaian pelindung dua-bagian dalam gambar ini mempunyai bentuk yang sama dengan yang warna hitamnya, tapi dibuat menggunakan kain kamuflase. Lingkar hitam di tanda pangkat bahu yang mempunyai bordiran “LAH” di atasnya menunjukkan bahwa pemakainya adalah anggota SS-Panzer-Regiment 1 atau mantan anggota unit tersebut (yang kemudian banyak tersebar di SS-Panzer-Regiment 12).
11. Selama masa persinggahannya di Italia utara dari 1 Agustus s/d 2 November 1943, divisi Leibstandarte SS Adolf hitler menerima banyak seragam tambahan yang merupakan produksi lokal. Uniknya, jaket kulit ini sebenarnya berasal dari Jerman juga, yang diberikan kepada Angkatan Laut Italia oleh Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman) dan kemudian dari sana berpindah tangan lagi kepada para anggota SS-Panzer-Regiment 1 dan 12 serta SS-Panzer-Bataillon 101. Jaket semacam ini ternyata sangat disukai oleh para awak panzer karena menawarkan tambahan perlindungan yang sempurna dari bahaya api (umum bagi para awak panzer yang kendaraannya seringkali dihantam bom dalam pertempuran!). Seringkali tanda pangkat bahu ikut ditambahkan pada jaket semacam ini, dengan contoh di atas yang merupakan milik seorang SS-Unterscharführer (Sersan).
12. Topi kain kamuflase bolak-balik mulai diadopsi tanggal 1 Juni 1942. Dalam teorinya, tidak ada lambang yang ditempelkan kecuali gambar tengkorak seperti yang digambarkan di atas. Kemeja coklat merupakan pola Waffen-SS standar sampai dengan tanggal 15 Agustus 1943 ketika pemakaiannya digantikan oleh kemeja abu-abu gelap dengan dua kantong (lihat gambar nomor 8). Perhatikan pula dasi hitam serta celana kulit yang umumnya dipakai barengan dengan atasan berbahan sama seperti yang telah dijelaskan di nomor 11.
13. Topi visor (Schirmmütze) dengan pinggiran putih biasa dipakai oleh para perwira di lapangan tanpa dilengkapi oleh tali pengikat dagunya. Overall kamuflase bolak-balik mulai diperkenalkan tanggal 15 Januari 1943 untuk menggantikan pola hijau “kemerah-merahan” seperti yang dipakai sebelumnya (gambar nomor 9) dan diperlihatkan disini dengan bagian musim panasnya yang dipakai di bagian luar. Setelah tanggal 15 Februari 1943 tanda pangkat dipakai di bagian lengan (dengan contoh di atas yang merupakan milik seorang SS-Obersturmführer alias Letnan Satu). Pada bulan Januari, overall ini digantikan dengan pola kain layar kamuflase (nomor 10). Untuk ikat pinggangnya sendiri menggunakan pola Heer.
14. Foto ini diambil di Flanders selama musim dingin 1943/44 saat berlangsungnya latihan batalyon kedua dari SS-Panzer-Regiment 12 dan menunjukkan seorang SS-Unterscharführer (Sersan) dari unit Panzer IV. Seragam hitam Waffen-SS yang dikenakannya secara tidak biasa dikancingkan seluruhnya sampai ke kerah. Tanda pangkat Unterscharführer di bahu yang mendapat tambahan jalinan huruf “LAH” serta pita lengan “Adolf Hitler” yang dikenakannya mengindikasikan bahwa si pemakainya merupakan veteran SS-Panzer-Regiment 1 dari divisi Leibstandarte SS Adolf Hitler. Ini bukanlah hal aneh, karena banyak kader awal 12.SS-Panzer-Division “ Hitlerjugend” merupakan alihan dari LAH. Lambang elang di lengan merupakan bordiran dari bahan benang kawat alumunium, sementara topi kain kamuflase yang dipakainya mulai dikeluarkan dari sejak bulan Juni 1943 dan dilengkapi dengan lambang tengkorak dari bahan metal.
Sumber :
Buku "The Panzers and the Battle of Normandy" karya Georges Bernage
No comments:
Post a Comment